05.2 Bab 2
05.2 Bab 2
LANDASAN TEORI
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikutip dari http://www.kamusbesar.com/, diakses pada 19
Oktober 2015.
13
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan
Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal 62.
14
Soekido Notoatmodjo, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rienka Cipta,
hal. 121
12
Pengetahuan tentang perencanaan keuangan sangat penting. Pengetahuan
keuangan tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengelola keuangan dengan
bijak, namun juga memberi manfaat bagi ekonomi. Dalam mengelola keuangan
haruslah ada perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan finansial. Baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk dapat mengelola perencanaan
keuangan dengam baik mahasiswa bisa melakukan perencanaan keuangan
sederhana seperti menabung, baik menabung melalui lembaga keuangan syariah
seperti pengelolaan investasi dan menabung dalam bentuk tradisional seperti
celengan. Dengan adanya perencanaan keuangan yang baik dapat menghindari
mahasiswa dari prilaku konsumtif serta pemborosan.
Dalam Islam, menurut bahasa Arab bahwa pengetahuan disebut dengan
„ilm atau ma‟rifah. 15 „Ilm yang kemudian diserap ke bahasa Indonesia menjadi
„ilmu‟ atau „ilmu pengetahuan‟. Dan menurut perspektif Islam, ilmu merupakan
pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh dari para ilmuwan
muslim atas persoalan-persoalan dunia dan ukhra dengan bersumber kepada
16
wahyu Allah. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu proses
mengenali, menyadari, dan mengerti akan sesuatu hal yang mana didapatkan dari
usaha manusia itu sendiri agar mengetahui dengan sungguh-sungguh, dan
bersumber pada wahyu Allah.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,
diantaranya:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu
mencerdaskan manusia.
2. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
15
Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah, 1999,Kamus Al-Bisri: Indonesia-Arab Arab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, hal. 354.
16
Mohammad Kosim, 2008, “IlmuPengetahuanDalam Islam (PerspektifFilosofis-Historis)”,
Jurnal Tadris Stain Pamekasan, Vol. 3 No.2, hal. 122.
13
3. Informasi
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi
juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi
informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Adanya perbedaan definisi
informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan
(intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang
diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan
melalui komunikasi.
Dengan pengalaman yang dimiliki, berbekal keterangan yang diperoleh
dari orang lain, dan dengan melakukan uji coba terhadap suatu objek untuk
menemukan sebuah kebenaran maka seseorang dapat memperoleh pengetahuan.
Maka secara umum bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu mencakup latar belakang pendidikan, sumber-sumber yang berupa media,
dan informasi.
Pada konsep Islamic financial planning, pengetahuan perencanaan
keuangan mutlak diperlukan untuk mengambil keputusan agar mahasiswa mampu
memilih produk investasi syariah berdasarkan kebutuhan perencanaan keuangan
masing-masing individu.
17
Didin, Hafidhuddin dan Henri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani, 2008), Hal. 77.
14
Dalam konteks perencenaan keuangan konvensional dikenal dengan
sebutan financial freedom yang identik dengan kebebasan dari bekerja dan
pendapatan pasif yang besar. Menurut Robert Kiyosaki mengatakan bahwa
financial freedom itu diperoleh ketika seseorang sudah bisa men-support
berbagai keperluan dirinya hanya dari passive income, seperti hasil investasi
properti atau bisnis. Kebebasan finansial sebagai suatu keadaan ketika
seseorang telah berhasil “menempatkan harta ditangannya, tetapi tidak
dihatinya”. Dengan kata lain, financial freedom diperoleh ketika sudah
muncul sifat qana‟ah dalam hati seseorang atau terbebas dari kekhawatiran
dari hartanya. Artinya, seseorang tidak lagi merasa kekurangan dengan harta
yang sedikit dan tidak pula boros ketika harta sudah banyak.18
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering menemukan istilah
perencanaan keuangan. Definisi perencanaan keuangan menurut Certified
Financial Planner, Board of Standards, Inc. adalah proses mencapai tujuan
seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.19
Konsep perencanaan keuangan syariah adalah konsep perencanaan
keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Islam mengajarkan
pada para umatnya untuk melakukan ritual keagamaan yang sering disebut
ibadah dan juga mengajarkan tata cara melakukan kegiatan ekonomi dan
pengelolaan harta. Para perencana keuangan syariah berusaha melakukan
eksplorasi yang maksimal agar investasi dan tata cara pengelolaan keuangan
memenuhi hukum-hukum yang telah diatur dalam Al-Quran dan Hadits. 20
Perencanaan keuangan adalah selain proses penentuan tujuan
keuangan dan prioritas keuangan, juga mempertimbangkan sumberdaya yang
dimiliki, profil risiko dan gaya hidup saat ini. Agar rencana dibuat secara
realistis dan seimbang untuk mencapai sasaran tersebut (gol). Rencana inilah
18
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami),
Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 9.
19
Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian
keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 11
20
Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari
http://perencanakeuangan123.com/2010/10/08/ perencanaan- keuangan- syariah /, diakses pada 25
Mei 2015.
