Anda di halaman 1dari 35

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan Islami


Definisi dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan
kepandaian. 12 Pengetahuan merupakan segala sesuatu neliput proses, cara dan
pemahaman yang dipelajari baik-baik agar faham. Menurut Prita Hazari Ghozie,
perencanaan keuangan adalah sebuah proses di mana seseorang atau individu
berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan
implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan perencanaan
keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan
memudahkan rencana keuangan ibaratkan sbuah blue print yang dapat
menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu berjalan.13
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita berdasarkan
pengalaman yang kita miliki. Selain dari pengalaman, kita juga menjadi tahu
lewat informasi dari orang lain. Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan itu
terjadi setelah prang lain melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni; penglihatan, pendengaran,
penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga.14
Banyak individu khususnya mahasiswa yang masih awam mengenai
perencanaan keuangan. Dilihat dari penelitian terdahulu banyak pembahasan
mengenai perencanaan keuangan yang menganggap bahwa perencanaan keuangan
hanya berlaku pada perusahaan-perusahaan besar saja dan yang memiliki banyak
uang. Padahal pemikiran mereka salah, perencanaan keuangan berlaku bagi siapa
saja dan tidak memandang apapun.

12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikutip dari http://www.kamusbesar.com/, diakses pada 19
Oktober 2015.
13
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan
Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal 62.
14
Soekido Notoatmodjo, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rienka Cipta,
hal. 121

12
Pengetahuan tentang perencanaan keuangan sangat penting. Pengetahuan
keuangan tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengelola keuangan dengan
bijak, namun juga memberi manfaat bagi ekonomi. Dalam mengelola keuangan
haruslah ada perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan finansial. Baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk dapat mengelola perencanaan
keuangan dengam baik mahasiswa bisa melakukan perencanaan keuangan
sederhana seperti menabung, baik menabung melalui lembaga keuangan syariah
seperti pengelolaan investasi dan menabung dalam bentuk tradisional seperti
celengan. Dengan adanya perencanaan keuangan yang baik dapat menghindari
mahasiswa dari prilaku konsumtif serta pemborosan.
Dalam Islam, menurut bahasa Arab bahwa pengetahuan disebut dengan
„ilm atau ma‟rifah. 15 „Ilm yang kemudian diserap ke bahasa Indonesia menjadi
„ilmu‟ atau „ilmu pengetahuan‟. Dan menurut perspektif Islam, ilmu merupakan
pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh dari para ilmuwan
muslim atas persoalan-persoalan dunia dan ukhra dengan bersumber kepada
16
wahyu Allah. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu proses
mengenali, menyadari, dan mengerti akan sesuatu hal yang mana didapatkan dari
usaha manusia itu sendiri agar mengetahui dengan sungguh-sungguh, dan
bersumber pada wahyu Allah.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,
diantaranya:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu
mencerdaskan manusia.
2. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

15
Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah, 1999,Kamus Al-Bisri: Indonesia-Arab Arab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, hal. 354.
16
Mohammad Kosim, 2008, “IlmuPengetahuanDalam Islam (PerspektifFilosofis-Historis)”,
Jurnal Tadris Stain Pamekasan, Vol. 3 No.2, hal. 122.

13
3. Informasi
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi
juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi
informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Adanya perbedaan definisi
informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan
(intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang
diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan
melalui komunikasi.
Dengan pengalaman yang dimiliki, berbekal keterangan yang diperoleh
dari orang lain, dan dengan melakukan uji coba terhadap suatu objek untuk
menemukan sebuah kebenaran maka seseorang dapat memperoleh pengetahuan.
Maka secara umum bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu mencakup latar belakang pendidikan, sumber-sumber yang berupa media,
dan informasi.
Pada konsep Islamic financial planning, pengetahuan perencanaan
keuangan mutlak diperlukan untuk mengambil keputusan agar mahasiswa mampu
memilih produk investasi syariah berdasarkan kebutuhan perencanaan keuangan
masing-masing individu.

B. Perencanaan Keuangan dalam Perspektif Keuangan Islam


1. Definisi Perencanaan Keuangan dalam Perspektif keuangan Islami
Perencanaan kuangan merupakan hal yang penting dalam mencapai
suatu tujuan finansial. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar
mengenai perencanaan keuangan. Perencanaan atau planning adalah kegiatan
awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait
dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.17

17
Didin, Hafidhuddin dan Henri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani, 2008), Hal. 77.

14
Dalam konteks perencenaan keuangan konvensional dikenal dengan
sebutan financial freedom yang identik dengan kebebasan dari bekerja dan
pendapatan pasif yang besar. Menurut Robert Kiyosaki mengatakan bahwa
financial freedom itu diperoleh ketika seseorang sudah bisa men-support
berbagai keperluan dirinya hanya dari passive income, seperti hasil investasi
properti atau bisnis. Kebebasan finansial sebagai suatu keadaan ketika
seseorang telah berhasil “menempatkan harta ditangannya, tetapi tidak
dihatinya”. Dengan kata lain, financial freedom diperoleh ketika sudah
muncul sifat qana‟ah dalam hati seseorang atau terbebas dari kekhawatiran
dari hartanya. Artinya, seseorang tidak lagi merasa kekurangan dengan harta
yang sedikit dan tidak pula boros ketika harta sudah banyak.18
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering menemukan istilah
perencanaan keuangan. Definisi perencanaan keuangan menurut Certified
Financial Planner, Board of Standards, Inc. adalah proses mencapai tujuan
seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.19
Konsep perencanaan keuangan syariah adalah konsep perencanaan
keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Islam mengajarkan
pada para umatnya untuk melakukan ritual keagamaan yang sering disebut
ibadah dan juga mengajarkan tata cara melakukan kegiatan ekonomi dan
pengelolaan harta. Para perencana keuangan syariah berusaha melakukan
eksplorasi yang maksimal agar investasi dan tata cara pengelolaan keuangan
memenuhi hukum-hukum yang telah diatur dalam Al-Quran dan Hadits. 20
Perencanaan keuangan adalah selain proses penentuan tujuan
keuangan dan prioritas keuangan, juga mempertimbangkan sumberdaya yang
dimiliki, profil risiko dan gaya hidup saat ini. Agar rencana dibuat secara
realistis dan seimbang untuk mencapai sasaran tersebut (gol). Rencana inilah

18
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami),
Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 9.
19
Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian
keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 11
20
Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari
http://perencanakeuangan123.com/2010/10/08/ perencanaan- keuangan- syariah /, diakses pada 25
Mei 2015.

15
yang digunakan sebagai panduan dan memetakan suatu tindakan,
“Bagaimana dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 21
Perencanaan Keuangan Syariah juga dapat didefiniskan sebagai
proses perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan
perencanaan, pemilihan serta pengelolaan kekayaan dan keuangan dalam
kehidupan untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang baik di dunia maupun akhirat.22
Perencanaan Keuangan kita tidak hanya berhenti dari sisi duniawi
akan tetapi insya Allah akan terus berlanjut ke akhirat dengan ketika pahala
yang terus bersambung tersebut. Oleh sebab itu, segala sesuai persiapan
secara keuangan di dunia ini. Konsep lain yang berbeda di dalam Islamic
Financial Planning, salah satunya adalah bahwasannya seluruh perbuatan
yang kita lakukan di dunia ini seyogyanya perbuatan yang baik, halal dan
memberikan berkah contohnya adalah dalam mencari rizki. Dari perbuatan
yang halal dan membawa berkah ini pun barulah kita melakukan Perencanaan
Keuangan secara Islami yang menyangkuat di antaranya adalah: Pendapatan
secara Islami, Pengeluaran secara Islami, Manajemen Utang, Perlindungan
(Manajemen Resiko) secara Islami, Investasi, serta Zakat, Sedekah, Amal,
dan Wakaf.
Tujuan investasi kemudian dimulai dengan perencanaan pernikahan
(bagi yang belum menikah) dan perencanaan sekolah untuk menambah ilmu.
Menambah ilmu tidak hanya ilmu secara duniawi tapi juga memperkuat ilmu
keagamaan seperti memupuk kebiasaan membaca atau Iqra‟ termasuk
membaca Al-Qur‟an. Dengan membaca akan menambah ilmu kita, oleh
sebab itu perencanaan pendidikan menjadi hal pertama yang sangat penting
dalam Perencanaan Keuangan secara Islami. Perencanaan lainnya antara lain
adalah; Perkawinan (Sunnah Rasul), Tabungan/Investasi, Memenuhi
keperluan Rumah Tangga, Wasiat, Memiliki Keturunan, Mengurusi Orang
Tua, Mobil, Properti, Pajak, Asuransi (Takaful), serta perencanaan Darurat

21
Abu Yusuf, Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari http:// ekonomi.
kompasiana .com /moneter/ 2011/10/18/ perencanaan- keuangan-syariah/ , diakses 25 Mei 2015.
22
Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: MudaMapan
Publishing, hal. 41

16
(Emergency Fund) dan lain sebagainya yang akan dibahas lebih lanjut di
tulisan berikutnya.Bisa dilihat bahwa dengan melakukan Perencanaan
Keuangan secara Syariah (Islami) kita tidak hanya mengharapkan ketenangan
secara dunia, tapi juga mengharapkan keberkahan hidup dan ketenangan di
akhirat nanti.23

2. Tujuan Perencanaan Keuangan Dalam Perspektif Keuangan Islami


Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana
keuangan yang jelas dan memudahkan kita untuk mencapai suatu tujuan
finansial. Tujuan perencanaan keuangan adalah untuk mengehemat apapapun
menjadikan pengeluaran menjadi lebih efektif, atau digunakan untuk hal-hal
yang perioritas. Artinya kita bisa mengelola besarnya uang yang masuk dan
mengelolanya dengan baik. Tujuan perencanaan keuangan dalam perspektif
Islam adalah perencanaan menjadikan fallah sebagai tujuan finansial yang
berarti mendapat keberuntungan, kemuliaan, dan ketenangan tidak hanya
didunia namun juga diakhirat. 24 Berikut adalah beberapa contoh rencana
finansial untuk masing- masing tujuan25

23
Aidil Akbar, Seputar Perencanaan Keuangan Syariah (Finance Detik.com), Dikutip dari
http://finance.detik.com/read/2013/07/24/070313/2312229/722/masih-seputar-perencanaan-keuangan-
syariah , diakses pada 23 mei 2015.
24
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 12-13.
25
Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),
Hal. 46.

17
TABEl 2.1.
RENCANA FINANSIAL DAN KESESUAIANNYA DENGAN TUJUAN

RENCANA FINANSIAL TUJUAN


Rencana Pengelolaan Uang Pengendalian anggaran biaya
Rencana Tabungan Untuk pembentukan dana darurat
Rencana Investasi Untuk menaikkan nilai kekayaan
Rencana Pengelolaan Kewajiban Pengendalian kewajiban utang
kepada pihak lain
RencanaAsuransi Syariah Untuk antisipasi risiko jiwa
maupun properti
Rencana Pensiun Untuk persiapan pensiun
Rencana Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf Pengelolaan warisan agar terjadi
terjadi transfer yang mulus
kepada ahli waris dn menjadi
bekal akhirat
Sumber: Dinar Solution Tahun 2008

3. Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Perspektif Islami


a) Memastikan semua kebutuhan pokok terpenuhi dan sebagai acuan
dalam penyusunan perencanaan keuangan.
b) Sebagai evalasi pengelolaan keuangan kita. Salah satu caranya adalah
dengan memeriksa kondisi keuangan kita atau financial chek up
dalam mencapai tujuan finansialm
c) Sebagai pemberi semangat (motivasi).26

2. Menyusun Rencana Keuangan dalam Perspektif keuangan Islami


a. Perencanaan Keuangan Bagian Dari Maqasyid Syariah
Secara bahasa „Maqashid syariah‟sebagai maksud atau tujuan dari
syariah, yang artinya sebagai hukum Islam atau agama Islam itu sendiri.

26
Ibid, Hal. 134.

18
Menurut Ibnul Qayyim, maqashid syariah yang termasuk dalam kategori
kebutuhan yang mendasar mempunyai lima dimensi yaitu:27
1) Pemeliharaan agama (hidfdhun-din),
2) Pemeliharaan jiwa atau kehidupan (hifdhul-hayah),
3) Pemeliharaan intelek/ilmu pengetahuan (hifdhul-„aql),
4) Pemeliharaan keturunan (hifhun-nasl), dan
5) Pemeliharaan harta (hifdhun-maal).

Dari kelima dimensi diatas telihat bahwa Islam melalui penerapan


hukum-hukum Allah menjamin keberlangsungan umat Islam melalui
perlindungan ang terkait elemen-elemen penting dalam hidup: nyawa,
harta benda, akal pikiran, keturunan, dan agama itu sendiri. Agama perlu
dilindungi agar hidup tidak menjadi pelantara tanpa perdaban, begitu juga
akal dan ilmu pengetahuan perlu dikembangkan dan diasah. Keturunan
juga harus dilindungi dan dikembangkan agar umat manusia tidak puna.
Dengan demikian salah satu cara melindungi harta adalah dengan
merencanakan keuangan. Bukan sekedar melindungi dari pencurian,
perampokan atau kejahatan lainnya, melainkan untuk menghindari
penyalahgunaan dalam mengelola keuangan seperti perilaku konsumtif,
mubazir, berlebih-lebihan yang pada akhirnya membuat uang tersebut
tidak terarah.

b. Kerangka pengelolaan keuangan dalam Islam28


1) Goal pengelolaan keuangan Islam adalah falah.
2) Goal perantara untuk mencapai falah adalah maslahah.

27
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance (Solusi Mudah Mengatur Keuangan Keluarga
Islami), Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 24.
28
Achmad Firdaus, Kajian Islam Tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga, dikutip dari
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/03/31/kajian-islam-tentang-pengelolaan-keuangan-
keluarga/, diakses pada 26 Mei 2015.

19
3) Pengelolaan keuangan didedikasikan untuk kehidupan di akhirat
(Al-Qur‟an Surat Al-Hasyr Ayat 18 )29

         


        

   

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
4) Menghindari cara-cara yang maisir, ghoror, riba dan dzalim baik
dalam mengumpulkan pendapatan maupun dalam
membelanjakannya.
5) Utamakan shadaqoh meskipun rizki sedang sempit
(Al-Qur‟an Surat At-Thalaq Ayat 7) 30

             
    

 
  
          
 

Artinya: “hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.


dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan”

29
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).
30
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).

20
6) Menjauhi sifat boros (Al-Qur‟an Surat Al-Isra‟ Ayat 26)31

   


        

Artinya: “dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan


haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

‫ال‬

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Radhiallahu Ta‟ala „Anhu,


pelayan Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam, dari Nabi Shallallahu
„Alaihi a Sallam, beliau bersabda:
“Tidak beriman salah seorang kalian sampai dia mencintai saudaranya,
seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)32

Hadits ini adalah pedoman utama dalam akhlaq yang mulya.


