Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi gangren diabetik lain (gabungan dari klasifikasi Wagner dan

Liverpool) :
Stadiu
Grade
m
0 1 2 3
A        Tanpa Luka superficial Luka Luka sampai
tukak atau tidak sampai sampai tulang dan
pasca tukak tendom kapsul tendon atau sendi
       Kulit sensi atau tulang kapsul
intak/utuh sendi
B dengan infeksi
C dengan iskemia
D dengan infeksi dan iskemia

Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari
proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren,
tindakan debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang memadai. Prinsip dasar pengelolaan gangren diabetik, adalah :
1.        Evaluasi keadaan luka dengan cermat
a.       keadaan klinis luka
b.      dalamnya luka
c.       gambaran radiologi (adakah benda asing, osteomielitis, gas subkutis)
d.      lokasi luka
e.       vaskularisasi luka
2.        Pengendalian keadaan metabolik sebaik-baiknya
3.        Debridement luka yang adekuat dan radikal, sampai bagian yang hidup
4.        Biakan kuman baik aerob maupun anaerob
5.        Antibiotik yang adekuat
6.        Perawatan luka yang baik, balutan yang memadai sesuai dengan tingkat
keadaan luka
7.        Mengurangi edema
8.        Non weight bearing : tirah baring, tongkat penyangga, kursi roda, alas kaki
khusus, total contact casting

4
9.        Perbaikan sirkulasi-vasculer surgery
10.    Tindakan bedah rehabilitatif untuk memperbaiki kemungkinan dan
kecepatan penyembuhan
11.    Rehabilitasi
Peran perawat dalam perawatan luka gangren adalah mencegah komplikasi
akibat luka gangren dengan menerapkan teknik aseptik pada tiap perawatan luka,
selain itu perawat harus mampu menjadi educator bagi pasien, dan memberi
asuhan keperawatan secara holistik.

2.1 CARA MERAWAT LUKA GANGREN:


2.1.1 Persiapan
Persiapan Alat dan Bahan:
1.        Pinset anatomi 1 buah dan pinset cirurgis 1 buah
2.        Gunting Arteri 1
3.        Cucing
4.        Persegi satu buah
5.        Kom satu buah
6.        Bengkok
7.        Larutan NaCl 0,9 %
8.        Sarung tangan satu pasang
9.        Spuit 50 cc
10.    Kassa
11.    Alkohol 70 %
12.    Metronidazole powder
13.    Duoderm gel
14.    Kaltostat, Aquacel
15.    Pembalut Duoderm CGF
16.    Duoderm Paste
17.    Duk steril

2.1.2 Persiapan Pasien

5
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan klien
disiapkan pada posisi yang nyaman.
2.1.3 Cara Perawatan Luka :
1.   Letakkan cucing (dua buah), kapas, kassa, pinset anatomis, gunting di
atas duk steril.
2.        Isi cucing dengan kapas dan larutan NaCl
3.        Cuci luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%) sambil digosok secara
lembut dengan tangan yang terbungkus sarung tangan
4.        Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak)
& spuit 50 cc
5.        Keringkan luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
6.        Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alkohol 70% (radius 3-
5cm dari tepi luka)
7.        Taburi dasar luka dengan metronidazole powder (500 mg) secara
merata untuk mengurangi bau pada luka.
8.        Isi rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai
1/2 kedalaman rongga luka
9.        Campurkan Duoderm Hydroactive gel dengan metronidazole powder
(500mg) dalam cucing steril.
10.    Isikan ke dalam luka sampai terisi ½ kedalaman luka
11.    Tutup luka dengan absorbent dressing:
a.         Kaltostat
b.        Aquacel
12.    Masukkan Kaltostat rope / Aquacel (absorbent as primary dressing)
ke dalam rongga luka (fill dead space) & di atas luka untuk mengabsorbsi
exudate yg berlebihan.
13.    Sisakan 1 cm absorbent dari tepi rongga luka.
14.    Tutup dengan pembalut: Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk
memberikan moist environment. Jangan menarik pembalut.
15.    Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama 30
detik agar melekat rata dipermukaan kulit

6
16.    Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung beri
Duoderm Paste secara merata diatas permukaan luka.
17.    Tutup absorbent jika perlu.
18.    Tutup dengan Duoderm CGF secara tepat
19.    Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudate.
20.    Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali,
tergantung warna dasar luka dan jumlah exudates

2.1.4 Dokumentasi keadaan luka, dan perawatan luka


Sebagai educator bagi pasien, perawat memberi informasi tentang pentingnya
nutrisi bagi kesembuhan luka dan pemberian terapi antibiotik. Penderita gangren
disarankan untuk tirah baring, dan menhjaga kesehatan (terutama gula darahnya).
Nutrisi yang diberikan harus sesuai prinsip 3 J (Jumlah kalori, Jadwal diit, dan
Jenis makanan).
Pencegahan jauh lebih disukai daripada penyembuhan. Beberapa faktor resiko
untuk penyakit vaskuler perifer pada pasien DM tidak dapat diobati, misalnya usia
dan lamanya menderita DM, tetapi banyak faktor resiko laon yang dapat ditangani
misalnya merokok, hipertensi, hiperlipidemia, hiperglikemia, dan obesitas.
Pendidikan tentang perawatan kaki merupakan kunci mencegah ulserasi kaki.
Perawatan kaki dimulai dengan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan
menminyakinya (menggunakan lotion), kemudian inspeksi kaki tiap hari (periksa
adanya gejala kemerahan, lepuh, fisura, kalus atau ulserasi), memotong kuku
dengan hati-hati. Pasien disarankan untuk mengenalan sepatu yang pas dan
tertutup pada bagian jari kaki. Perilaku beresiko tinggi harus dihindari, misalnya :
berjalan tanpa alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada kaki, mengenakan
sepat terbuka pada bagian jarinya, memangkas kalus.

Anda mungkin juga menyukai