Disusun Oleh :
Rezza Puspita Sari 20340016
Helena Christian Pane 20340017
Habib Zhahirudin 20340018
Siska Mulyaningsih 20340019
Ni Putu Sugi Maharani 20340020
Nita Usikatul Janah 20340021
Entin Suwarni 20340022
Allisya Citra Wahyudi 20340023
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
Distribusi Berdasarkan Kontrak” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Undang-undang dan
Etika Farmasi pada Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Institut Sains dan
terimakasih kepada Bapak Drs. Fakhren Kasim, MH. Kes., Apt selaku dosen mata kuliah
Undang-undang dan Etika Farmasi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
Kami penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih mempunyai beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat diharapkan. Semoga makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.3. Tujuan.....................................................................................................................2
2.4. Kontrak...................................................................................................................5
2.5. Dokumentasi..........................................................................................................6
2.7. Personalia...............................................................................................................8
2.9. Operasional............................................................................................................8
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
buat dari prosedur agar sampai kepada para konsumen yang tersebar luas. Produsen
sendiri memiliki pengertian sebagai orang yang melakukan dan membuat suatu
produksi, sedangkan konsumen adalah orang yang menggunakan atau memakai barang
atau jasa yang di tawarkan oleh produsen dalam kegiatan pembuatan barang (Bunawan,
1994).
Cara distribusi obat yang baik (CDOB) adalah cara distribusi atau penyaluran obat
dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau
Penerapan CDOB ini diharapkan dapat mempertahankan dan memastikan bahwa mutu
obat yang diterima oleh pasien sama dengan mutu obat yang dikeluarkan oleh industri
farmasi.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Cara Distribusi Obat Yang Baik secara umum.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cakupan kegiatan kontrak terutama yang terkait dengan keamanan, khasiat dan
dengan fasilitas distribusi lain untuk menyalurkan obat dan/atau bahan obat
sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak, misalnya PBF A menunjuk PBF
b. Kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
Kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa dalam halper
Semua kegiatan kontrak harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima
3
2.2. Pemberi Kontrak
b. Pemberi kontrak bertanggung jawab untuk menilai kompetensi yang diperlukan oleh
kontrak dalam melaksanakan tugas yang dikontrakkan sesuai dengan prinsip dan
pedoman CDOB.
c. Pemberi kontrak harus memberikan informasi tertulis yang harus dilaksanakan oleh
penerima kontrak.
2) Prosedur tertulis
pemberi kontrak.
b. Fasilitas distribusi yang ditunjuk oleh fasilitas distribusi lain untuk melaksanakan
4
d. Penerima kontrak harus menghindari aktivitas lain yang dapat mempengaruhi mutu
Aktivitas lain yang dapat mempengaruhi mutu obat dan/atau bahan obat, misalnya:
1) Gudang digunakan untuk penyimpanan selain obat dan/ataubahan obat yang dapat
mutu obat dan/atau bahan obat kepada pemberi kontrak sesuai dengan persyaratan
kontrak.
2.4. Kontrak
4) Pemberi kontrak berhak melakukan audit terhadap penerima kontrak setiap saat.
b. Dokumen kontrak harus dapat ditunjukkan kepada petugas yang berwenang pada
saat pemeriksaan
5
2.5. Dokumentasi
a. Dokumentasi terdiri dari semua prosedur tertulis ,petunjuk, kontrak, catatan,dan data,
b. Dokumentasi yang jelas dan rinci merupakan dasar untuk memastikan bahwa setiap
kesalahan.
distribusi dan ditulis dalam bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil dan tidak
berarti ganda.
d. Prosedur tertulis harus disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh personil yang
tanggal dan memungkinkan pembacaan informasi yang asli. Jika diperlukan, alasan
6
h. Semua dokumentasi harus mudah didapat kembali, disimpan dan dipelihara pada
tempat yang aman untuk mencegah dari perubahan yang tidak sah, kerusakan
i. Dokumen harus dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up to date. Jika
j. Dokumentasi permanen, tertulis atau elektronik, untuk setiap obat dan/atau bahan
direkomendasikan, tindakan pencegahan dan tanggal uji ulang khusus untuk bahan
obat (jika ada) harus diperhatikan. Persyaratan farmakope dan peraturan nasional
dan/atau bahan obat; nomor bets; tanggal kedaluwarsa; jumlah yang diterima /
l. Dokumentasi harus dibuat pada saat kegiatan berlangsung, sehingga mudah untuk
ditelusuri.
a. Prinsip
Cara distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi harus dilakukan dalam
distribusi resmi.
b. Umum
7
Distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi wajib memenuhi ketentuan
2.7. Personalia
undangan.
b. Tempat penyimpanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi harus aman dan
oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan personil lain yang dikuasakan sesuai
d. Personil lain yang dimaksud pada butir 4 adalah Tenaga Teknis Kefarmasian, atau
Kepala Gudang.
2.9. Operasional
a. Kualifikasi Pemasok
8
1) Pemasok yang menyalurkan narkotika wajib memiliki ijin khusus sebagai fasilitas
distribusi atau industri farmasi yang memproduksi narkotika.
2) Izin khusus menyalurkan atau memproduksi narkotika diterbitkan oleh Menteri
Kesehatan
b. Kualifikasi Pelanggan
lain yang memiliki ijin khusus penyalur narkotika, instalasi farmasi pemerintah,
apotek, klinik dan rumah sakit yang memiliki kewenangan menyalurkan atau
farmasi ke fasilitas industri farmasi, fasilitas distribusi lain, apotek, rumah sakit,
perundang-undangan.
c. Pengadaan
a) sistem elektronik harus bisa menjamin otoritas penggunaan sistem hanya oleh
b) mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
9
d) mencantumkan nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
yang dipesan;
e) mencantumkan nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan
kebenarannya pada saat pemeriksaan, baik oleh pihak yang menerbitkan surat
data pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menerbitkan surat pesanan dan/atau
secara elektronik dari pihak pemasok bahwa pesanan tersebut telah diterima.
3) Apabila Surat Pesanan dibuat secara manual, maka Surat Pesanan harus:
dalam bentuk faksimili dan fotokopi. Dua rangkap surat pesanan diserahkan
10
kepada pemasok dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip; Dua rangkap yang
jelas, dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan
perundang-undangan;
c) mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
yang dipesan;
e) diberikan nomor urut, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas;
5) Surat Pesanan narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika.
6) Surat Pesanan psikotropika atau prekursor farmasi hanya dapat digunakan untuk 1
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
distribusi lain untuk menyalurkan obat dan/atau bahanobat sesuai dengan yang
disepakati dalam kontrak, misalnya PBF Amenunjuk PBF B untuk menyalurkan obat
Prinsip CDOB dijalankan agar obat yang diterima oleh pasien memiliki kualitas
yang sama dengan yang dikeluarkan oleh industry dan perlu ada dokumentasi yang
mencakup seluruh kegiatan, seperti proses pengadaan obat, penyimpanan, sampai pada
saat penyerahan obat pada pasien. Jika prinsip-prinsip pada fasilitas distribusi tidak
dilaksanakan dengan baik maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3.2. Saran
Semua pihak yang terlibat dalam sarana distribusi berdasarkan kontrak harus
12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2015. Petujuk Pelaksanaan Cara Distribusi obat
European Guidelines, 2013. Good Distribution Practice of Medical Products for Human Use.
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman
13