Anda di halaman 1dari 7

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2020/2021

Mata Ujian : Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya


Kode/SKS : EKA192070-1R2B / 2
Program/Jurusan : S1 Akuntansi Jakarta
Hari/tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Waktu/Ruang : 19.00 – 20.45 / Take Home
Dosen / No.Reg. : Haryono, M.Si. / p15114
Jenis soal / Kelompok : Esei / A
Sifat Ujian : Take Home

PERHATIAN
1. Tulis nama, NIM, dan Tanda Tangan pada Lembar Jawaban
2. Jawablah soal ujian pada kertas A4 dalam bentuk ppt/words dan dikirim ke email : haryonohary639@rocketmail.com
3. Soal terdiri dari 3 soal

SOAL 1
Sistem Keuangan & Lembaga Keuangan

Jelaskan dengan baik dan benar tentang :


a. Pengertian dan fungsi Sistem Keuangan
b. Sebut dan jelaskan Risiko pada Lembaga Keuangan
c. Alur Sistem Keuangan di Indonesia

SOAL 2
BI, OJK dan LPS

Jelaskan dengan baik dan benar tentang :


a. Keterkaitan tujuan tunggal Bank Indonesia dengan Operasi Pasar Terbuka, RTGS, dan Penetapan Giro Wajib Minimum (GWM)
b. Mandat Makroprudensial Bank Indonesia
c. Mandat Mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
d. Eksistensi OJK terhadap Konglomerasi Bisnis dan Perlindungan Konsumen
e. Fungsi dan Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
f. Kontribusi Kepesertaan dan premi penjaminan LPS

SOAL 3
BANK

Jelaskan dengan baik dan benar tentang :


a. Fungsi intermediasi Bank
b. Kegiatan Usaha Bank
c. Risiko yang kemungkinan ditanggung oleh Bank dalam pelaksanaan kegiatan perbankan
d. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
e. Salah satu jasa Bank mengenai Bank Garansi

♣ Selamat Bekerja ♣
Nama : Selaziah Kholipah
NIM : 1911000051

Jawaban Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya

SOAL 1
Sistem Keuangan & Lembaga Keuangan
A. Sistem keuangan adalah kumpulan lembaga keuangan dan kebijakan pemerintah di dalam
bidang ekonomi untuk memperlancar semua transaksi keuangan. Sistem keuangan memiliki
peranan yang sangat penting untuk tatanan sebuah negara.

Fungsi sistem keuangan untuk negara itu sangatlah beragam. Peran sistem keuangan yaitu
mengalihkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang
kekurangan dana (deposit). Dengan sistem keuangan yang stabil, ekonomi bisa terus
tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat.

B. • Credit risk (resiko kredit):

Resiko ini terjadi apabila jumlah arus kas yang seharusnya diterima, yang berasal dari
kredit yang diberikan dan surat-surat berharga yang dimiliki, misalnya obligasi yang tidak
dibayar secara penuh.

• Liquidity risk (resiko likuiditas):

Resiko ini terjadi apabila lembaga keuangan tidak memiliki dana untuk memenuhi semua
penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau pemegang unit penyertaan reksa dana
terbuka.

• Interest rate risk (resiko tingkat bunga) :

Resiko ini terjadi apabila jatuh tempo asset lembaga keuangan mengalami mismatch
dengan kewajibannya.

• Market risk (resiko pasar) :

Risiko pasar secara potensial dapat terjadi apabila lembaga keuangan secara aktif
memperdagangkan berbagai instrument, termasuk derivatif, disbanding kalau hanya
menahannya untuk investasi jangka panjang.
• Off balance sheet risk :

Kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang tidak terlihat/tercatat dalam
neracanya karena kegiatan ini tidak menyebabkan dan melibatkan terjadinya kepemilikan
suatu asset/ penerbitan instrument utang.

• Foreign exchange risk (resiko nilai tukar) :

Resiko ini terjadi apabila nilai tukar mengalami perubahan berlawanan yang
mempengaruhi nilai asset dan liabilities lembaga keuangan.

• Country risk (sovereign risk) :

Lembaga keuangan yang memiliki asset/ melakukan investasi diluar negri akan terekspos
pada tambahan resiko investasi asing.

• Operational risk (resiko operasi) :

Risiko yang berasal dari adanya kegagalan, kerusakan, atau gangguan terhadap teknolohi
atau dukungan sistem dalam kegiatan operasional lembaga keuangan.

• Insolvency risk :

Risiko ini secara teknis terjadi ketika modal lembaga keuangan tidak mencukupi untuk
menutupi semua kerugiannya.

C. Alur Sistem Keuangan di Indonesia


SOAL 2
BI, OJK dan LPS

A. Keterkaitan tujuan tunggal Bank Indonesia dengan Operasi Pasar Terbuka, RTGS, dan
Penetapan Giro Wajib Minimum (GWM)

 Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan


moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

 Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung,


yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan
cadangan wajib minimum bagi perbankan.

 Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate).

 Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan
memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek,
menengah, maupun panjang.

B. Mandat Makroprudensial Bank Indonesia

 Sebagai bank sentral, BI memiliki kepentingan untuk menjaga SSK. Hal ini terkait
dengan fungsi BI sebagai Lender of the Last Resort (LOLR) atau otoritas yang
berwenang menyediakan likuiditas pada saat krisis.

C. Mandat Mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

 Mandat Pengaturan

Design dan implementasi dari instrumen makroprudensial antara lain LTV pada properti
dan otomotif LDR-RR pengaturan pembatasan eksposur valas, bank Countercyclical
Capital Buffer, Capital Surcharge.

 Mandat Pengawasan
Termasuk off-site dan on-site supervision terutama untuk bank-bank yang termasuk dalam
D-SIBs serta bank-bank lain dalam kaitannya dengan pelaksanaan mandat makroprudensial
BI.

D. Eksistensi OJK terhadap Konglomerasi Bisnis dan Perlindungan Konsumen

Mikroprudensial merupakan kebijakan yang kewenangannya Otoritas Jasa Keuangan


(OJK) seperti dituangkan dalam pasal 7 Undang-Undang nomer 21 tahun 2011 tentang
Pendirian Otoritas Jasa Keuangan. Seperti halnya BI yang memiliki kewenangan disisi
makroprudensial seperti diatur dalam pasal dan Undang-Undang yang sama.

E. Fungsi dan Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

 Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya
(untuk itu, LPS bertugas merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan merumuskan, menetapkan dan melaksanakan
kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik; dan melaksanakan
penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik).

 Menjamin simpanan nasabah penyimpan (untuk itu, LPS bertugas merumuskan dan
menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan dan melaksanakan penjaminan
simpanan).

F. Cara penetapan premi yang sama untuk setiap bank tersebut dapat diubah sehingga
tingkat premi menjadi berbeda antara satu bank dan bank yang lain berdasarkan skala
risiko kegagalan bank. Namun perbedaan tingkat premi yang terendah dan yang
tertinggi tidak melebihi 0,5 %. Selain membayar premi penjaminan, bank juga
diwajibkan membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% (satu perseribu) dari modal
sendiri (equitas) BPR pada akhir tahun fiskal sebelumnya atau dari modal disetor bagi
bank baru.

SOAL 3
BANK
A. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses pembelian
surplus dana dari sektor usaha, pemerintah maupun rumah tangga, untuk disalurkan kepada unit
ekonomi yang defisit.

B. BANK UMUM

Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah,
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan Usaha Bank Umum

Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum: Menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Memberikan kredit.

Menerbitkan surat pengakuan utang. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri
maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: Surat-surat wesel termasuk
wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. Surat pengakuan utang dan kertas
dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Obligasi. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun. Instrumen surat
berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun Memindahkan uang baik
untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Menempatkan dana pada,
meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan antar pihak ketiga. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan
surat berharga. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. Melakukan kegiatan anjak piutang,
usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. Menyediakan pembiayaan dan atau
melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

C. Bank memiliki berbagai jenis risiko yang terdiri atas 8 (delapan) risiko yaitu Risiko
Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik,
Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.

D. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Konvensional merupakan bank


yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional Sementara itu, Bank Syariah,
dijalankan berdasarkan prinsip keuangan yang berlaku dalam agama Islam.

E. Bank Garansi Tender (Bid Bond) adalah bank garansi yang diberikan kepada pemilik
proyek (boowheer) untuk kepentingan kontraktor atau leverensi yang akan mengikuti tender
atas suatu proyek

Anda mungkin juga menyukai