Abstrak
Telah dilakukan eksperimen Kesetaraan Energi dengan tujuan untuk memahami prinsip
kesetaraan (ekuivalensi) energi dan menentukan nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis.
Hasil pengamatan pengukuran pertama diperoleh, data terbaik pada data ke-2 yaitu pada
Tf={35,5±0,5}˚C dan t={120,0±0,1}s. Pengukuran kedua diperoleh, data terbaik pada data ke-1
yaitu pada Tf={34,5±0,5}˚C dan t={60,0±0,1}s. Pengukuran ketiga diperoleh, data terbaik pada
data ke-1 yaitu pada Tf={3,0±0,5}˚C dan t={180,0±0,1}s. Dari hasil analisis pada kegiatan 1
diperoleh Q={0,27±0,181}x103kal dan W={1,3±0,1}x103J sehingga diperoleh nilai kesetaraan
energi γ=\{5,21±0,04\}J/kal dengan persen diff 22%. Pada kegiatan 2 diperoleh
Q={0,097±0,195}x103kal dan W={0,63±0,05}x103J sehingga diperoleh nilai kesetaraan energi
γ =\{5,62 ±0,03\}J/kal dengan persen diff 29,2%. Pada kegiatan 3 diperoleh
Q={0,35±0,18}x103kal dan W={1,9±0,2}x103J sehingga diperoleh nilai kesetaraan energi
γ=\{5,70±0,03\}J/kal dengan persen diff 31%. Nilai setiap pengukuran dirata-ratakan untuk
memperoleh 1 pelaporan nilai kesetaraan energi yaitu γ́ = { 5 ,5± 0,3 } J/kal dengan persen diff
27%. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan prinsip kesetaraan energi yaitu
energi mekanis yang dialiri arus akan menghasilkan usaha listrik untuk memanaskan air. Energi
panas diterima oleh air dan kalorimeter sehingga temperatur sistem menjadi meningkat. Sehingga
nantinya akan didapat nilai kesetaraan yaitu berapa usaha mekanis yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kalori. Nilai kesetaraan energi berdasarkan praktikum adalah
γ́ = { 5 ,5± 0,3 } J/kal dengan perbandingan dengan teori adalah 27% perbedaannya.
Kata kunci: energi mekanis, energi panas, kalor, kesetaraan energi, usaha listrik
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi?
2. Berapa nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis berdasarkan
praktikum serta perbandingannya dengan teori?
TUJUAN
1. Memahami prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi.
2. Menentukan nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Konsep suhu berakar dari ide kualitatif “panas” dan “dingin” yang
berdasarkan pada indera sentuhan. Suatu benda yang terasa panas umumnya
memiliki suhu yang lebih tinggi daripada benda serupa yang dingin. Suhu juga
behubungan dengan energi kinerik molekul dari bahan (Young, 2002: 457).
Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai panas dan lama-kelamaan
akan mendidih. Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian. Proses air menjadi
panas dan mendidih melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor ke
lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah api, sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin besar nyala api, maka berarti makin besar kalor yang dimiliki, atau
semakin lama dipanaskan maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat
pemebrian kalor tersebut, maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana
semakin lama dipanaskan maka semakin besar kenaikan suhu pada air (Herman,
2015: 1).
Kalor adalah tenaga yang mengalir dari sebuah benda ke sebuah benda lain
karena adanya perbedaan temperatur di antara kedua benda tersebut. Usaha adalah
tenaga yang ditransmisikan dari sebuah sistem ke sebuah sistem yang lain
sedemikian rupa sehingga perbedaan temperatur tidak terlibat secara langsung
(Halliday, 2001: 258).
Menurut Giancoli (2001: 364) kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu
benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain yang temperaturnya lebih
rendah. Kalori didefenisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat celcius. Secara kuantitatif, kerja 4,186
joule (J) ternyata ekuivalen dengan 1 kalori (kal) kalor. Nilai ini dikenal dengan
tara kalor mekanik :
4,186 J = 1 kal
4,186× 103 J = 1 kkal
Sebagai hasil dari percobaan ini dan yang lainnya, para ilmuan kemudian
menginterpretasikan kalor bukan sebagai suatu zat, dan bahkan bukan sebagai
suatu bentuk energi. Melainkan kalor merupakan transfer energi: ketika benda
mengalir dari benda panas ke yang lebih dingin, energi-lah yang di transfer dari
yang panas ke yang dingin. Dengan demikian kalor merupakan energi yang di
transfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur.
Menurut Herman (2015: 7-8), hukum pertama termodinamika tentang
hukum kekekalan energi dijadikan dasar untuk menentukan kesetaraan energi
panas (kalori) dan energi mekanis (joule). Berikut dalam gambar diberikan
diagram percobaan joule.
Identifikasi Variabel
1. Variabel manipulasi
a. Massa air (ma) (kg)
b. Waktu (t) (s)
2. Variabel respon
Suhu akhir (Tf) (oC)
3. Variabel kontrol
a. Suhu awal (To) (oC)
b. Tegangan (V) (Volt)
c. Kuat arus listrik (I) (A)
d. Massa kalorimeter+pengaduk (m1) (kg)
Analisis data
A. Untuk Pengukuran 1 dengan m1
1. Jumlah kalor air
a. Kalor air
Qair = mair × cair × ∆T
Qair = 167,090 g × 1 kal/gCo × (35,5 – 34,0)oC
Qair = 167,090 kal/Co × 1,5oC
Qair = 250,635 kal
b. Ketidakpastian
Qair = mair × cair × ∆T
Karena cair bernilai konstan jadi,
Qair = mair × ∆T
∂ Qair ∂ Q air
d Qair =| |∂ m air | |
d m air +
∂∆T
d∆T
d Q air ∆T m air
Q air
=
| |
Q air
d m air + | |
Q air
d∆T
∆ m air ∆∆T
∆Q air = | |
m air
+
∆T
Q air
∆Q air = |0,010 g
167,090 g
+
1,0 ℃
1,5 ℃ |
250,635 kal
∆ Q aluminium =|0,010 g 1℃
61,400 g 1,5 ℃ |
+ 20,262 kal
dW=|∂W
∂V |dV+|
∂W
∂I |dI+|
∂W
∂t |
dt
∂V.I.t ∂V.I.t
dW=|
∂V |
dV+|
∂I |dI+|∂V.I.t
∂t |dt
dW=|I.t|dV+|V.t|dI+|V.I|dt
dW I.t V.t V.I
W
= | | | | | |
V.I.t
dV+
V.I.t
dI+
V.I.t
dt
dW 1 1 1
=| | dV+| |dI+| |dt
W V I t
∆W ∆V ∆I ∆t
W |V | |I | |t |
= + +
∆V ∆I ∆t
∆W=| + + |W
V I t
0,5 V 0,02 A 0,1 s
∆W=|
120 s |
+ + 1260 J
7,5 V 1,4 A
∆W=|0,067+0,014+0,00083|1260 J
∆W=|0,08183|1260 J
∆W=103,1058 J
f. Kesalahan relatif
∆W
KR = × 100 %
W
103,1058 kal
KR = × 100 % = 8,2 % (2 AB)
1260 kal
g. Derajat Kepercayaan
DK=100%-KR
DK=100%-8,2%=91,8%
h. Pelaporan fisika
W ={W± ∆W}
W={1,3±0,1}x103J
5. Kesetaraan energi
Tabel 2. Hubungan antara Energi Panas dengan Usaha
No
Energi Panas (Q) (kal) Usaha (W) (J)
.
1 90,299 630
2 270,897 1260
3 361,196 1890
4 541,794 2520
5 632,093 3150
6 722,392 3780
7 902,99 4410
8 993,289 5040
9 1083,588 5670
10 1173,887 6300
7000
6000
f(x) = 5.21 x − 66.66
R² = 0.99
5000
Usaha (W) (J)
4000
3000
2000
1000
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Energi Panas (Q) (kal)
|0,010
∆ Q aluminium =
g 1℃
61,400 g 0,5 ℃ |
+ 6,754 kal
3. Energi panas Q
a. Jumlah kalor
Q=90,525 kal+6,754 kal
Q=97,279 kal
b. Ketidakpastian
Q=181,055 kal+13,5091 kal
Q=194,5641 kal
i. Kesalahan relatif
194,5641 kal
KR = × 100 % = 200 %
97,279 kal
j. Derajat Kepercayaan
DK=100%-200%=-100%
k. Pelaporan fisika
Q={0,097±0,195}x103kal
4. Usaha listrik
a. Usaha
W=7,5 V. 1,4 A. 60 s
W=630 J
b. Ketidakpastian
∆W=|0,067+0,014+0,0017|630 J
∆W=|0,0827|630 J
∆W=52,101 J
c. Kesalahan relatif
52,101 kal
KR = × 100 % = 8,3 % (2 AB)
630 kal
d. Derajat Kepercayaan
DK=100%-8,3%=91,7%
e. Pelaporan fisika
W={0,63±0,05}x103J
5. Kesetaraan energi
Tabel 3. Hubungan antara Energi Panas dengan Usaha
No
Energi Panas (Q) (kal) Usaha (W) (J)
.
1 97,279 630
2 194,558 1260
3 291,837 1890
4 389,116 2520
5 583,674 3150
6 680,953 3780
7 778,232 4410
8 875,511 5040
9 972,79 5670
10 1070,069 6300
7000
6000
f(x) = 5.62 x + 130.17
R² = 0.99
5000
Usaha (W) (J)
4000
3000
2000
1000
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Energi Panas (Q) (kal)
∆Q air = |0,010 g
163,500 g
+
1,0 ℃
2,0 ℃ |
327 kal
|0,010
∆ Q aluminium =
g 1℃
61,400 g 2,0 ℃ |
+ 27,016 kal
h. Pelaporan fisika
Q={0,35±0,18}x103kal
4. Usaha listrik
a. Usaha
W=7,5 V. 1,4 A. 180 s
W=1890 J
b. Ketidakpastian
∆W=|0,067+0,014+0,00556|1890 J
∆W=|0,08656|1890 J
∆W=163,5984 J
c. Kesalahan relatif
163,5984 kal
KR = × 100 % = 8,7 % (2 AB)
1890 kal
d. Derajat Kepercayaan
DK=100%-8,7%=91,3%
e. Pelaporan fisika
W={1,9±0,2}x103J
5. Kesetaraan energi
Tabel 4. Hubungan antara Energi Panas dengan Usaha
No
Energi Panas (Q) (kal) Usaha (W) (J)
.
1 88,504 630
2 177,008 1260
3 354,016 1890
4 442,52 2520
5 531,024 3150
6 619,528 3780
7 796,536 4410
8 885,04 5040
9 973,544 5670
10 1062,048 6300
7000
6000
f(x) = 5.7 x + 87.54
R² = 0.99
5000
4000
Axis Title
3000
2000
1000
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Axis Title
6. Perbandingan teori
%diff== |1,4,848
324
|×100 % = 27 %
PEMBAHASAN
Pengukuran 1 dengan m1 adalah {167,090±0,010}g, diperoleh suhu akhir
Tf untuk data terbaik adalah data ke-2 yaitu {35,5±0,5}˚C dan waktu yang
dibutuhkan adalah {120,0±0,1}s. Data suhu akhir ini digunakan untuk mencari
nilai jumlah kalor. Jumlah kalor diperoleh dari penjumlahan kalor air dengan
kalor aluminium menggunakan persamaan umum kalor yaitu Q=m.c.T. Pada
analisis kalor air diperoleh Qair = 250,635 kal dengan ketidakpastian ∆Qair =
167,94 kal sehingga kesalahan relatifnya 67% dengan pelaporan fisika
Qair={0,25±0,17}x103kal. Jumlah kalor kalorimeter ditambahan pengaduk sebagai
kalor aluminium diperoleh Qaluminium = 20,262 kal dengan ketidakpastian ∆Qaluminium
= 13,5788 kal. Kesalahan relatifnya 67% dengan pelaporan fisika
Qaluminium={0,020±0,014}x103kal. Dari kedua data tersebut setelah dijumlahkan
diperoleh energi panas Q=270,897 kal dengan ketidakpastian Q=180,7188 kal.
Kesalahan relatifnya 67% dengan pelaporan fisika Q={0,27±0,181}x103kal.
Data waktu yang diperoleh digunakan untuk mencari nilai usaha listrik
dengan persamaan W=V.I.t. Dari hasil analisis diperoleh W=1260 J dengan
ketidakpastian ∆W=103 ,1058 J. Kesalahan relatifnya 8,2% dengan pelaporan
fisika W={1,3±0,1}x103J.
Jumlah kalor yang diperoleh sebagai energi panas sedangkan usaha listrik
sebagai energi mekanis. Dari 10 data yang diambil kemudian dibuatkan grafik
hubungan antara energi panas dengan usaha. Dari grafik diperoleh y=mx+c
∆W
dimana W=Qx+c. Nilai m dari grafik bernilai tan θ yaitu =γ. Dimana
∆Q
merupakan nilai kesetaraan energi yang diperoleh berdasarkan praktikum. Dari
grafik diperoleh γ=5 ,2148 J/kal dengan ketidakpastian 0,0412 J/kal.
Ketidakpastian relatifnya adalah 0 ,79 % dengan pelaporan fisika
γ =\{5,21±0,04\}J/kal. Nilai ini jika dibandingkan dengan teori yaitu 1
kalori=4,186 J diperoleh persen perbedaan yaitu 22%.
Pengukuran II dengan m2 adalah {181,050±0,010}g, diperoleh suhu akhir
Tf untuk data terbaik adalah data ke-1 yaitu {34,5±0,5}˚C dan waktu yang
dibutuhkan adalah {60,0±0,1}s. Data suhu akhir ini digunakan untuk mencari
nilai jumlah kalor. Pada analisis kalor air diperoleh Qair = 90,525 kal dengan
ketidakpastian ∆Qair = 181,055 kal sehingga kesalahan relatifnya 200 % dengan
pelaporan fisika Qair={0,09±0,18}x103kal. Jumlah kalor kalorimeter ditambahan
pengaduk sebagai kalor aluminium diperoleh Qaluminium = 6,754 kal dengan
ketidakpastian Q=13,5091 kal. Kesalahan relatifnya 67% dengan pelaporan
fisika Qaluminium={0,007±0,0014}x103kal. Dari kedua data tersebut setelah
dijumlahkan diperoleh energi panas Q=97,279 kal dengan ketidakpastian
Q=194,5641 kal. Kesalahan relatifnya 200% dengan pelaporan fisika
Q={0,097±0,195}x103kal.
Data waktu yang diperoleh digunakan untuk mencari nilai usaha listrik
dengan persamaan W=V.I.t. Dari hasil analisis diperoleh W=630 J dengan
ketidakpastian ∆W=52,101 J. Kesalahan relatifnya 8,3% dengan pelaporan fisika
W={0,63±0,05}x103J. Dari grafik diperoleh γ=5 , 6199 J/kal dengan
ketidakpastian 0,0 337 J/kal. Ketidakpastian relatifnya adalah 0 , 6 % dengan
pelaporan fisika γ =\{5,62±0,03\}J/kal. Nilai ini jika dibandingkan dengan teori
yaitu 1 kalori=4,186 J diperoleh persen perbedaan yaitu 29,2%.
Pengukuran II dengan m2 adalah {163,500±0,010}g, diperoleh suhu akhir
Tf untuk data terbaik adalah data ke-3 yaitu {36,0±0,5}˚C dan waktu yang
dibutuhkan adalah {180,0±0,1}s. Data suhu akhir ini digunakan untuk mencari
nilai jumlah kalor. Pada analisis kalor air diperoleh Qair = 327 kal dengan
ketidakpastian ∆Qair = 163,52 kal sehingga kesalahan relatifnya 50% dengan
pelaporan fisika Qair={0,33±0,16}x103kal. Jumlah kalor kalorimeter ditambahan
pengaduk sebagai kalor aluminium diperoleh Qaluminium = 27,016 kal dengan
ketidakpastian ∆Qaluminium = 13,5124 kal. Kesalahan relatifnya 50% dengan
pelaporan fisika Qaluminium={0,027±0,014}x103kal. Dari kedua data tersebut setelah
dijumlahkan diperoleh energi panas Q=354,016 kal dengan ketidakpastian
Q=177,0324 kal. Kesalahan relatifnya 50% dengan pelaporan fisika
Q={0,35±0,18}x103kal.
Data waktu yang diperoleh digunakan untuk mencari nilai usaha listrik
dengan persamaan W=V.I.t. Dari hasil analisis diperoleh W=1890 J dengan
ketidakpastian ∆W=163 ,5984 J. Kesalahan relatifnya 8,7% dengan pelaporan
fisika W={1,9±0,2}x103J. Dari grafik diperoleh γ=5 , 6958 J/kal dengan
ketidakpastian 0,0 33 6 J/kal. Ketidakpastian relatifnya adalah 0 , 59 % dengan
pelaporan fisika γ =\{5,70±0,03\}J/kal. Nilai ini jika dibandingkan dengan teori
yaitu 1 kalori=4,186 J diperoleh persen perbedaan yaitu 31%. Nilai kesetaraan
energi yang dilaporkan merupakan hasil rata-rata untuk ketiga pengukuran
sehingga diperoleh pelaporan fisika γ́ = { 5 ,5±0,3 } J/kal dengan kesalahan relatif
5,37% dan perbandingan teori adalah 27%.
Nilai kesalahan relatif yang tinggi pada data setiap jumlah kalor
pengukuran I, II, dan III disebabkan karena data yang paling baik yang diperoleh
dari ke-10 pengambilan data memberikan data terbaik pada data-data awal. Data-
data awal ini berarti pada saat perubahan suhunya sangat kecil dari suhu awal
yaitu 34,0˚C. Seperti perubahan suhu pada pengukuran I, II, dan III berturut-turut
adalah 1,5˚C, 0,5˚C, dan 2,0˚C. Sedangkan ketidakpastian mutlak termometer
adalah 0,5˚C. Sehingga jika dibagikan untuk mencari KR tentu nilainya sangat
besar.
Nilai persen diff dari ketiga pengukuran yaitu pengukuran I, II, dan III
berturut-turut adalah 22%, 29,2%, dan 31%. Hasil praktikum yang didapatkan ini
juga cukup besar. Hal ini dikarenakan sistem pada kalorimeter yang tidak dijaga
konstan. Penutup pada kalorimeternya pun tidak rapat sehingga ada kemungkinan
kalor keluar dari sistem. Basicmeter yang digunakan juga kurang baik karena
angka nolnya tidak tepat berimpit. Sehingga dalam pengukuran kuat arus maupun
tegangannya tidak akurat. Hal-hal inilah yang mempengaruhi perolehan data
praktikum ini.
DAFTAR RUJUKAN