Anda di halaman 1dari 5

Psikologi Pendidikan Anak Berbakat

1. Konsep Keberbakatan dan Implementasinya dalam Sistem Pendidikan Nasional


Indonesia

a. Konsep Keberbakatan
Konsep keberbakatan terdiri dari dua macam yaitu pendekatan unidimensional
dan pendekatan multidimensional. Untuk pendekatan unidimensional lebih
menitikberatkan pada tingkat inteligensi sebagai dimensi dalam menentukan
keberbakatan tersebut. Jika seseorang memiliki skor IQ dengan skala 140 keatas, maka
dapat disebutkan bahwa seseorang tersebut adalah anak berbakat atau gifted. Untuk
pendekatan secara multidimensional, keberbakatan seseorang diukur dalam lebih dari
satu dimensi sehingga tidak hanya melalui dimensi inteligensi saja. Keberbakatan
merupakan keterkaitan dari tiga dimensi menurut The Three Rings Model Rezulli(1978)
yaitu kemampuan diatas rata- rata, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap tugas.
Arsiran dari ketiga hal tersebut dikatakan sebagai giftedness.

b. Sekolah Rintisan Anak Berbakat 1983 – 1986


Sekolah Rintisan Anak Berbakat dibuka pada tahun 1983 oleh pemerintah.
Adanya sekolah ini, menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya Indonesia memiliki
layanan pendidikan bagi anak berbakat intelektual. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan saat itu membuka pilot project di dua tempat yakni Jakarta sebagai daerah
perkotaan dan Cianjur sebagai daerah pedesaan. Pemerintah membuka layanan
pendidikan berupa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah
atas. Adapun sekolah – sekolah yang dipilih merupakan sekolah yang sebelumnya telah
dilakukan survey kelayakan terlebih dahulu oleh Kelompok Kerja Pendidikan Program
Anak Berbakat yang meliputi kesiapan dalam kurikulum, proses pendidikan, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan hasil belajar.

c. Konsep Keberbakatan yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia


Pemerintah mempergunakan konsep The Three Rings Conception yakni siswa –
siswa yang dinyatakan sebagai anak berbakat istimewa adalah yang memenuhi dalam tiga
aspek pengukuran yaitu tes kecerdasan untuk mengukur kemampuan diatas rata – rata,
test kreativitas untuk mengukur kreativitas, dan nilai rapor untuk mengukur adanya
peningkatan diri terhadap tugas dalam pengukuran task commitment.

d. Program Percepatan Belajar (2000 – 2015)


Atas desakan dari sekolah yang telah melayani pendidikan keberbakatan
intelektual, maka dibukakan kembali layanan pendidikan khusus bagi siswa berbakat
istimewa. Namun, yang berbeda adalah bentuk layanan pendidikan khusus ini lebih
difokuskan dalam waktu belajar yang lebih cepat dari lamanya sekolah secara umum.
Untuk jenjang SD adalah 5 tahun, SMP adalah 2 tahun dan SMA adalah selama 2 tahun.

Dulu Saat ini


Taraf kecerdasan diatas rata – rata Taraf kecerdasan diatas rata – rata
(disepakati skor IQ 120) (disepakati skor IQ 130)
Skor taraf kreativitas adalah CQ 12 keatas Skor taraf kreativitas adalah CQ 12
keatas
Nilai rapor tanpa nilai dibawah 8 Skor instrument yang dikenal adalah
(matematika, IPS, IPA, bahasa, dan skala TC dengan skor 12 keatas
bahasa inggris)

2. Identifikasi Anak Berbakat


a. Pengertian identifikasi anak berbakat
Merupakan sebuah proses dalam menjaring dan menyaring siswa yang memiliki
karakteristik unggl dalam aspek inteligensi, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap
tugasagar layak disarankan untuk memperoleh layanan pendidikan khusus yang berbeda
dari program pendidikan regular.

b. Tujuan identifikasi anak berbakat


Untuk mengetahui siswa yang memenuhi persyaratan mengikuti layanan
pendidikan khusus.

c. Pentingnya mengidentifikasi anak berbakat


Adapun pentingnya dalam mengidentifikasi anak berbakat dikarenakan beberapa
hal berikut ini yaitu anak berbakat membutuhkan tantangan akademik yang sesuai dengan
jelas potensinya, anak berbakat membutuhkan penghargaan dari sistem pendidikan yang
mereka jalani, dan anak berbakat membutuhkan teman sebaya yang memiliki kemampuan
yang setara dengan mereka serta anak berbakat seharusnya dianggap sebagai seorang
individu yang utuh.

d. Prinsip identifikasi anak berbakat


Terdapat beberapa prinsip dalam melakukan identifikasi bagi anak berbakat yaitu
sebagai berikut
 Identifikasi harus dirancang untuk kepentingan terbaik siswa
 Prosedur identifikasi didasarkan pada hasil pemeriksaan dan rekomendasi
 Prosedur identifikasi harus menjamin bahwa tidak ada siswa yang
terlewatkan
 Identifikasi menggunakan definisi keberbakatan secara umum

e. Proses mengidentifikasi anak berbakat


Dalam melakukan identifikasi anak berbakat dapat melalui 2 metode yaitu metode
tes dan metode non-tes. Untuk metode tes dilakukan 2 tahap yaitu tahap penjaringan
melalui kinerja akademik siswa dalam mata pelajaran tertentu dan tahap penyaringan
melalui pemeriksaan psikologis yang meliputi kecerdasan, kreativitas dan pengikatan
pada tugas. Untuk metode non-tes akan dilakukan identifikasi melalui studi kasus
sehingga akan diperoleh sebanyak keterangan tentang anak yang diperkiraan berbakat
dari sumber yang berbeda mulai dari nominasi orangtua, diri sendiri, guru, dan teman
sebaya

f. Cara pengumpulan data


Terdapat dua cara dalam melakukan pengumpulan data yaitu adalah objektif dan
subjektif. Untuk objektif memiliki sifat kuantitatif dan terdapat standarisasi norma
kelompok. Contoh objektif adalah prestasi akademik, tes intelegensi, dan inventori.
Sedangkan, untuk subjektif memiliki sifat kualitatif. Contoh subjektif adalah ceklist
perilaku, dan rekomendasi didapat dari putusan nominasi orangtua, guru, teman sebaya,
dan diri sendiri atas kemampuan individu.

g. Alat identifikasi keberbakatan


Adapun alat untuk mengidentifikasi keberbakatan dapat melalui tes inteligensi,
tes kreativitas, skala TC, dan tes prestasif.

h. Hambatan pada identifikasi anak berbakat


Terdapar beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam mengidentifikasi anak
berbakat adalah sebagai berikut.
1. Bias pada tes
Tes mengandung konten yang secara sistematis dapat merugikan beberapa
kelompok
2. Bias pada proses penjaringan
Sikap yang ditimbukan oleh guru mengenai anak yang dievaluasi, prasangka
dan diskriminasi
3. Tidak terdeteksinya gifted underachievers
Pada umumnya tahap penjaringan hanya lebih mengandalkan kinerja
akademik yang baik
4. Ceiling effect\
Terjadi saat sebuah tes tidak dapat membedakan skor – skor yang ada di
daerah ekstrim atas di skala.

3. Karakteristik Anak Berbakat


a. Karakteristik fisik
Anak berbakat memiliki karakteristik fisik yaitu
 Lingkar kepala lebih besar
 BB lebih berat dan TB lebih panjang
 Tulang belulang besar, kuat
 Sehat
 Energetic
b. Karakteristik sosial dan emosional
Anak berbakat memiliki karakteristik sosial dan emosional yaitu
 Sering ditunjuk sebagai pemimpin
 Cenderung riang
 Banyak disenangi teman
c. Aspek kognitif
 Kemampuan konsentrasi yang sangat baik
 Daya ingat yang sangat baik
 Daya abstraksi tinggi
 Penalaran dan pengamatan tajam
 Minat dan perkembangan bahasa muncul lebih dini

d. Aspek kreativitas
 Rasa ingin tahu yang tinggi
 Memberi banyak gagasan
 Rasa keindahan yang baik
 Bebas menyatakan pendapat
 Daya imajinasi yang tinggi
 Orisinalitas dalam berpikir

e. Aspek Motivasi
Anak berbakat akan memiliki sifat yakni
 Tekun
 Ulet
 Tidak cepat puas dengan prestasi

f. Aspek Afeksi

Anda mungkin juga menyukai