Anda di halaman 1dari 1

Cara lain analogi yang paling terkenal adalah apabila menaggapi hal-hal yang serupa dan

tak serupa dalam hidup dan sastra, adalah metafora. Percakapan dan penulisan sehari-hari tidak
mungkin lagi membedakan dengan jelas antara dua bentuk simbolis itu. Contohnya, buku Oxford
Companion to English Literatur yang sudah direvisi mendefinisikan metafora sebagai
“pemindahan suatu nama atau kata deskriptif kepada suatu objek yang berbeda tetapi beranalogi
dengan apa yang semestinya disebut dengan nama atau kata itu”, dengan demikian praktis
menyamakan metaphor dengan analogi.
“Pengalaman publik” mencapai derajat maksimum ketika sebuah masyarakat terikat erat
di dalam lingkungan yang dibatasi, yang jarang dikunjungi oleh orang asing, yang warga-
warganya bekerja melakukan tugas-tugas yang sama di dalam tata ekonomi yang dikenal dengan
baik dan hampir tidak berubah-ubah.
Bagi orang-orang yang meninggalkan kampung halaman yang sudah mapan dan aman
untuk masuk ke dalam padang gurun yang tidak dapat diduga-duga selalu muncul tantangan
untuk menghubungkan pengalaman-pengalaman baru dengan apa yang sampai hari itu menjadi
bahan pembicaraan sehari-hari.
Ada ilustrasi menarik tentang perbedaan antara analogi dan metafora dalam sebuah
sanjak yang ditulis oleh penyair dari Irlandia, Seamus Heaney yang berjudul “Dawn Shoot”.
Penggabungan mata manusia dengan bentuk jembatan, rel-rel dengan penembakan sasaran,
burung corncrake dengan prajurit jaga, melesatnya burung dengan roket, anjlok dari pintu
dengan terjun dari langit. Semua itu merangsang dan mengembangkan daya imajinasi.
Pada umumnya bahasa analogis digunakan oleh ilmuwan dalam menganalisis dan
mendeskripsikan hubungan manusia dengan suatu dunia yang dapat diurus dan dikelola. Bahasa
metaforis digunakan oleh para penyair, penulis novel, sejarawan untuk menggambarkan interaksi
manusia dengan barang dan orang dan peristiwa yang tak dapat dikuasai atau dikendalikan
secara langsung. Analogi sangat banyak ditemukan dalam catatan-catatan ilmiah, metafora dalam
puisi dan drama.
Sepintas kilas mungkin tampak aneh bahwa Aristoteles, ilmuwan dan filsuf ilmu, telah
menulis tentang metafora dengan sangat bersemangat. Metafora adalah satu hal yang tidak dapat
dipelajari dari orang lain, dan juga merupakan tanda kepintaran, sebab sebuah metafora yang
baik mengandung arti persepsi intuitif tentang keserupaan hal-hal yang tidak serupa.
Pemikiran manusia dalam wujudnya yang terbaik dan pada akhirnya paling berpengaruh
dalam mencari hubungan-hubungan dan kesamaan-kesamaan. Metafora bersifat dinamis, terus-
menerus meningkatkan interaksi, dan kemudian membawa orang kepada kemungkinan-
kemungkinan makna yang selalu baru. Metonimia hanya memindahkan sebuah nama, dengan
demikian mengganti satu bentuk yang sudah ditetapkan dengan bentuk yang lain.
McNeile Dixon menegaskan dalam Gifford Lectures-nya bahwa metafora telah
merupakan daya kekuatan yang sangat besar karena menguasai seluruh kehidupan kita. Namun,
masih ada satu unsur yang membingungkan antara metafora dan analogi. Aristoteles menyatakan
bahwa metafora harus mempunyai suatu susunan sebagai proporsionalitas. Jenis terbaik metafora
menurut Aristoteles adalah metafora analogis.
Ciri yang paling diinginkan adalah proporsionalitas, keseimbangan; dalam lingkup hal-
hal yang secara mencolok tidak serupa, ciri yang paling diinginkan adalah keindahan. Keduanya
tidak identik. Memberi tempat yang semestinya kepada keduanya dalam cara kita menggunakan
bahasa barangkali harus merupakan hasrat besar kita yang tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai