Makalah Kelompok 1
Makalah Kelompok 1
KELOMPOK 1 :
ANTO (2110246872)
JUSNALA YANTI (2110246889)
RENY NOVITASARI (2110246943)
DEBBY PURNOMO (1910246993)
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PERKEMBANGAN KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN
2
Akuntansi keuangan merupakan hal yang terpenting dalam
sebuah perusahaan. Keuangan adalah jantung dari perusahaan itu.
Akuntansi keuangan digunakan dalam menyajikan laporan kondisi
terbaru perusahaan sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan
oleh pimpinan perusahaan.
b. Akuntansi Biaya
Secara pengertian Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan atau
aktivitas berupa pencatatan, pengklasifikasian, pembuatan, hingga
pelaporan semua transaksi atau biaya yang terjadi dari proses produksi
hingga distribusi atau penjualan produk maupun jasa.
Menurut Bastian dan Nurlela (2006) Akuntansi biaya
merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfokus untuk mempelajari
mengenai cara atau metode untuk mencatat, mengukur, hingga
melaporkan informasi mengenai biaya-biaya yang digunakan selama
proses produksi.
Kehadiran akuntansi biaya dapat mengukur serta melaporkan
informasi baik yang berkaitan dengan keuangan maupun non
keuangan, yang berkaitan dengan biaya yang diperoleh serta
pemanfaatan dari sumber daya dalam sebuah organisasi.
c. Manajemen Biaya
Manajemen biaya adalah proses menemukan dan melaksanakan
suatu proyek atau pekerjaan dengan cara yang benar. Hal ini
mencakup perencanaan, estimasi, anggaran, pembiayaan, pendanaan,
pengelolaan, pengendalian, dan perbandingan antar biaya, sehingga
pekerjaan dapat selesai dalam waktu maupun anggaran yang
ditetapkan.
Menurut Don Hansen and Maryanne Mowen, Liming, Guan
(2009) sistem informasi manajemen biaya tidak ditentukan oleh
kriteria yang dipaksakan secara eksternal, namun ditentukan oleh
3
input dan proses, dimana ditetapkan oleh orang-orang di dalam
perusahaan. Sistem manajemen biaya bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai :
- Biaya penetapan produk, jasa, dan objek lain yang menarik bagi
manajemen;
- Perencanaan dan pengendalian; dan
- Pengambilan keputusan.
Selama beberapa dekade terakhir, tekanan persaingan di seluruh
dunia, deregulasi, pertumbuhan industri jasa, dan kemajuan teknologi
informasi dan manufaktur telah mengubah sifat ekonomi dan
menyebabkan banyak perusahaan di bidang manufaktur dan jasa
industry mengubah cara mereka beroperasi. Perubahan-perubahan ini
telah mendorong pengembangan praktik manajemen biaya yang
inovatif dan relevan. Misalnya sistem akuntansi berbasis aktivitas
telah dikembangkan dan diimplementasikan di banyak organisasi.
Selain itu, focus sistem manajemen biaya telah diperluas untuk
mendukung manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik
dan mengelola proses bisnis perusahaan yang digunakan untuk
menciptakan nilai pelanggan. Sebuah perusahaan dapat membangun
keunggulan kompetitif dengan memberikan lebih banyak nilai kepada
pelanggan dengan biaya lebih sedikit daripada pesaingnya, untuk itu
informasi akuntansi harus dihasilkan untuk membantu membangun
keunggulan tersebut.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen biaya :
- Kompetisi global
- Pertumbuhan industri jasa
- Kemajuan teknologi informasi
- Kemajuan dalam lingkungan manufaktur
- Orientasi pelanggan
- Pengembangan produk baru
- Manajemen kualitas total
4
- Waktu sebagai elemen kompetitif
- Efisiensi
d. Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen merupakan dua perpaduan bidang ilmu
sosial yaitu akuntansi dan manajemen. Sekalipun keduanya terlihat
memiliki perbedaan dari segi penamaan, namun kedua kata tersebut
mempunyai keterkaitan dan korelasi yang cukup signifikan dalam
menghasilkan informasi dalam perusahaan khususnya perusahaan
manufaktur.
Menurut Maryanne Mowen, Don R Hansen, and L Heitger
(2012) Akuntansi Manajemen dalam pengelolaan informasi memiliki
tiga tujuan yaitu untuk merencanakan tindakan organisasi,
mengendalikan tindakan organisasi, dan membuat keputusan yang
efektif. Tujuan akuntansi manajemen yaitu untuk menunjukkan
informasi apa yang dibutuhkan, dari mana informasi berasal,
bagaimana informasi tersebut dapat diperoleh, dan bagaimana
informasi itu dapat digunakan manajer untuk melaksanakan
tanggungjawabnya.
5
dan lainnya. Sedangkan Akuntansi Manajemen mengukur, mencatat, dan
menganalisa laporan keuangan dan laporan non keuangan untuk membuat
strategi perusahaan. Akuntansi Manajemen memikirkan perencana kedepan
seperti strategi perusahaan yang akan diterapkan ke depan, anggaran
perusahaan sehingga informasi yang dibuat oleh akuntansi manajemen tidak
harus mempunyai standar, hanya bergantung pada kebutuhan manajer.
Jadi, akuntansi keuangan lebih pada mencatat histori kejadian
ekonomi atau apa yang sudah terjadi, sedangkan akuntansi manajemen lebih
pada membuat informasi apa yang akan dilakukan kedepannya.
6
DASAR AKUNTANSI AKUNTANSI
NO
PERBEDAAN KEUANGAN MANAJEMEN
prediksi dengan
mempertimbangkan
faktor-faktornya
(ekonomi dan non
ekonomi)
5 Obyek yang diukur Fokus pada kinerja Mengevaluasi
(Derajat agregasi) perusahaan secara kinerja entitas, lini
keseluruhan, produk, departemen,
memberikan sudut dan manajer
pandang yang lebih
agregat
6 Luasnya Ringkas serta Lebih luas
berhubungan dengan mencakup aspek
perusahaan secara ekonomi manajerial,
keseluruhan (Laporan teknik industri, dan
Keuangan) manajemen ilmu
pengetahuan serta
berbagai bidang
lainnya. Bahkan
terinci untuk setiap
kegiatan, bagian,
divisi, jenis produk,
dll (laporan
Anggaran, laporan
biaya, laporan
kinerja, laporan
analisis khusus, dll)
7
Selain adanya perbedaan diantara akuntansi biaya, akuntansi
manajemen dan akuntansi keuangan, juga terdapat persamaan dan hubungan
diantara ketiga bidang akuntansi tersebut. Akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen merupakan pengolah informasi yang menghasilkan
informasi keuangan untuk para penggunanya, disamping itu juga berfungsi
sebagai penyedia informasi keuangan yang dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan
Akuntansi Biaya memberikan informasi kepada akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen. Dimana Akuntansi biaya mengukur,
menganalisis dan melaporkan perhitungan biaya untuk akuntansi keuangan,
seperti perhitungan Harga Pokok Produksi dan biaya lain. Sedangkan untuk
Akuntansi Manajemen membutuhkan informasi HPP untuk mengetahui
berapa harga yang diterima pasar sehingga dapat menentukan margin yang
akan ditetapkan (Aditama,2018).
8
2.3 Sejarah Perkembangan akuntansi manajemen
Akuntansi yang kita kenal sekarang telah berkembang seiring dengan
zaman dan peradaban manusia. Masyarakat modern tidak dapat terlepas dari
apa yang dinamakan akuntansi. Namun, akuntansi yang telah diterapkan
sekarang, baik di perusahaan profit oriented maupun non profit oriented,
sebenarnya telah mengalami evolusi. Selama kurun waktu lebih dari enam
puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk mengembalikan relevansi
antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya dikembangkan di USA
mulai akhir abad ke 19 dan permulaan abad 20.
Kebanyakan prosedur perhitungan harga pokok produk dan akuntansi
manajemen yang digunakan pada abad ke-20 tersebut dikembangkan antara
tahun 1880 dan 1925. Banyak perkembangan sebelumnya (sampai tahun
1914) menekankan pada perhitungan penetapan harga pokok produk pada
tingkat manajerial-menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan
menggunakan informasi ini untuk mengambil keputusan strategis.
Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem
biaya konvensional, dilakukan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Para
pengguna mendiskusikan kelemahan informasi yang disediakan oleh sistem
yang dirancang untuk menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, usaha-
usaha untuk memperbaiki sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk
membuat informasi akuntansi yang lebih berguna bagi penggunanya,
daripada untuk menghasilkan seperangkat informasi dan prosedur baru yang
terpisah dari sistem pelaporan eksternal.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, banyak ditemukan bahwa praktik-
praktik akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani
kebutuhan manajerial. Beberapa pihak pihak menyatakan bahwa sistem
akuntansi manajemen yang ada sudah tidak berguna. Kalkulasi biaya produk
yang lebih akurat, lebih berguna, dan menjelaskan secara rinci penggunaan
masukan, dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas,
produktivitas, dan mengurangi biaya.
9
Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi karena
proses dari akuntansi manajemen akan menghasilkan informasi. Pembuat
informasi atau pengguna sistem informasi adalah manusia (bisa para
manajer, investor, pemerintah, dan user lainnya yang berkepentingan
dengan informasi tersebut). Keberhasilan suatu sistem informasi tak lepas
dari perilaku manusianya.
Akuntansi manajemen adalah bagian dari akuntansi yang bertujuan
membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran
akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan
merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada
manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan
organisasinya.
Teknik-teknik dalam akuntansi manajemen membantu manajemen
dalam menjalankan fungsi manajemen. Misalnya, menyusun anggaran
(budget), melakukan analisis cost, volume, propit (CVP), analisis varian,
dan pemilihan sistem pembebanan biaya yang tepat untuk penentuan harga
jual. Pemilihan metode ini akan mempengaruhi keakuratan pembebanan
biaya ke produk sehingga manajer dapat dengan tepat menentukan harga
jual. Dengan demikian, dapat unggul dan bersaing dalam harga.
Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai
ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity
based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi
manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen
mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality
management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran.
Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif
keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih
komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced
scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan
10
(financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer,
pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.
Akuntansi manajemen sangat erat berkaitan dengan manusia. Kajian
atau studi di bidang akuntansi manajemen mendapat perhatian bagi riset
akuntansi di bidang keperilakuan. Kegagalan dalam hal pencapaian kinerja
sebenarnya akibat dari aspek keperilakuan. Perilaku (behavior) adalah
tindakan-tindakan (actions) atau reaksi (reaction) dari suatu objek atau
organisme (Jogiyanto, 2007).
Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen adalah:
1. Kemajuan teknologi informasi.
2. Implementasi metode just-in time manufacturing.
3. Meningkatnya tuntutan kwalitas dan kwantitas
4. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin
pendeknya daur hidup produk.
5. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturig
11
mempertahankan keunggulan kompetitif, para manajer harus menekankan
pada waktu, kualitas, serta efisiensi, dan informasi akuntansi harus dibuat
untuk mendukung tujuan fundamental organisasi.
12
BAB III
KONSEP DAN PERILAKU BIAYA
13
3.2 Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses pengelompokan atas seluruh elemen
yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu, yang lebih ringkas untuk
dapat memberikan informasi biaya yang lebih berarti (Supriyono, 2011: 16).
