Anda di halaman 1dari 7

Nama : Justitia Intan. M.

J
NPM : 1906428404
Mata Kuliah : Praktikum keperawatan gawat darurat
Tanggal LTM : 10 Maret 2021
Jenis LTM : Pre reading
Topik Bahasan : RJP dan AED

Resusitasi jantung paru termasuk cara pertolongan pertama untuk menghindarkan


adanya ancaman kematian Dilakukan dengan memberikan pernafasan buatan
(ventilasi) dan pijar jantung luar (kompresi dada). Kompresi dada meningkatkan
tekanan intratorakal sehingga mendorong darah keluar dari jantung Dilakukan
terhadap pasien dengan henti nafas (apneu) dan henti jantune (jantung berhenti
memompa darah/berhenti berkontraksi) Tindakan RJP efektif bila tindakan pijat
jantung dapat memberikan 1/4 sampai dengan 1/3 dari aliran darah normal (perfusi ke
jaringan) dan pernafasan buatan dapat memberikan 16% sampai 21% oksigen ke
paru- paru Istilah RJP dikenal juga dengan CPR atau Cardio Pulmonary Resuscitation
Tindakan RJP harus dilakukan segera agar kesempatan hidup lebih besar dan
menghindarkan kerusakan otak dalam waktu 4 sampai dengan 6 menit. Kerusakan
otak bisa dipastikan jika 10 menit tanpa RJP

Tujuan RJP : Untuk mengembalikan fungsi jantung, paru-paru seperti normal,


Mempertahankan aliran 02 ke otak dan perfusi ke jaringan
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Tindakan RJP / CPR :
1. Dilakukan segera ditempat kejadian bila lokasi aman. Jangan dipindahkan jika
RJP belum dilakukan (periksa segera adanya sumbatan jalan nafas dan
lakukan penanganan pertama) bila ada orang lain dapat minta bantuan
penolong yang lebih mampu
2. Di lokasi musibah yang berbahaya sebaiknya pasien dipindahkan ke tempat
aman agar pasien dan penolong terhindar dari bahaya (misal : kebakaran, jalan
raya, dan lain-lain)
3. Korban diletakkan pada permukaan yang datar dan keras dengan posisi
terlentang

Tahap Pelaksanaan
1. Lakukan penilaian awal
 Panggil identitas pasien
 Tepuk-tepuk di daerah pundak
2. Bila tidak ada respons
 Cepat lakukan penilaian henti nafas/henti jantung
 Bila ada teman panggil bantuan
 Minta tolong teman untuk menghubungi ambulans atau orang yang
lebih berkompeten.
 Selama menunggu datangnya bantuan lakukan RJP sesuai dengan
tahapan-tahapannya.
3. Pindahkan pasien ke tempat yang aman, alas yang rata, datar dan keras 4.
Lakukan pemeriksaan C-A-B
Circulation (aliran darah)
 Raba nadi karotis (ada / tidak)
 Pada anak : i. Dibawah 1 tahun (di arteri brachialis) ii. Diatas 1 tahun
(karotis dan femoralis)
 Jika nadi tidak teraba lakukan segera RJP
4. Cara melakukan pijat jantung luar (RJP)
 Letakkan posisi tangan di bagian bawah pertengahan sternum
 Gunakan kedua pangkal telapak tangan diberi tekanan 30 kompresi
dilanjutkan 2 ventilasi 17
 Tekan dengan kedalaman minimal 5 cm
 Kecepatan minimal 100 kali per menit
5. Airways (jalan nafas)
 Bebaskan jalan nafas (hanya pada siklus pertama)
 Bersihkan jalan nafas jika ada sumbatan / benda asing dengan cara
cross finger & finger sweep (sapuan jari). Lihat apakah pangkal lidah
jatuh ke belakang
 Buka jalan nafas (triple manuver)
- Head tilt (untuk pasien tidak ada trauma kepala / leher)
- Chin tilt (untuk pasien tidak ada trauma kepala / leher)
- Jaw thrust (untuk pasien dengan trauma kepala / leher)
Harus berhati-hati pada trauma kepala atau ada jejas di leher karena
kemungkinan ada kerusakan / patah tulang leher Leher di fiksasi dan tulang
belakang diberi penyangga agak keras.

