ANTROPOLOGI FORENSIK
Oleh:
Pembimbing:
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sari pustaka yang
berjudul “Antropologi Forensik” tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Prof. dr. Amri Amir, Sp.F(K), DFM, S.H., Sp.Akup atas kesediaannya
untuk meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, mendukung, dan
memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sari
pustaka ini dengan sebaik-baiknya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang turut membantu dalam menyelesaikan sari pustaka ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan sari pustaka ini masih jauh dari
sempurna, baik dalam isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan sari
pustaka selanjutnya. Semoga sari pustaka ini dapat bermanfaat, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2
2.1. Definisi Antropologi Forensik............................................................ 2
2.2. Sejarah Singkat Antropologi Forensik ............................................... 2
2.3. Manfaat Pemeriksaan Antropologi Forensik ...................................... 4
2.4. Penentuan Kerangka Manusia ............................................................ 4
2.5. Penentuan Jenis Kelamin.................................................................... 6
2.6. Penentuan Ras .................................................................................... 9
2.7. Penentuan Perkiraan Umur ................................................................. 11
2.8. Perkiraan Tinggi Badan ...................................................................... 17
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
dengan mengaplikasikan ilmu anatomi untuk identifikasi korban pembunuhan
(Krogman, 1962). 3
Di Indonesia, jumlah ahli antropolog biologi masih terbatas dan hal ini
terdapat pada antropologi forensik. Pemanfaatan keahlian mereka pun dipandang
belum begitu meluas. Padahal kasus-kasus pembunuhan dan penggalian rangka yang
cukup banyak terjadi di Aceh, misalnya, menunjukkan pentingnya pemanfaatan
3
antropologi forensik di Indonesia. Pentingnya antropologi forensik di Indonesia
sebenarnya telah diutarakan oleh Jacob (2000) dengan mengatakan “Bidang ini
sangat menarik, mengundang banyak kemungkinan dan perlu dikembangkan di
Indonesia serta pasti akan banyak diperlukan di masa yang akan datang”. 3
4
teratur. Tulang panjang didapati pada tangan dan kaki seperti humerus, radius, ulna,
femur, tibia dan fibula. Tulang pendek meliputi klavikula, metacarpal dan metatarsal
(jari tangan dan kaki). Tulang pipih terdapat pada tulang-tulang atap tengkorak
seperti frontal, parietal dan occipital. Tulang tidak teratur adalah tulang vertebra dan
basis cranii. Kesalahan penafsiran dapat timbul bila hanya terdapat sepotong tulang
saja. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan serologik dan pemeriksaan
histologik. 4,5
5
2.5 PENENTUAN JENIS KELAMIN
6
- Pinggir kurang bulat posterior
- symphysis pubis - Panjang dan sempit - Lebih bulat
- Lebih masuk ke dalam - Pendek dan lebar
- Sudut tulang kemaluan - Menonjol keluar
(sub pubic angle) - Sudut tulang kemaluan
kurang dari 90o (sub pubic angle) lebih
dari 90o
3 Sudut antara - Sudut tumpul - Sudut hampir 90o
collum dan corpus
femoris
4 Tulang-tulang - Lebih berat - Lebih ringan
kepala - Cavitas cranium 10% - Cavitas cranium 10%
lebih besar dari lebih kecil dari laki-laki
perempuan
5 Condylus - Lebih menonjol - Kurang menonjol
occipitalis
6 Orbita - Bentuk persegi - Bentuk mebundar
7 Dahi - Curam, kurang - Membundar
membundar
8 Tulang pipi - Berat, arkus lebih ke - Ringan, lebih memusat
lateral
9 Glabella, arcus - Lebih menonjol - Kurang menonjol
zygomaticus, arcus
super ciliaris dan
processus
mastoideus
10 Mandibula - Besar, simfisisnya - Kecil, dengan ukuran
tinggi, ramus corpus dan ramus lebih
7
asendingnya lebar kecil
11 Palatum - Besar dan lebar, - Kecil, cenderung seperti
cenderung seperti huruf parabola
U
8
2.6 PENENTUAN RAS
Secara umum, manusia dibagi atas beberapa golongan ras, yaitu: 4,5
a. Ras Kaukasoid
b. Ras Mongoloid
c. Ras Negroid
9
10
Gambar 2.4. Perbedaan tulang-tulang pada berbagai ras.
a. Penutupan sutura
11
Gambar 2.5. Perbedan sutura yang terbuka dan tertutup.
12
hubungan antara umur, tinggi (panjang), berat badan dan pusat penulangan
bayi.
Tabel 2.3. Hubungan umur, tinggi, berat badan dan pusat penulangan.
Panjang bayi baru lahir berkisar antara 47.5 sampai 52.5 cm (rata-rata
50 cm). Pada umur 6-12 bulan, panjang bayi adalah 60 cm, pada umur 1 tahun
13
adalah 67.5 cm dan pada umur 4 tahun panjang bayi ± 2 kali panjang waktu
lahir (lebih kurang 100 cm).
Umur bayi dalam kandungan bisa ditentukan dengan formula de Haas,
yaitu:
- Umur bayi 1-5 bulan sama dengan akar pangkat dua dari panjang badan
(dalam cm).
- Umur bayi 5-10 bulan sama dengan panjang badan (dalam cm) dibagi
dengan 5.
d. Gigi-geligi
Ada 2 jenis gigi, yaitu gigi susu dan gigi permanen. Gigi susu (milk
teeth) disebut gigi sementara atau dens decidui, jumlahnya 20 buah, terdiri
atas 4 buah insisivus, 2 caninus dan 4 molar di setiap rahang. Bayi akan
mengalami pertumbuhan gigi susu pada umur 6 bulan dan selesai
pertumbuhannya pada umur 24 bulan. Jika ada gigi susu insisivus tumbuh,
maka umurnya diperkirakan sekitar 6-8 bulan.
Gigi permanen (permanent teeth) disebut gigi tetap, jumlahnya 32
buah, terdiri atas 4 buah insisivus, 2 caninus, 4 premolar dan 6 molar di setiap
rahang.
Penentuan umur berdasarkan jumlah dan jenis gigi hanya dapat
ditentukan secara umum sampai umur 17-25 tahun. Di atas umur ini yang
diperhatikan adalah keausan gigi (atrisi), warna dan lain-lain.
Gustafson menemukan formula penentuan umur di atas 18-20 tahun
berdasarkan adanya perubahan gigi karena penuaan dan pembusukan gigi
(ageing and decaying changes). Perubahan ini meliputi atrisi, peridontosis,
14
dentin sekunder, resorpsi akar, aposisi sementum dan transparensi akar gigi.
Formula Gustafson ini hanya dapat dipakai untuk penentuan umur pada orang
yang telah meninggal karena gigi harus dicabut dari soket gigi, kecuali pada
orang hidup pengamatan atrisi dan peridontosis dapat dilakukan tanpa
pencabutan gigi.
15
e. Pemeriksaan rahang bawah
Perubahan rahang bawah terjadi sejalan dengan pertambahan umur.
Bisa dibedakan rahang bayi, dewasa dan orang tua. Rahang bayi corpusnya
dangkal dan ramusnya sangat pendek serta membentuk sudut 140o terhadap
corpus dari rahang tersebut.
Pada rahang dewasa, corpus menjadi lebih tebal dan panjang serta
sudut antara ramus dan corpus menjadi 90o.
Pada orang tua, batas dari prosesus alveolaris mulai hilang dan corpus
akan mulai dangkal kembali serta sudut antara ramus dan corpus akan kembali
menjadi tumpul.
16
proksimal menutup pada umur 13-14 tahun pada perempuan dan 14-15 tahun
pada laki-laki. Pada tulang ulna bagian distal menutup pada umur 17 tahun
pada perempuan dan 18 tahun pada laki-laki. Pada tulang clavicula bagian
medial menutup pada umur 20 tahun pada perempuan dan 22 tahun pada laki-
laki. Penulangan tulang rawan pada garis epifisis pada wanita terjadi lebih
dahulu dari laki-laki.
Untuk menentukan tinggi badan, tidak perlu melalui pengukuran badan secara
utuh. Pengukuran dari bagian tubuh masih dapat menentukan tinggi badan seseorang
secara kasar dengan: 4,5
a. Jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan sama dengan tinggi badan.
b. Panjang lengan dikali 2, ditambah 34 cm (=2 kali panjang clavicula) ditambah
lagi 4 cm (lebar sternum).
c. Panjang dari puncak kepala (vertex) sampai symphisis pubis dikali 2.
d. Panjang dari lekuk di atas sternum sampai symphisis pubis dikali 3,3.
e. Panjang ujung jari tengah sampai ujung olecranon dikali 3,7.
f. Panjang femur dikali 4.
g. Panjang humerus dikali 6.
Untuk menentukan tinggi badan dengan lebih baik, dapat dipedomani dengan
formula yang dibuat oleh berbagai ahli.
Formula M. Trotter and G.C. Glesser (1958) dipakai dalam penentuan tinggi
badan rasa Mongoloid dari beberapa tulang panjang, yaitu sebagai berikut.
17
1,22 (femur + fibula) + 70,24 (±3,18 cm)
18
Tinggi badan = 842 + 3,45 x radius kanan
Tulang yang diukur dalam keadaan kering biasanya lebih pendek 2 mm dari
tulang yang segar, sehingga dalam menghitung tinggi badan perlu diperhatikan.
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21