Setelah melakukan kegiatan observasi dengan menggunakan dua metode observasi website,
sehingga dapat dipaparkan beberapa penjelasan terkait sistem pendidikan yang ada di SMA Negeri 1
Lawang. Kurikulum nasional yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang mana menuntut siswa untuk
lebih aktif dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan
selaras terhadap kemajuan IPTEK yaitu dibuktikan dengan adanya pembelajaran daring (online) disertai
sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai. Berdasarkan analisis hasil wawancara diketahui bahwa
keseluruhan tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Lawang sudah berstatus PNS.
1. Sistem Pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal di Indonesia yang dilaksanakan setelah lulus dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Jenjang pendidikan ini dimulai dari Kelas 10
sampai Kelas 12 dengan siswa yang umumnya berusia 15-18 tahun. Sebagai salah satu
sekolah negeri, kehadiran SMA Negeri 1 Lawang ini sejak berdirinya banyak mengalami
perkembangan, baik dari segi siswa, guru, fasilitas maupun sistem yang digunakan. SMA
Negeri 1 Lawang menggunakan sistem pendidikan berdasarkan pada penggunaan
Kurikulum 2013. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 atau yang sering disebut sebagai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6
tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 pada beberapa
sekolah. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam
materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn dan
beberapa materi lain, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Dalam tujuan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk berpikir lebih kreatif, inovatif, cepat dan
tanggap dan selain itu dalam kurikulum 2013 siswa dilatih untuk menumbuhkan keberanian
dalam dirinya. Siswa akan dilatih kemampuan berlogika dalam memecahkan suatu
permasalahan. Dalam kurikulum 2013 ini juga diberikan atau dimasukkan unsur-unsur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk
siswa yang berkarakter. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, Kurikulum ini mempunyai
empat kompetensi inti yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti
tersebut tertuang pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah:
Kompetensi inti sikap spiritual
Untuk kompetensi inti sikap sosial
Kompetensi inti pengetahuan
Kompetensi inti keterampilan
2. Pelaksanaan Karakter
Pelaksanaan karakter yang ada di SMA Negeri 1 Lawang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Keberhasilan pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru terhadap siswa di
ukur dari perubahan sikap siswa dari yang tidak baik menuju perilaku yang baik, yaitu
perilaku yang disiplin, percaya diri dan mandiri. Sekolah-sekolah yang menerapkan
pendidikan karakter, terjadi peningkatan motivasi siswa dalam meraih prestasi akademik.
Hal ini berarti, dengan termotivasinya siswa dalam meraih prestasi akan mengakibatkan
siswa akan belajar dengan rajin yang nantinya prestasi belajar siswa akan meningkat atau
bertambah bagus. Pendidikan karakter ditanamkan oleh guru kepada siswa akan membuat
siswa memiliki karakter yang baik, antara lain karakter disiplin, percaya diri dan mandiri.
Karakter inilah yang membuat prestasi belajar siswa meningkat. SMA Negeri 1 Lawang
telah menerapkan pendidikan karakter kepada siswa yang terlihat dalam perangkat
pembelajaran seperti silabus dan RPP. Dengan adanya penerapan pendidikan karakter
tersebut diharapkan siswa memiliki karakter yang baik, yaitu karakter disiplin, percaya diri
dan mandiri. Siswa di SMA Negeri 1 Lawang sudah memiliki karakter disiplin, percaya
diri dan mandiri yang makin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya prestasi yang
telah diraih para siswa.
3. Penerapan Multikultural
Dari artikel website yang telah di observasi didapatkan hasil bahwa penerapan
multicultural yang ada di SMA 1 Lawang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan
budaya, bahasa, ras, suku dan agama yang beragam menyebabkan adanya beragamnya
budaya yang ada di Indonesia. Dengan adanya hal ini menimbulkan adanya dampak positif
dan negative. Terlebih banyak masyarakat yang masih mempermasalahkan perbedaan
budaya ini. Hal ini tentunya harus diluruskan pemikiran yang tidak dapat menerima adanya
perbedaan dengan memulainya dari sedini mungkin. Hal yang paling mendasar adalah
penerapan multikultural yang berada pada lingkup sekolah. SMA Negeri 1 Lawang
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan multicultural.
Penyelenggaraan pendidikan multikultural di dunia pendidikan diyakini dapat menjadi
solusi nyata bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat, khususnya yang
kerap terjadi di masyarakat Indonesia yang secara realitas adalah masyarakat yang plural.
Dengan kata lain, pendidikan multikultural dapat menjadi sarana alternatif pemecah
konflik sosial-budaya. Selain sebagai sarana alternatif pemecahan konflik dan juga dapat
menjadi sebuah cara agar budaya yang ada tidak hilang begitu saja. Pendidikan
multikultural juga signifikan dalam membina siswa agar tidak tercerabut dari akar budaya
yang ia miliki sebelumnya, tatkala ia berhadapan dengan realitas sosial-budaya di era
globalisasi.
Penerapan multicultural di SMA Negeri 1 Lawang dapat dilihat dari beragamnya suku,
budaya, agama siswa yang bersekolah di sekolah ini. Meskipun adanya perbedaan tersebut
belum ada konflik yang sumber utamanya merupakan perbedaan RAS. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan multicultural disini sudah baik dan harus ditingkatkan lagi.
Penerapan multicultural dengan mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran.
Pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan di setiap pokok bahasan atau tema dalam
pembelajaran. Selain itu berdasarkan studi dokumen pendidikan multikultural di sekolah
dapat terlihat dalam struktur dan muatan kurikulum sekolah. Beberapa mata pelajaran
dalam muatan kurikulum yang mengintegrasi pendidikan multikultural yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan untuk pendidikan
multikultural di dalam kegiatan pengembangan diri yang juga bentuk dari pendidikan
multikultural di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan sekolah. Dapat
diketahui bahwa sekolah menjadi faktor pendukung yang banyak berpengaruh dalam
implementasi pendidikan multikultural di sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah memiliki
prinsip menerima dan menghargai perbedaan, sehingga warga sekolah juga bersikap
terbuka terhadap perbedaan dan menjadi lebih mudah untuk terbiasa dengan keberagaman
yang ada di sekolah. Selain itu, berdasarkan observasi diperoleh data bahwa sekolah juga
menerapkan pendidikan multikultural di sekolah dengan cara memfasilitasi atau
memberikan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang implementasi
pendidikan multikultural. Fasilitas dan sarana prasarana yang terdapat di sekolah antara
lain tersedianya guru bimbingan dan konseling, tersedianya beberapa tulisantulisan yang
menggambarkan keragaman dan sikap menghargai keragaman, seperti tulisan nilai-nilai
seperti demokratis, semangat kebangsaan, kejujuran, disiplin, tut wuri handayani, dan lain-
lain.
4. Permaslahan dalam penerapan sistem pembelajaran
SMA Negeri 1 Lawang memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik. Sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Namun dalam melaksanakan praktik pendidikan
terdapat suatu kendala dan permaslahan. Salah satunya berasal dari jumlah guru yang
terbatas dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran
tidak berlangsung secara efektif terutama pada mata pelajaran muatan local Bahasa jawa.
Terbatasnya guru ini menyebabkan pembelajaran berlangsung secara tidak efektif dan
jumlah guru yang tersedia sangat sedikit. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap
pembelajaran yang berlangsung, sedangkan pada mata pelajaran muatan local ini
meruapakan mata pelajaran yang mengajarkan terhadap kebudayaan lokal Jawa Timur.
Permaslahan yang sangat berpengaruh terhadap pembelajaran adalah jumlah guru yang
mengajar tidak sesuai dengan jumlah siswa dan kelas yang ada. Selain itu penerapan
kebijakan dalam pembelajaran yang lebih memberatkan pada siswa karena jumlah jam
pembelajaran yang sangat padat karena SMA Negeri 1 Lawang menerapkan sistem full day
school sehingga sangat memberatkan siswa untuk menerima pelajaran dan terlebih masih
ada pelaksaan pekerjaan rumah yang memberatkan siswa, kurang efektifnya kegiatan
belajar mengajar yang terlaksana. Selain itu juga masih terdapat siswa yang belum aktif
dalam proses pembelajaran sehingga sedikit menghambat kegiatan pembelajaran di kelas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan penelitian
mengenai kegiatan observasi seputar pendidikan di SMA Negeri 1 Lawang, maka dapat
disimpulkan bahwa masih banyak indikator masalah yang perlu diperbaiki mulai dari
penetapan kebijakan dalam pembelajaran yang lebih memberatkan pada siswa, kurang
efektifnya kegiatan belajar mengajar yang terlaksana, dan sebagainya. Bahan evaluasi
untuk perbaikan kualitas sistem pendidikan meliputi beberapa aspek yaitu mulai dari
sumber daya tenaga pendidik, kompetensi atau bidang keahlian yang relevan, dan
kebijakan terkait pelaksanaan pendidikan serta pengajaran. Dibutuhkan kerjasama dari
berbagai pihak tidak hanya guru dengan siswa tetapi juga dengan pemangku kebijakan
seperti kepala sekolah maupun divisi-divisi lain yang ada dalam ruang lingkup sekolah.
B. Saran
Berdasarkan atas kesimpulan tersebut, maka diajukan beberapa saran diantaranya yaitu
Guru harus dapat menggerakkan siswa untuk lebih aktif dan partisipatif sesuai standar
kompetensi dalam kurikulum nasional 2013. Guru juga diharapkan untuk lebih memiliki
hubungan yang erat dengan peserta didik, hal tersebut dimaksudkan untuk menciptakan
kenyamanan bagi peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efisien tanpa
ada masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Data Sekolah. 2021. Data Sekolah Kemdikbud.
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/AA5F9EF4-B549-465C-BDCB-
C4E8108F4022. Diakses pada 09 Mei 2021
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021. Website Kemdikbud.
https://www.kemdikbud.go.id/. Diakses pada 09 Mei 2021
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
ALFABETA. 2012
SMAN 1 Lawang. 2021. Website SMAN 1 Lawang. https://sman1-lawang.sch.id/kurikulum/.
Diakses pada 09 Mei 2021