6. Breathing (pernafasan)
 Sambil mempertahankan posisi head tilt – chin lift berikan 2 kali
bantuan nafas mouth to mouth. Ventilasi yang diberikan harus efektif
ditandai dengan dada korban jelas terangkat dan ada ekshalasi setelah
setiap bantuan nafas
 Ulang kembali kompresi dan ventilasi hingga 5 siklus
 Evaluasi Teraba ulangi RJP 5 siklus. Bila teraba lanjutkan dengan
evaluasi breathing dengan melakukan Look – Listen – Feel
 LLF (look, listen, feel) periksa kurang dari 10 detik dengan cara
menempelkan pipi kita ke hidung pasien.
 Look : Melihat erakan dinding dada
 Listen : mendengar suara nafas
 Feel merasakan hembusan nafas

Bila korban tidak bernafas, berikan nafas buatan sebanyak 10 – 12x/menit dengan
cara:
 mouth to mouth (mulut ke mulut)
 mouth to nose (mulut ke hidung)
 mouth to mouth and nose (mulut ke mulut dan hidung)
Re-Evaluasi Cek nadi carotis Cek pernafasan. Lakukan Look – Listen - Feel Jika nadi
teraba dan nafas adekuat, letakkan korban pada posisi recovery. Monitor nadi dan
respirasi hingga ambulans atau bantuan datang

Indikasi RJP Dihentikan


 Bila ada respons Korban / pasien sadar Korban / pasien bernafas spontan
 Bila tidak ada respons RJP dilakukan 30 menit Pupil dilatasi, refleks cahaya
negatif
 Lain-lain : Penolong kelelahan atau tidak ada penolong lain Sudah datang
penolong lain yang lebih kompeten / datang ambulans

AED (Automatic External Defibrilator)

Automated External Defibrillator (AED) adalah perangkat terkomputerisasi yang


dapat menganalisis ritme jantung seseorang, kemudian memberikan kejutan listrik
untuk memulihkan detak jantung. Ini memberikan arahan melalui petunjuk suara dan
indikator visual. AED sangat sederhana dan aman digunakan. Ini tidak akan
memberikan kejutan jika korban tidak membutuhkannya.

Fibrilasi Ventrikuler
Saat jantung tidak menerima cukup oksigen atau terluka, ia dapat berhenti berdetak
dan menjadi kewalahan dengan aktivitas listrik yang kacau yang dikenal sebagai
fibrilasi ventrikel (V-fib). Korban menjadi tidak responsif dan tidak bernapas.
Meskipun CPR dapat memasok oksigen ke otak dan organ vital untuk menjaganya
tetap hidup, biasanya tidak dapat memulihkan detak jantung pada orang dewasa. CPR
membeli waktu hingga AED dapat digunakan.
Saat AED mendeteksi V-fib, ia mengirimkan arus listrik yang kuat melalui jantung,
menghentikan sebentar aktivitas listrik yang kacau. Hal ini memungkinkan jantung
untuk melanjutkan ritme listrik normalnya, memulihkan detak jantung. Semakin cepat
kejutan diberikan, semakin besar peluang untuk bertahan hidup. AED paling berhasil
jika digunakan kurang dari tiga menit setelah serangan jantung

Cara menggunakan AED


1. Hidupkan AED
Gunakan AED segera setelah tersedia. Letakkan AED di dekat kepala korban
dan nyalakan unit dengan menekan tombol, mengangkat tutup atau menarik
gagangnya. Ikuti petunjuk AED.

2. Tempel AED Pads


Buka bagian dada dan seka hingga kering jika basah. Oleskan pembalut ke
dada sesuai gambar di pembalut.
o Kelupas bantalan dari bagian belakang.
o Tempatkan satu bantalan di sisi kanan dada, tepat di bawah tulang
selangka.
o Tempatkan bantalan lainnya di sisi kiri bawah dada.
o Hubungkan bantalan ke AED. Beberapa pad telah disambungkan
sebelumnya ke AED.

Jika ada dua penyelamat terlatih, yang satu melakukan CPR sementara
yang lain menggunakan AED. Penyelamat yang menggunakan AED
memasang bantalan di sekitar tangan orang yang memberikan kompresi dada.
Jangan hentikan CPR saat AED sedang disiapkan untuk digunakan. AED
akan meminta Anda menghentikan CPR jika sudah siap untuk menganalisis
irama jantung.
3. Clear the victims
Sangat penting bahwa tidak ada yang menyentuh korban atau pakaiannya saat
AED menganalisis atau memberikan kejutan.
Saat diminta oleh AED untuk memberikan kejutan:
 Dengan cepat melihat ke atas dan ke bawah seluruh korban untuk
memastikan tidak ada yang menyentuhnya dan dengan lantang berkata,
"Clear."
 Tekan tombol shock.
 Lanjutkan kompresi setelah AED memberikan kejutan, atau jika tidak ada
kejutan yang disarankan. Setiap 2 menit AED akan meminta Anda
menghentikan CPR agar dapat menganalisis irama jantung.
 Jika ada penyelamat terlatih kedua, ganti peran setiap 2 menit saat diminta
untuk menghentikan CPR.
Referensi :
Kementerian Kesehatan RI RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. 2015. PPGD
Basic 1. Bandung.
https://www.resus.org.uk/sites/default/files/2020-03/AED_Guide_2019-12-
04.pdf diakses pada tanggal 10 Maret 2020 jam 17.00

Anda mungkin juga menyukai