LAPORAN OBSERVASI
2021
SETTING PENDIDIKAN
I. Rencana Observasi
A. Tema Observasi
Motivasi Belajar Mahasiswa pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Covid-19.
B. Tujuan Observasi
Mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar yang ditimbulkan akibat
belajar daring saat masa pandemic Covid-19.
C. Pedoman Observasi
1. Observer : Amanda Eka
2. Indicator perilaku yang diobservasi
Menurut Sardiman, terdapat tujuh poin indikator dalam motivasi belajar,
yaitu (Susilo, 2013) :
a. Berminat dan memiliki rasa keingintahuan terhadap pelajaran
Adapun rincian dari indikator ini adalah:
1) Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
2) Siswa senang mencari sumber referensi lain tentang mata
pelajaran yang diajarkan
b. Memberikan perhatian penuh terhadap pelajaran
Adapun rincian dari indikator ini adalah:
1) Siswa tidak bergurau sendiri dengan teman-teman ketika
pelajaran berlangsung
2) Siswa mencatat apa yang dituliskan guru di papan tulis
c. Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
Adapun rincian dari indikator ini adalah:
1) Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
2) Siswa bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang diajarkan
3) Siswa menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru
d. Tergabung dengan kelompok kelas
Adapun rincian dari indikator ini adalah:
1) Siswa berdiskusi dengan teman saat bekerja dalam kelompok
belajar
2) Siswa menyampaikan pendapat saat berdiskusi kelompok
3) Siswa membantu teman yang belum memahami materi ketika
diskusi kelompok
e. Terdorong untuk menyelesaikan tugas
Adapun rincian dari indikator ini adalah:
1) Siswa tidak terlambat dalam mengerjakan dan mengumpulkan
tugas
2) Siswa menyelesaikan tugas – tugas pada mata pelajaran
matematika dengan sebaik – baiknya
3) Siswa mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru.
f. Senang memecahkan masalah
Adapun rincian dari indikator ini adalah:
1) Siswa suka mencari permasalahan untuk dipecahkan
2) Siswa senang mengaitkan materi yang diajarkan dengan
masalah kehidupan sehari – hari
3) Siswa senang jika mendapat tugas dari guru
4) Siswa lebih suka dengan tugas-tugas yang menantang
Subjek memiliki jumlah perilaku tampak sebesar dua belas dan dapat digolongkan ke
dalam mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang sedang.
RATING SCALE
Subjek memiliki jumlah perilaku tampak sebesar enam belas dan dapat digolongkan ke
dalam mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi.
RATING SCALE
Subjek memiliki jumlah perilaku tampak sebesar sepuluh dan dapat digolongkan ke
dalam mahasiswa yang memiliki motivasi belajar sedang.
RATING SCALE
Subjek memiliki jumlah perilaku tampak sebesar sebelas dan dapat digolongkan ke dalam
mahasiswa yang memiliki motivasi belajar sedang.
B. Kesimpulan
1) Subjek A
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek A pada Rabu, 13 Januari
2021 pukul 09.00-11.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek A melakukan
sebanyak dua belas indikator perilaku yang mencerminkan motivasi belajar
pada mahasiswa. Jika subjek mendapatkan nilai sebesar dua belas, maka
subjek A dapat digolongkan dan berkecenderungan memiliki motivasi yang
sedang.
2) Subjek B
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek B pada Rabu, 13 Januari
2021 pukul 13.00-14.30 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek B melakukan
sebanyak enam belas indikator perilaku yang mencerminkan motivasi belajar
pada mahasiswa. Jika subjek mendapatkan nilai sebesar enam belas, maka
subjek B dapat digolongkan dan berkecenderungan memiliki motivasi yang
tinggi.
3) Subjek C
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek C pada Kamis, 14 Januari
2021 pukul 08.00-09.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek C melakukan
sebanyak sepuluh indikator perilaku yang mencerminkan motivasi belajar
pada mahasiswa. Jika subjek mendapatkan nilai sebesar sepuluh, maka ubjek
C dapat digolongkan dan berkecenderungan memiliki motivasi yang sedang.
4) Subjek D
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek D pada Kamis, 14 Januari
2021 pukul 10.00-12.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek D melakukan
sebanyak sebelas indikator perilaku yang mencerminkan motivasi belajar pada
mahasiswa. Jika subjek mendapatkan nilai sebesar sebelas, maka subjek D
dapat digolongkan dan berkecenderungan memiliki motivasi yang sedang.
C. Komentar
Ketika saya melakukan observasi di setting pendidikan terdapat beberapa
hambatan yang saya alami, misalnya jadwal kuliah subjek yang bertabrakan
sehingga saya bingung harus mendahulukan yang mana, subjek yang malu ketika
saya observasi sehingga timbul suasana canggung, subjek yang tidak leluasa
berkegiatan, dan lain sebagainya. Kendala lain yang juga saya alami adalah
jadwal materi kuliah tiap subjek yang tidak menentu ada yang sedang melakukan
diskusi dan ada yang hanya mendengarkan ceramah dari dosen sehingga observasi
yang saya lakukan tidak dapat berjalan maksimal. Selain itu, waktu yang saya
gunakan untuk melakukan observasi tidak berlangsung lama sehingga terdapat
beberapa indikator yang tidak muncul, seperti mempelajari materi ketika dimalam
hari karena saya melakukan observasi ketika pagi hari. Disamping kesulitan-
kesulitan yang saya hadapi, terdapat beberapa kemudahan melakukan observasi
terlebih menggunakan teknik pencatatan behavioral checklist, karena saya hanya
perlu memperhatikan subjek dan memberikan centang pada indicator yang
muncul dan dilakukan oleh subjek.
III. Kesimpulan
A. Kelebihan Metode Observasi
1) Tidak membutuhkan skill observasi yang sangat bagus
2) Observer tidak perlu melakukan interaksi langsung secara terus-menerus
kepada observee
B. Kelemahan Metode Observasi
1) Memerlukan waktu yang lama jika ingin mengetahui semua prilaku yang
muncul pada subjek
2) Observee dapat memanipulasi perilakunya selama proses observasi (hawthorn
effect)
C. Pendapat
Untuk mengatasi kelemahan dari motode observasi adalah dengan
melakukan memilih jenis observasi eksperimental atau observasi naturan non
partisipan
SETTING PERKEMBANGAN
I. Rencana Observasi
A. Tema Observasi
Perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun
B. Tujuan Observasi
Mengetahui bagaimana perkembangan bahasa yang muncul pada anak
usia 3-4 tahun
C. Pedoman Observasi
1. Observer : Amanda Eka
2. Indicator perilaku yang diobservasi
Indikator perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun menurut materi
Konsep Pengembangan PAUD Non Formal yang dibuat oleh Pusat Kurikulum
Diknas yaitu:
a. Anak dapat mendengarkan Informasi Lisan
b. Dapat berkomunikasi atau berbicara secara lisan dengan jelas
c. Mulai menunjukkan dorongan untuk membaca (pramembaca)
d. Dapat mengenal lambang-lambang sederhana (pramenulis).
e. Dapat menghasilkan coretan-coretan (pramenulis)
3. Metode pencatatan observasi
Behavioral checklist
II. Laporan Hasil Observasi
A. Data Hasil Pencatatan Observasi
1) Albi
a) Lokasi : Rumah Subjek
b) Waktu : Rabu, 13 Januari 2021 18.30-20.00
2) Citra
a) Lokasi : Rumah Subjek
b) Waktu : Kamis, 14 Januari 2021 18.30-19.00
3) Hilal
a) Lokasi : Rumah Subjek
b) Waktu : Jumat, 15 Januari 2021 08.00-09.00
4) Cheryl
a) Lokasi : Rumah Subjek
b) Waktu : Sabtu, 16 Januari 2021 08.00-09.00
B. Kesimpulan
1) Subjek Albi
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek Albi pada Rabu, 13 Januari
2021 pukul 18.30-20.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek Albi melakukan
sebanyak 24 indikator perilaku yang mencerminkan sejauh mana
perkembangan bahasa yang dimiliki subjek.
2) Subjek Citra
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek Citra pada Jumat, 14 Januari
2021 pukul 18.30-19.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek Albi melakukan
sebanyak 29 indikator perilaku yang mencerminkan sejauh mana
perkembangan bahasa yang dimiliki subjek.
3) Subjek Hilal
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek Citra pada Jumat, 14 Januari
2021 pukul 18.30-19.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek Albi melakukan
sebanyak 29 indikator perilaku yang mencerminkan sejauh mana
perkembangan bahasa yang dimiliki subjek.
4) Subjek Cheryl
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek Cheryl pada Sabtu, 16 Januari
2021 pukul 08.00-09.00 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek Cheryl
melakukan sebanyak 17 indikator perilaku yang mencerminkan sejauh mana
perkembangan bahasa yang dimiliki subjek.
C. Komentar
Ketika saya melakukan observasi pada setting perkembangan terdapat
beberapa kendala yang alami, apalagi subjek observasinya adalah anak kecil yang
memiliki pada masa tinggah yang sangat aktif untuk bermain kesana kemari jadi
observasi dilakukan dengan saya mencoba untuk membuntuti kemanapun subjek
akan pergi untuk melihat indicator mana yang dilakukannya. Ada pada suatu saat
saya mengobservasi bertepatan dengan subjek yang sedang makan. Subjek yang
memang kurang memiliki nafsu makan, menolak untuk diberi makan oleh sang
ibu sehingga alhasil makanan yang disuapkan kepada subjek disemburkan
kembali ke wajah sang ibu, ini pengalaman yang menyenagkan sekaligus
menyedihkan, senang karena saya spontan ikut tertawa dan menyedihkan karena
ibunya kasian wajahnya kotor.
III. Kesimpulan
A. Keuntungan Metode Observasi
1) Tidak membutuhkan skill observasi yang sangat bagus
2) Observer tidak perlu melakukan interaksi langsung secara terus-menerus
kepada observee
B. Kelemahan Metode Observasi
1) Memerlukan waktu yang lama jika ingin mengetahui semua prilaku yang
muncul pada subjek
2) Membutuhkan usaha lebih untuk mengikuti kemanapun subjek akan pergi
C. Pendapat
Untuk mengatasi kelemahan pada observasi yang saya lakukan pada seting
klinis, aya perlu menyiadakan energy lebih banyak sebelum melakukan observasi.
Selain itu, perlu pemahanan yang lebih kepada subjek terutama karena subjek
umurnya masih kecil sehingga terdapa beberapa perilaku yang harap kemakluman
dari observer.
SETTING KLINIS
I. Rencana Observasi
A. Tema Observasi
Kecemasan individu saat memulai pembicaraan dengan orang asing.
B. Tujuan Observasi
Mengetahui muncul atau tidaknya suatu reaksi kesemasan dari individu
saat memuali pembicaraan dengan orang asing.
C. Pedoman Observasi
1. Observer : Amanda Eka
2. Indicator perilaku yang diobservasi
Rogers membagi reaksi kecemasan berbicara menjadi dua gejala umum, yaitu:
a. Reaksi Fisiologis
Reaksi fisiologis adalah reaksi tubuh terutama oleh organ-organ
yang diatur oleh saraf simpatetis seperti jantung, pembuluh darah,
kelenjar, pupil mata, sistem pencernaan, dan sistem pembuangan. Adanya
kecemasan maka akan memicu satu atau lebih organ-organ dalam tubuh
menjadi meningkat fungsinya. Hal ini dapat menimbulkan peningkatan
jumlah asam lambung selama kecemasan, atau meningkatnya detak
jantung dalam memompa darah sehingga jantung berdebar-debar, keluar
keringat yang berlebihan, gemetar, sering buang air, jari terasa dingin.
b. Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis adalah reaksi kecemasan yang biasanya disertai
oleh reaksi fisiologis. Reaksi psikologis dibedakan menjadi dua gejala
yaitu gejala yang terkait dengan proses mental dan gejala emosional.
Gejala yang terkait dengan proses mental misalnya mengulang-ulang kata,
melupakan hal-hal yang penting, tidak dapat memusatkan perhatian,
gerakan-gerakan yang tidak terarah atau tidak pasti, dan pikiran tersumbat.
Sedangkan gejala emosional misalnya rasa takut, tegang, bingung, tidak
menentu, rendah diri.
3. Metode pencatatan observasi
Behavioral checklist
II. Laporan Hasil Observasi
A. Data Hasil Pencatatan Observasi
1) Safira
a) Lokasi : Gress Mall Gresik
b) Waktu : Sabtu, 16 Januari 2021 19.10-19.20
Berkeringat
√
Gemetar
Pucat
√
Gerakan tubuh kaku dan tidak nyaman
Membenarkan posisi atau pakaian secara
berulang
√
Mengulang kata
2) Subjek B
a) Lokasi : Gress Mall Gresik
b) Waktu : Sabtu, 16 Januari 2021 19.10-19.20
Gemetar
Tidak tersenyum
Pucat
√
Gerakan tubuh kaku dan tidak nyaman
Membenarkan posisi atau pakaian secara
berulang
√
Mengulang kata
3) Subjek Indah
a) Lokasi : Gress Mall Gresik
b) Waktu : Sabtu, 16 Januari 2021 19.25-19.35
Berkeringat
Gemetar
Pucat
√
Gerakan tubuh kaku dan tidak nyaman
Membenarkan posisi atau pakaian secara
berulang
√
Mengulang kata
4) Subjek D
a) Lokasi : Gress Mall Gresik
b) Waktu : Sabtu, 16 Januari 2021 19.25-19.35
Berkeringat
Gemetar
Pucat
√
Gerakan tubuh kaku dan tidak nyaman
Membenarkan posisi atau pakaian secara
berulang
√
Mengulang kata
√
Menggerakkan kaki atau tangan berulang
Reaksi
2.
psikologis √
Sering mengalihkan pandangan
√
Lebih banyak diam
Banyak menggunakan kata-kata hm, em, ngg √
sebagai awalan
Berbicara dengan suara pelan
B. Kesimpulan
1) Safira
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek Safira pada Sabtu, 16 Januari
2021 pukul 19.10-19.20 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek Safira
melakukan sebanyak eman indikator perilaku yang mencerminkan kecemasan
dalam memulai pembicaraan pada subjek yang terdiri dari dua indikator reaksi
psikologis dan empat indikator reaksi psikologis.
2) Subjek B
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek B pada Sabtu, 16 Januari
2021 pukul 19.10-19.20 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek B melakukan
sebanyak enam indikator perilaku yang mencerminkan kecemasan dalam
memulai pembicaraan pada subjek yang terdiri dari dua indikator reaksi
psikologis dan empat indikator reaksi psikologis.
3) Indah
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek Indah pada Sabtu, 16 Januari
2021 pukul 19.25-19.35 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek Indah
melakukan sebanyak tiga indikator perilaku yang mencerminkan kecemasan
dalam memulai pembicaraan pada subjek yang terdiri dari satu indikator
reaksi psikologis dan dua indikator reaksi psikologis.
4) Subjek D
Setelah dilakukan observasi terhadap subjek D pada Sabtu, 16 Januari
2021 pukul 19.25-19.35 WIB, didapatkan hasil bahwa subjek D melakukan
sebanyak enam indikator perilaku yang mencerminkan kecemasan dalam
memulai pembicaraan pada subjek yang terdiri dari satu indikator reaksi
psikologis dan lima indikator reaksi psikologis.
C. Komentar
Saat saya melakukan observasi pada setting klinis terdapat beberapa
kejadian lucu yang membuat saya dan teman saya yang juga meruapak subjek dari
observasi saya tertawa terpingkal-pingkal. Salah satunya adalah ketika mencari
orang untuk dijadikan subjek observasi, saya mengalami kesulitan untuk
menentukannya siapa kira-kira yang memungkinkan untuk diajak untuk
berkomunikasi. Pada akhirnya saya memilih staff yang bekerja untuk dijadikan
sebagai subjek tentunya obrolan akan seputar pekerjaan subjek atau menanyakan
lokasi sebuah toko. Bukan hanya itu, setelah menentukan orang yang dijadikan
subjek, saya dan teman saya malah dorong-dorongan untuk melakukannya, tidak
ingin melakukannya duluan karena malu. Lalu untuk indicator berkeringat, saya
tidak bisa membedakan antara berkeringat karena melakukan interaksi atau
berkeringat karena melakukan pekerjaannya.
III. Kesimpulan
A. Keuntungan Metode Observasi
1) Tidak membutuhkan skill observasi yang sangat bagus
2) Observer tidak perlu melakukan interaksi langsung secara terus-menerus
kepada observee
B. Kelemahan Metode Observasi
1) Memerlukan waktu yang lama jika ingin mengetahui semua prilaku yang
muncul pada subjek
2) Kesulitan untuk mencari subjek orang asing (tidak dikenal) ditempat umum
3) Tidak melihat secara dekat prilaku subjek sesuai dengan indicator prilaku
yang telah disusun
4) Terdapat beberapa indicator yang perlu kejelian untuk melihat nampak atau
tidaknya perilaku tersebut
C. Pendapat
Untuk mengatasi kesulitan dalam mencari subjek observasi di tempat
umum adalah dengan mengambil atau menentukan terlebih dahulu subjek yang
akan disasar sebelum pergi melakukan observasi serta menyusun indicator
perilaku yang nampak jelas untuk memudahkan dalam proses observasi.