Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
nikmat-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Agama Islam
yang berjudul hukum-hukum islam. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas dari dosen yang bersangkutan untuk memenuhi tugas yang
telah ditentukan.
Makalah ini dapat kami susun karena ada sumber-sumber yang telah
membantu dan kami ucapkan terimakasih kepada para penyedia sumber meskipun
tidak dapat secara langsung kami sampaikan.
Kami menyadari bahwa pada pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dalam segi bahasa, penulisan, susunan penulisan, isi makalah,
dan lain-lain. Karena kami menyadari bahwa kami selaku mahasiswa yang masih
dalam tahap belajar. Atas banyaknya kekurangan yang ada kami minta maaf
kepada para pembaca dan mengharap adanya kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Belitung, November 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya yang menjadi sumber norma dan hukum adalah kitab suci al
qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Keduanya merupakan sumber pokok atau
sember utama. Hukum islam adalah salah satu aspek ajaran islam yang
menepati posisi yang sangat krusial dalam pandangan umat islam, selain dua
sumber tersebut. Masih ada sumber lain yang berkedudukan sebagai sumber
pelengkap, tambahan atau penjelasan, yang disebut “Ijtihad” ini bentuk
bermacam-macam seperti Ijma’ra’yu, Qiyas, istihsan mashallah mursalah,
istihab, dan saddu-dzair’ah.
Al-Qur’an berasal dari kata Qara’a yang berarti bacaan atau sesuatu yang
dibaca. Secara istilah al-qur;an adalah kalamullah kepada nabi Muhammad
SAW. Melalui perantara malaikat jibril untuk disampaikan kepada umatnya.
Al-qur’an terdiri dari 6666 ayat dan 144 surah yang di turunkan secara
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kepada nabi Muhammad
SAW. Permulaan turunnya Al-qur’an adalah pada tanggal 17 ramadhan tahun
661 M. al-qur’qn dimulai dengan surat Al-fatihah dan di sudahi dengan surat
An-nas.
Namun al-qur’an dan literatur hukum islam sama sekali tidka menyebutkan
kata hukum islam sebagai salah satu istilah. Yang ada didalam Al-qur’an
adalah kata syari’ah, fiqh, dan hukum Allah. Istilah hukum islam merupakan
terjemahan dari Islamic law dalam literatur barat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hukum islam
2. Macam-macam hukum islam
3. Tujuan hukum islam
4. Prinsip-prinsip hukum islam
5. Apa fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup hukum islam dalam umat beragama islam
2. Untuk mengetahui macam-macam,tujuan, prinsip-prinsip dan fungsi dari
hukum islam
3. Untuk mengetahui apa al-qur’an, sunnah, dan ijtihad sebagai sumber hukum
islam.
4. Dan untuk mengetahui serta memperbaiki perilaku dan perbuatan dalam
kehidupan dengan mempelajari hukum islam ini.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Islam

Hukum Islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan


aturan yang mempunyai kekuatan, yang bersifat mengikat dan apabila
dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata. Dengan demikian
yang dimaksud dengan hukum islam adalah segala sesuatu yang dijadikan
dasar, acuan, atau pedoman syariat islam.

Hukum menurut bahasa adalah menetapkan sesuatu atau tidak


menetapkannya.

Menurut istilah fikih hukum adalah :

 Kitab atau perintah Allah SWT yang menuntut mukalafah (orang yang
sudah balig dan akal sehat) untuk memilih antara mengerjakan atau tidak
mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau
penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal, rukhsah (kemudahan).
 Akibat uang yang timbulkan dari tuntutan syariat berupa al-wujud, al-
madud, al-hurmah, al-karaah, dan al-ibadah. Sedangkan perbuatan yang
dituntut itu disebut wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.

Sumber hukum islam yang utama adalah Al-qur’an dan Sunnah.selain juga
menggunakana kata sumber, juga digunakan kata dalil, yang berarti keterangan
yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Selain itu, ijtihat, ijma,dan
qiyas juga merupakan sumber hukum karena sebagai alat bantu untuk sampai
kepada hukum-hukum yang dikandung oleh Al-qur’an dan sunnah Rasulullah
SAW.

Secara sederhana hukum adalah seperangkat peraturan tentang tingkah laku


manusia yang diakui oleh masyarakat dan disusun orang yang diberi wewenang
oleh masyarakat. Bila dikaitkan dengan islam atau syara’ maka hukum islam
berarti “seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah SWT dan sunnah
Rasulullah SAW tentang tingkah laku manusia yang dikenai hukum (mukallaf)
yang diakui dan diyakini mengikat semua yang beragama islam baik didunia
maupun akhirat.”
B. Macam-macam Sumber Hukum Islam
1. Al- Qur’an
Al- qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara
berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril. Al- qur’an diawali dengan surat Al-fatiah, diakhiri dengan
surat An-nas. Membaca Al-qur’an merupakan ibadah. Al-qur’an memuat
berbagai pedoman dasar kehidupan umat muslim yang berkewajiban untuk
berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat didalamnya agar
kepada perintah dan menjauhi segala larangan dari Allah SWT.
Dari segi bahasa, al-qur’an berasal dari kata qara’a- yaqra’u-qira’atan-
qur’anan, yang berarti sesuatu yang dibaca atau bacaan. Dari segi istilah,
al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW. Membacanya berfungsi sebagai ibadah, dan merupakan mukjizzt
nabi Muhammad SAW dan hidayah atau pentunjuk bagi umat manusia.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya al-qur’an ini memberi petunjuk ke
(jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang
mukmin yang mengerjakan kebijakan, bahwa mereka akan mendapat
pahala yang basar.” (Qs. Al- Isra/17:9)
2. Hadits (sunnah)
Merupaka tingkah laku nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum
islam yang kedua setelah Al-qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk
mentaati hukum dan perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad
SAW. Dalam firman Allah SWT : “ Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah,…”(Qs. Al hashr : 7).

Hadits dalam arti perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW. Terdiri atas
beberapa bagian yang saling terkait satu sama lain. Bagian-bagian hadits
tersebut antara lain sebagai berikut:

 Sanad, yaitu sekelompok orang atau seseorang yang menyampaikan


hadits dari Rasulullah SAW. Sampai kepada kita sekarang.
 Matan, yaitu isi atau materi hadits yang disampaikan Rasulullah
SAW.
 Rawi, yaitu orang yang meriwayatkan hadits.
Hadits menurut sifatnya mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
 Hadits shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil,
sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat, dan tidak
janggal.
 Hadits hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi
tidak begitu kuat ingatannya, bersambung sanadnya, dan tidak terdapat
illat dan kejanggalan pada matanya.
 Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih syarat-
syarat hadits shohih dan hadits hasan.

3. Ijtihad
Ialah berusaha bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah
yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al-qur’an maupun Hadits, dengan
menggunakan akal pikiran yang sehat serta berpedoman kepada cara-cara
menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan. Dengan berijtihad
seseorang dapat menempuh dengan cara ijma’ dan qiyas. Ijma’ adalah
kesepakatan dari seluruh imam mujtahid dan orang-orang muslim pada
masa dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW. Dalilnya dipahami
dari firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan rasulnya dan ulil amri diantara kam….”(Qs. An Nisa : 59)
Bentuk-bentuk ijtihad terbagi kedalam beberapa bagian yaitu,:
 Qiyas
Adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan
kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya terdapat
persamaan illat dan sebab-sebabnya. Contoh nya mengharamkan minuman
keras.
 Ijma’
Adalah kesepakatan para ulama ahli ijtihad dalam memutuskan suatu
perkara atau hukum. Contohnya di masa sahabat adalah kesepakatan
untuk menghimpun wahyu ilahi yang berbentuk lembaran-lembaran
terpisah menjadi sebuah mushaf al-qur’an yang seperti kita saksikan
sekarang ini.
C. Tujuan Hukum Islam
 Agama, merupakan tujuan pertama dalam islam, karena agama
merupakan pedoman hidup manusia.
 Jiwa, merupakan tujuan kedua dalam hukum islam, karana hukum islam
wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya.
 Akal, hal terpenting dalam hukum islam, karena dengan menggunakan
akal, manusia akan befikir tentang Allah, alam semesta, diri sendiri, dan
perbuatan yang baik dan buruk.
 Keturunan, yaitu bertujuan agar kemurnian darah dapat dijaga dan
kelanjutan umat manusia dapat diteruskan.
 Harta, tujuan terakhir hukum islam yang merupakan pemberian tuhan
kepada manusia, agar manusia dapat mempertahankan hidup dan
kelangsungan hidupnya.

D. Prinsip- prinsip Hukum Islam


Prinsip menurut pengertian bahasa ialah permulaan; tempat pemberangkatan;
titik tolak; atau al-mabda. Menurut Juhaya. S. praja dalam filsafat hukum
islam adalah kebenaran universal yang inheren di dalam hukum islam dan
menjadi titik tolak pembinaannya. Prinsip hukum islam memiliki beberapa
cabang yaitu :
1. Prinsip pertama: Tauhid
Tauhit yaitu ketetapan yang ditetapkan dalam kalimat la ilaha illa Allah
( Tiada tuhan selain Allah). Dalam al-qur’an memberikan ketentuan
dengan jelas mengenai prinsip persamaan tauhid antar semua umatnya.
Dalam firman Allah surat al-maidah: 44,45,dan 47.
Artinya ; “Barang siapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa
yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir.
Barangsiapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
Barangsiapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq.” (al-
maidah: 44,45 dan 47).
2. Prinsip kedua : keadilan (Al-‘Adl)
Keadilan hukum wajib ditegakkan, hukum diterapkan kepada semua
orang atas dasar kesamaan; tidak dibedakan antara orang kaya dan orang
miskin, antara kulit berwarna dan kulit putih, antara pengusaha dan
rakyat, antara status sosial tinggi dan rendah, antara ningrat dan jelata.
Semua diperlakukan sama dihadapan hukum. Prinsip ini didasarkan pada
al-qur’an surat an-nisa’: 135. Artinya : “wahai orang-orang yang
beriman jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilam,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah maha segala apa yang kamu kerjakan.”

Al-qur’an surat al-maidah: 8. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,


hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.”

3. Prinsip ketiga: Amar Makruf Nahi Munkar


Menurut bahasa, amar makruf nahi munkar adalah menyuruh kepada
kebaikan, mencegah dari kejahatan. Amr: menyuruh, ma’ruf: kebaikan,
nahyi: mencegah, munkar: kejahatan.

4. Prinsip keempat: persamaan atau egaliter (al-musawah)


Dalam al-qur’an surat al-hujurat : 13.
Artinya : “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu laki-laki
dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang telah
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang bertakwa.
Sesunggunya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.”
Manusia dalah mahluk yang mulia. Kemuliaan manusia bukanlah karena
ras dan warna kulitnya. Kemuliaan manusia adalah karena zat
manusianya sendiri.
5. Prinsip kelima: tolong-menolong (at-ta’awun)
Berasal dari kata ta’awana- yata’awanu atau biasa diterjemahkan dengan
sikap saling tolong-menolong ini merupakan salah satu prinsip didalam
hukum islam. Dalam al-qur’an surat al-maidah: 2.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syiar-syiar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulanan
haram, jangan menggangu binatang-binatang hadya, dan binatang-
binatang qala’id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang
mengunjungi baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan
dari tuhannya.”

E. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat


Peran hukum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak, namun
dalam pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yakni:

1) Fungsi Ibadah
Merupakan fungsi utama hukum islam adalah untuk beribadah kepada
Allah SWT.

2) Fungsi Amar Mar’ruf Nahi Mungkar


Merupakan fungsi Hukum Islam yang mengatur kehidupan manusia
sehingga dapat menjadi kontrol sosial. Dari fungsi inilah dapat dicapai
tujuan hukum islam, yakni mendatangkan kemaslahatan (manfaat) dan
menghidarkan kemadrahatan (sia-sia) baik didunia maupun akhirat.

3) Fungsi Wajir
Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam sebagai sarana
pemakasa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang
membahayakan.

4) Fungsi Tanzim wa islah al- ummah


Merupakan sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan memperlancar
interaksi sosial. Keempat fungsi tersebut tidak terpisahkan melaikan saling
berkaitan.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah yang kami susun ini, maka kami sebagai penulis
dapat menyimpulkan bahwa Hukum Islam adalah segala sesuatu yang
melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan, yang bersifat
mengikat dan apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan
nyata. Hukum islam terdiri atas beberapa bentuk yaitu Al-qur’an, Hadits, dan
ijtihad. Selain itu tujuan dari sebuah hukum islam adalah agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta sebagai ketentuan dalam hukum islam dalam tindakan dan
perilaku manusia.
Didalam hukum islam terdapat prinsip-prinsip hokum islam yaitu Tauhit
adalah ketetapan yang ditetapkan dalam kalimat la ilaha illa Allah ( Tiada
tuhan selain Allah), keadilan (Al-‘Adl) yaitu hukum wajib ditegakkan, hukum
diterapkan kepada semua orang atas dasar kesamaan, Amar Makruf Nahi
Munkar adalah menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari kejahatan. Amr:
menyuruh, ma’ruf: kebaikan, nahyi: mencegah, munkar: kejahatan, persamaan
atau egaliter (al-musawah) dan tolong-menolong (at-ta’awun).
Dan hukum islam juga memiliki fungsi utama yaitu Ibadah, selai ibadah
sebagai fungsi utama ada juga fungsi lain seperti Amar Mar’ruf Nahi Mungkar,
Wajir, dan Tanzim wa islah al- ummah yang diterapkan untuk mencapai tujuan
hukum islam tersebut.

B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan selaku penulis kepada para pembaca
lainnya adalah sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami apa itu
Hukum-Hukum Islam dalam kehidupan sebagai umat muslim dan dapat
membawa manfaat besar bagi manusia. Semua aturan atatu hokum yang
bersumber dari Allah SWT dan Rasulnya merupakan suatu aturan yang dapat
membawa kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Hassan, A. 2011. Terjemah Bulughu-Maram. Bandung: CV. Penerbit


Diponegoro
Mardani, 2015. Hukum islam: pengantar ilmu hukum islam di Indonesia,
Yogyakarta: pustaka pelajar
sutian, Prisma Herawati. Pendidikan agama islam. 2016. Solo: CV Jaya
Wijaya
ustman, Amrulloh Al Haniif. 2016. Pendidikan agama islam dan budi
pekerti. Jawa barat: Media Karya putra
https://doc.lalacomputer.com/sumber-hukum-islam/
https://kolaynf.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-fungsi/
https://www.studocu.com/id/document/hukum-islam/

Anda mungkin juga menyukai