Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GUGUS FUNGSIONAL, SENYAWA, MOLEKUL DAN UNSUR

DOSEN PENGAMPU:

RAMADANI, M.Si

DISUSUN OLEH:

RIZKIA OFDHALENI

LILIS SUMITA

YUDA DELVIAN ISWANDI

MAHASISWA JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLA M NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat
serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikam makalah ini dengan sesuai
rencana. Makalah ini bertujuan untuk melatih ketajaman berfikir dan kekompakan dalam
kelompok untuk menyatukan beberapa pemikiran yang berbeda menjadi makalah yang baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangatlah diharapkan, atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terima kasih.

KERINCI, SEP 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Gugus Fungsional.................................................................................................... 2
B. Senyawa................................................................................................................... 6
.................................................................................................................................
C. Molekul.................................................................................................................... 9
D. Unsur........................................................................................................................ 10
BAB III  PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. pada waktu itu, tidak dapat
dijelaskan perbedaan antara senyawa yang diperoleh dari organisme hidup (hewan dan
tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari bahan-bahan mineral. Senyawa yang diperoleh
dari tumbuhan dan hewan sangat sulit diisolasi. Ketika dapat dimurnikan, senyawa-senyawa
yang diperoleh tersebut sangat mudah terdekomposisi dari pada senyawa yang diperoleh dari
bahanbahan mineral.

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menafaatkan unsur logam dan nonlogam untuk
keperluan transportasi, industri, dan bangunan. Penggunaan logam dan nonlogam makin
meningkat seiring dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan industri.Dari 109 unsur yang telah
di temukan, ada 92 unsur yang terdapat di alam dan 70 unsur diantaranya adalah logam. Hanya
sebagian saja dari logam – logam ini yang dimanfaatkan oleh manusia secara meluas.
Molekul adalah sebuah kumpulan yang dibentuk dari dua atom atau lebih yang saling
berikatan. Pengertian lainnya Molekul yaitu Gabungan dari beberapa atom unsur, bisa dua atau
lebih. Artinya ketika berbicara molekul maka yang dibayangkan adalah gabungan atom atom
(bukan 1 atom). Molekul merupakan partikel terkecil dari suatu zat yang masih memiliki sifat-
sifat zat tersebut. Molekul tersusun dari dua atom atau lebih. Molekul dapat tersusun dari atom-
atom yang berbeda, tetapi dapat pula tersusun dari atom-atom yang sama.Senyawa adalah zat
tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang saling kait-mengait.Contoh Senyawa :Senyawa
Oksigen.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan gugus fungsional ?
2. Apa yang di maksud dengan senyawa ?
3. Apa yang di maksud dengan molekul ?
4. Apa yang di maksud dengan unsur ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tentang gugus fungsional
2. Untuk mengetahui tentang senyawa
3. Untuk mengetahui tentang molekul
4. Untuk mengetahui tentang unsur

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gugus Fungsional
Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa
dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala
reaksi tersebut, maka dapat dikelompokkan pada pengelompokan senyawa.Gugus fungsional
adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. Gugus fungsi
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stuktur molekul karena hal ini dapat
mempegaruhi sifat kimia dan sifat fisika pada struktur, seperti reaksi, titik didih,titik leleh, dan
sebagainya.

Berikut beberapa penjelasan mengenai gugus fungsi yang ada diatas :

1. Gugus Fungsi Alkanol/Alkohol

Alkohol disebut juga alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Secara umum Rumus umum alkohol
adalah R – OH atau juga ditulis sebagai CnH(2n+2)O. Senyawa alkohol dapat dibedakan
berdasarkan jumlah gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Monoalkohol adalah alkanolyang
mempunyai satu gugus –OH dengan rumus molekul secara umum yaitu CnH2n+1OH.
Contohnya metanol yang memiliki struktur CH3-OH. Dialkohol adalah alkanol yang mempunyai
dua gugus –OH biasa disebut diol. Rumus molekul dialkohol secara umum yaitu CH2n(OH)2
dengan n = 2, 3, 4,… Contoh dialkohol yaitu 1,2-etanadiol dengan struktur HO-CH2– CH2-OH.
Alkohol yang memiliki tiga gugus fungsi –OH disebut trialkohol. Polialkohol adalah senyawa
alkanol yang memiliki banyak gugus –OH ( http://kimiadasar.com/alkohol/)

2
Berdasarkan letak terikatnya gugus hidroksil (—OH), alkohol dibedakan:

a. Alkohol primer = alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C primer

b. Alkohol sekunder= alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C sekunder

c. Alkohol tersier= alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C tersier

Berdasarkan jumlah gugus —OH yang terikat:

a. Alkohol monovalen= alkohol yang hanya memiliki sebuah gugus —OH

b. Alkohol divalen= alkohol yang memiliki dua buah gugus —OH

c. Alkohol polivalen= alkohol yang memiliki lebih dari dua gugus —OH (banyak sekali)

2. Gugus Fungsi Alkoksi Alkana/Eter

Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang diikat 2
substituen (alkil/aril)). Senyawa eter biasanya dipakai sebagai pelarut dan obat bius. Molekul eter
tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah. Eter sedikit polar (lebih
polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan dapat membentuk polieter.

Eter (alkoksi alkana) dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus
fungsi –OR. Simak beberapa senyawa alkoksi alkana berikut.Dari rumus molekul senyawa –
senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C,maka rumus umum alkoksi alkana dinyatakan
sebagai:

CnH2n+2O

Struktur alkoksi alkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh dua gugus
alkil, R dan R’, yang dapat sama atau berbeda. Oleh karena itu, rumus di atas dapat ditulis
sebagai:

R – O – R’

R dan R’ adalah gugus alkil yang dapat sama atau berbeda. Berdasarkan R dan R’, alkoksi alkana
dapat digolongkan menjadi :

Alkoksi alkana tunggal/ sederhana, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang simetris,
yakni R = R’. Contohnya adalah dimetil alkoksi alkana (CH3 – O – CH3).

Alkoksi alkana majemuk, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang asimetris, R ≠ R’.
Contohnya adalah etil metil alkoksi alkana (CH3 – O – C2H5).

Tata Nama Eter

3
Penamaan senyawa eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan dengan alkil eter
(trivial, atau nama umum) dan alkoksi alkana (IUPAC).

Tata Nama Trivial

Pada tata nama eter secara trivial, nama kedua gugus alkil disebutkan lebih dulu, kemudian
diikuti kata eter. Bila gugus alkilnya berbeda maka nama alkil diurutkan berdasarkan abjad, tapi
bila kedua gugus alkilnya sama maka diberiawalan di-. Sebagai contoh, perhatikan struktu
berikut.

CH3 – O – CH3 dimetil eter (R = R’)

CH3 – O – CH2 – CH3 etil metil eter (R ≠ R’)

C2H5 – O – C3H7 etil propil eter (R ≠ R’)

Tata Nama IUPAC

Pada tata nama IUPAC, bila gugus alkilnya mempunyai jumlah rantai C yang tidak sama maka
alkil yang bertindak sebagai alkoksi (R – O) adalah alkil dengan jumlah C yang lebih
kecil,kemudian diikuti nama rantai alkananya (R). Bila digambarkan, cara penamaan tersebut
adalah sebagai berikut:

eter - tatanama Eter IUPAC

3. Gugus Fungsi Alkanal/Aldehid

Aldehid adalah senyawa yang mengandung satu gugus karbonil (satu ikatan rangkap C=O)
sehingga mudah mengalami adisi. Adisi aldehid dengan hidrogen menghasilkan alkohol primer,
sedangkan adisi aldehid dengan pereaksi Grignard menghasilkan alkohol sekunder. Selain itu
aldehid juga dapat dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Aldehid termasuk kedalam
senyawa sederhana, karena tidak memiliki gugus-gugus reaktif yang lain, seperti –OH atau Cl
yang terikat pada atom karbon pada gugus karbonil. Gambar di bawah ini merupakan struktur
kimia dari aldehid. Gugus aldehid dituliskan sebagai –CHO dan tidak pernah dituliskan sebagai
COH. Sehingga penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol.

Tata Nama Aldehid

Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama menggunakan nama trivial sering
dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti
akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga alkanal. Tata nama pada aldehid
sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung gugus aldehid.

4. Gugus Fungsi Alkanon/Keton

Alkanon merupakan golongan senyawa karbon dengan gugus fungsi karbonil

4
Gugus fungsi karbonil terletak di tengah, diapit dua buah alkil. Sehingga alkanon mempunyai
rumus umum sebagai berikut :

Tata Nama Keton

Penamaan senyawa-senyawa alkanon atau keton juga ada dua cara yaitu :

1) Menurut IUPAC mengikuti nama alkanannya dengan mengganti akhiran “ ana “ dalam alkana
menjadi “ anom “ dalam alkanon.

2) Dengan cara Trivial yaitu dengan menyebutkan nama kedua gugus alkilnya, kemudian diikuti
akhiran “ Keton “.

(http://kimia-asyik.blogspot.co.id/2011/01/keton-alkanon.html)

Gugus Fungsi Asam Alkanoat/Asam Karboksilat

Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Asam
karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton). Garam dan anion asam
karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk
ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam
larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi
H+ dan RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang
terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18) dibuat dengan
karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk rantai panjang dibuat dengan hidrolisis
trigliserida yang biasa terdapat pada minyak hewan dan tumbuhan.

Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH, dimana :

R : Alkil

Ar : Aril

-COOH : Gugus karboksil

Contoh : Asam asetat

Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi karboksil (-COOH),
karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-OH). Sudut yang dibentuk oleh gugus
fungsi –COOH- sebesar 120 derjat dan panjang ikatan C=O sebesar 0,121 nm.

Tata Nama Asam Karboksilat

Menurut sistem IUPAC, penataan nama asam karboksilat diturunkan dari nama alkana, di
mana akhiran -a diganti -oat dan ditambah kata asam sehingga asam karboksilat digolongkan
sebagai alkanoat.

5
5. Gugus Fungsi Ester/Alkil Alkanoat

Ester adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi —COOR, dengan R adalah gugus
alkil. Ester juga mempunyai rumus kimia yang sama dengan asam karboksilat yaitu CnH2nO2
sehingga berisomer gugus fungsi.

Tata Nama Ester

Sama seperti turunan alkana yang lain, ester memiliki peraturan dalam tata nama IUPAC yaitu:

Gugus —COOR dalam ester terpisah dalam penamaannya, yaitu dibagi atas —COO dan —R

Gugus —COO adalah gugus alkanoat, sedangkan gugus —R adalah gugus alkil

Gugus —R selalu berada dekat oksigen (O) pada —COO

Gugus sebelah —COO (tidak —OR ; alkil) adalah rantai cabang, dan, atom C-nya bergabung
dengan atom C pada —COO

Penamaannya adalah alkil + alkanoat. Jadi, gugus alkil dulu baru disebutkan gugus alkanoat

Semua gugus —COOR masuk ke dalam rantai utama

Dalam penamaan IUPAC ester,jika ada cabang, —COO selalu mendapatkan nomor 1 dan masuk
dalam rantai utama

Sedangkan untuk tata nama trivial sebagai berikut :

Nama lazimnya adalah alkil alkil ester, sama seperti eter

Alkil alkil pada nomor 1 tidak diurutkan berdasarkan abjad

Dalam nama lazim, pasti ada atom O di tengah-tengah

B. Senyawa

Senyawa adalah zat murni yang dapat terurai dengan reaksi kimia biasa membentuk zat-zat
lain yang lebih sederhana. Senyawa merupakan gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat
dalam suatu materi, yang dihasilkan melalu reaksi kimia. Adapun contoh dari senyawa: minyak
bumi, karbohidrat, lemak, protein, kapur, dan banyak lagi yang lainnya.

Air tergolong senyawa, sebab dengan cara elektrolisis air dapat terurai menjadi gas hidrogen
dan gas oksigen, komposisi keduanya lebih sederhana daripada air. Antara air, hidrogen dan
oksigen, masing-masing memiliki sifat fisika dan sifat kimia yang berbeda.

Sebagian besar zat kimia yang ada dalam tubuh manusia berbentuk senyawa, yang terbagi
menjadi dua kelompok utama: senyawa organik dan senyawa anorganik.

6
1. Senyawa anorganik

Senyawa anorganik tidak mengandung karbon. Sebagian besar zat kimia dalam tubuh tidak
termasuk zat organik. Air, sekitar 70% dari total berat badan, adalah senyawa anorganik
terpenting dalam tubuh manusia.Senyawa anorganik penting lainnya merupakan senyawa kecil
dan sederhana seperti asam, basa, dan garam .Karbon dioksida (CO2) dan senyawa yang
mengandung karbonat diklasifikasikan sebagai senyawa anorganik, walaupun mengandug
karbon.

Sifat air, air memiliki sifat fisik dan kimia berikut ini:

a. Kohesif dan adhesif.

Karena ikatan hidrogennya, maka molekul air memiliki kecenderungankuat untuk tetap
berkaitan (kohesi) dan juga kecenderungan untuk berkaitan dengan zat lain (adhesi). Karena
kedua sifat tersebut, maka air memiliki:

1. Tegangan permukaan yang tinggi. Karena sifat kohesifnya, maka molekul air
membentuk suatu lapisan permukaan yang kuat.

2. Gaya kapilar. kecenderungan air untuk naik secara kapilar (pada selang yang sangat
kecil) karena sifat adhesif dan kohesifnya.

b.Kalor jenis yang tinggi

1.Air dapat menyerap atau melepas sejumlah besar panas hanya dengan sedikit perubahan
dalam suhunya.

2.Karena sifat tersebut, maka perubahan suhu tubuh yang tiba-tiba akibat factor eksternal
atau internal dapat dicegah.

c. Kalor uap yang tinggi.

1. Jika air mengalami evaporasi (perubahan bentuk dari cair ke gas), maka panas yang
dibutuhkan hamir dua kali lipat panas yang dipakai untuk menguapkan alkohol atau cairan
lainnya.

2. Saat keringat berevaporasi dari kulit, maka saat itu pula sejumlah besar panas dkeluarkan
dari tubuh ke lingkungan, memberikan suatu mekanisme pendinginan yang efisien.

d. Air sebagai solven.

1. Karena polaritas molekul air dan kecenderungannya yang membentuk ikatan hydrogen,
air merupakan solven (zat pelarut) untuk sebagai jenis molekul ion, dan molekul non-ion
polar (molekul hidrofilik).

7
2. Molekul-molekul air membentuk kulit solven (hidrasi) yang terarah disekitat molekul dan
atom bermuatan negative, dengan cara mendekatkan kutub positifnya (hidrogen) ke ion
negatif.

3. Kutub negatif okesigen pada molekul air mengarah keluar dan menarik kutub positif
molekul air lain.

4. Disekitar ion muatan positif, arah molekul air menjadi terbalik. Bergantung pada arah
molekul, kulit solven dapat menarik kutub positif maupun negatif dari molekul air yang
banyak.

2. Senyawa organik

Senyawa organik mengandung atom karbon dan terkandung dalam ribuan senyawa kimia
yang ditemukan di organisme hidup. Ilmu kimia mengenal kehidupan disebut kimia karbon.

a. Atom karbon dengan empat elaktron dalam kulit terluarnya dapat mencapai stabilitas
dengan cara membagi empat elektronnya dengan atom karbon lain atau dengan unsure lain
untuk membentuk empat ikatan kovalen tunggal, atau dengan membentuk sedikit ikatan
ganda atau tripel. Dengan cara ini, karbon dapat membentuk rantai yang panjang atau cabang
rantai.

b.Karbon umumnya berkaitan dengan unsure karbon juga, atau dengan hidrogen, oksigen,
atau nitrogen.

c.Gugus fungsional (yaitu gugus atom yang menentukan karakteristik, solubilitas (daya larut),
dan reaktivitas molekul organik yang terkandung dalam gugus) terikat pada rantai karbon.
Sebagian besar senyawa organik mengandung dua gugus fungsional atau lebih. Gugus
fungsional yang ada dalam molekul biologis meliputi :

1. Hidrogen (-H) ditemukan di hampir semua molekul organik. Ikatan anatara karbon dan
hidrogen membentuk gugus fungsional nonpolar seperti gugus metil, -CH3

2. Gugus hidroksil (-OH) ditemukan dalam karbohidrat, asam nukleat, beberapa asam
organik, alkohol dan steroid. Senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil
merupakan zat polar dan dapat larut dalam air.

3. Gugus karbonil (-CO atau –COOH) terdiri dari satu atom yang bergabung dalam atom
oksigen dalam ikatan ganda. Senyawa organik yang kita kenal sebagai gula mengandung
gugus karbonil dan gugus hidroksil.

4. Gugus karboksil (-C-O-O-H atau –COOH) terdiri dari satu atom oksigen yang berkaitan
ganda dengan satu atom karbon yang juga terikat dengan gugus hidroksil. Gugus ini
ditemukan dalam asam organik seperti asam amino dan asam lemak.

8
5. Gugus amino (-NH2) mengandung satu atom nitrogen yang terikat pada dua ataom
hidrogen dan pada rantai karbon. Gugus ini ditemukan dalam senyawa organik yang
disebut amina, yang merupakan bagian dari protein dan asam nukleat.

6. Gugus fosfat (-PO4) ditemukan dalam asam nukleat, fosfolipid, dan fosfat organik.
Fosfat organik meyimpan enargi yang dapat dipindahkan dari satu molekul ke molekul
lainnya dengan cara memindahkan satu gugus fosfat.

7. Gugus sulfhidril (-SH) terdiri dari satu atom sulfur yang berkaitan dengan satu atom
hidrogen. