Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shakila Aulia Zahra

NPM : 2006469443

Resume

Dampak ( Impact ) dari Biodiversity Loss

Artikel 1

Pollinator yang tersedia oleh alam memberikan manfaat yang cukup signifikan
bagi masyarakat terutama dalam hal ketersediaan pangan. Hal ini berarti membuktikan
bahwa adanya kaitan yang erat antara Pollinator dengan kesejahteraan masyarakat
terhadap fungsi ekosistem. Pollinator berperan dalam proses penyerbukan bagi
sebagian besar tanaman global hingga tanaman liar. Pollinator memang banyak
memberikan dampak yang positif dalam kehidupan bagi manusia seperti menopang
populasi tumbuhan liar yang turut andil dalam menopang keanekaragaman hayati dan
fungsi ekosistem, meghasilkan madu dan produk peternakan lebah, serta tentu saja
mengamankan pasokan benih dan buah yang dapat dipergunakan untuk menunjang
ketersediaan pangan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Adanya penyerbukan yang dilakukan oleh Pollinator ( hewan penyerbuk)


nyatanya dapat mempengaruhi sekiranya 75% hasil dan kualitas dari jenis tanaman
global yang memiliki pengaruh yang cukup penting bagi makhluk hidup lainnya. Hasil
tanaman global memiliki ketergantungan terhadap Pollinator. Hal ini dibuktikan jika
layanan penyerbukan yang dilakukan oleh Pollinator berskala besar akan berimplikasi
pada banyaknya variasi pada tanaman global. Oleh sebab itu, pemahaman terkait
hubungan antara layanan penyerbukan dan produktivitas tanaman terhadap bagaimana
perubahan populasi atau keragaman Pollinator yang akan mempengaruhi produksi
pangan dinilai cukup berkaitan erat.

Jika keragaman Pollinator menurun, ini akan berdampak pula terhadap aspek
ekonomi manusia. Penyerbukkan yang dilakukan oleh Pollinator secara substansial ini
dapat mempengaruhi pasar tanaman global. Seringkali tanaman yang disebuki oleh
Pollinator memiliki harga jual yang lebih tinggi daripada tanaman yang tidak memiliki
penyerbuk. Jika dilihat dari harga pasar dan produksi tahun 2009, layanan penyerbukan
yang dilakukan oleh Pollinator meningkatkan hasil panen global dengan tambahan US$
235- 577 miliar setiap tahunnya. Kakao, almond dan kopi hasil penyerbukan Pollinator,
saat ini banyak ditanam oleh manusia karena mempunyai nilai yang berharga. Tanaman
hasil Pollinator berdampak pada ketersedianya lapangan pekerjaan yang tentu
berimplikasi akan mempengaruhi pendapatan bagi jutaan orang.

Selain pada aspek ketahanan pangan, tanaman yang penyerbukannya bergantung


pada Pollinator juga dapat berkontribusi dalam penyediaan obat – obatan, bahan bakar
nabati, serat, bahan bangunan, alat musik, seni, kerajinan tangan, hingga kegiatan
rekreasi sekalipun. Pollinator dengan produknya juga secara tidak langsung
mempengaruhi dan berdampak positif bagi masyarakat antara lain sebagai sumber
inspirasi seni, musik, sastra, agama, tradisi, teknologi, hingga pendidikan. Surat An-
Nahl dalam Al-Qur’an menjadi bukti bahwa Pollinator dalam hal ini yang dimaksud
adalah lebah yang menginspirasi teks dan gambar pada konteks agama global.

Hilangnya keragaman Pollinator yang terkelola akan menimbulkan dampak


negatif terhadap produksi makanan manusia karena ini berkaitan erat dengan
berkurangnya jenis tanaman yang bergantung terhadap Pollinator. Produksi tanaman
yang bergantung langsung pada penyerbukan merupakan sebagian kecil volume pangan
global kisaran 5- 8 %. Namun, meski kecil, fraksi dari total produksi pertanian itu
bergantung langsung pada Pollinator telah meningkat empat kali selama lima dekade
terakhir dibandingkan dengan peningkatan dua kali lipat dalam fraksi yang tidak
bergantung pada Pollinator.
Report 1

Manusia sejatinya memang akan sangat bergantung dengan berbagai makhluk


hidup lain yang akan membentuk keanekaragaman hayati dunia serta aliran jasa
ekosistem. Nilai jasa penyediaan ekosistem ini akan terlihat jelas kala keanekaragaman
hayati tersebut mulai menurun. Untuk contoh yang dapat diambil adalah terganggunya
ketergantungan pertanian modern pada sejumlah kecil varietas dan keturunan,
mengurangnya variasi materi genetik yang tersedia sehingga mengganggu terjadinya
proses rekayasa genetika, serta point yang paling utama ialah menempatkan
ketersediaan pangan dalam kondisi resiko.

Bencana alam yang terjadi seperti badai, tsunami, dan banjir tentu memberikan
fokus yang tajam pada nilai jasa pengaturan ekosistem. Dalam dua kasus sebelumnya,
menyebabkan hilangnya ekosistem pesisir pelindung secara besar – besaran sehingga
berimplikasi pada meningkatnya keterpaparan komunitas pesisir. Selain nilai- nilai yang
diatas, terdapat nilai dari berbagai jenis jasa ekosistem antara lain adalah nilai layanan
pendukung dan nilai jasa budaya. Degradasi jasa ekosistem akan menunjukkan
hilangnya “ modal alam”. Sebuah studi baru – baru ini menyimpulkan bahwa hilangnya
keanekaragaman hayati akan menyebabkan pula hilangnya jasa ekosistem dan biaya
ekonomi.

Seringkali kaum proletar pedesaan di negara berkembang inilah yang terkena


dampak parah dan cukup signifikan terhadap hilangnya keanekaraaman hayati karena
mereka sangat bergantung pada jasa ekosistem sebagai penunjang hidup. Semakin
banyak wilayah di dunia yang mengalami penurunan keanekaragaman hayati dan jasa
ekosistem ini telah mencapai titik kehancuran ekologis sehingga timbul problema baru
seperti kekurangan gizi, kelaparan, serta konflik yang berkepanjangan. Luasnya dampak
yang dirasakan oleh berbagai kelompok masyarakat di negara maju juga cukup
bervariasi, mulai dari tekanan emosional hingga gangguan ekonomi dan sosial yang
parah, seperti permasalahan jatuhnya stok ikan atau bahkan kerusakan akibat bencana
alam yang tidak dihindarkan lagi.
Dalam kebanyakan kasus yang terjadi, dampak negatif dari kehilangan serta
degradasi ekosistem turut dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat yang lebih luas,
berjangka panjang serta yang akan mempengaruhi generasi sekarang hingga masa
depan.

Artikel 2

Apa Itu Keanekaragaman Hayati dan Mengapa Itu Penting Bagi Kita?

Keanekaragaman hayati merupakan hal yang vital dan merupakan ciri paling
kompleks di Bumi. Keanekaragaman hayati sendiri berasal dari beberapa tingkatan
dimulai dari hal yang paling mikroskopis yaitu gen,kemudian spesies individu, lalu
berlanjut komunitas makhluk hingga menuju tahap ekosistem. Hewan dan serangga
pada hakikatnya memiliki peranan penting dalam memasok ketahanan pangan bagi
makhluk hidup lainnya termasuk manusia karena tanpa lebah tentu tidak akan ada yang
membantu penyerbukan untuk mendorong pertumbuhan tanaman.

Lalu apa yang merusak keanekaragaman hayati? Jawabannya sudah dipastikan


adalah populasi manusia yang meningkat serta daerah liar yang dijadikan sebagai lahan
petanian, perumahan bahkan lokasi industri. Pemburuan liar untuk mendapatkan
makanan yang tidak berkelanjutan adalah faktor utama lainnya. Habitat terparah jatuh
kepada habitat di sungai dan danau dengan populasi akan hewan air tawar yang
memiliki penurunan 81% menyusul ekstraksi air besar besaran untuk pertanian dan
manusia ditambah polusi dan bendungan.

Hilangnya keanekaragaman hayati tentu menjadi ancaman yang kebih besar bagi
umat manusia daripada perubahan iklim. Hal ini dikarenakan kemungkinan perubahan
iklim dapat di recovery, bahkan jika hal ini membutuhkan waktu ribuan tahun. Namun,
ketika spesies punah para sains menduga tidak ada jalan untuk merecovery hal ini. Satu
satunya solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah memberi alam ruang dan
perlindungan yang dibutuhkan. Pendekatan lain yang dilakukan ialah menyoroti nilai
keanekaragaman hayati dengan memperkirakan nilai finansial dari jasa ekosistem yang
disediakan sebagai “ modal alam”
Daftar Pustaka

Brussels. (2006). Sustaining ecosystem services for human well - being. 27 - 32.

Carrington, D. (2018). What is biodiversity and why does it matter to us? UK: Guardian
News & Media.

Simon G. Potts, V. I.-F. (2016). Safeguarding pollinators and their values to human
well- being. NATURS.

Anda mungkin juga menyukai