Berbuatlah kepada orang lain sebagaimana engkau suka diperlakukan
demikian. Mencintai sesuatu terjadi pada saudara kita sebagaimana kita
suka hal itu terjadi pada diri kita. Sikap itu akan menyebabkan iman
seseorang menjadi lebih sempurna. Tidak sempurna iman seseorang
hingga ia bersikap demikian. Hendaknya kita sebagai manusia selalu

31
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).
32
http//Muslim.or.id.hadits_HR_Bukhori

21
mencintai saudara kita dan selalu membantu dalam saat kesusahan dengan
sedikit harta yang kita berikan bisa kita sedekahkan. 33

a. Tahap Perencanaan Keuangan


Melakukan perencanaan keuangan dapat membantu seseorang
mencapai kebebasan financial. Dengan melakukan perencanaan keuangan
yang benar didalam keluarga maka keluarga mapan yang diimpikan oleh
setiap keluarga dapat tercapai.
Secara sistematis perencanaan finansial dapat didekati dengan lima
langkah yatu:34
1) Penilaian terhadap sumber daya finansial saat ini.
2) Pendefinisian sasaran finansial saat ini.
3) Pengembangan rencanan finansial secara sistematis.
4) Implementasi rencana finansial.
5) Memantau hasil dan revisi sasaran dan rencana apabila
dibutuhkan.
Ada beberapa pendapat lagi mengenai proses perencanaan keuangan
yaitu: 35
a) Menetapkan Tujuan Keuangan dan Menentukan Prioritas
Pada tahap ini seseorang (selanjutnya kita sebut individu) bersama
perencana keuangan menentukan tujuan keuangannya, memahami jangka
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, mendiskusikan
bagaimana perasaan individu atas risiko yang mungkin muncul dan
selanjutnya memprioritaskannya. Yang perlu ditekankan adalah tujuan
tersebut haruslah SMART atau spesifik (specific), dapat diukur
(measurable), dapat dicapai (achievable), realistis (realistic), dan punya
target waktu pencapaian (target).
Contoh dari tujuan keuangan:
33
Di kutip dari https://muslim.or.id/9427-panduan-zakat-1-keutamaan-menunaikan-zakat.html,
di akses pada 15 maret 2016
34
Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),
Hal. 31.
35
Andrie Wongso, proses perencanaan keuangan, dikutip dari http://www.andriewongso.com
/articles/details/ 5267/Proses-Perencanaan-Keuangan, diakses pada 26 Mei 2015.

22
o Mempertahankan gaya hidup saat ini.
o Mengakumulasikan kekayaan untuk tujuan pensiun.
o Proteksi jiwa dan kesehatan.
o Pendidikan anak.
o Pembagian warisan secara adil.
o Kebebasan finansial.
o Meminimalkan pajak yang dibayar.
o Dan sebagainya.
b) Mengumpulkan Informasi yang Relevan
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data finansial yang
diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok
guna merealisasikan tujuan. Semua informasi atau dokumen yang
diperlukan harus ditemukan, sebelum mendapatkan nasihat yang
dibutuhkan. Informasi mengenai data keuangan dapat diperoleh melalui
pengumpulan data, survei, maupun pengisian kuesioner. Cara apa pun
yang ditempuh mempunyai kelebihan masing-masing.
Contoh informasi yang harus dikumpulkan:
o Data tentang aset/kekayaan dan kewajiban/utang.
o Proyeksi pendapatan di masa mendatang.
o Analisis arus kas dan budget.
o Tabungan, polis asuransi yang dimiliki.
o Profil risiko individu.
o Dan sebagainya.
c) Analisis Informasi yang Ada
Selanjutnya, individu dan perencana keuangan harus melakukan
analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh untuk menentukan situasi
individu saat ini dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan individu tersebut. Pada tahap ini perencana keuangan mencoba melihat
kekuatan dan kelemahan status keuangan individu dan menganalisis bahaya
atau risiko potensial yang mungkin muncul yang dapat menghalangi
pencapaian tujuan keuangan. Analisis yang dilakukan termasuk analisis aset,
kewajiban dan arus kas, asuransi yang telah dimiliki, serta investasi yang

23
telah dilakukan. Hal ini tergantung dari jenis pelayanan yang diinginkan sang
individu. Dari analisis ini, perencana keuangan dapat menilai apakah tujuan
keuangan kliennya realistis atau tidak. Jika tidak, sang individu akan
disarankan untuk mengubah harapannya.
Contoh area penting pada saat melakukan analisis dan evaluasi ini:
o Prospek karier dan pendapatan nasabah.
o Akumulasi dana yang sudah terkumpul untuk kebutuhan pensiun.
o Kepemilikan rumah.
o Pengelolaan kewajiban (utang).
o Dana yang telah dipersiapkan untuk pendidikan.
o Perencanaan bisnis pribadi.
o Tabungan yang sudah dimiliki hingga saat ini.
o Dan sebagainya.

d) Menyajikan rekomendasi perencanaan keuangan


Perencana keuangan harus memberikan rekomendasi perencanaan
keuangan yang dititikberatkan pada tujuan keuangan individu berdasarkan
informasi yang diberikan dan mengakomodir sejumlah faktor eksternal yang
mungkin menghambat pencapaian tujuan keuangan. Perencana keuangan
harus memastikan bahwa rekomendasi yang dibuatnya dibangun atas dasar
pertimbangan yang sangat hati-hati dari seluruh data kuantitatif dan kualitatif
yang terkumpul. Perencana keuangan bersama-sama dengan individu yang
menjadi kliennya akan mempelajari rekomendasi tersebut. Tujuannya adalah
menolong individu untuk memahami rekomendasi tersebut sehingga individu
dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar. Perencana keuangan juga
harus mendengarkan apa yang dipikirkan oleh individu tersebut dan
melakukan revisi atas rekomendasi tersebut apabila diperlukan.
Rekomendasi yang dibuat harus komprehensif dan sebaiknya terdiri dari:
o Perencanaan warisan dan perencanaan pajak
o Perencanaan asuransi, perencanaan pensiun & pendidikan anak
o Perencanaan investasi dana lokasi aset.
o Perencanaan untuk memiliki rumah pribadi.

24
o Perencanaan tabungan rutin maupun arus kas.
o Dan sebagainya.
e) Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan
Langkah selanjutnya yang paling penting adalah
mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Ibarat dokter yang sudah
memberikan resepnya kepada pasien, maka agar bisa sembuh, pasien tersebut
harus menebus resep tersebut. Perencana keuangan dan individu bersama-
sama mempelajari rekomendasi perencanaan keuangan dan harus sepakat
tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencana
keuangan dapat menjadi semacam "pengawas" dalam melakukan koordinasi
atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama individu dan
profesional lainnya, seperti pengacara/notaris, pialang saham atau konsultan
pajak/akuntan.
f) Mengawasi Perencanaan Keuangan
Mengingat proses perencanaan keuangan adalah proses yang dinamis,
maka diperlukan pemeriksaan dan revisi secara berkesinambungan. Tujuan
dan status keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari.
Sebab perubahan adalah hal yang absolut. Dan perubahan bisa terjadi baik
secara internal (dari individu itu sendiri) maupun secara eksternal (misalnya
inflasi dan sebagainya).
Pertemuan rutin antara perencana keuangan dengan individu dalam
rangka pengawasan ini sangat penting untuk melihat perubahan maupun
perkembangan keadaan keuangan individu. Di samping itu juga penting
untuk memonitor portofolio aset individu tersebut dan memberikan saran
yang cocok dengan perubahan-perubahan tersebut. Tujuan akhir dari
pengawasan perencanaan keuangan ini adalah untuk memastikan bahwa
perencanaan tersebut tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

C. Pengendalian Pengelolaan Keuangan


1. Alokasi Penghasilan Yang Sehat
Problema yang sering timbul dalam kehidupan manusia. Saat
pengeluaran berlebih, terkadang kita sering protes kaena selalu merasa tidak

25
cukup, tekadang bingung uang yang diterima atau gaji yang diterima akan
dialokasikan kemana saja. Prioritas keuangan bisa dikelola dan dianggarkan
dengan kosep zapin yaitu:36
a) Zakat untuk mensucikan harta dan berbagi tehadap yang
membutuhkan.
b) Assurance (asuransi) bertujun untuk melindungi diri maupun
keuarga dari hal-hal yang tak terduga.
c) Present Consumption yaitu menyisihkan dana untuk kebutuhan
hidup ini.
d) Future Spending yaitu menabung untuk rencana-rencana indah di
beberapa tahun mendatang.
e) Investment yaitu berinvestasi untuk masa depan bahkan ketika
setelah pensiun.
Sebagai patokan umum, kita bisa mengalokasikan keuangan dengan cara:
a) Mengalokasikan dana 2,5% untuk zakat.
b) Minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk
membayar premi asuransi.
c) Alokasi untuk konsumsi bulan ini (termasuk pengeluaran gaya
hidup) sebaiknya tidak lebih dari 60%
d) Paling tidak 15% dari penghasilan ditujukan untuk tabungan dan
investasi.
e) Jika masih memiliki cicilan hutang, maka porsiny dihrapkan tidak
lebih dari 30%.

2. Kecerdasan Finansial
Dalam perencanaan keuangan dibutuhkan adanya strategi
perencanaan keuangan. Tidak sedikit individu yang mnempuh cara tutup
lubang gali lubang. Dengan keadaan tersebut menyebabkan seseorang
berhutang kepada orang lain dan selalu berfikir siapa yang nanti akan
memberikan pinjaman. Masalah finansial seperti ini bukan karena banyak

36
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk
Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.

26
sedikitnya uang yang ada, namun bagaimana kita bisa menikmati tanpa
menghabiskan uang tersebut. Beikut strategi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup: pertama, membuat catatan keuangan dengan
menyediakan buku khusus untuk mencatat setiap pengeluaran dan
pemasukan disetiap minggunya. Kedua, menyimpan uang dan
memisahkannya di amplop sesuai dengan kebutuhan yang telah
direncanakan sebelumnya.37 Disamping itu strategi nlain dari perencanaan
keuangan adalah dapat membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan
(want). Karena keinginan lebih didorong dari kekuatan dalam diri kita yang
bersifat pribadi. Jadi seringkali subyektif, yaitu berbeda satu orang dengan
orang lainnya. Keinginan juga seringkali tidak berjalan dengan rasionalitas
atau nilai rasa lebih mendominasi dalam diri kita, sehingga sifatnya tak
terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Keinginan bisa dikendalikan
dengan rasio dan realitas yang ada disebut dengan kebutuhan. Sifat
kebutuhan lebih obyektif karena karena berpegangan pada realitas yang
ada.38
Memenuhi keinginan saja adalah suatu pemborosan jika kita tidak
bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Maunya
mengeluarkan uang terus untuk mendapatkan sesuatu meski sesuatu itu
tidak dibutuhkan. Orang boros biasanya termakan gengsi, ia tak ingin
dibilang pelit. Tak peduli penghasilan per bulan berapa. Penting adanya
perilaku hemat untuk mencegah pemborosan. Karena orang hemat akan
mengeluarkan uang tanpa terencana. Memahami mana yang dibutuhkan atau
tidak. Bagi orang yang suka berhemat, prinsip berhitung, menghitung, dan
memperhitungkan selalu diterapkan. kebutuhan hidup tidak hanya makan
dan membeli baju hidup kadang sederhana karena harus memikirkan
kebutuhan orang lain. Orang hemat suka membelanjakan uangnya untuk
sedekah/jalan Tuhan tapi tidak perlu gembar-gembor untuk bisa disebut

37
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-
128.
38
Ibid, hal. 156-158.

27
royal. Harus ada urutan mana yang penting, kurang penting, dan tidak
penting kemudian mendisiplinkan diri dalam prioritas.39

3. Siklus hidup Finansial


Sejalan dengan berjalannya siklus kehidupan manusia mulai dari
bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai tua renta, maka
berbagai pandangan dan kebutuhan finansial kita juga selalu berubah-rubah
sesuai kondisinya. Contohnya, saat seseorang berada di usia 30-an,
kemungkinan sedang sangat menikmati masa mudanya, bekerja dengan giat
dan agresif namun berkejaran dengan gaya hidup konsumtif yang bergulat
dengan tagihan kartu kredit Menjelang pensiun di usia sekitar 50-an,
seseorang biasanya sedang berusaha keras memastikan sudah punya cukup
uang untuk bisa melanjutkan hidupnya setelah tidak bekerja.
Mempelajari hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan
keputusan finansial, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang sebaiknya
tidak kita lakukan berkaitan dengan uang dari tiap tahapan kehidupan kita.
Lebih dari, manfaatnya bukan sekedar hanya untuk menambah pengetahuan
kita sendiri, namun juga membantu memahami kebutuhan dan pandangan
orang lain secara finansial, sesuai dengan usianya juga.Bersamaan dengan
bertambahnya usia, perioritas rencana finansial juga berubah. Berikut
contoh perubahan prioritas rencana finansial yang terkait dengan usia.

39
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial, (Yogyakarta: Asda Media, Maret 2014), Hal.
173-175.

28
TABEL 2.2
TINGKAT KEPENTINGAN RENCANA FINANSIAL PADA USIA YANG
BERBEDA

KELOMPOK USIA RENCANA FINANSIAL


Usia 2-an s.d 30-an  Rencana Simpanan
 Pengelolaan Uang
 Rencana Perumahan
 Rencana Investasi
 Rencana Kewajiban
 Rencana Zakat
 Rencana Pajak
Usia 30-an s.d 40-an  Rencana Investasi
 Rencana Asuransi Syariah
 Rencana Pajak
Usia Di atas 50-an  Rencana Pensiun
 Rencana Waris
 Rencana Hibah, Wasiat, Wakaf
Sumber: Dinar Solution Tahun 2008

4. Menyusun Rencana Pengeluaran


Setelah selesai menyusun rencana atau strategi dalam siklus
finansial, maka selanjutnya harus ada rencana pengeluaran atau standing
plan. Ada juga yang menyebutnya istilah anggaran. Berikut adalah contoh
perioritas pengeluaran:40

40
Isnaini DK, Gaji Sebulan Habis Sehari (Solusi Financial Planning Untuk Hidup Lebih
Sejahtera), (Jawa Tengah: Caesar Media Pustaka, Juni 2014), Hal. 53.

29
TABEL 2.3
CONTOH PERIORITAS PENGELUARAN

NO Keterangan Contoh
1 Jumlah Penghasilan 4.000.000
2 Bayar zakat 300.000
3 Bayar Utang 1.000.000
4 Menabung 1.000.000
Sisa (biaya konsumsi) 1.700.000
Sumber: Gaji Sebulan Habis Sehari Tahun 2014

Dengan contoh diatas bisa menjadi cara agar kita bisa mengatur
pengeluaran dari penghasilan. Dengan membuat perencanaan yang
demikian, kita dengan mudah membayar zakat sehingga hati merasa makin
kaya dan lapang, kita tidak memiliki beban untuk menyisakan uang karena
segala macam kewajiban sudah terpenuhi. Menyisihkan uang untuk
menabung terlebih dahulu sangatlah baik dalam menyusun rencana
pengeluaran untuk kebutuhan darurat nantinya. Sangat perlu membuat skala
perioritas agar kita bisa mngelola alokasi pengeluaran dengan baik. Dalam
mengatur kas kita perlu menentukan kebutuhan kas untuk mengatur jumlah
kas yang tersedia dan yang diperbolehkan. Oleh karena itu perlu
membiasakan budaya menabung. Menabung memerlukan kebulatan tekad
dan cara yang tepat. Harus diperioritaskan, mengingat manfaatnya yang
bukan hanya bisa menyelematkan saat defisit namun juga membuat kita
lebih sejahtera. Mindset atau pola pikir manusia perlu diubah.41
Pertama, jangan pernah berfikir bahwa bisa menabung dari sisa gaji.
Sulit untuk melakukannya. Sebab, jika kita masih memegang uang, maka
semua seolah-olah menjadi penting untuk dibeli, sulit membedakan antara
kebutuhan dan keinginan, seolah semua menjadi kebutuhan yang mendesak.

41
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (menabung yang benar), (Yogyakarta: Asda
Media, Maret 2014), Hal. 145-146.

30
Contohnya saat menerma gaji, bisa disisihkan 10 % dari gajin tersebut. 10%
tersebut disisihkan karena tidak terlalu mengguncang finansial.
Kedua, pilihlah bank yang tepat. Terutama dari segi keamanan karena
niat awal menabung adalah untuk mengamankan kesehatan finansial. Uang
yang diperoleh usaha keras dan susah payah tentunya pihak bank
menyimpan dengan aman.
Ketiga, memisahkan rekening tabungan. Uang yang disisihkan 10%
jangan digabungkan dengan rekening yang biasa digunakan untuk
bertransaksi. Perlu membuat rekening tabungan lain agar tidak tergoda
untuk menggunakannya baik secara tunai maupun keperluan konsumtif.
Bahkan jika perlu tidak menggunakan kartu ATM agar tidak tergoda untuk
membeli hal-hal yang belum terlalu diperlukan. Keempat, mengingat bunga
tabungan relatif kecil, maka setiap kali saldo tabungan sudah cukup banyak
maka sebaiknya sebagian diubah kedalam bentuk tabungan lain yang lebih
menguntungkan seperti deposito atau membeli barang yang cenderung naik
nilainya seperti emas, rumah, atau tanah yang berprospek lokasinya atau
untuk modal membuka usaha sendiri atau investasi lainnya.
Ketentuan Syariah berkaitan dengan penggunaan pengeluaran antara
lain :42
a. Tidak Boros dan Tidak Kikir
Allah SWT sebagai sang pencipta mengajarkan keada kita suatu
konsep hidup “pertengahan” yang luar biasa, untuk hidup dalam
batas-batas kewajaran, tidak boros/berlebih-lebihan dan tidak
kikir.
b.

D. Perencanaan Investasi Dalam Perenacanaan Keuangan Islami


1. Memilih Produk Investasi Syariah
Filosofi Islam sangat mendorong diproduktifkannya harta kekayaan,
salah satunya adalah melalui bentuk investasi. Landasan filosofi yang

42
Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah Di Indonesia, cet. Pertama, (Jakarta: Salemba Empat,
September 2014), Hal. 53.

31
beorientasi pada produktivitas dilatarbelakangi oleh adanya kewajiban
membayar zakat bagi kepemilikan aset yang tidak diproduktifkan,
sebaliknya aset yang produktif pengenaan zakatnya hanya berdasarkan hasil
yang diperoleh dari investasi tersebut. Meskipun demikian tujuan investasi
bukan hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri namun juga
mementingkan norma dan etika Islami yang ditetapkan oleh Al-Qur‟an dan
hadits nabi SAW. Investasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain itu juga
investasi merupakan suatu komitmen atau sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk
memperleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.43
Seseorang melakukan kegiatan investasi tentunya harus dimulai dari
adanya sebuah rencana atau tujuan keuangan yang ingin dicapai dimasa
yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka pendek, jangka
menengah ataupun jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi:
a) Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi
yang menjanjikan keuntungan besar dalam jangka waktu yang
singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai karakter dan
skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga
kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi
b) Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti
yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Hampir semua orang
sudah memiliki pemahaman bahwa semakin tinggi risiko maka
kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.44
Menurut Ahmad Gozali, dalam perencana keuangan, menyatakan
setiap orang memiliki portofolio investasi yang berbeda. Melihat dari
kebutuhan, usia, dan statusnya. Apakah Anda lajang tetapi menjadi tulang
43
Mochammad Nadjib, Investasi Syariah, Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik,
(Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta, Februari, 2008), Hal. 3-7.
44
Vera Intanie Dewi, “Asset Allocations, Diversification Dan Rebalancing Sebagai Bagian
Dari Proses Perencanaan keuangan (Suatu Kajian Pustaka)”, Jurnal Bina Ekonomi, Vol. 16&17, No.
1, Januari 2013, Hal. 17, dikutip dari http:// journal.unpar.ac.id /index.php/ BinaEkonomi /article
/view/ 805, diakses pada 27 Mei 2015.

32
punggung keluarga, atau lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang
lain. Apalagi bagi yang sudah menikah, perhitungan cermat sangat
diperlukan. Portofolio investasi sangat tergantung perhitungan setiap
individu, tidak pernah bisa berlaku mutlak. Melihat kebutuhan, usia, bahkan
jumlah anak yang ditanggungnya. Berikut beberapa portofolio investasi
sesuai usia :45
A) Usia 20-30 tahun
Pada usia produktif ini, investasi risiko rendah dan tinggi
masih cukup aman. Komposisinya bisa seimbang (50:50). Produk
investasi cukup beragam, mulai dari emas, asuransi investasi, unit link
hingga saham.
B) Usia 30 - 40 tahun
Pada usia ini, fokus investasi sebaiknya kepada produk dengan
risiko menengah. Komposisinya lebih dominan (60-70 %). Instrumen
investasinya bisa berupa properti, reksa dana, dan unit link. Kurangi
investasi pada produk berisiko rendah dan hindari investasi berisiko
tinggi.
C) Usia di atas 50 tahun
Mendekati masa pensiun, sebaiknya fokus berinvestasi dengan
produk berisiko rendah, komposisinya 50 %. Salah satu produk
investasi rendah risiko yaitu ORI, masih aman berinvestasi produk
berisiko menengah, tetapi sebaiknya kurangi investasi berisiko tinggi.
D) Usia pensiun
Sebaiknya jual investasi berisiko menengah dan tinggi yang
sudah dimiliki sebelumnya. Boleh saja menyisakannya, tetapi porsinya
masing-masing 10 persen saja untuk investasi risiko menengah dan
tinggi. Selebihnya, 80 % sebaiknya berinvestasilah di produk dengan
risiko rendah, emas salah satu contohnya.

45
Ahmad Gozali, memilih Investiasi Sesuai Usia, dikutip dari http://female.kompas.com/
read/2010/07/26/14100964/memilih.investasi.sesuai.usia, diakses pada 27 Mei 2015.

33
2 . Risiko dalam Investasi
Dalam kehidupan yang fana ini, banyak sekali bahaya yang
mengancam keselamatan diri. Ancaman bahaya yang ditujukan pada
kekayaan, jiwa, bahkan raga kita. Ancaman bahaya terus berlangsung
selama kekayaan itu ada dan selama kita hidup, maka selama itu pula
ancaman datang. Dalam berinvestasi diaset finansial pasti mengandung
risiko. Kita harus memahami risiko apa saja yang ada. Yang terpenting
adalah bagaimana cara kita menghadapi risiko tersebut.46
Ada beberapa jenis risiko investasi sebagai berikut:
a) Risiko Volatilitas
Risiko ini terlihat saat naik turunnya nilai investasi secara
periodik. Contohnya, IHSG selama kurun waktu tahyun 1998-2012,
pernah mengalami kenaikan dan penurunan return setahun. Tahun
2017, IHSG memberikan hasil 52,10% selama setahun, tahun 2008 -
50,6% . ternyata pada 2009 IHSG naik kembal dan memberikan hasil
87%.
b) Risiko Likuiditas
Risiko harta investasi tidak dapat diuangkan dengan segera.
Kalaupun bisa, risiko yang dihadapi adalah nilai investasi lebih kecil
dari prinsipal yang di investasikan. Contohnya investasi tanah, belum
tentu dapat cepat terjual dengan harga pasar yang diinginkan.
c) Risiko penipuan
Risiko ini adalah risiko yang palinmg berbahaya karena
seringkali tidak diketahui sampai penipuan sudah terjadi.47
d) Risiko Bisnis
Risiko bisnis terkait dengan kegiatan usaha dilingkungan
perusahaan investasi, termasuk makro dan kebijakan, faktor-faktor
hukum dan peraturan, serta infrastruktur sektor keuangan secara
keseluruhan seperti sistem pembayaran dan auditor.

46
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-
128.
47
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan
Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.

34
e) Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko dimana sebuah sebuah
perusahaan mengalami kerugian akibat fluktuasi pergerakan harga
pasar. Risiko pasar merupakan hasil dari perubahan harga instrumen
ekuitas, komoditas, surat berharga pendapatan tetap, dan nilai tukar.
Risiko pasar dalam lembaga keuangan muncul dalam bentuk harga
pergerakan harga yang tidak menguntungkan, seperti hasil, harga
tolak ukur, nilai tukar uang mata uang asing, dan harga komoditas
serta modal yang memiliki dampak potensial terhadap nilai keuangan
dari sebuah aset selama masa perjanjian.48

3. Bentuk-Bentuk Investasi Islami


Investasi Islami merupakan bentuk penggunaan modal untuk investasi
dengan tujuan memberi manfaat yang luas, namun tidak terbatas pada
pencapaian keuntungan duniawi. Bentuk investasi sngat penting dalam
pengembangan ekonomi Islam yaitu investasi langsung yang merupakan
investasi di sektor rill, perdagangan maupun jasa, namun bisa jadi bentuk
investasi langsung yang paling berisiko, namun investasi langsung juga
berpeluang memberikan potensi hasil yang besar.49 Adapun bentuk-bentuk
investasi Islami diantara lain.50
a) Produk-produk perbankan Syariah
Adapun produk-produk investasi pada perbankan syariah
seperti tabungan dan deposito baik dalam jangka panjang maupun
jangka pendek. Dalam pelaksanaannya, investasi syariah bmemiliki 2
format, yaitu investasi kedalam kepemilikan perbankan secara aktif
(musyarakah) dan investasi dengan partisipasi aktif/pasif
(mudharabah).
b) Reksadana Syariah
48
Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Risk Analisis For Islamic Banks, (Jakarta: Salemba
Empat, 2011), Hal. 148-149.
49
Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),
Hal. 101.
50
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami),
Cet. Pertama ( Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 105-109.

35
Reksadana merupakan suatu portofolio investasi. Satu reksadana
harus terdiri dari minimal 10 jenis instrumen investasi. Berdasarkan
alokasi uang-uang yang ditanamkan, reksadana dibagi beberapa jenis,
yaitu:
1) Reksadana Pasar Uang (RDPUI) yaitu reksadana yang
menempatkan 100% dananya dalam instrumen pasar uang, seperti
deposito, sertifikat Bank Indonesia-Syariah, atau obligasi/sukuk
yang jatuh tempo kurang dari stu tahun. Reksadana ini relatif
aman karena lebih likuid dan mudah dicairkan. Reksadana ini
berjangka pendek dan mempunyai potensi keuntungan sedikit
lebih tinggi dari deposito.
2) Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) yaitu reksadana yang
menempatkan minimum 80% dari dananya dalam instrumen
obligasi atau sukuk. Jenis reksadana ini menjanjikan potensi
keuntungan yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang dan
bersifat jangka menengah.
3) Reksadana Dana Campuran (RDC) yaitu reksadana yang
menempatkan dananya pada instrumen pasar uang/sukuk atau
saham dengan komposisi yang fleksibel. Secara umum reksadana
campuran mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi
karena merupakan investasi jangka menengah sampai panjang
dengan risiko yang sedikit lebih besar daripada pendapatan tetap.
4) Reksadana Saham yaitu reksadana yang menempatkan minum
80% dari dananya dalam saham. Reksadana saham merupakan
investasi jangka panjang dan menjanjikan keuntungan paling
tinggi sesuai dengan profil rsiko yang juga lebih tinggi daripada
reksadana lainnya.
Langkah-langkah berinvestasi reksadana antara lain: 51
 Tentukan tujuan dari berinvestasi
 Hitung kebutuhan investasi reksadana

51
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan
Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 117-121.

36
 Pilih produk reksadana
 Beli reksadana melalui agen penjual atau langsung ke MI
 Monitor investasi reksadana secara berkala
c) Saham
Saham adalah investasi modal dan bisa dikatakan sebagai
sebutan pemegang saham. Saham merupakan salah in strumen
keuangan yang paling berisiko, namun dalam jangka panjang
memberikan potensi keuntungan yang paling tinggi. Saham sangat
cocok bagi individu pada usia sekitar 40 tahun dan belum memiliki
dana pensiun, saham bisa menjadi teman terbaik. Saham juga cocok
digunakan untuk berbagai kebutuhan lain yang baru akan
direalisasikan lebih dari 5 tahun mendatang.
Di Indonesia, saham diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Ada perbedaan antara berdagang saham dan berinvestasi
saham. Dalam berinvestasi saham, seorang investor mencari
keuntungan dari pertumbuhan nilai investasi dan juga bagi hasil dalam
bentuk deviden dari investasinya. Jangka waktu investasi yang dituju
pun jangka panjang, diatas 5 tahun. Sedangkan berdagang saham atau
trading, mencari keuntungan dari jual beli saham dalam jangka
pendek. Kemudian akan dijual kembali saham yang telah dibeli
dengan mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga.
d) Sukuk
Sukuk adalah suatu surat pernyataan utang dari penerbit surat
kepada pemegangnya, beserta janji untuk membayar kembali pokok
utang pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Sukuk ritel ini
diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap aset surat berharga syariah Negara, baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing melalui agen penjual.
e) Emas
Statistik menunjukkan, disaat nilai investasi lain seperti saham
dan obligasi menurun, harga emas cenderung tetap stabil secara rata-

37
rata sehingga emas sangat cocok untuk kebutuhan investasi dalam
jangka menengah sampai panjang.
Dalam segala keputusan finansial, setiap orang memiliki
kombinasi mimpi dan harta yang berbeda. Tabel berikut untuk
memudahkan kita dalam memilih investasi.
TABEL 2.4
BRBAGAI MACAM INVESTASI DAN TINGKAT RISIKO

Jangka
Aset Potensi
Tujuan Risiko waktu
Investasi Return
invstasi

Kenaikan Di bawah
Tabungan berjangka Rendah Rendah
Modal 2 tahun

Di bawah
Deposito Arus kanan Rendah Rendah
1 tahun

Di bawah
ORI & Sukuk Ritel Arus kas Sedang Sedang
4 Tahun

Kenaikan
Saham untuk modal &arus Di atas
Tinggi Tinggi
investasi kas dari 8 tahun
deviden

Kenaikan Di bawah
Saham untuk trading Tinggi Tinggi
modal 1 Bulan

Kenaikan Di atas 5
Emas Sedang Tinggi
modal tahun

Reksadana Kenaikan Antara 5-8


Sedang Sedang
campuran modal tahun

38
Sumber: ZAP Finance Research Division Tahun 2012

4. Finansial Check Up
Sering terjadi masalah finansial dikarena kurangnya evaluasi atas
target-target yang telah dibuat sebelumnya atau malah tidak membuat
financial sama sekali. Punya targt saja belum tentu memiliki kehidupan
finansial yang baik, apalagi jika tidak ada. Evaluasi target bertujuan
mengawal apa yang yang kita rencanakan agar tidak meleset jauh dari
rencana awal. 52 Finansial check up dilakukan secara rutin, minimal satu
tahun sekali. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kesehatan
keuangan sebagai berikut:53
a) Penghasilan
Selama hidup kita harus memiliki penghasilan. Penghasilan
yang jumlahnya terus-menerus tidak akan bisa mengejar inflasi.
Sehingga jika penghasilan tidak meningkat, itu berarti standar hidup
harus dikurangi. Penghasilan tidak hanya didapat dari gaji, namun
juga bisa berasal dari investasi. Tujuan pengukuran penghasilan
adalah untuk menila bahwa faktanya meningkat atau menurun
dibandingkan dengan lau inflasi.
b) Pengeluaran
Pengeluaran sudah termasuk premi asuransi, cicilan utang,
maupun keperluan rumah tangga. Lebih baik jika pengeluaran lebih
kecil agar kesempatan menabung semakin besar.
c) Likuiditas
Penghitungan tingkat rasio likuiditas bisa membandingkan
aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan, dan deposito dengan
kebutuhan rata-rata satu bulan. Jika rasio likuiditas terlalu besar
melebihi kebutuhan, menyebabkan ketidakefesienan pengelolaan aset.
d) Utang

52
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (evaluasi target pribadi), (Yogyakarta: Asda
Media, Maret 2014), halm. 211.
53
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial. (Jogjakarta: Diva Press, Desember 2009), halm. 134-
144.

39
Rasio pembayaran cicilan utang bisa digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan utang
dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode
waktu yang sama.

5. Perencanaan Keuangan Islami Untuk mahasiswa

Menjadi mahasiswa adalah tantangan ntersendiri dalam hal


mengelola keuangan pribadi. Apalagi, bagi mahasiswa yang harus tinggal
jauh dari orang tua. Segala urusan harus ditangani sendiri, mulai dari waktu
hingga urusan keuangan. Urusan keuangan termasuk yang paling krusial.
Mahasiswa harus menyesuaikan agar kiriman orang tua, dana beasiswa atau
hasil jerih payah sendiri melalui kerja sampingan tidak menguap begitu saja.
Banyak mahasiswa yang tidak tahu cara mengatur keuangan mereka dan
hanya melakukan kebiasaan masing-masing atau yang dipelajari dari orang
tua.

Jika Anda sudah berstatus mahasiswa sekarang dan berpikir


bahwa Anda bisa lebih baik dengan uang yang Anda akan kelola,
Anda harus serius membuat anggaran pribadi. Menyusun anggaran
tidaklah sulit. Jika Anda memiliki dasar matematika yang baik, Anda
bisa segera menyusunnya. Hanya saja, butuh niat dan tekad.54

a. Menjelang akhir bulan, mahasiswa pelu membuat daftar


pemasukan yang Anda estimasikan akan didapatkan untuk
bulan depan, misalnya tunjangan beasiswa, kiriman dari
orang tua, hasil jerih payah dari kerja sampingan, hasil
menjual barang di situs online atau hasil apa saja yang bisa
mendatangkan uang untuk Anda. Pastikan jumlahnya.
b. Lalu hitung daftar pengeluaran untuk bulan depan,
misalnya:

54
Dikutip dari http://perencanaankeuangansyariah.com/2015/09/09/menyusun-anggaran-
pribadi-ala-mahasiswa-baru/, diakses pada 18 Januari 2016.

40
– biaya asrama atau kos, termasuk jika Anda ingin
menggunakan jasa cuci pakaian

– bensin atau biaya transportasi

– makanan sehari-hari

– belanja pakaian

– pulsa telepon seluler

– biaya buku, alat tulis dan pembuatan makalah

– biaya berlangganan internet atau ke warung internet

– sumbangan amal

– biaya nongkrong

– dan keperluan lainnya

Penting pula bagi para mahasiswa untuk disiplin


menyisihkan uang yang dapat ditabung, baik untuk biaya
kuiah semester depan atau tabungan untuk berlibur, membeli
barang-barang dengan harga mahal yang memang Anda
butuhkan, atau untuk simpanan masa depan Anda.

c. Sesuaikan setiap pos sehingga bisa jadi Anda jadikan


acuan untuk bulan depan. Misalnya, mana biaya yang rutin
harus Anda keluarkan setiap bulan dan yang tidak rutin.
Jumlah untuk pengeluaran tidak rutin tiap bulan bisa
berubah-ubah.
d. Setiap kali Anda mengeluarkan uang, catatlah dan kurangi
jumlah angka di pos yang terpakai. Lakukan pencatatan ini
dengan tekun setiap kali Anda mengeluarkan uang atau
setiap malam sebelum tidur. Ini bagian yang sulit karena
butuh disiplin dan ketekunan.

41
e. Menjelang akhir bulan, kembali susun anggaran Anda
untuk bulan depan. Perhatikan sejumlah penyesuaian yang
Anda lakukan bulan sebelumnya. Penyesuaian ini meliputi
kondisi jika secara tiba-tiba Anda harus menghabiskan
uang lebih banyak dari yang Anda telah anggarkan di suatu
pos, misalnya pengeluaran untuk buku dan pembuatan
makalah. Konsekuensinya, Anda harus mengurangi
pengeluaran di pos lain di bulan berikutnya.

F. Mahasiswa Ekonomi Islam


Sebutan Ekonomi Islam belakangan sangat populer dikalangan masyarakat
umum. Pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa ekonomi Islam saat di
Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aset serta
market share lembaga-lembaga keuangan syariah yang terdiri dari perbankan
syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, pegadaian syariah, lembaga
keuangan mikro syariah serta meningkat pula aset-aset pada lembaga keuangan
public Islam seperti pada lembaga amil zakat.
Kenapa ekonomi Islam? Jawaban ringkasnya karena peluang untuk
menciptakan suatu konsensus dalam dunia muslim lebih besar jika bahasan
masalah dilakukan dalam kerangka pandangan dunia Islam55
Kedudukan sistem ekonomi menurut Islam sangatlah penting. Tegaknya
sistem ekonomi Islam sebagai bagian dari ibadah harus dilaksanakan oleh setiap
muslim, dan sebagai bagian dari sistem kehidupan harus menjadi salah satu
kebijakan pemerintah. Pemahaman seperti inilah yang harus diberikan kepada
umat, terutama pada pengajaran ekonomi Islam. Kelak, bila sistem ekonomi Islam
benar-benar tegak, para birokrat yang sebelumnya telah mempelajari tidak akan
ragu melaksanakan sistem ekonomi Islam secara sungguh-sungguh dan
menempatkannya sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijakan negara.
Sementara itu, secara personal, orang yang telah mempelajari ihwal ekonomi

55
Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam/The Future of
Economics: An Islamic Perspective. Ikhwan Abidin Basri (terj.) (Jakarta: Gema Insani Press,2001),
Hal. 33.

42
Islam tentu akan terdorong untuk mengamalkannya. Dan bila kelak memiliki
berbagai usaha, ia diharapkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip bisnis Islami
yang merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Bila ia bukan pemilik, tapi
sekadar pegawai, ia akan terdorong untuk mengingatkan perusahaan atau lembaga
tempat ia bekerja untuk tetap di jalan syariah.56
Terdapat beberapa peran mahasiswa ekonomi Islam antara lain:57
1. Aktor
Artinya, mahasiswa semestinya menjadi pionir-pionir dalam
praktik ekonomi Islam. Misalnya mahasiswa hanya menjual dan
membeli barang dan jasa yang halal saja. Mengelola keuangan tanpa
riba. Mengembalikan bila meminjam barang. Melakukan kegiatan
sewa menyewa dengan benar. Serta berbisnis sesuai syariah. Bukan
hanya semasa mahasiswa, selepas kuliah nanti peran sebagai pionir
semestinya tetap dilakukan karena melaksanakan ekonomi Islam
adalah kewajiban setiap muslim. Dengan adanya pionir-pionir ini
yang seiring dengan waktu diharapkan semakin banyak, masyarakat
akan melihat secara langsung praktik ekonomi Islam dan kebaikan-
kebaikan yang dihasilkannya.
2. Edukator
Sebagai kelompok masyarakat terdidik, mahasiswa secara
relatif lebih cepat memahami dan memiliki akses ke khasanah wacana
ekonomi Islam ketimbang kelompok masyarakat lain. Karenanya,
mahasiswa harus mampu mengedukasi masyarakat agar
pemahamannya tentang ekonomi Islam bisa meningkat hingga praktik
ekonomi Islam di tengah masyarakat juga semakin berkembang. Tapi
harus disadari, untuk bisa menjadi pionir dan mengedukasi
masyarakat tentu diperlukan kesediaan mahasiswa untuk terus
menerus mengkaji ekonomi Islam.

56
Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 maret 2016.
57
Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 Maret 2016.

43
3. Motivator
Pengkajian dan praktik ekonomi Islam di tengah sistem
kapitalis bukanlah tindakan yang populer, terasa asing dan mudah
menimbulkan rasa putus asa mengingat nature dari masyarakat
memang tidaklah kompatibel dengan ekonomi Islam. Disinilah
diperlukan motivasi terus menerus, terutama dari para mahasiswa
untuk tidak mudah putus asa dalam mengkaji dan mengimplementasi
ekonomi Islam. Bila mahasiswa yang katanya cenderung idealistik
saja putus asa dalam berekonomi Islam, apatah lagi masyarakat yang
cenderung lebih pragmatis.

4. Akselerator
Mahasiswa harus menyadari bahwa sebesar apapun praktik dan
setinggi apapun kesadaran masyarakat tentang ekonomi Islam di
tengah sistem sekuler tetaplah belum merupakan wajah sesungguhnya
dari keadaan yang sebenarnya bila ekonomi Islam diterapkan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, mahasiswa tidak boleh puas sekadar
melihat sebagian wajah ekonomi Islam. Harus ada upaya terus
menerus dengan mendorong percepatan (akselerasi) penerapan dan
kesadaran ekonomi Islam hingga betul-betul terwujud di tengah
masyarakat melalui tegaknya sistem kehidupan Islam. Saat itulah kita
akan melihat wajah ekonomi Islam secara relatif lebih utuh, serta turut
merasakan kerahmatan yang dijanjikan.

G. Perguruan Tinggi Islam Negeri dan Swasta


Belajar di Perguruan Tinggi sudah menjadi tuntutan pada zaman sekarang
ini. Perusahaan- perusahaan swasta serta BUMN telah banyak yang
mensyaratkan pendidikan minimal D3 ataupun S1 bagi pelamar di instansi
ataupun lembaga tersebut. Dengan demikian, persaingan akan semakin ketat
dan menuntut profesionalitas dari para pencari kerja. Maka dari itu, ada
baiknya jika Kamu seharusnya memilih tempat belajar atau perguruan tinggi
yang mampu membimbing menjadi seorang yang profesional di bidang tertentu
dan memiliki nilai „plus‟. Universitas Islam Negeri bisa menjadi jawaban atas

44
kegalauan itu. Selain membimbing menjadi seorang yang profesional dibidang
tertentu dan memiliki intelektualitas tinggi, Universitas Islam Negeri juga
menitikberatkan pengajaran pada nilai-nilai moral berdasarkan ajaran Islam.
Hal ini bisa menjadi nilai plus bagi kamu, karena sebuah Instansi atau lembaga
tidak hanya butuh keprofesionalan atau intelektualitas pekerja, tetapi juga
membutuhkan moral pekerja yang baik.58
Perguruan tinggi di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam
menyiapkan SDM integratif yaitu memiliki kompetensi yang memadai dari
aspek syariahsekaligus mumpuni dalam bidang ekonomi dan keuangan baik
dari segikonsep maupun operasional. Hanya saja saat ini masih terjadi
keragamanstruktur akademik yaitu posisi bidang kajian Ekonomi Islam pada
sebagian perguruan tinggi telah menjadi program studi tetapi kebanyakan baru
berbentuk konsentrasi dan penyelenggaraan mata kulah yang
bersifatindependen maupun terintegrasi pada mata kuliah keIslaman. Demikian
pulaada ketidakkonsistenan dalam istilah yang digunakan yaitu “ekonomi
Islam”dan/atau “ekonomi syariah” pada nama program studi maupun mata
kuliah.Variasi nama program studi dan konsentrasi menimbulkan kekaburan
dalamkompetensi yang akan dihasilkan dan pengkajian ekonomi Islam hanya
dalam bentuk beberapa mata kuliah menyebabkan pemahaman lulusan
tentangekonomi Islam parsial dan tidak komprehensif.59
Departemen Agama membina madrasah, pesantren dan perguruan
tinggi agama. Untuk jenjang pendidikan tinggi Departemen Agama pada
mulanya hanya membina perguruan tinggi agama Islam, namun dalam
perkembangan selanjutnya hingga sekarang ini, Departemen Agama juga
membina perguruan tinggi agama non Islam. Perguruan tinggi agama Islam
dikelola oleh Ditjen Pendidikan Islam, sedangkan perguruan tinggi agama
non Islam dikelola oleh Ditjen Bimas terkait, yakni Kristen, Katolik, Hindu,
dan Buddha. Departemen Agama saat ini membina 562 PTAI, dengan rincian
52 PTAIN sedangkan selebihnya dikelola oleh masyarakat atau berstatus
swasta. PTAI ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hampir semua
kabupaten/kota memiliki PTAI. Pengecualian dalam hal ini adalah beberapa
kabupaten/kota yang baru dimekarkan atau pemeluk Islam di daerah itu
sangat sedikit. Dengan demikian dilihat dani segi jumlah lembaga, maka
kehadiran PTAIS lebih menonjol dari PlAIN. Salah satu peran nyata dari

58
Dikutip dari http://www.berkuliah.com/2014/08/10-universitas-islam-negeri-terbaik-di.html,
di akses pada 15 Maret 2016.
59
M. Nur Rianto Al Arif, “Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi
Dengan Kebutuhan SDM Pada Industri Keuangan Syariah” Jurnal Inferensi STAIN Salatiga, Vol. 7,
No. 1, Juni 2013, dikutip dari https:/ /www.academia.edu/ 4389927/ KESESUAIAN
_PEMBELAJARAN_
EKONOMI_ISLAM_DI_PERGURUAN_TINGGI_DENGAN_KEBUTUHAN_SDM_PADA_
INDUSTRI_ KEUANGAN_SYARIAH_DI_INDONESIA, di akses pada 15 Maret 2016.

45
PTAIS adalah memberi kesempatan kepada umat Islam di berbagai daerah
untuk memperoleh kesempatan belajar di bangku pendidikan tinggi. Alumni
PTAIS yang sebagian besan berdomisili di kabupaten/kota yang bersangkutan
berperan dalam menyampaikan ilmu yang diperolehnya ke masyarakat
melalui lembaga pendidikan atau institusi sosial dan keagamaan. Beberapa
daerah di Indonesia yang maju dari segi kualitas pemahaman dan pengamalan
agama tak terlepas dari peran PTAI, termasuk PTAIS yang ada di daerah itu.
Peran untuk membina masyarakat di pedesaan ataupun daerah terpencil
dimungkinkan karena sebagian besar alumni PTAIS berasal dari pedesaan
dan sudah akrab dengan masyarakat desa. Menurut Keputusan Menteri
Agama RI Nomor 353 Tahun 2004, tujuan pendidikan tinggi agama Islam
adalah terwujudnya lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan
warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, memiliki
pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama, berkepribadian Indonesia,
serta memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian, baik di bidang ilmu agama maupun ilmu agama
yang diintegrasikan dengan ilmu lainnya.60

60
Dikutip dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/25Agustus2007.pdf, diakses pada 15 Maret
2006.

46

Anda mungkin juga menyukai