15
yang digunakan sebagai panduan dan memetakan suatu tindakan,
“Bagaimana dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 21
Perencanaan Keuangan Syariah juga dapat didefiniskan sebagai
proses perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan
perencanaan, pemilihan serta pengelolaan kekayaan dan keuangan dalam
kehidupan untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang baik di dunia maupun akhirat.22
Perencanaan Keuangan kita tidak hanya berhenti dari sisi duniawi
akan tetapi insya Allah akan terus berlanjut ke akhirat dengan ketika pahala
yang terus bersambung tersebut. Oleh sebab itu, segala sesuai persiapan
secara keuangan di dunia ini. Konsep lain yang berbeda di dalam Islamic
Financial Planning, salah satunya adalah bahwasannya seluruh perbuatan
yang kita lakukan di dunia ini seyogyanya perbuatan yang baik, halal dan
memberikan berkah contohnya adalah dalam mencari rizki. Dari perbuatan
yang halal dan membawa berkah ini pun barulah kita melakukan Perencanaan
Keuangan secara Islami yang menyangkuat di antaranya adalah: Pendapatan
secara Islami, Pengeluaran secara Islami, Manajemen Utang, Perlindungan
(Manajemen Resiko) secara Islami, Investasi, serta Zakat, Sedekah, Amal,
dan Wakaf.
Tujuan investasi kemudian dimulai dengan perencanaan pernikahan
(bagi yang belum menikah) dan perencanaan sekolah untuk menambah ilmu.
Menambah ilmu tidak hanya ilmu secara duniawi tapi juga memperkuat ilmu
keagamaan seperti memupuk kebiasaan membaca atau Iqra‟ termasuk
membaca Al-Qur‟an. Dengan membaca akan menambah ilmu kita, oleh
sebab itu perencanaan pendidikan menjadi hal pertama yang sangat penting
dalam Perencanaan Keuangan secara Islami. Perencanaan lainnya antara lain
adalah; Perkawinan (Sunnah Rasul), Tabungan/Investasi, Memenuhi
keperluan Rumah Tangga, Wasiat, Memiliki Keturunan, Mengurusi Orang
Tua, Mobil, Properti, Pajak, Asuransi (Takaful), serta perencanaan Darurat
21
Abu Yusuf, Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari http:// ekonomi.
kompasiana .com /moneter/ 2011/10/18/ perencanaan- keuangan-syariah/ , diakses 25 Mei 2015.
22
Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: MudaMapan
Publishing, hal. 41
16
(Emergency Fund) dan lain sebagainya yang akan dibahas lebih lanjut di
tulisan berikutnya.Bisa dilihat bahwa dengan melakukan Perencanaan
Keuangan secara Syariah (Islami) kita tidak hanya mengharapkan ketenangan
secara dunia, tapi juga mengharapkan keberkahan hidup dan ketenangan di
akhirat nanti.23
23
Aidil Akbar, Seputar Perencanaan Keuangan Syariah (Finance Detik.com), Dikutip dari
http://finance.detik.com/read/2013/07/24/070313/2312229/722/masih-seputar-perencanaan-keuangan-
syariah , diakses pada 23 mei 2015.
24
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 12-13.
25
Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),
Hal. 46.
17
TABEl 2.1.
RENCANA FINANSIAL DAN KESESUAIANNYA DENGAN TUJUAN
26
Ibid, Hal. 134.
18
Menurut Ibnul Qayyim, maqashid syariah yang termasuk dalam kategori
kebutuhan yang mendasar mempunyai lima dimensi yaitu:27
1) Pemeliharaan agama (hidfdhun-din),
2) Pemeliharaan jiwa atau kehidupan (hifdhul-hayah),
3) Pemeliharaan intelek/ilmu pengetahuan (hifdhul-„aql),
4) Pemeliharaan keturunan (hifhun-nasl), dan
5) Pemeliharaan harta (hifdhun-maal).
27
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance (Solusi Mudah Mengatur Keuangan Keluarga
Islami), Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 24.
28
Achmad Firdaus, Kajian Islam Tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga, dikutip dari
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/03/31/kajian-islam-tentang-pengelolaan-keuangan-
keluarga/, diakses pada 26 Mei 2015.
19
3) Pengelolaan keuangan didedikasikan untuk kehidupan di akhirat
(Al-Qur‟an Surat Al-Hasyr Ayat 18 )29
29
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).
30
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).
20
6) Menjauhi sifat boros (Al-Qur‟an Surat Al-Isra‟ Ayat 26)31
ال
31
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).
32
http//Muslim.or.id.hadits_HR_Bukhori
21
mencintai saudara kita dan selalu membantu dalam saat kesusahan dengan
sedikit harta yang kita berikan bisa kita sedekahkan. 33
22
o Mempertahankan gaya hidup saat ini.
o Mengakumulasikan kekayaan untuk tujuan pensiun.
o Proteksi jiwa dan kesehatan.
o Pendidikan anak.
o Pembagian warisan secara adil.
o Kebebasan finansial.
o Meminimalkan pajak yang dibayar.
o Dan sebagainya.
b) Mengumpulkan Informasi yang Relevan
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data finansial yang
diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok
guna merealisasikan tujuan. Semua informasi atau dokumen yang
diperlukan harus ditemukan, sebelum mendapatkan nasihat yang
dibutuhkan. Informasi mengenai data keuangan dapat diperoleh melalui
pengumpulan data, survei, maupun pengisian kuesioner. Cara apa pun
yang ditempuh mempunyai kelebihan masing-masing.
Contoh informasi yang harus dikumpulkan:
o Data tentang aset/kekayaan dan kewajiban/utang.
o Proyeksi pendapatan di masa mendatang.
o Analisis arus kas dan budget.
o Tabungan, polis asuransi yang dimiliki.
o Profil risiko individu.
o Dan sebagainya.
c) Analisis Informasi yang Ada
Selanjutnya, individu dan perencana keuangan harus melakukan
analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh untuk menentukan situasi
individu saat ini dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan individu tersebut. Pada tahap ini perencana keuangan mencoba melihat
kekuatan dan kelemahan status keuangan individu dan menganalisis bahaya
atau risiko potensial yang mungkin muncul yang dapat menghalangi
pencapaian tujuan keuangan. Analisis yang dilakukan termasuk analisis aset,
kewajiban dan arus kas, asuransi yang telah dimiliki, serta investasi yang
23
telah dilakukan. Hal ini tergantung dari jenis pelayanan yang diinginkan sang
individu. Dari analisis ini, perencana keuangan dapat menilai apakah tujuan
keuangan kliennya realistis atau tidak. Jika tidak, sang individu akan
disarankan untuk mengubah harapannya.
Contoh area penting pada saat melakukan analisis dan evaluasi ini:
o Prospek karier dan pendapatan nasabah.
o Akumulasi dana yang sudah terkumpul untuk kebutuhan pensiun.
o Kepemilikan rumah.
o Pengelolaan kewajiban (utang).
o Dana yang telah dipersiapkan untuk pendidikan.
o Perencanaan bisnis pribadi.
o Tabungan yang sudah dimiliki hingga saat ini.
o Dan sebagainya.
24
o Perencanaan tabungan rutin maupun arus kas.
o Dan sebagainya.
e) Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan
Langkah selanjutnya yang paling penting adalah
mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Ibarat dokter yang sudah
memberikan resepnya kepada pasien, maka agar bisa sembuh, pasien tersebut
harus menebus resep tersebut. Perencana keuangan dan individu bersama-
sama mempelajari rekomendasi perencanaan keuangan dan harus sepakat
tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencana
keuangan dapat menjadi semacam "pengawas" dalam melakukan koordinasi
atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama individu dan
profesional lainnya, seperti pengacara/notaris, pialang saham atau konsultan
pajak/akuntan.
f) Mengawasi Perencanaan Keuangan
Mengingat proses perencanaan keuangan adalah proses yang dinamis,
maka diperlukan pemeriksaan dan revisi secara berkesinambungan. Tujuan
dan status keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari.
Sebab perubahan adalah hal yang absolut. Dan perubahan bisa terjadi baik
secara internal (dari individu itu sendiri) maupun secara eksternal (misalnya
inflasi dan sebagainya).
Pertemuan rutin antara perencana keuangan dengan individu dalam
rangka pengawasan ini sangat penting untuk melihat perubahan maupun
perkembangan keadaan keuangan individu. Di samping itu juga penting
untuk memonitor portofolio aset individu tersebut dan memberikan saran
yang cocok dengan perubahan-perubahan tersebut. Tujuan akhir dari
pengawasan perencanaan keuangan ini adalah untuk memastikan bahwa
perencanaan tersebut tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
25
cukup, tekadang bingung uang yang diterima atau gaji yang diterima akan
dialokasikan kemana saja. Prioritas keuangan bisa dikelola dan dianggarkan
dengan kosep zapin yaitu:36
a) Zakat untuk mensucikan harta dan berbagi tehadap yang
membutuhkan.
b) Assurance (asuransi) bertujun untuk melindungi diri maupun
keuarga dari hal-hal yang tak terduga.
c) Present Consumption yaitu menyisihkan dana untuk kebutuhan
hidup ini.
d) Future Spending yaitu menabung untuk rencana-rencana indah di
beberapa tahun mendatang.
e) Investment yaitu berinvestasi untuk masa depan bahkan ketika
setelah pensiun.
Sebagai patokan umum, kita bisa mengalokasikan keuangan dengan cara:
a) Mengalokasikan dana 2,5% untuk zakat.
b) Minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk
membayar premi asuransi.
c) Alokasi untuk konsumsi bulan ini (termasuk pengeluaran gaya
hidup) sebaiknya tidak lebih dari 60%
d) Paling tidak 15% dari penghasilan ditujukan untuk tabungan dan
investasi.
e) Jika masih memiliki cicilan hutang, maka porsiny dihrapkan tidak
lebih dari 30%.
2. Kecerdasan Finansial
Dalam perencanaan keuangan dibutuhkan adanya strategi
perencanaan keuangan. Tidak sedikit individu yang mnempuh cara tutup
lubang gali lubang. Dengan keadaan tersebut menyebabkan seseorang
berhutang kepada orang lain dan selalu berfikir siapa yang nanti akan
memberikan pinjaman. Masalah finansial seperti ini bukan karena banyak
36
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk
Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.
26
sedikitnya uang yang ada, namun bagaimana kita bisa menikmati tanpa
menghabiskan uang tersebut. Beikut strategi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup: pertama, membuat catatan keuangan dengan
menyediakan buku khusus untuk mencatat setiap pengeluaran dan
pemasukan disetiap minggunya. Kedua, menyimpan uang dan
memisahkannya di amplop sesuai dengan kebutuhan yang telah
direncanakan sebelumnya.37 Disamping itu strategi nlain dari perencanaan
keuangan adalah dapat membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan
(want). Karena keinginan lebih didorong dari kekuatan dalam diri kita yang
bersifat pribadi. Jadi seringkali subyektif, yaitu berbeda satu orang dengan
orang lainnya. Keinginan juga seringkali tidak berjalan dengan rasionalitas
atau nilai rasa lebih mendominasi dalam diri kita, sehingga sifatnya tak
terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Keinginan bisa dikendalikan
dengan rasio dan realitas yang ada disebut dengan kebutuhan. Sifat
kebutuhan lebih obyektif karena karena berpegangan pada realitas yang
ada.38
Memenuhi keinginan saja adalah suatu pemborosan jika kita tidak
bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Maunya
mengeluarkan uang terus untuk mendapatkan sesuatu meski sesuatu itu
tidak dibutuhkan. Orang boros biasanya termakan gengsi, ia tak ingin
dibilang pelit. Tak peduli penghasilan per bulan berapa. Penting adanya
perilaku hemat untuk mencegah pemborosan. Karena orang hemat akan
mengeluarkan uang tanpa terencana. Memahami mana yang dibutuhkan atau
tidak. Bagi orang yang suka berhemat, prinsip berhitung, menghitung, dan
memperhitungkan selalu diterapkan. kebutuhan hidup tidak hanya makan
dan membeli baju hidup kadang sederhana karena harus memikirkan
kebutuhan orang lain. Orang hemat suka membelanjakan uangnya untuk
sedekah/jalan Tuhan tapi tidak perlu gembar-gembor untuk bisa disebut
37
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-
128.
38
Ibid, hal. 156-158.
27
royal. Harus ada urutan mana yang penting, kurang penting, dan tidak
penting kemudian mendisiplinkan diri dalam prioritas.39
39
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial, (Yogyakarta: Asda Media, Maret 2014), Hal.
173-175.
28
TABEL 2.2
TINGKAT KEPENTINGAN RENCANA FINANSIAL PADA USIA YANG
BERBEDA
40
Isnaini DK, Gaji Sebulan Habis Sehari (Solusi Financial Planning Untuk Hidup Lebih
Sejahtera), (Jawa Tengah: Caesar Media Pustaka, Juni 2014), Hal. 53.
29
TABEL 2.3
CONTOH PERIORITAS PENGELUARAN
NO Keterangan Contoh
1 Jumlah Penghasilan 4.000.000
2 Bayar zakat 300.000
3 Bayar Utang 1.000.000
4 Menabung 1.000.000
Sisa (biaya konsumsi) 1.700.000
Sumber: Gaji Sebulan Habis Sehari Tahun 2014
Dengan contoh diatas bisa menjadi cara agar kita bisa mengatur
pengeluaran dari penghasilan. Dengan membuat perencanaan yang
demikian, kita dengan mudah membayar zakat sehingga hati merasa makin
kaya dan lapang, kita tidak memiliki beban untuk menyisakan uang karena
segala macam kewajiban sudah terpenuhi. Menyisihkan uang untuk
menabung terlebih dahulu sangatlah baik dalam menyusun rencana
pengeluaran untuk kebutuhan darurat nantinya. Sangat perlu membuat skala
perioritas agar kita bisa mngelola alokasi pengeluaran dengan baik. Dalam
mengatur kas kita perlu menentukan kebutuhan kas untuk mengatur jumlah
kas yang tersedia dan yang diperbolehkan. Oleh karena itu perlu
membiasakan budaya menabung. Menabung memerlukan kebulatan tekad
dan cara yang tepat. Harus diperioritaskan, mengingat manfaatnya yang
bukan hanya bisa menyelematkan saat defisit namun juga membuat kita
lebih sejahtera. Mindset atau pola pikir manusia perlu diubah.41
Pertama, jangan pernah berfikir bahwa bisa menabung dari sisa gaji.
Sulit untuk melakukannya. Sebab, jika kita masih memegang uang, maka
semua seolah-olah menjadi penting untuk dibeli, sulit membedakan antara
kebutuhan dan keinginan, seolah semua menjadi kebutuhan yang mendesak.
41
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (menabung yang benar), (Yogyakarta: Asda
Media, Maret 2014), Hal. 145-146.
30
Contohnya saat menerma gaji, bisa disisihkan 10 % dari gajin tersebut. 10%
tersebut disisihkan karena tidak terlalu mengguncang finansial.
Kedua, pilihlah bank yang tepat. Terutama dari segi keamanan karena
niat awal menabung adalah untuk mengamankan kesehatan finansial. Uang
yang diperoleh usaha keras dan susah payah tentunya pihak bank
menyimpan dengan aman.
Ketiga, memisahkan rekening tabungan. Uang yang disisihkan 10%
jangan digabungkan dengan rekening yang biasa digunakan untuk
bertransaksi. Perlu membuat rekening tabungan lain agar tidak tergoda
untuk menggunakannya baik secara tunai maupun keperluan konsumtif.
Bahkan jika perlu tidak menggunakan kartu ATM agar tidak tergoda untuk
membeli hal-hal yang belum terlalu diperlukan. Keempat, mengingat bunga
tabungan relatif kecil, maka setiap kali saldo tabungan sudah cukup banyak
maka sebaiknya sebagian diubah kedalam bentuk tabungan lain yang lebih
menguntungkan seperti deposito atau membeli barang yang cenderung naik
nilainya seperti emas, rumah, atau tanah yang berprospek lokasinya atau
untuk modal membuka usaha sendiri atau investasi lainnya.
Ketentuan Syariah berkaitan dengan penggunaan pengeluaran antara
lain :42
a. Tidak Boros dan Tidak Kikir
Allah SWT sebagai sang pencipta mengajarkan keada kita suatu
konsep hidup “pertengahan” yang luar biasa, untuk hidup dalam
batas-batas kewajaran, tidak boros/berlebih-lebihan dan tidak
kikir.
b.
42
Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah Di Indonesia, cet. Pertama, (Jakarta: Salemba Empat,
September 2014), Hal. 53.
31
beorientasi pada produktivitas dilatarbelakangi oleh adanya kewajiban
membayar zakat bagi kepemilikan aset yang tidak diproduktifkan,
sebaliknya aset yang produktif pengenaan zakatnya hanya berdasarkan hasil
yang diperoleh dari investasi tersebut. Meskipun demikian tujuan investasi
bukan hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri namun juga
mementingkan norma dan etika Islami yang ditetapkan oleh Al-Qur‟an dan
hadits nabi SAW. Investasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain itu juga
investasi merupakan suatu komitmen atau sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk
memperleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.43
Seseorang melakukan kegiatan investasi tentunya harus dimulai dari
adanya sebuah rencana atau tujuan keuangan yang ingin dicapai dimasa
yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka pendek, jangka
menengah ataupun jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi:
a) Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi
yang menjanjikan keuntungan besar dalam jangka waktu yang
singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai karakter dan
skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga
kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi
b) Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti
yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Hampir semua orang
sudah memiliki pemahaman bahwa semakin tinggi risiko maka
kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.44
Menurut Ahmad Gozali, dalam perencana keuangan, menyatakan
setiap orang memiliki portofolio investasi yang berbeda. Melihat dari
kebutuhan, usia, dan statusnya. Apakah Anda lajang tetapi menjadi tulang
43
Mochammad Nadjib, Investasi Syariah, Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik,
(Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta, Februari, 2008), Hal. 3-7.
44
Vera Intanie Dewi, “Asset Allocations, Diversification Dan Rebalancing Sebagai Bagian
Dari Proses Perencanaan keuangan (Suatu Kajian Pustaka)”, Jurnal Bina Ekonomi, Vol. 16&17, No.
1, Januari 2013, Hal. 17, dikutip dari http:// journal.unpar.ac.id /index.php/ BinaEkonomi /article
/view/ 805, diakses pada 27 Mei 2015.
32
punggung keluarga, atau lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang
lain. Apalagi bagi yang sudah menikah, perhitungan cermat sangat
diperlukan. Portofolio investasi sangat tergantung perhitungan setiap
individu, tidak pernah bisa berlaku mutlak. Melihat kebutuhan, usia, bahkan
jumlah anak yang ditanggungnya. Berikut beberapa portofolio investasi
sesuai usia :45
A) Usia 20-30 tahun
Pada usia produktif ini, investasi risiko rendah dan tinggi
masih cukup aman. Komposisinya bisa seimbang (50:50). Produk
investasi cukup beragam, mulai dari emas, asuransi investasi, unit link
hingga saham.
B) Usia 30 - 40 tahun
Pada usia ini, fokus investasi sebaiknya kepada produk dengan
risiko menengah. Komposisinya lebih dominan (60-70 %). Instrumen
investasinya bisa berupa properti, reksa dana, dan unit link. Kurangi
investasi pada produk berisiko rendah dan hindari investasi berisiko
tinggi.
C) Usia di atas 50 tahun
Mendekati masa pensiun, sebaiknya fokus berinvestasi dengan
produk berisiko rendah, komposisinya 50 %. Salah satu produk
investasi rendah risiko yaitu ORI, masih aman berinvestasi produk
berisiko menengah, tetapi sebaiknya kurangi investasi berisiko tinggi.
D) Usia pensiun
Sebaiknya jual investasi berisiko menengah dan tinggi yang
sudah dimiliki sebelumnya. Boleh saja menyisakannya, tetapi porsinya
masing-masing 10 persen saja untuk investasi risiko menengah dan
tinggi. Selebihnya, 80 % sebaiknya berinvestasilah di produk dengan
risiko rendah, emas salah satu contohnya.
45
Ahmad Gozali, memilih Investiasi Sesuai Usia, dikutip dari http://female.kompas.com/
read/2010/07/26/14100964/memilih.investasi.sesuai.usia, diakses pada 27 Mei 2015.
33
2 . Risiko dalam Investasi
Dalam kehidupan yang fana ini, banyak sekali bahaya yang
mengancam keselamatan diri. Ancaman bahaya yang ditujukan pada
kekayaan, jiwa, bahkan raga kita. Ancaman bahaya terus berlangsung
selama kekayaan itu ada dan selama kita hidup, maka selama itu pula
ancaman datang. Dalam berinvestasi diaset finansial pasti mengandung
risiko. Kita harus memahami risiko apa saja yang ada. Yang terpenting
adalah bagaimana cara kita menghadapi risiko tersebut.46
Ada beberapa jenis risiko investasi sebagai berikut:
a) Risiko Volatilitas
Risiko ini terlihat saat naik turunnya nilai investasi secara
periodik. Contohnya, IHSG selama kurun waktu tahyun 1998-2012,
pernah mengalami kenaikan dan penurunan return setahun. Tahun
2017, IHSG memberikan hasil 52,10% selama setahun, tahun 2008 -
50,6% . ternyata pada 2009 IHSG naik kembal dan memberikan hasil
87%.
b) Risiko Likuiditas
Risiko harta investasi tidak dapat diuangkan dengan segera.
Kalaupun bisa, risiko yang dihadapi adalah nilai investasi lebih kecil
dari prinsipal yang di investasikan. Contohnya investasi tanah, belum
tentu dapat cepat terjual dengan harga pasar yang diinginkan.
c) Risiko penipuan
Risiko ini adalah risiko yang palinmg berbahaya karena
seringkali tidak diketahui sampai penipuan sudah terjadi.47
d) Risiko Bisnis
Risiko bisnis terkait dengan kegiatan usaha dilingkungan
perusahaan investasi, termasuk makro dan kebijakan, faktor-faktor
hukum dan peraturan, serta infrastruktur sektor keuangan secara
keseluruhan seperti sistem pembayaran dan auditor.
46
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-
128.
47
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan
Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.
34
e) Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko dimana sebuah sebuah
perusahaan mengalami kerugian akibat fluktuasi pergerakan harga
pasar. Risiko pasar merupakan hasil dari perubahan harga instrumen
ekuitas, komoditas, surat berharga pendapatan tetap, dan nilai tukar.
Risiko pasar dalam lembaga keuangan muncul dalam bentuk harga
pergerakan harga yang tidak menguntungkan, seperti hasil, harga
tolak ukur, nilai tukar uang mata uang asing, dan harga komoditas
serta modal yang memiliki dampak potensial terhadap nilai keuangan
dari sebuah aset selama masa perjanjian.48
35
Reksadana merupakan suatu portofolio investasi. Satu reksadana
harus terdiri dari minimal 10 jenis instrumen investasi. Berdasarkan
alokasi uang-uang yang ditanamkan, reksadana dibagi beberapa jenis,
yaitu:
1) Reksadana Pasar Uang (RDPUI) yaitu reksadana yang
menempatkan 100% dananya dalam instrumen pasar uang, seperti
deposito, sertifikat Bank Indonesia-Syariah, atau obligasi/sukuk
yang jatuh tempo kurang dari stu tahun. Reksadana ini relatif
aman karena lebih likuid dan mudah dicairkan. Reksadana ini
berjangka pendek dan mempunyai potensi keuntungan sedikit
lebih tinggi dari deposito.
2) Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) yaitu reksadana yang
menempatkan minimum 80% dari dananya dalam instrumen
obligasi atau sukuk. Jenis reksadana ini menjanjikan potensi
keuntungan yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang dan
bersifat jangka menengah.
3) Reksadana Dana Campuran (RDC) yaitu reksadana yang
menempatkan dananya pada instrumen pasar uang/sukuk atau
saham dengan komposisi yang fleksibel. Secara umum reksadana
campuran mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi
karena merupakan investasi jangka menengah sampai panjang
dengan risiko yang sedikit lebih besar daripada pendapatan tetap.
4) Reksadana Saham yaitu reksadana yang menempatkan minum
80% dari dananya dalam saham. Reksadana saham merupakan
investasi jangka panjang dan menjanjikan keuntungan paling
tinggi sesuai dengan profil rsiko yang juga lebih tinggi daripada
reksadana lainnya.
Langkah-langkah berinvestasi reksadana antara lain: 51
Tentukan tujuan dari berinvestasi
Hitung kebutuhan investasi reksadana
51
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan
Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 117-121.
36
Pilih produk reksadana
Beli reksadana melalui agen penjual atau langsung ke MI
Monitor investasi reksadana secara berkala
c) Saham
Saham adalah investasi modal dan bisa dikatakan sebagai
sebutan pemegang saham. Saham merupakan salah in strumen
keuangan yang paling berisiko, namun dalam jangka panjang
memberikan potensi keuntungan yang paling tinggi. Saham sangat
cocok bagi individu pada usia sekitar 40 tahun dan belum memiliki
dana pensiun, saham bisa menjadi teman terbaik. Saham juga cocok
digunakan untuk berbagai kebutuhan lain yang baru akan
direalisasikan lebih dari 5 tahun mendatang.
Di Indonesia, saham diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Ada perbedaan antara berdagang saham dan berinvestasi
saham. Dalam berinvestasi saham, seorang investor mencari
keuntungan dari pertumbuhan nilai investasi dan juga bagi hasil dalam
bentuk deviden dari investasinya. Jangka waktu investasi yang dituju
pun jangka panjang, diatas 5 tahun. Sedangkan berdagang saham atau
trading, mencari keuntungan dari jual beli saham dalam jangka
pendek. Kemudian akan dijual kembali saham yang telah dibeli
dengan mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga.
d) Sukuk
Sukuk adalah suatu surat pernyataan utang dari penerbit surat
kepada pemegangnya, beserta janji untuk membayar kembali pokok
utang pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Sukuk ritel ini
diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap aset surat berharga syariah Negara, baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing melalui agen penjual.
e) Emas
Statistik menunjukkan, disaat nilai investasi lain seperti saham
dan obligasi menurun, harga emas cenderung tetap stabil secara rata-
37
rata sehingga emas sangat cocok untuk kebutuhan investasi dalam
jangka menengah sampai panjang.
Dalam segala keputusan finansial, setiap orang memiliki
kombinasi mimpi dan harta yang berbeda. Tabel berikut untuk
memudahkan kita dalam memilih investasi.
TABEL 2.4
BRBAGAI MACAM INVESTASI DAN TINGKAT RISIKO
Jangka
Aset Potensi
Tujuan Risiko waktu
Investasi Return
invstasi
Kenaikan Di bawah
Tabungan berjangka Rendah Rendah
Modal 2 tahun
Di bawah
Deposito Arus kanan Rendah Rendah
1 tahun
Di bawah
ORI & Sukuk Ritel Arus kas Sedang Sedang
4 Tahun
Kenaikan
Saham untuk modal &arus Di atas
Tinggi Tinggi
investasi kas dari 8 tahun
deviden
Kenaikan Di bawah
Saham untuk trading Tinggi Tinggi
modal 1 Bulan
Kenaikan Di atas 5
Emas Sedang Tinggi
modal tahun
38
Sumber: ZAP Finance Research Division Tahun 2012
4. Finansial Check Up
Sering terjadi masalah finansial dikarena kurangnya evaluasi atas
target-target yang telah dibuat sebelumnya atau malah tidak membuat
financial sama sekali. Punya targt saja belum tentu memiliki kehidupan
finansial yang baik, apalagi jika tidak ada. Evaluasi target bertujuan
mengawal apa yang yang kita rencanakan agar tidak meleset jauh dari
rencana awal. 52 Finansial check up dilakukan secara rutin, minimal satu
tahun sekali. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kesehatan
keuangan sebagai berikut:53
a) Penghasilan
Selama hidup kita harus memiliki penghasilan. Penghasilan
yang jumlahnya terus-menerus tidak akan bisa mengejar inflasi.
Sehingga jika penghasilan tidak meningkat, itu berarti standar hidup
harus dikurangi. Penghasilan tidak hanya didapat dari gaji, namun
juga bisa berasal dari investasi. Tujuan pengukuran penghasilan
adalah untuk menila bahwa faktanya meningkat atau menurun
dibandingkan dengan lau inflasi.
b) Pengeluaran
Pengeluaran sudah termasuk premi asuransi, cicilan utang,
maupun keperluan rumah tangga. Lebih baik jika pengeluaran lebih
kecil agar kesempatan menabung semakin besar.
c) Likuiditas
Penghitungan tingkat rasio likuiditas bisa membandingkan
aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan, dan deposito dengan
kebutuhan rata-rata satu bulan. Jika rasio likuiditas terlalu besar
melebihi kebutuhan, menyebabkan ketidakefesienan pengelolaan aset.
d) Utang
52
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (evaluasi target pribadi), (Yogyakarta: Asda
Media, Maret 2014), halm. 211.
53
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial. (Jogjakarta: Diva Press, Desember 2009), halm. 134-
144.
39
Rasio pembayaran cicilan utang bisa digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan utang
dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode
waktu yang sama.
54
Dikutip dari http://perencanaankeuangansyariah.com/2015/09/09/menyusun-anggaran-
pribadi-ala-mahasiswa-baru/, diakses pada 18 Januari 2016.
40
– biaya asrama atau kos, termasuk jika Anda ingin
menggunakan jasa cuci pakaian
– makanan sehari-hari
– belanja pakaian
– sumbangan amal
– biaya nongkrong
41
e. Menjelang akhir bulan, kembali susun anggaran Anda
untuk bulan depan. Perhatikan sejumlah penyesuaian yang
Anda lakukan bulan sebelumnya. Penyesuaian ini meliputi
kondisi jika secara tiba-tiba Anda harus menghabiskan
uang lebih banyak dari yang Anda telah anggarkan di suatu
pos, misalnya pengeluaran untuk buku dan pembuatan
makalah. Konsekuensinya, Anda harus mengurangi
pengeluaran di pos lain di bulan berikutnya.
55
Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam/The Future of
Economics: An Islamic Perspective. Ikhwan Abidin Basri (terj.) (Jakarta: Gema Insani Press,2001),
Hal. 33.
42
Islam tentu akan terdorong untuk mengamalkannya. Dan bila kelak memiliki
berbagai usaha, ia diharapkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip bisnis Islami
yang merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Bila ia bukan pemilik, tapi
sekadar pegawai, ia akan terdorong untuk mengingatkan perusahaan atau lembaga
tempat ia bekerja untuk tetap di jalan syariah.56
Terdapat beberapa peran mahasiswa ekonomi Islam antara lain:57
1. Aktor
Artinya, mahasiswa semestinya menjadi pionir-pionir dalam
praktik ekonomi Islam. Misalnya mahasiswa hanya menjual dan
membeli barang dan jasa yang halal saja. Mengelola keuangan tanpa
riba. Mengembalikan bila meminjam barang. Melakukan kegiatan
sewa menyewa dengan benar. Serta berbisnis sesuai syariah. Bukan
hanya semasa mahasiswa, selepas kuliah nanti peran sebagai pionir
semestinya tetap dilakukan karena melaksanakan ekonomi Islam
adalah kewajiban setiap muslim. Dengan adanya pionir-pionir ini
yang seiring dengan waktu diharapkan semakin banyak, masyarakat
akan melihat secara langsung praktik ekonomi Islam dan kebaikan-
kebaikan yang dihasilkannya.
2. Edukator
Sebagai kelompok masyarakat terdidik, mahasiswa secara
relatif lebih cepat memahami dan memiliki akses ke khasanah wacana
ekonomi Islam ketimbang kelompok masyarakat lain. Karenanya,
mahasiswa harus mampu mengedukasi masyarakat agar
pemahamannya tentang ekonomi Islam bisa meningkat hingga praktik
ekonomi Islam di tengah masyarakat juga semakin berkembang. Tapi
harus disadari, untuk bisa menjadi pionir dan mengedukasi
masyarakat tentu diperlukan kesediaan mahasiswa untuk terus
menerus mengkaji ekonomi Islam.
56
Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 maret 2016.
57
Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 Maret 2016.
43
3. Motivator
Pengkajian dan praktik ekonomi Islam di tengah sistem
kapitalis bukanlah tindakan yang populer, terasa asing dan mudah
menimbulkan rasa putus asa mengingat nature dari masyarakat
memang tidaklah kompatibel dengan ekonomi Islam. Disinilah
diperlukan motivasi terus menerus, terutama dari para mahasiswa
untuk tidak mudah putus asa dalam mengkaji dan mengimplementasi
ekonomi Islam. Bila mahasiswa yang katanya cenderung idealistik
saja putus asa dalam berekonomi Islam, apatah lagi masyarakat yang
cenderung lebih pragmatis.
4. Akselerator
Mahasiswa harus menyadari bahwa sebesar apapun praktik dan
setinggi apapun kesadaran masyarakat tentang ekonomi Islam di
tengah sistem sekuler tetaplah belum merupakan wajah sesungguhnya
dari keadaan yang sebenarnya bila ekonomi Islam diterapkan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, mahasiswa tidak boleh puas sekadar
melihat sebagian wajah ekonomi Islam. Harus ada upaya terus
menerus dengan mendorong percepatan (akselerasi) penerapan dan
kesadaran ekonomi Islam hingga betul-betul terwujud di tengah
masyarakat melalui tegaknya sistem kehidupan Islam. Saat itulah kita
akan melihat wajah ekonomi Islam secara relatif lebih utuh, serta turut
merasakan kerahmatan yang dijanjikan.
44
kegalauan itu. Selain membimbing menjadi seorang yang profesional dibidang
tertentu dan memiliki intelektualitas tinggi, Universitas Islam Negeri juga
menitikberatkan pengajaran pada nilai-nilai moral berdasarkan ajaran Islam.
Hal ini bisa menjadi nilai plus bagi kamu, karena sebuah Instansi atau lembaga
tidak hanya butuh keprofesionalan atau intelektualitas pekerja, tetapi juga
membutuhkan moral pekerja yang baik.58
Perguruan tinggi di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam
menyiapkan SDM integratif yaitu memiliki kompetensi yang memadai dari
aspek syariahsekaligus mumpuni dalam bidang ekonomi dan keuangan baik
dari segikonsep maupun operasional. Hanya saja saat ini masih terjadi
keragamanstruktur akademik yaitu posisi bidang kajian Ekonomi Islam pada
sebagian perguruan tinggi telah menjadi program studi tetapi kebanyakan baru
berbentuk konsentrasi dan penyelenggaraan mata kulah yang
bersifatindependen maupun terintegrasi pada mata kuliah keIslaman. Demikian
pulaada ketidakkonsistenan dalam istilah yang digunakan yaitu “ekonomi
Islam”dan/atau “ekonomi syariah” pada nama program studi maupun mata
kuliah.Variasi nama program studi dan konsentrasi menimbulkan kekaburan
dalamkompetensi yang akan dihasilkan dan pengkajian ekonomi Islam hanya
dalam bentuk beberapa mata kuliah menyebabkan pemahaman lulusan
tentangekonomi Islam parsial dan tidak komprehensif.59
Departemen Agama membina madrasah, pesantren dan perguruan
tinggi agama. Untuk jenjang pendidikan tinggi Departemen Agama pada
mulanya hanya membina perguruan tinggi agama Islam, namun dalam
perkembangan selanjutnya hingga sekarang ini, Departemen Agama juga
membina perguruan tinggi agama non Islam. Perguruan tinggi agama Islam
dikelola oleh Ditjen Pendidikan Islam, sedangkan perguruan tinggi agama
non Islam dikelola oleh Ditjen Bimas terkait, yakni Kristen, Katolik, Hindu,
dan Buddha. Departemen Agama saat ini membina 562 PTAI, dengan rincian
52 PTAIN sedangkan selebihnya dikelola oleh masyarakat atau berstatus
swasta. PTAI ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hampir semua
kabupaten/kota memiliki PTAI. Pengecualian dalam hal ini adalah beberapa
kabupaten/kota yang baru dimekarkan atau pemeluk Islam di daerah itu
sangat sedikit. Dengan demikian dilihat dani segi jumlah lembaga, maka
kehadiran PTAIS lebih menonjol dari PlAIN. Salah satu peran nyata dari
58
Dikutip dari http://www.berkuliah.com/2014/08/10-universitas-islam-negeri-terbaik-di.html,
di akses pada 15 Maret 2016.
59
M. Nur Rianto Al Arif, “Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi
Dengan Kebutuhan SDM Pada Industri Keuangan Syariah” Jurnal Inferensi STAIN Salatiga, Vol. 7,
No. 1, Juni 2013, dikutip dari https:/ /www.academia.edu/ 4389927/ KESESUAIAN
_PEMBELAJARAN_
EKONOMI_ISLAM_DI_PERGURUAN_TINGGI_DENGAN_KEBUTUHAN_SDM_PADA_
INDUSTRI_ KEUANGAN_SYARIAH_DI_INDONESIA, di akses pada 15 Maret 2016.
45
PTAIS adalah memberi kesempatan kepada umat Islam di berbagai daerah
untuk memperoleh kesempatan belajar di bangku pendidikan tinggi. Alumni
PTAIS yang sebagian besan berdomisili di kabupaten/kota yang bersangkutan
berperan dalam menyampaikan ilmu yang diperolehnya ke masyarakat
melalui lembaga pendidikan atau institusi sosial dan keagamaan. Beberapa
daerah di Indonesia yang maju dari segi kualitas pemahaman dan pengamalan
agama tak terlepas dari peran PTAI, termasuk PTAIS yang ada di daerah itu.
Peran untuk membina masyarakat di pedesaan ataupun daerah terpencil
dimungkinkan karena sebagian besar alumni PTAIS berasal dari pedesaan
dan sudah akrab dengan masyarakat desa. Menurut Keputusan Menteri
Agama RI Nomor 353 Tahun 2004, tujuan pendidikan tinggi agama Islam
adalah terwujudnya lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan
warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, memiliki
pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama, berkepribadian Indonesia,
serta memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian, baik di bidang ilmu agama maupun ilmu agama
yang diintegrasikan dengan ilmu lainnya.60
60
Dikutip dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/25Agustus2007.pdf, diakses pada 15 Maret
2006.
46