Anda di halaman 1dari 9

JSI 6 (2) (2017)

Jurnal Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi
Progresivitas Perempuan Terhadap Ketidakadilan Jender dalam Drama Marsinah
Menggugat Karya Ratna Sarumpaet

Dita Anggrahinita Yusanta , Sumartini, Mulyono


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Hal penting yang akan diteliti ini adalah perjuangan tokoh perempuan dalam melawan
Diterima Februari 2017 ketidakadilan jender. Objek yang akan diteliti adalah naskah drama Marsinah Menggugat karya
Disetujui Maret 2017 Ratna Sarumpaet.Sasaran atau objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah progresivitas
Dipublikasikan Juli 2017 perjuangan perempuan.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
________________ metodekualitatif.Data yang dijadikan objek penelitian adalah kalimat-kalimat dalam teksdrama
Keywords: Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet yang memperlihatkan peristiwa-peristiwa bentuk
female progressive, gender, ketertindasan perempuan dan progresivitas perjuangan perempuan. Teknik analisis data yang
marsinah mengguga digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.Pengumpulan data dalam penelitian ini
drama,feminism bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai perjuangan tokoh perempuan pada
____________________ naskah drama Marsinah Menggugat.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan:1) Fenomena
ketertindasan perempuan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah marginalisasi, subordinasi,
kekerasan fisik dan psikis. 2) Perjuangan perempuan dalam memperjuangkan haknya, Tokoh
Marsinah yang telah dengan berani memperjuangkan haknya dan hak buruh lainnya, salah
satunya dengan menggerakkkan aksi demosntrasi. 3) Progresivitas perempuan dalam
memperjuangkan haknya dalam naskah drama Marsinah Menggugat karya Rartna Sarumpaet dapat
dilihat jelas dari perkembangan arah perjuangan yang dilakukan Marsinah dari waktu ke waktu.
Berawal dari memperjuangkan hidup, kemudian berkembang menjadi memperjuangkan hak
pendidikan, kemudian perjuangan dalam menegakkan keadilan dalam pekerjaan, lalu berkembang
lagi menjadi perjuangan dalam menuntut hak-hak buruh.

Abstract
__________________________________________________________________
Important things that would be research is the female characters in the struggle against gender injustice. The
object to be studied is aMarsinah Menggugat drama by Ratna Sarumpaet. Target or object to be studied in this
research is the progression of women's struggle. The method used in this research is a qualitative method. The
data were subjected to researched are sentences in the textof Marsinah Menggugat drama by Ratna Sarumpaet
that showing aphenomenon of oppression of women and progression of women's struggle. Data analysis
techniques used in this research is descriptive analysis. Collecting data in this study aims to provide a clear
picture of the struggle of a female character in a Marsinah Menggugat drama. Based on the results of the study
showed: 1) The phenomenon of oppression of women were found in this research is the marginalization,
subordination, physical and psychological violence. 2) The struggle women who fight for their rights, Marsinah
who courageously fighting for their rights and the rights of other workers, one of them with menggerakkkan
demosntrasi action. 3) Progressivity women to struggle their rights Marsinah Menggugat drama by Ratna
Sarumpaet can be seen clearly from the development direction of the struggle of the Marsinah from time to
time. Starting from the fight for life, then developed into a fight for the right to education, then the struggle for
justice in the work, and then expand again into the struggle in demanding labor rights.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: dita.yusanta@yahoo.com

37
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

PENDAHULUAN tradisi kaku yang membelenggu mereka, dan


juga terhadap kesewenangan kaum laki-laki.
Pada zaman modern, perempuan di Perkembangan aliran feminisme yang
berbagai negara, termasuk Indonesia mulai pesat ini mengeser sedikit demi sedikit
mempertanyakan, menggugat dominasi, dan ketimpangan yang terjadi selama ini.Hal ini
ketidakadilan yang terjadi dalam sistem terlihat dalam tokoh perempuan dalam novel
patriarki.Perempuan selama ini memang telah Saman dan Larung karya Ayu Utami. Mereka
mengalami subordinasi, represi, dan lebih menerima kelebihan dan kekuatan lain
marjinalisasi di berbagai bidang, termasuk di yang dimiliki oleh perempuan. Novel yang tidak
bidang sastra.Mereka menggugat tentang lagi mencitrakan perempuan itu lemah lembut,
keberadaan dirinya.Ketidakadilan yang terjadi bunga, objek yang menyenangkan, sedangkan
selama ini terlalu mengekang bagi mereka. laki-laki sebagai orang yang kuat, cerdas, aktif,
Untuk mewujudkan cita-cita peningkatan ataupun subjek yang dapat memperlakukan
kualitas pendidikan di kalangan perempuan, perempuan semaunya.
maka kekuatan masa pun dirasa perlu. Oleh Tidak hanya dalam karya prosa, di karya
karena itu, pejuang perempuan pada masa itu drama pun aliran feminisme, khususnya feminis
membentuk suatu organisasi perempuan yang liberal juga banyak digunakan di
akan mewadahi cita-cita mereka. Sudah bukan dalamnya.Salah satunya adalah dalam drama
saatnya, kaum perempuan tunduk dan Marsinah Menggugat karya Ratna
meringkuk dalam lorong-lorong kelam Sarumpaet.Drama ini sangat sesuai jika
sejarah.Karena sejarah sudah membuktikan, dianalisis dengan aliran feminism liberal.
bahwa tak ada kemerdekaan tanpa perjuangan Peneliti memilih naskah drama Marsinah
kaum perempuan. Sejarah pun sudah Menggugat karya Ratna Sarumpaet untuk diteliti
membuktikan bahwa organisasi gerakan lebih lanjut dan akan difokuskan pada
perempuan juga mengambil bagian dalam perjuangan tokoh perempuan dalam
penggulingan tiran Orde Baru dan bangkitnya memperjuangkan haknya. Karena, setelah
Era Reformasi. Kini saatnya kaum perempuan dilakukan pengamatan naskah drama ini
kembali memperjuangkan hak-haknya mempunyai keterkaitan dengan feminisme (isu
memperoleh kesetaraan dan keadilan jender di perempuan).Salah satu feminisme yang
bidang ekonomi dan politik. menonjol dalam drama ini terletak pada
Seiring kemajuan bangsa, tantangan perjuangan seorang buruh bernama Marsinah
pergerakan juga akan terus hadir. Perjuangan yang menggugat pemerintah mengenai hak-hak
perempuan kini sudah berkembang dan mulai buruh.Kedua, naskah drama ini dihasilkan oleh
merambah ke dunia seni dan sastra.Inilah yang pengarang perempuan sehingga menarik untuk
menyebabkan munculnya gerakan feminis dilihat dari kekhususan perempuan dalam
dalam dunia sastra.Pandangan yang menggugat menulis karya sastra.Banyak di antara
dan mempertanyakan ketidakadilan yang pengarang perempuan Indonesia selalu
dialami perempuan yang diakibatkan sistem mengajukan seorang perempuan selaku tokoh
patriarki di dalam dunia sastra. utamanya.Tokoh dalam naskah drama ini
Dunia sastra juga menunjukkan adanya berani melawan yang menurutnya tidak adil,
perkembangan yang bagus terhadap peranan meskipun yang dihadapinya adalah
perempuan, sehingga lahirlah aliran aparat.Keempat, naskah drama ini merupakan
feminisme.Banyak di antara pengarang drama yang kontroversial.Drama ini pada waktu
perempuan Indonesia selalu memilih seorang diluncurkan, langsung mendapat perhatikan
perempuan selaku tokoh utamanya.Rupa- masyarakat luas.Drama ini pun mendapat
rupanya penokohan perempuan itu dapat kecaman keras dari banyak pihak karena isinya
menjadi corong bicara pengarang dalam yang dianggap provokatif.Kelima, drama ini
meneriakkan emansipasi dan protes atas tradisi- menarik untuk dikaji progresivitasnya dalam hal

38
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

perjuangan perempuan. Tokoh Marsinah dalam prosedur penelitian yang menghasilkan data
drama ini merupakan tokoh perempuan yang deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
progresif dan revolusioner, yang berani orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
merumuskan format gerakan buruh untuk Pada penelitian ini menggunakan deskripsi
mengatasi persoalan ekonomi. Marsinah berupa kata-kata tertulis yaitu berupa teks pada
merupakan contoh bahwa ada keharusan bagi naskah drama Marsinah Menggugat karya Ratna
kaum perempuan untuk tidak berdiam diri Sarumpaet.
melihat ketertindasan kaumnya.Kaum Penelitian ini difokuskan pada
perempuan perlu merumuskan sebuah tindakan pendekatan feminisme. Pendekatan feminisme
kongkrit menentang penindasan dan dalam kajian sastra sering dikenal dengan kritik
kemiskinan. sastra feminisme. Showalter (dalam Sugihastuti
Hal penting yang akan diteliti pada karya 2005: 18) menyatakan bahwa dalam ilmu sastra,
sastra ini adalah perjuangan tokoh perempuan feminisme ini berhubungan dengan konsep kritik
dalam melawan ketidakadilan jender. Penulis sastra feminis, yaitu studi sastra yang
tertarik untuk mengalisis drama tersebut mengarahkan fokus analisisnya pada
menggunakan pendekatan kritik sastra perempuanDjananegara berpendapat bahwa
feminisme.Menganalisis karya sastra serta kajian feminisme adalah salah satu kajian sastra
melihat posisi tokoh perempuan serta yang mendasarkan pada pandangan feminisme
perjuangannya dalam menuntut hak. Objek yang menginginkan adanya keadilan dalam
yang akan diteliti adalah karya sastra berupa memandang eksistensi perempuan (Wiyatmi,
naskah drama Marsinah Menggugat karya Ratna 2006: 113).
Sarumpaet.Dengan begitu, uraian di atas Teknik analisis data yang digunakan
sekaligus menguatkan argumen pemilihan kajian dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
feminisme dalam naskah drama dengan Pengumpulan data dalam penelitian ini
difokuskan pada Progresivitas Perempuan bertujuan untuk memberikan gambaran secara
Terhadap Ketidakadilan Jender dalam Drama jelas mengenai perjuangan tokoh perempuan
Marsinah Menggugat Karya Ratna Sarumpaet. pada naskah drama Marsinah Menggugat.
Penelitian ini mengunakan metode
METODE PENELITIAN penyajian informal, yaitu dengan menyajikan
hasil analisis berupa uraian kata-kata yang
Sasaran atau objek yang dikaji dalam menunjukkan bentuk ketertindasan perempuan
penelitian ini adalah progresivitas perjuangan dan progresivitas perjuangan perempuan dalam
perempuan dalam drama Marsinah Menggugat drama Marsinah Menggugat karya Ratna
karya Ratna Sarumpaet Sarumpaet yang diambil Sarumpaet.
dari www.lokerseni.web.id yang diunggah oleh
Gyan Pramesty pada tanggal 1 mei 2011. Lebih HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
rinci penelitian ini difokuskan pada
penggambaran fenomena ketertindasan Drama Marsinah Menggugat karya Ratna
perempuan dan progresivitas perjuangan Sarumpaet menceritakan tentang luapan hati
perempuan yang terdapat dalam naskah drama seorang buruh yang bernama
Marsinah Menggugat. Dalam drama ini, yang Marsinah.Marsinah merupakan korban
mengalami ketertindasan adalah tokoh pelecehan seksual, kekerasan, dan pembunuhan
perempuan, dari masalah ketertindasan tersebut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
perempuan dalam drama ini mencoba untuk Marsinah diceritakan bangkit kembali dari
memperjuangkan hak mereka. kubur dan mendatangi peluncuran buku yang
Metode penelitian yang digunakan dalam ditulis berdasarkan kematiannya.Di tempat
penelitian ini adalah metodekualitatif. Menurut peluncuran buku tersebut, Marsinah menuntut
Moleong (2007:3) metode kualitatif adalah semua orang yang sudah ikut andil

39
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

menghilangkan nyawanya.Penganiayaan “Dari 1500 menjadi 1700, dari 1700


terhadap Marsinah dianggap merupakan akibat menjadi 1900. Satu gelas teh manis di pagi hari,
dari demonstrasi buruh dan konspirasi politik satu mangkok bakso di siang hari,lalu satu
untuk membendung gerakan buruh pada waktu mangkok lainnya di malam hari. Itu takaran
itu.Marsinah yang dianggap sebagai pelopor dari mereka tentang kebahagiaan seorang buruh,
aksi buruh tersebut akhirnya diculik dan yang dituntut untuk memberikan seluruh tenaga
mayatnya dibuang di hutan di daerah Madiun. dan pikirannnya tanpa boleh mengeluh.Mereka
Penelitian terhadap drama Marsinah bermain angka-angka.Mereka tidak pernah
Menggugat ini menggunakan teori feminisme. mempertimbangkan apakah sejumlah angka
Pertama, akan dianalisis dan dibahas tentang mampu memanusiakan seorang buruh. Dan
fenomena ketertindasan perempuan dalam mereka menepuk dada karena itu.”
drama tersebut. Kedua, akan dianalisis dan
dibahas perjuangan perempuan dalam Subordinasi atau anggapan tidak penting
memperjuangkan haknya. Ketiga, akan Pandangan jender ternyata bisa
dianalisis dan dibahas bentuk progresivitas menimbulkan subordinasi terhadap perempuan.
perjuangan perempuan dalam memperjuangkan Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau
ketidakadilan jender. emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil
memimpin, berakibat munculnya sikap yang
Fenomena Ketertindasan Perempuan dalam menempatkan perempuan pada posisi yang
Drama Marsinah Menggugat karya Ratna tidak penting. Tokoh Marsinah juga pernah
Sarumpaet. mengalami ketidakadilan dalam hal keputusan
Dalam drama Marsinah Menggugat karya hukum. Kasus kematiannya sama sekali tidak
Ratna Sarumpaet banyak ditemukan fenomena mendapatkan titik temu. Pelaku
penindasan terhadap perempuan dan sebagian pembunuhannya sampai sekarang belum
besar dilakukan oleh kaum laki-laki.Bentuk teridentifikasi yang melakukannya.
penindasan atau ketidakadilan yang terjadi Lembaga Peradilan yang merupakan
dalam drama ini yaitu, marginalisasi, harapan terakhir bagi rakyat kecil dan lemah
subordinasi, pelabelan negatif, kekerasan, serta seperti Marsinah malah membantu menutupi
beban kerja yang banyak. jejak kematiannya.Lembaga Peradilan tersebut
malah membuat tuduhan-tuduhan palsu.
Marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi Selain menimpa Marsinah, ketidakadilan
Proses marginalisasi, yang mengakibatkan juga menimpa Kuneng.Hal itu dapat dibuktikan
kemiskinan sesungguhnya banyak sekali terjadi dalam kutipan berikut.
dalam masyarakat dan negara yang menimpa “Lagi-lagi Kuneng, lagi-lagi perempuan
kaum laki-laki dan perempuan, yang disebabkan malang itu mengingatkanku betapa
oleh beberapa kejadian, misalnya penggusuran, menyakitkannya menjadi orang tak
bencana alam atau proses eksploitasi (Fakih, berdaya.Satu tahun Kuneng berhasil menunda
2007:14). Proses eksploitasi terlihat jelas dalam pengosongan kampung Ijo itu. Kampung
naskah drama monolog Marsinah Menggugat ini, dimana orangtuanya memiliki sepetak kecil
yaitu eksploitasi buruh. Tokoh dalam drama ini tanah yang dibeli dengan cara cicilan. Bulak-
yaitu Marsinah pun juga mengalami hal yang balik Kuneng ke kantor DPR. Dia yakin betul
sama. Marsinah mendapatkan gaji yang tidak para wakil rakyat itu mampun membelanya
sesuai dengan beban kerja yang berat dan memperoleh ganti yang lebih banyak.Suatu hari
tingginya jam kerja yang dimiliki. Tokoh Kuneng terperangah kecewa.Kampung Ijo itu
Marsinah sebagai buruh juga menerima upah sudah rata digilas traktor.Kuneng akhirnya mati
yang minim dalam pekerjaannya.Hal tersebut gantung diri.”
dapat dilihat dari kutipan berikut.

40
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan pembunuhan yang dilakukan terhadap Marsinah
bahwa keadilan tidak berpihak kepada terbilang sangat keji.Sebuah benda tajam
perempuan tak berdaya seperti Kuneng. Segala dimasukkan ke dalam kemaluannya dan
macam cara Kuneng lakukan ternyata hanya dihujamkan hingga dia mati.
mampu menunda pengosongan lahan tersebut Setelah diperkosa dan dianiaya
selama setahun. Kuneng yang pada awalnya sedemikian rupa.Marsinah akhirnya dibunuh
sangat yakin bahwa para wakil rakyat tersebut dan mayatnya dibuang di hutan jati di
membelanya mendapatkan ganti rugi yang lebih, Madiun.Pembunuhan terhadap Marsinah
akhirnya malah mengecewakannya.Kuneng ternyata memang sudah di rencanakan dari
sampai akhir hayatnya tidak pernah memahami awal.Pembunuh itu menculik Marsinah dan
permainan sebenarnya yang terjadi di atas kemudian membawanya ke TKP, tempat
semua perkara itu.Sampai akhirnya Kuneng Marsinah diperkosa kemudian dibunuh. Hal
depresi dan memutuskan untuk mengakhiri tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
hidupanya dengan bunuh diri. “Aku ingat betul bagaimana rasa takut itu
menyergapku, ketika tangan-tangan kasar tiba-
Kekerasan fisik dan psikis tiba mengepungku dari belakang, mengikat
Banyak macam dan bentuk kejahatan mataku dengan kain, kencang, lalu
yang bisa dikategorikan sebagai kekerasan mendorongko masuk ke sebuah mobil, yang
jender.Namun, Kekerasan Seksual menjadi lebih segera melucur, entah kearah mana...”.
sulit untuk diungkap dan ditangani dibanding
kekerasan terhadap perempuan lainnya karena Pelecehan Seksual
sering dikaitkan dengan konsep moralitas Pada monolog Marsinah Manggugat
masyarakat.Korban juga sering disalahkan terdapat tindak penindasan terhadap perempuan
sebagai penyebab terjadinya kekerasan yaitu salah satunya pelecehan seksual.Jenis
seksual.Ini membuat perempuan korban pelecehan seksual yang diterima oleh tokoh
seringkali bungkam.Berikut jenis kekerasan fisik perempuan dalam naskah drama ini, berupa
yang dialami tokoh perempuan di drama ini. pelecehan verbal dan pelecehan nonverbal.

Pemerkosaan Pelecehan Seksual secara Verbal


Pemerkosaan terjadi jika seseorang Pelecehan seksual secara verbal adalah
melakukan paksaan untuk mendapatkan pelecehan yang berupa ungkapan atau ucapan
pelayanan seksual tanpa kerelaan yang yang dilakukan oleh seseorang atau sekumpulan
bersangkutan. Pemerkosaan terhadap Marsinah orang yang berupa komentar yang tidak
ditunjukkan dalam kutipan berikut. diinginkan tentang kehidupan pribadi atau
“Dari hasil otopsi, diketahui kematian bagian tubuh atau penampilan seseorang,
perempuan malang ini didahului penjarahan lelucon dan komentar bernada seksual.
keji, penganiayaan dan pemerkosaan dengan Marsinah mendapatkan pelecehan seksual
menggunakan benda tajam.” secara verbal berupa kata-kata kotor dari
pelaku.Dalam kasus pelecehan seksual ini
Pemukulan atau serangan fisik dan Marsinah tidak mampu melaporkan kepada
pembunuhan pihak yang berwajib karena bersamaan dengan
Tindak kekerasan seperti pemukulan atau adanya pelecehan tersebut, nyawa Marsinah
serangan fisik juga menimpa pada tokoh pun direnggut darinya.
Marsinah.Marsinah mendapatkan perlakuan
yang keji dari orang-orang yang ingin mencoba Pelecehan Seksual secara Fisik (Nonverbal)
membunuhnya. Pelecehan Seksual secara Fisik adalah
Kekerasan yang dilakukan pada Marsinah pelecehan yang terjadi saat pelaku melakukan
pun berujung pada pembunuhan.Tindak kontak fisik yang tidak diinginkan yang

41
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

mengarah ke perbuatan seksual seperti Marsinah juga berani membela teman-


mencium, menepuk, mencubit.Marsinah, temannnya yang diancam akan di-PHK. Namun
perempuan dalam drama ini juga mengalami perbuatannya tersebut justru membuatnya
pelecehan seksual secara fisik. dianggap berbahaya dan layak untuk dibunuh.
Tidak hanya sekali, Marsinah beberapa “Aku menyaksikan kawan-kawanku di
kali menjadi korban pelecehan rekan kerjanya PHK dibawah ancaman mocong senjata. Dan
sendiri, yaitu satpam dari tempat dia aku mencoba membelanya..Aku hanya
bekerja.Satpam tersebut melakukan perbuatan mencoba membelanya.dan karena itulah aku
tidak senonoh dengan memegang bagian intim dianggap berbahaya dan layak untuk dibunuh.”
Marsinah. Selain itu, Marsinah juga
Selain Marsinah, ada juga tokoh memperjuangkan haknya dalam memperoleh
perempuan lain yang juga mengalami pelecehan pendidikan.Meskipun tidak sempat mengenyam
seksual, yaitu tokoh Kuneng yang merupakan pendidikan formal secara tuntas, namun dia
teman kerja Marsinah. Di usianya yang masih di mencoba belajar dari buku-buku yang dia
bawah umur, Kuneng mendapat perlakuan yang sewa.Marsinah juga mempunyai niatan untuk
tidak senonoh oleh laki-laki yang seharusnya meningkatkan pendidikannya yang pas pasan.
bertugas untuk menjaganya. Sampai akhir hayatnya, Marsinah pun
Pelecehan yang dialami tokoh Kuneng masih memperjuangkan keadilannya.Di dalam
bahkan membuat dia sempat mengalami drama ini juga diceritakan bahwa arwah
gangguang kejiwaan.Kuneng sampai harus Marsinah datang kembali ke peluncuran buku
dibawa ke ahli jiwa karena jiwanya yang benar- miliknya untuk menuntut keadilan dan
benar terguncang.Pelecehan tersebut dilakukan menggugat para pelaku yang bersekongkol
oleh dasar pemaksaan.Para satpam itu berani untuk melenyapkannya, orang yang sudah tega
melecehkan para perempuan karena mereka merebut hak hidupnya.
berfikir mereka laki-laki dan punya Marsinah merupakan contoh bahwa ada
pentungan.Sehingga mereka bisa berlaku sesuka keharusan bagi kaum perempuan untuk tidak
hatinya terhadap perempuan. berdiam diri melihat ketertindasan
“Hanya karena mereka laki-laki dan kaumnya.Kaum perempuan perlu merumuskan
punya pentungan.Mereka merasa berhak ikut- sebuah tindakan kongkrit menentang
ikutan melukai kami.Ikut ikutan penindasan dan kemiskinan.Gerakan Marsinah
memperlakukan kami bagai bahan bulan- ini pun menjadi titik awal bahwa perempuan
bulanan.” harus memperjuangkan hak-haknya dalam
memperoleh kesetaraan dan keadilan jender baik
Perjuangan Perempuan dalam di bidang ekonomi dan politik.
Memperjuangangkan Haknya
Perempuan dalam drama ini yaitu Progresivitas Perjuangan Perempuan
Marsinah, muncul memperjuangkan haknya dan Progresivitas dalam hal perjuangan
hak buruh lainnya.Salah satunya dengan perempuan dapat dilihat dari perkembangan
melakukan aksi demonstrasi.Marsinah juga pemikiran kaum perempuan akan kesetaraan
merupakan salah satu penggerak demonstrasi jender. Berawal dari memperjuangkan
tersebut. pendidikan, lalu berkembang menjadi
Pada masa orde baru, tindakan Marsinah memperjuangkan kesetaraan dalam hal
tersebut dianggap cukup radikal karena pekerjaan.Lalu setelah pendidikan dan
menuntut penguasa secara langsung.Aksi pekerjaan merupakan hal yang penting bagi
demonstrasi yang dilakukan oleh Marsinah perempuan, sekarang perempuan mulai
tersebut dianggap mengganggu kestabilan memajukan kuantitas dan kualitas perwakilan di
pemerintahan. dalam hal politik dan organisasi.

42
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

Progresivitas perjuangan Marsinah kepadanya, kenapa saat itu Sidoarjo menjadi


sebagai perempuan, dapat dilihat jelas dari begitu penting untukku.Apa yang harus
perkembangan arah perjuangan yang dia kukatakan? Apa yangdimnegerti perempuan tua
lakukan dari masa ke masa.Berawal dari itu tentang hak bicara? Tentang pentingnya
memperjuangkan hidup, kemudian berkembang memperjuangkan hak?”
menjadi memperjuangkan hak pendidikan, Di saat perempuan lain hanya menerima
kemudian perjuangan dalam menegakkan dengan pasrah ketidakadilan yang menimpa
keadilan dalam pekerjaan, lalu perjuangan mereka, Marsinah berani menyuarakan apa
dalam menuntut hak-hak buruh. yang ada dipikirannya, yang menurutnya benar.
Marsinah kecil yang dibesarkan dalam Keberanian Marsinah dalam mendalangi
keluarga miskin, hanya tinggal bersama gerakan buruh tersebut mengakibatkan dia
neneknya yang bekerja sebagai petani. Mengerti ditandai sebagai target pembunuhan.
akan kesulitan yang dihadapi oleh neneknya, Marsinah membuktikan, bahwa
Marsinah pun turun tangan membantu perempuan tidak hanya berani berjuang di balik
neneknya berjualan kue. Dia merelakan layar, tapi harus berani berjuang secara terang-
kehilangan masa bahagia kanak-kanaknya demi terangan membela ketidakadilan di hadapan
membantu neneknya membanting tulang untuk publik.Tokoh Marsinah dianggap radikal oleh
menghidupi keluarga tersebut. pemerintah pada waktu itu karena secara tegas
Turut serta Marsinah dalam membantu menuntut hak buruh perihal upah kerja, jam
neneknya mencari nafkah tidak hanya membuat kerja, dan fasilitas yang seharusnya dipenuhi
dia kehilangan kebahagiaan di masa kecilnya, oleh pihak perusahaan yang belum diterima oleh
dia juga kehilangan kesempatan untuk buruh.
mengenyam bangku sekolah.Meskipun begitu, Protes yang dilakukan Marsinah tidak
Marsinah berusaha mengejar ketertinggalannya hanya ditujukan pada perusahan tempat dia
dengan menyisihkan uang hasil penjualan bekerja, tetapi juga ditujukan pada instansi
tersebut untuk membeli buku-buku demi militer yang terkait dalam aksi demo waktu
meningkatkan pendidikannya yang pas-pasan. itu.Marsinah memprotes tindakan instansi
Setelah dewasa, Marsinah kemudian militer yang mengancam teman-temannya
bekerja di sebuah pabrik arloji di Porong, Jawa sesama buruh untuk mengundurkan diri dari
Timur sebagai seorang buruh kecil. Namun perusahaan.
sayang, pada waktu itu posisi buruh perempuan Tokoh Marsinah dalam drama ini
tertekan akibat adanya penerapan sistem kerja merupakan tokoh perempuan yang progresif dan
kontrak di perusahaan-perusahaan. Perusahaan revolusioner, yang berani merumuskan format
mempekerjakan buruh perempuan sebagai gerakan buruh untuk mengatasi persoalan
buruh kontrak yang tidak memiliki hak-hak ekonomi.Marsinah merupakan contoh bahwa
normatif yang sama layaknya buruh tetap ada keharusan bagi kaum perempuan untuk
perusahaan. Akibat statusnya sebagai buruk tidak berdiam diri melihat ketertindasan
kontrak, mereka rentan mengalami berbagai kaumnya.Keberaniannya melawan
persoalan pelanggaran hak. Ketidakadilan ketidakadilan bahkan sampai rela mengalami
tersebut, menggerakkan hati Marsinah untuk penderitaan sampai sedimikian rupa membuat
turun tangan.Dia berfikir bahwa kaum dia disanjung dan dielu-elukan oleh kaum
perempuan perlu merumuskan sebuah tindakan buruh.
konkrit untuk menentang penindasan.Marsinah Namun,meskipun pada akhirnya
pun mulai aktif dalam rapat-rapat dan aksi-aksi Marsinah dibunuh sebelum hak-haknya
buruh.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tercapai.Tapi dia tidak sepenuhnya gagal
kutipan berikut. berjuang, malah justru benar-benar
“Dan sampai akhirnya aku meninggalkan berhasil.Rezim mungkin berhasil
Nganjuk, aku tidak pernah menjelaskan menghilangkan jasad dan nyawa Marsinah dari

43
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

muka bumi, tapi mereka tidak akan pernah dilenyapkan, lalu memunculkan cerita bohong
berhasil menghapuskan sosok dan semangat dan kemudian dibentuknya saksi-saksi palsu,
Marsinah dari para buruh dan kaum gerakan semua itu dilakukan untuk menutupi pembunuh
Indonesia. Kasus Marsinah tentu saja menjadi Marsinah yang sebenarnya.Kekerasan fisik dan
pelajaran berharga bagi perjuangan kaum buruh psikis yang terjadi dalam naskah drama ini yaitu
khususnya perempuan.Seperti halnya Marsinah, pemerkosaan, serangan fisik dan pembunuhan,
kaum buruh sampai saat ini masih belum dan pelecehan seksual. Kasus kekerasan fisik
mandapatkan upah yang layak, jaminan dan psikis tersebut dialami oleh tokoh Marsinah.
kesehatan, jaminan sosial dan kebutuhan Marsinah yang telah ditetapkan sebagai target
lainnya.Begitu juga dengan buruh perempuan, pembunuhan karena telah dengan berani
di gaji dengan upah yang rendah karena menyuarakan haknya kemudian diculik dan
dianggap makhluk yang lemah, mudah dianiaya hingga tewas. Tidak hanya itu,
diintimidasi dan tidak berani melawan. Marsinah juga mengalami pelecehan seksual
Perjuangan marsinah sebagai seorang dan pemerkosaan selama penculikan tersebut.
buruh perempuan yang dengan tegas dan penuh Perjuangan perempuan dalam
keberanian menentang penghisapan oleh memperjuangkan haknya dalam naskah drama
pemodal terhadap kaum buruh, akan terus Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet
hidup dalam setiap perjuangan kaum buruh. dapat dilihat melalui perjuangan Tokoh
Satu-satunya gerakan yang dapat Marsinah yang telah dengan berani
memperjuangkan dan mempertahankan hak-hak memperjuangkan haknya dan hak buruh
perempuan, hingga membebaskan kaum lainnya, salah satunya dengan menggerakkkan
perempuan sepenuhnya. aksi demosntrasi. Aksi demonstrasi tersebut
dilakukan untuk menuntut penyetaraan gaji
PENUTUP yang seharusnya sesuai dengan beban kerja yang
berat dan tingginya jam kerja yang dimiliki.
Berdasarkan pembahasan pada bab Progresivitas perempuan dalam
sebulumnya dapat diambil simpulan sebagai memperjuangkan haknya dalam naskah drama
berikut: Marsinah Menggugat karya Rartna Sarumpaet
Fenomena ketertindasan perempuan yang dapat dilihat jelas dari perkembangan arah
ditemukan dalam penelitian ini adalah perjuangan yang dilakukan Marsinah dari waktu
marginalisasi, subordinasi, kekerasan fisik dan ke waktu. Berawal dari memperjuangkan hidup,
psikis. Fenomena ketidakadilan gender berupa kemudian berkembang menjadi
stereotip atau pelabelan negatif tidak ditemukan memperjuangkan hak pendidikan, kemudian
dalam penelitian ini. Marginalisasi terdapat perjuangan dalam menegakkan keadilan dalam
pada naskah drama Marsinah Menggugat karya pekerjaan, lalu berkembang lagi menjadi
Ratna Sarumpaet ini, yaitu ketika tokoh perjuangan dalam menuntut hak-hak buruh.
Marsinah mengalami tindak eksploitasi buruh. Tokoh Marsinah dalam drama ini merupakan
Marsinah mendapatkan beban kerja yang berat tokoh perempuan yang progresif dan
dan jam kerja yang panjang sehingga tidak revolusioner, yang berani merumuskan format
memungkinkannya untuk mencari pekerjaan gerakan buruh untuk mengatasi persoalan
sampingan sebagai penutup kekurangan hidup. ekonomi. Marsinah merupakan contoh bahwa
Subordinasi yang terjadi dalam naskah drama ada keharusan bagi kaum perempuan untuk
ini, yaitu ketika tokoh Marsinah mengalami tidak berdiam diri melihat ketertindasan
ketidakadilan dalam hal keputusan politik. kaumnya.
Kasus kematiannya sama sekali tidak
mendapatkan titik temu, bahkan malah
menyeret korban-korban lain yang tidak
bersalah. Para saksi utama dibungkam dan

44
Dita Anggrahinita Yusanta dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (2) (2017)

DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender dan Trasformasi


Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong,Lexy J.2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif.Jakarta : PT Remaja Rosdakarya
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka.
Sugihastuti dan Suharto. 2005. Kritik Sastra Feminis,
Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sarumpaet, Ratna.1997.Marsinah
Menggugat.htttp://www.lokerseni.web.id/
diunduh pada tanggal 28 Februari 2009.

45

Anda mungkin juga menyukai