Informasi biaya dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan,
dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan
tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Jika tujuan
manajemen berbeda, maka diperlukan penggolongan biaya yang berbeda
pula. Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara
penggolongan biaya sehingga dikenal dengan konsep penggolongan biaya
yang berbeda sesuai dengan tujuan yang berbeda (different cost
classifications for different purpose). Berikut ini adalah beberapa cara
penggolongan biaya yaitu :
14
b. Biaya Tidak Relevan (irrelevant cost)
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda
diantara alternatif tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak
mempengaruhi pengambilan keputusan dan akan tetap sama
jumlahnya tanpa memperhatikan alternative yang dipilih. Oleh
karena itu biaya tidak relevan tidak harus dipertimbangkan
dalam pembuatan keputusan.
15
beberapa tingkat produksi untuk pabrik diberikan sebagai
berikut:
16
Mari kita lihat grafik perilaku biaya tetap berikut ini :
17
fixed cost ini dapat diketahui dengan jelas dengan
mengamati biaya-biaya yang tetap dikeluarkan jika
seandainya perusahaan tidak melaksanakan kegiatan sama
sekali dan akan kembali ke kegiatan normal (misalnya
selama pemogokan buruh atau saat kekurangan bahan yang
memaksa perusahaan menutup sama sekali kegiatan
operasionalnya), dalam hal ini committed fixed cost berupa
semua biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat
dikurangi untuk mempertahankan kemampuan perusahaan
di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya.
Contohnya adalah Biaya depresiasi, pajak bumi dan
bangunan, biaya sewa dan biaya asuransi.
18
Sebagai ilustrasi, mari kita kembangkan ilustrasi Days
Computers sebelumnya. Days Computers untuk menyertakan
drive disk CD-ROM mebutuhkan biaya. biayanya adalah biaya
bahan langsung berupa disk drive dan penggerak aktivitasnya
adalah jumlah komputer yang diproses. Setiap computer
membutuhkan satu disk drive seharga $30. Total biaya disk
drive untuk berbagai tingkat produksi diberikan sebagai berikut:
19
Grafik diatas menunjukkan bahwa biaya variabel adalah
diwakili oleh garis lurus yang keluar dari titik asal. Perhatikan
bahwa pada nol unit yang diproses, total biaya variabel adalah
nol. Namun, ketika unit yang diproduksi meningkat, total biaya
variabel juga meningkat. Perhatikan bahwa total biaya variabel
meningkat sebanding dengan kenaikan dalam jumlah komputer
yang diproses (penggerak aktivitas). Tingkat kenaikan diukur
dengan kemiringan garis biaya variabel per unit.
20
Discretionary variable cost
Hampir semua biaya variabel merupakan engineered
variable cost tetapi ada beberapa biaya variabel yang bukan
merupakan engineered variable cost, sehingga
dikelompokkan ke dalam discretionary variable cost. Hal ini
disebabkan karena biaya tersebut bersifat variabel yang
berubah sebanding dengan volume kegiatan (hubungan
yang erat), tetapi antara masukan dan keluarannya tidak
mempunyai hubungan yang nyata (bersifat artificial).
Perubahan yang sebanding itu terjadi karena pengaruh dari
kebijakan manajemen yang memutuskan demikian.
Contoh dari discretionary variable cost adalah biaya
promosi yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan
prosentase tertentu dari pendapatan penjualan. Apabila
terjadi kenaikan volume kegiatan promosi maka secara
sebanding (proporsional) akan terjadi kenaikan biaya
promosi, tetapi jika manajemen menaikkan biaya promosi
belum tentu akan menaikkan tingkat penjualan secara
proporsional.
21
biaya campuran, tetapi perubahannya tidak proporsional dengan
perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya campuran adalah komisi penjualan.
Ilustrasi :
Seorang Karyawan bagian penjualan misalkan sales
representative dibayar dengan gaji ditambah komisi penjualan.
Misalkan Days Computers memiliki 10 karwayan sales
representative, masing-masing mendapatkan gaji $30.000 per
tahun plus komisi $50 per komputer yang terjual. Aktivitasnya
adalah penjualan, dan penggerak aktivitasnya adalah unit terjual.
Jika 10.000 komputer terjual, maka total biaya penjualan (terkait
dengan sales representative) adalah $800.000 yang merupakan
jumlah dari biaya gaji tetap $300.000 (10 × $30.000) dan biaya
variabel $500.000 ($50 × 10.000).
Persamaan linier untuk biaya campuran diberikan oleh:
Y = Fixed cost + Total variable cost
Y = F + VX
Dimana,
Y = Total cost
Untuk Days Computers, biaya penjualan diwakili oleh
persamaan berikut:
Y = $300,000 + $50X
22
Grafik untuk contoh biaya campuran dapat dilihat sebagai
berikut :
23
1. Biaya tetap dalam rentang yang relevan
Contoh:
Untuk menjual 20.000 s.d 80.000 sepatu sebuah toko menyewa ruko
dengan biaya Rp.10.000.000 pertahun.
cost
10.000.000
20.000 80.000
activity
Keterangan :
a. Untuk penjualan 20.000 s.d 80.000 sepatu biaya sewa bernilai
tetap yaitu Rp.10.000.000,-
b. Bila penjualan dibawah 20.000 pc sepatu maka toko tersebut
akan memperoleh keuntungan yang lebih sedikit atau bahkan
hanya mencapai BEP
c. Bila penjualan nya diatas 80.000 pc maka toko tersebut harus
menyewa 1 ruko tambahan, sehingga biaya tetapnya akan
bertambah.
24
cost
120.000
100.000
80.000
19 20 80 81
activity
Keterangan :
1. Penjualan 20 s.d 80 unit biaya yang harus dikeluarkan untuk
setiap unitnya Rp. 100.000
2. Syarat mendapatkan diskon dari pemasok adalah penjualan
diatas 20 unit, untuk penjualan dibawah 20 unit tidak
memperoleh diskon. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan
untuk setiap unitnya di Rp.120.000,-
3. Berdasarkan ketentuan pemasok misalnya penjualan diatas 80
unit mendapatkan diskon yang lebih besar, sehingga harga
perunitnya bisa menjadi Rp. 80.000,-
25
a. Metode titik terendah dan titik tertinggi ( High and Low Point
Method )
Untuk memperkirakan fungsi biaya, metode ini
mengadakan perbandingan suatu biaya pada tingkat kegiatan
dan yang paling tinggi dan terendah di masa yang lalu. Metode
ini mempunyai keunggulan berupa objektivitas. Yakni, dua
orang manapun yang menggunakan metode titik tertinggi dan
terendah pada suatu kumpulan data tertentu akan mendapatkan
jawaban yang sama. Selain itu, metode ini memungkinkan
manajer mendapatkan hubungan biaya dengan cepat hanya
dengan menggunakan dua titik data. Sedangkan kelemahannya
adalah kurang teliti dan cermat, karena hanya didasrkan pada
dua tingkatan kapasitas yang ekstrim, yaitu tertinggi dan
terendah, tingkatan kapasitas yang lain tidak dipertimbangkan.
Contoh :
Jumlah jam mesin dan biaya reparasi dan pemeliharaan
mesin
Titik tertinggi Titik Selisih
terendah
Jumlah mesin 6.000 4.000 2.000
Biaya reparasi dan 24.000.000 20.000.000 4.000.000
pemeliharaan mesin
Rp 4.000.000,00
Maka biaya variabelnya adalah = 2.000 / Jam mesin
2.000
Perhitungan elemen biaya tetap dalam biaya reparasi dan
pemeliharaan mesin adalah
Titik tertinggi Titik terendah
Biaya reparasi dan Rp.24.000.000 Rp.20.000.000
26
Titik tertinggi Titik terendah
pemeliharaan mesin yang
terjadi
Biaya reparasi dan
pemeliharaan mesin variable :
Rp. 2.000 x 6.000
Rp. 2.000 x 4.000 (Rp. 12.000.000 ) (Rp.8.000.000)
Y = 12.000.000 + 2.000X
Keterangan :
Y = Biaya reparasi dan biaya pemeliharaan mesin
X = Volume kegiatan dalam jam mesin
b. Metode Scatterplot
Metode scatterplot menyangkut memeriksa scattergraph (
gambar yang menunjukkan jumlah biaya gabungan pada
berbagai tingkat kegiatan dan memilih dua titik yang paling
terlihat baik mewakili hubungan antara biaya dan kegiatan.
Karena dua titik menentukan satu garis, dua titik terpilih dapat
digunakan untuk menentukan perpotongan dan kemiringan pada
27
garis, dimana garis tersebut berada. Perpotongan mengestimasi
komponen biaya tetap dan kemiringan merupakan estimasi dari
biaya variable per unit kegiatan. Metode scatterplot merupakan
cara yang baik untuk mengidentifikasi nolinieritas, adanya titik
diluar garis, dan adanya pergeseran pada hubungan biaya.
Keunggulan penting dari metode scatterplot metode ini
memeriksa data secara visual. Kelemahannya adalah metode ini
bersifat subjektif.
Contoh soal
Disediakan table sbb :
Bulan Paket yang dikirim Total biaya pengiriman
1 10 800
2 20 1.100
3 15 900
4 12 900
5 18 1.050
6 25 1.250
Disini kita pilih garis yang terbaiknya adalah melalui titik 1dan
titik 4 :
Titik 1 = 10 = 800
Titik 4 = 12 = 900
28
(y2-x2) (900-800) 100
V = = = = 50
(y1-x1) (12-10) 2
= 900 - (50x12)
= 300
29
biaya variable. Rumus perhitungan nilai a dan b adalah sebagai
berikut :
Contoh :
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin perbulan dalam tahun
200x adalah seperti yang tercantum dalam table berikut. Dalam
table tersebut, y menunjukkan jumlah biaya reparasi dan
pemeliharaan dalam ribuan rupiah dan x adalah jumlah
mesinnya.
Penyelesaian :
30
12 x 47.800.000 - 66.000 x 8.400
b =
12 x 380.000.000 - (66.000)²
19.200.000
b =
204.000.000
b = 0,0941
31
3.5 Manfaat Pemisahan Biaya
a. Mengetahui besar biaya tetap dan biaya variable yang dikelurkan oleh
pihak perusahaan dalam menghasilkan produk untuk pengambilan
keputusan jangka pendek.
b. Dapat menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengendalian
biaya khususnya biaya semi variable, dimana dalam penentuan harga
pokok produksi hany memasukkan biaya yang bersifat variable saja
sehingga dapat menambah laba kontribusi bagi perusahaan.
c. Dapat mengetahui berapa besar biaya variable perunit dan berapa
besar biaya tetap pertahun atau perbulan.
32
BAB IV
PENUTUP
33
DAFTAR PUSTAKA
Bastian Bustami & Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya : Kajian Teori dan Aplikasi.
Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu
Don R. Hansen, Maryanne M Mowen, Liming, Guan. 2009. Cost Management, 6th
edition. Thomson-SouthWestern.
Kieso, Weygandt, dan Warfield. (2008). Akuntansi Intermediate, Edisi Kedua
Belas, Jakarta : Salemba Empat.
Maryanne M Mowen, Don R Hansen, Dan L Heitger, 2012. Cornerstones of
Mangerial Accounting, 5th edition. Southwestern-Cengage Learning.
Siregar, Baldric. Suripto, Bambang. Widodo Lo, Eko. Hapsoro, Dodi & Biyanto,
Frasto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Warren, Reeve, dan Fess. (2008). Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu,
Jakarta: Salemba Empat.
Atkinson, Anthony A. et al. 2012. Management accounting : information for
decision making and strategy execution, 6th Edition. New york
Blocher, E.J., David Stout, Gary Cokins, (2010), Cost Management: A Strategic
Emphasis, 5th Edition, Jakarta: Salemba Empat. Diterjemahkan oleh David
Wijaya.
Charles T. Horngren. et al. 2006. Akuntansi Biaya, Jakarta: Erlangga.
34