Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR ILMU KEPENDIDIKAN

PRAKTIK PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Ni Luh Sakinah Nuraini, S.Pd, M.Pd.


Disusun Oleh
Aulia Winan Yanuariska
NIM(200721639643)/OFFERING G3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020
PRAKTIK PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
Pada pendidikan formal yang berada di sekitar rumah saya terdapat sekolah dasar yang
bernama SDN LAWANG 05 (Jl. Argopuro No. 3 Lawang, Malang). Di sekolah ini
kegiatan pembelajarannya mengimplementasikan teori oleh pendidik dalam berintraksi
dengan siswa sehingga terjadi interaksi yang bersifat positif dan konstruktif dengan tujuan
untuk memberikan arahan terhadap siswa sehingga dapat menjadi individu yang
diharapkan dan dewasa. Dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya pada pembelajaran
dengan mata pelajaran formal atau sains saja tetapi juga mengajarkan kepada etika, budaya
dan budi pekerti. Hal ini diharapkan agar siswa dapat menjadi pribadi yang beretika dan
memiliki sopan santun. Dan tidak hanya berfokus pada pelajaran yang membutuhkan
materi didalam kelas saja, tetapi siswa diajak untuk bermain dan belajar sehingga mereka
tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Contohnya seperti pada mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, disini siswa dapat bermain dan bersenang-senag tanpa
mengesampingkan nilai pendidikan dan tujuan pembelajaran. Praktik pendidikan di
sekolah ini sudah sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisitem pendidikan
nasional. Sehingga sekolah ini dapat terjamin kualitas pembelajaran yang ada di sekolah,
serta tenaga pendidik merupakan tenaga kerja professional yang memiliki kemampuan
yang baik dalam mengajarkan pendidikan terhadap para siswa. Pendidikan yang diterapkan
pada sekolah ini merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dengan
memiliki semboyan Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan
yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari
depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru
pendidik membantunya. Pendidikan di sini mengadakan program yang sudah tersusun
secara sitematis dan mengadakan evaluasi sistematis berupa ujian tulis.
2. Pendidikan Non-Formal
Pada pendidikan Non-Formal yang berada di sekitar tempat tinggal saya terdapat bimbel
yang bernama Ganesha Operation (Jl. Dr.Wahidin 65215 Lawang, Malang). Pada bimbel
ini memiliki penyampaian program pembelajaran yang lebih pendek daripada pendidikan
formal sekitar 40 menit pada satu jam pelajaran. Siswa dalam bimbel ini tidak memiliki
batasan usia. Materi yang diajarkan pada bimbel ini merupakan materi mata pelajaran
formal saja, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA saja. Disini tidak diajarkan
pembelaran yang mengajarkan tentang budaya, etika dan keterampilan. Meskipun
demikian pembelajaran yang diajarkan sama seperti materi yang diajarkan pada sekolah
formal. Tenaga pendidik yang mengajar pun tidak sembarangan mereka merupakan
pengajar professional yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengajarkan
pendidikan terhadap para siswa. Sehingga sekolah ini dapat terjamin kualitas
pembelajarannya. Tujuan bimbel ini agar siswa dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan pada bidang mata pelajaran formal atau dapat dikatakan untuk menambahkan
materi pembelajaran yang sudah diajarkan di sekolah.
3. Pendidikan Informal
Keluarga merupakan salah satu pendidikan informal, dimana pendidikan dimulai dari
keluarga. Pendidikan yang diajarkan di dalam keluarga, yaitu: pendidikan iman,
pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan psikis, pendidikan
social dan pendidikan seksual. Dimana yang diajarkan dalam pendidikan informal tidak
diajarkan dalam pendidikan formal. Pendidikan informal tidak diberikan sesuai dengan
jadwal dan kurikulum yang ditetapkan, dan pendidikan informal terdiri dari pengalaman
dan kehidupan sehari-hari dalam keluarga. Pendidikan informal memiliki fungsi dan tujuan
utama yaitu, untuk membentuk watak, karakter, dan kepribadian seseorang. Disini orang
tua memiliki peran sebagai pendidik dimana dalam keluarga, orangtua selalu melakukan
komunikasi dua arah yang bersifat mendidik, demokratis, jujur, tidak anti-kritik, terbuka,
berwawasan, serta tegas. Disini, orangtua harus memberikan hukuman ketika anak tidak
melakukan sesuatu yang sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Pendidikan yang
diajarkan orang tua adalah:
 Pendidikan budi pekerti
Orang tua mengajarkan anaknya nilai- nilai moral dalam sikap dan prilakunya diajarkan
dan dibimbing gimana caranya si anak jadi orang yang baik dan santun hormat dan patuh
kepada orang tua, membantu orang tua, menolong sesama teman, saling menghormati
antara umat beragama, dll.
 Pendidikan agama
Peletakkan dasar keagamaan pada masa kanak-kanak adalah waktu paling baik dalam
usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan
suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua
mengucapkan salam ketika akan masuk rumah akan dicontoh oleh anak. Sehingga akan
menjadi kebiasaan yang baik pula untuk anak.
 Pendidikan etika
Pendikikan etika sangat perlu diterapkan kepada anak agar anak itu memiliki tata krama
maupun sopan santun terhadap orang lain agar menghargai orang lain dan membuatnya
dihargai oleh orang lain. Salah satunya adalah menghormati orang yang lebih tua dengan
adanya pembelajaran ini etika yang dimiliki oleh anak akan bagus dan dapat diterima oleh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai