Anda di halaman 1dari 3

5.

         Penurunan sensibilitas


6.         Deformitas anatomis atau bagian yang menonjol (seperti bunion atau
kalus)
7.         Riwayat ulkus kaki atau amputasi
8.         Pengendalian kadar gula darah yang buruk
1.2    Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka gangrene pada
pasien/klien yg menderita luka DM.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik
aseptik pada tiap perawatan luka.

1.3    Manfaat
Perawat mampu menjadi educator bagi pasien, dan memberi asuhan
keperawatan secara holistik.

2
BAB II
ISI

Rangkaian yang khas dalam proses timbulnya gangren diabetik pada kaki
dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki, pembentukan fisura antara jari-jari
kaki atau di daerah kulit kering, atau pembentukan sebuah kalus. Jaringan yang
terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin bila disentuh. Kemudian,
jaringan yang mati, menghitam dan berbau busuk.
Cedera tidak dirasakan oleh pasien yang kepekaannya sudah menghilang
dan bisa berupa cedera termal, cedera kimia atau cedera traumatik. Pengeluaran
nanah, pembengkakan, kemerahan (akibat selulitis) atau akibat gangren biasanya
merupakan tanda pertama masalah kaki yang menjadi perhatian penderita.
Gangren diabetik diklasifikasikan menjadi lima tingkatan, yaitu :

Tingkat 0        Resiko tinggi untuk mengalami luka pada kaki


       Tidak ada luka
Tingkat 1        Luka ringan tanpa adanya infeksi, biasanya luka yang
terjadi akibat kerusakan saraf
       Kadang timbul kalus
Tingkat 2        Luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan
peradangan jaringan disekitarnya
       Tidak ada infeksi pada tulang dan pembentukan abses
Tingkat 3        Luka yang lebih dalam hingga ke tulang dan terbentuk
abses
Tingkat 4        Gangren yang terlokalisasi, seperti pada jari kaki, bagian
depan kaki atau tumit
Tingkat 5 Gangren pada seluruh kaki

2
2

Anda mungkin juga menyukai