Anda di halaman 1dari 18

bisnis perikanan

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG HULU DAN HILIR

DETERMINASI PRODUKSI TANGKAPAN PURSE SEINE DUSUN


KILWOUW (PROPOSAL)

KAWASAN MINAPOLITAN

KEMISKINAN NELAYAN

manisan basah rumput laut

KAWASAN MINAPOLITAN
KONSEP DASAR MINAPOLITAN

1.      Pengertian kawasan minapolitan

Pengertian minapolitan terdiri dari dua kata mina artinya ikan dan politan artinya kota,

jadi minapolitan adalah kota perikanan. KAWASAN MINAPOLITAN berdasarkan turunan

kawasan Agropolitan : adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada

wilayah pedesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam

tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan

sistem permukiman dan sistem minabisnis. Minapolitan adalah konsepsi pembangunan

ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi,


efisiensi, berkualitas dan percepatan.  Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah

yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan,

pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

2.      Tujuan

   Menghasilkan Rencana Detail Kawasan Minapolitan yang merupakan kajian menyeluruh

terhadap semua aspek utama pembangunan kelautan dan perikanan dengan data-data dasar

yang meliputi :

a. Sumber daya alam di kawasan dan sekitarnya.

b. Keberadaan unit produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran di dalam kawasan.

c. Sumber daya manusia dan kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan

pengembangan kawasan.

d. Sarana dan prasarana pendukung pengembangan kawasan.

   Menghasilkan proyeksi arah, skenario dan tahapan pengembangan kawasan minapolitan dalam

jangka menengah (5 tahun).

3.      Batasan Istilah dan Konsep Minapolitan

 Sentra pengembangan adalah suatu hamparan komoditas perikanan berskala ekonomi

di suatu wilayah minaekosistem, dimana wilayah tersebut dilengkapi dengan sarana

prasarana yang dibutuhkan, kelembagaan, pengolahan/pemasaran, dan sektor lain

yang menunjang perkembangan dari sentra komoditas tersebut.

 Masterplan adalah rencana induk multi tahun komoditas ikan hias di kecamatan

Nglegok Kabupaten Blitar, kegiatannya meliputi komoditas unggulan dan komoditas

penunjangnya serta pembangunan kegiatan lainnya yang serasi dan dibutuhkan


sehingga pembangunan minaekosistem dengan komoditas unggulannya akan dapat

mencapai sasaran, yaitu kesejahteraan pembudidaya dan pertumbuhan ekonomi

wilayah.

 Kawasan minapolitan (berdasarkan turunan dari kawasan agropolitan) adalah kawasan

yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem

produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh

adanya keterkaitan fungsional dari hierarki keruangan satuan sistem pemukiman dan

sistem minabisis. Minapolitan/agropolitan menurut Friedman dan Douglass (1985)

adalah aktivitas pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah pedesaan denga jumlah

penduduk antara 50.000 jiwa sampai dengan 150.000 jiwa.

 Komoditas andalan adalah sejumlah komoditas yang dapat dibudidayakan atau

dikembangkan disuatu wilayah Kabupaten berdasarkan analisis kesesuaian

aquaekologi (air, tanah dan iklim).

 Komoditas unggulan (misalnya ikan hias) adalah salah satu komoditas andalan yang

paling menguntungkan untuk diusahakan di suatu wilayah yang mempunyai prospek

pasar dan peningkatan pendapatan/kesejahteraan pembudidaya ikan dan keluarga serta

mempunyai potensi sumberdaya lahan yang cukup besar.

 Komoditas penunjang adalah komoditas-komoditas lain yang dapat dipadukan

pengusahaannya dengan komoditas pokok (unggulan) yang dikembangkan di suatu

lokasi atau sentra komoditas unggulan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya (lahan, tenaga kerja, sarana/prasarana) dan peningkatan pendapatan

pembudidaya ikan melalui peningkatan produksi maupun keterpaduan

pengusahaannya akan meningkatkan efisiensi/saling memanfaatkan


 Minabisnis merupakan suatu kegiatan penanganan komoditas secara komprehensif

mulai dari hulu sampai hilir (pengadaan dan penyaluran minainput, proses produksi,

pengolahan, dan pemasaran).

4.      Konsep Pengembangan Kawasan Minapolitan

Berdasarkan issue dan permasalahan pembangunan perdesaan yang terjadi,

pengembangan kawasan minapolitan merupakan alternative solusi untuk pengembangan

wilayah (perdesaan). Kawasan minapolitan disini diartikan sebagai sistem fungsional desa-

desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat

minapolitan dan desa-desa disekitarnya membentuk kawasan minapolitan. Disamping itu,

kawasan minapolitan ini juga dicirikan dengan kawasan perikanan yang tumbuh dan

berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis dipusat minapolitan yang

diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangun perikanan

(minabisnis) diwilayah sekitarnya

Dalam pengembangannya, kawasan tersebut tidak bisa terlepas dari pengembangan

sistem pusat-pusat kegiatan nasional (RTRWN) dan sistem pusat kegiatan pada tingkat

propinsi (RTRW Propinsi) dan Kabupaten (RTRW Kabupaten). Hal ini disebabkan, rencana

tata ruang wilayah merupakan kesepakatan bersama tentang pengaturan ruang wilayah.

Terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), maka pengembangan

kawasan minapolitan harus mendukung pengembangan kawasan andalan. Dengan demikian,

tujuan pembangunan nasional dapat diwujudkan.

Disamping itu pentingnya pengembangan kawasan minapolitan di Indonesia

diindikasikan oleh ketersediaan lahan perikanan dan tenaga kerja yang murah, telah

terbentuknya kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) di sebagian besar

pembudidaya, jaringan (network) terhadap sektor hulu dan hilir yang sudah terjadi, dan

kesiapan pranata (institusi). Kondisi ini menjadikan suatu keuntungan kompetitif


(competitive advantage) Indonesia dibandingkan dengan negara lain karena kondisi ini sangat

sulit untuk ditiru (coping) (Porter, 1998). Lebih jauh lagi, mengingat pengembangan kawasan

minapolitan ini menggunakan potensi local, maka konsep ini sangat mendukung

perlindungan dan pengembangan budaya social local (local social culture).

Secara lebih luas, pengembangan kawasan minapolitan diharapkan dapat mendukung

terjadinya sistem kota-kota yang terintegrasi. Hal ini ditunjukkan dengan keterkaitan antar

kota dalam bentuk pergerakan barang, modal dan manusia. Melalui dukungan sistem

infrastruktur transportasi yang memadai, keterkaitan antar kawasan minapolitan dan pasar

dapat dilaksanakan. Dengan demikian, perkembangan kota yang serasi, seimbang, dan

terintegrasi dapat terwujud.

Dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan secara terintegrasi, perlu disusun

masterplan pengembangan kawasan minapolitan yang akan menjadi cuan penyusunan

program pengembangan. Adapun muatan yang terkandung didalamnya adalah:

1. Penetapan pusat agropolitan/minapolitan yang berfungsi sebagai (Douglas 1986):

1. Pusat perdagangan dan transportasi perikanan (aquacultural trade/transport center).

2. Penyedia jasa pendukung perikanan (aquacultural support services).

3. Pasar konsumen produk non-perikanan (non aquacultural consumers market).

4. Pusat industry perikanan (aqua based industry).

5. Penyedia pekerjaan non perikanan (non-aquacultural employment).

6. Pusat minapolitan dan hinterlandnya terkait dengan sistem permukiman nasional,

propinsi, dan kabupaten (RTRW Propinsi/Kabupaten).

2. Penetapan unit-unit kawasan pengembangan yang berfungsi sebagai (Douglas, 1986):

1. Pusat produksi perikanan (aquacultural production).

2. Intensifikasi perikanan (aquacultural intensification).


3. Pusat pendapatan perdesaan da permintaan untuk barang-barang dan jasa non-

perikanan (rural income and demand for non-aquacultural goods and services).

4. Produksi ikan siap jual dan diversifikasi perikanan (cash fish production and

aquacultural diversification).

3. Penetapan sektor unggulan:

1. Merupakan sektor unggulan yang sudah berkembang dan didukung oleh sektor

hilirnya.

2. Kegiatan minabisnis yang banyak melibatkan pelaku dan masyarakat yang paling

besar (sesuai dengan kearifan local).

3. Mempunyai skala ekonomi yang memungkinkan untuk dikembangkan dengan

orientasi ekspor.

4. Dukungan sistem infrastruktur

Dukungan infrastruktur yang membentuk struktur ruang yang mendukung

pengembangan kawasan minapolitan diantaranya: jaringan jalan, irigasi, sumber-sumber air,

dan jaringan utilitas (listrik dan telekomunikasi).

5. Dukungan sistem kelembagaan.

1. Dukungan kelembagaan pengelola pengembangan kawasan minapolitan yang

merupakan bagian dari pemerintah daerah dengan fasilitasi pemerintah pusat.

2. Pengembangan sistem kelembagaan insentif dan disinsentif pengembangan kawasan

minapolitan.
Melalui keterkaitan tersebut, pusat minapolitan dan kawasan produksi perikanan

berinteraksi satu sama lain secara menguntungkan. Dengan adanya pola interaksi ini

diharapkan untuk meningkatkan niali tambah (value added) produksi kawasan minapolitan

sehingga pembangunan perdesaan dapat dipacu dan migrasi desa-kota yang terjadi dapat

dikendalikan.

Kawasan-Kawasan Yang Telah Di Tetapkan Sebagai Kawasan Minapolitan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Nomor KEP.39/MEN/2011Tentang

Perubahan Atas Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010

tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.

KAWASAN MINAPOLITAN

NO PROPINSI KABUPATEN/KOTA
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM  Aceh Selatan
 Aceh Tamiang
 Aceh Utara
 Aceh Tenggara
 Aceh Timur
Aceh Barat Daya
 Bireun
2 SUMATERA UTARA  Serdang Begadai
 Tapanuli Utara
 Samosir
 Deli Serdang
 Simalungun
 Tapanuli Tengah
 Langkat
 Kota Medan
 Mandailing Natal
3 SUMATERA BARAT  Dharmasraya
 Pesisir Selatan
 Agam
 Kota Padang
 Pasaman
 Limapuluh Koto
4 RIAU Kuantan Singingi
Indragiri Hilir
Kota Dumai
 Kampar
 Rokan Hulu
 Bengkalis
Indragiri Hulu
5 KEPULAUAN RIAU  Bintan
 Kota Batam
 Tanjung Balai Karimun
6 JAMBI  Batanghari
 Muaro Jambi
 Kota Jambi
 Tanjung Jabung Barat
7 BENGKULU  Kaur
Bengkulu Utara
 Seluma
 Kota Bengkulu
 Kepahiang
8 SUMATERA SELATAN  Ogan Ilir
 Ogan Komering Ilir
 Ogan Komering Ulu Timur
 Ogan Komering Ulu
 Musi Banyuasin
 Ogan Komering Ulu Selatan
 Banyuasin
 Palembang
 Musi Rawas
 Muara Enim

9 BANGKA BELITUNG  Bangka Selatan


Belitung Timur
 Belitung
 Bangka Tengah
 Bangka

10 LAMPUNG  Lampung Tengah


 Lampung Selatan
 Tulang Bawang
 Tanggamus
 Pesawaran
 Lampung Timur
 Kota Bandar Lampung

11 DKI JAKARTA  Kotamadya Jakarta Utara

12 BANTEN  Serang
 Tangerang
 Lebak
 Pandeglang
 Kota Serang

13 JAWA BARAT  Karawang


 Bogor
 Garut
 Cirebon
 Kota Cirebon
 Sumedang
 Indramayu
 Subang
 Bekasi
 Sukabumi
 Tasikmalaya
14 JAWA TENGAH  Banyumas
 Boyolali
 Tegal
 Demak
 Pati
 Cilacap
 Purbalingga
 Magelang
 Brebes
 Kota Tegal
 Rembang
 Kota Pekalongan
 Klaten
 Banjarnegara
 Semarang

15 D.I. YOGYAKARTA  Gunung Kidul


 Sleman
 Kulonprogo
 Bantul

16 JAWA TIMUR  Tuban


 Blitar
 Trenggalek
 Lamongan
 Sumenep
 Gresik
 Sidoarjo
 Malang
 Banyuwangi
 Kota Probolinggo
 Pacitan
 Pasuruan

17 KALIMANTAN BARAT  Sambas


 Kapuas Hulu
 Bengkayang Kayong Utara
 Kota Pontianak
 Ketapang

18 KALIMANTAN TENGAH  Pulang Pisau


 Katingan
 Palangkaraya
 Barito Selatan
 Kotawaringin Barat
 Kapuas
 Barito Timur

19 KALIMANTAN SELATAN  Banjar


 Hulu Sungai Utara
 Tabalong
 Kotabaru
 Tanah Laut
Tanah Bumbu

20 KALIMANTAN TIMUR  Malinau


 Nunukan
 Penajam Paser Utara
 Kutai Kertanegara
 Bulungan
 Kutai Timur
 Kota Balikpapan

21 SULAWESI UTARA Minahasa Selatan


 Bolaang Mongondow Utara
 Sangihe
 Minahasa Utara
 Minahasa
 Kota Bitung
Kota Manado
 Minahasa Tenggara

22 GORONTALO  Gorontalo Utara


 Boalemo
 Pohuwato

23  Banggai Kepulauan
 Tojo Una-Una
 Banggai
 Parigi Moutong
SULAWESI TENGAH
 Donggala
 Sigi
 Morowali

24 SULAWESI SELATAN  Bone


 Tojo Una-Una
 Banggai
 Parigi Moutong
 Donggala
 Sigi
 Morowali
 Jeneponto
 Gowa
 Luwu Timur
 Sinjai
 Takalar
 Wajo
 Maros
 Bantaeng
 Pangkep
 Kota Makassar
 Pinrang
 Luwu
 Barru
 Luwu Utara

25 SULAWESI BARAT  Majene


 Mamuju
 Mamasa
 Mamuju Utara
 Polewali Mandar

26 SULAWESI TENGGARA  Kolaka


 Konawe Selatan
 Kolaka Utara
 Buton
 Konawe Utara
 Muna
 Kota Kendari
 Kota Bau-Bau

27 BALI  Klungkung
 Buleleng
 Badung
 Jembrana
 Kota Denpasar
 Bangli
 Tabanan

28 NUSA  TENGGARA BARAT  Lombok Timur


 Bima
 Lombok Barat
 Sumbawa
 Lombok Tengah
 Sumbawa Barat

29 NUSA TENGGARA TIMUR  Sumba Timur


 Sikka
 Lembata
 Rote Ndao
 Alor
 Kota Kupang
 Sumba Barat
 Belu

30 MALUKU  Kepulauan Aru


Seram Bagian Barat
 Maluku Barat Daya
 Maluku Tenggara
 Maluku Tengah
 Kota Ambon
31 MALUKU UTARA Halmahera Selatan
 Sula
 Morotai
 Kota Ternate
 Halmahera Timur

32 PAPUA  Waropen
 Merauke
 Biak Numfor
 Kota Jayapura

33 PAPUA BARAT Raja Ampat


 Sorong
 Kaimana
 Kota Sorong

                          

                                                      Undang-undang minapolitan                        


  bahwa untuk lebih memberikan kesempatan kepada provinsi atau kabupaten/kota untuk

mengembangkan kegiatan terpadu dalam pembangunan perikanan berbasis kawasan dengan

konsepsi Minapolitan, perlu mengubah Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.

  Mengubah Lampiran Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010

tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, menjadi sebagaimana tersebut dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

     Bahwa 223 (duaratus duapuluh tiga) kabupaten/kota sebagaimana dimaksud diktum

KESATU dalam mengembangkankawasan Minapolitan tunduk terhadap  ketentuan dalam

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan

Kawasan Minapolitan.

3.      Kesimpulan

seluruh lembaga pemerintah terkait, provinsi, kabupaten dan kota bekerjasama dan

memberikan dukungan penuh berupa pembangunan prasarana, bantuan permodalan,

kebijakan sektoral yang pro pengembangan Minapolitan serta seluruh kebijakan, program dan

kegiatan perikanan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/ kota terintegrasi dengan baik.

Meningkatkan ekonomi  masyarakat yang berada di kawasan tersebut, dengan cara

pengembangan sentral-sentral perikanan, meningkatkan usaha perikanan yang berskala mikro

dan kecil , penghapusan dan/atau pengurangan beban biaya produksi, pengeluaran rumah

tangga, dan pungutan liar. Serta pemerintah  memberikan bantuan penyediaan sarana dan

prasarana  serta permodalan demi terciptanya masyarakat yang sejahtera. Dan dengan

ditetapkannya kawasan minapolitan tersebut baik pendapatan kota ataupun pendapatan

daerah akan meningkat, serta akan menyebabkan lapangan pekerjaan yang banyak sehingga

masyarakat setempat yang berada di kawasan tersebut akan dengan mudah mendapatkan

pekerjaan yang dimana dulunya mereka tidak  mempunyai pekerjaan yang tetap, sehingga ini
akan berdampak pada ekonomi masyarakat setempat, dengan kata lain masyarakat yang

berada di kawasan tersebut akan sejahtera. Namun hal yang secara umum yang terjadi di

kalangan masayarakat tingkatan pendidikan masih menjadi hal yang paling utama menjadi

hambatan.

Sasaranya:

1.      Masyarakat setempat

2.      Pendapatan ekonomi

3.      Lapangan pekerjaan yang menjamin

4.      Peningkatan pendapatan baik kota maupun daerah

5.      Pengembangan kerja sama dengan swadaya-swadaya masyarakat

6.       pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah;

7.       pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan di daerah sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi lokal;

8.      Usaha perikanan dan kelautan

9.      Terjaminya armada-armada penangkapan

10.  Pengembangan kawasan

11.  Pusat perikanan


DAFTAR PUSTAKA

Sadili didi, 2011. Analisis Assessment Kawasan Minapolitan .

http://lovescokelat.wordpress.com/2010/01/06/minapolitan/

http://desmanwardi.blogspot.com/2010/03/persyaratan-menjadi-kawasan-minapolitan.html

Martha dwiprani hesti, 2011. Pengembangan Wilayah Pesisir Melalui Konsep Minapolitan.

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/10/31/pengembangan-wilayah-pesisir-
melalui-konsep-minapolitan/
Ratu Tatu Chasanah, 2011. Konsep minapolitan.
PENGEMBANGAN WILAYAH INDUSTRI TERPADU

(KAWASAN MINAPOLITAN)

OLEH:

SARBIA  (2008-68-025)

AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2012

Diposkan 26th January 2012 oleh sarbia


0

Tambahkan komentar
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai