Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

RM,METEDOLOGI,TEMUAN,SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bentuk pertanggung


jawaban Negara Iran dalam tertembaknya pesawat Malaysia Air Lines

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif, maka
pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang- undang (statute
approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan sejarah (historical
approach), sumber bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum primer,
sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan
dengan teknik studi dokumen dan bahan hukum tersebut dilakukan evaluasi,
interpretasi, argumentasi dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan (1) Tanggung jawab negara Ukraina terhadap Penembakan
Pesawat malaysia Air Lines MH17 bahwa Negara Ukraina harus bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan keselamatan dan keamanan atas kedaulatan
ruang udara di atas wilayahnya yang dilewati oleh pesawat Malaysia Air Lines
MH17 berupa pelayanan navigasi penerbangan, (2) Pihak maskapai
penerbangan Malaysia Airlines harus bertanggung jawab secara terbatas sebesar
100.000 SDR untuk setiap penumpang dan pihak maskapai penerbangan
Malaysia Airlines tidak dapat dikenakan tangung jawab tidak terbatas atau
melebihi 100.000 SDR. Setiap negara diharapkan selalu melakukan pengawasan
terhadap ruang udara yang menjadi kedaulatan wilayah udara di atas yang
menjadi jalur rute penerbangan sipil internasional serta melakukan koordinasi
dengan baik terhadap ICAO (International Civil Aviation Organozation) untuk
menjaga keamanan penerbangan sipil internasional
TEORI DI PAKAI DI BAB 3

Tanggung JAWAB NEGARA TERHADAP PENEMBAKAN PESAWAT


MH17 DIATAS WILAYAH KONFLIK BERSENJATA ANTARA UKRAINA
DAN RUSIA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL
LPHI Universitas Indonesia, “International Law Making”, Jurnal Hukum Internasional, Vol 6 No 4,
2009, hal 565

Dewa Gede Sudika Mangku,”Tanggung Jawab Negara Terhadap Penembakan Pesawat MH17 Diatas
Wilayah Konflik Bersenjata Antara Ukraina dan Rusia Berdasarkan Hukum Internasional”, Jurnal
Komunitas Yusticia, Volume 14. Nomor 1. June 2019 Page 25-33.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertanggungjawaban Negara Iran atas

tertembaknya pesawat sipil Ukraina dalam Hukum Internasional. Rumusan masalah yang

dibahas adalah pengaturan hukum udara Internasional terkait kewajiban para pihak untuk

mengatur keselamatan penerbangan sipil yang melewati wilayah udaranya serta tanggung

jawab Negara Iran terhadap penembakan pesawat sipil Ukraina ditinjau dari Hukum

Internasional. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif, maka

pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang- undang (statute approach),

pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan sejarah (historical approach), sumber

bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Hasil

penelitian menunjukan bahwa (1) Negara berkewajiban memberikan pelayanan keselamatan

penerbangan sipil berupa pelayanan navigasi penerbangan, sehingga harus memberikan

keselamatan dan keamanan atas kedaulatan ruang udara di atas wilayahnya yang dilewati

oleh pesawat yang melintas dengan mengikuti standar dan rekomendasi yang ada (SARP). (2)

Iran harus bertanggung jawab penuh atas terjadinya penembakan ini dikarenakan tidak

menetapkan zona larangan ketika sedang berkonflik. Setiap negara harus selalu melakukan

pengawasan terhadap ruang udara yang menjadi kedaulatan wilayah udara di atas yang

menjadi jalur rute penerbangan sipil internasional serta melakukan kerja sama dengan

berbagai pihak agar keselamatan dan keamanan dalam penerbangan internasional bisa

tercapai.

Pada Pasal 28 Konvensi Chicago 1944 yang berisi tentang pelayanan navigasi udara jelas

merupakan tanggung jawab Negara yang bersumber dari konsep kedaulatan di udara.
Pasal 28 negara berkewajiban memberikan pelayanan keselamatan penerbangan sipil berupa

pelayanan navigasi penerbangan, sehingga harus memberikan keselamatan dan keamanan

atas kedaulatan ruang udara di atas wilayahnya yang dilewati oleh pesawat yang melintas

dengan mengikuti standar dan rekomendasi yang ada (SARP).

Navigasi udara ini merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan di

wilayah udara. Sekaligus agar dapat menjaga keselamatan pesawat udara yang melewati

wilyah Negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai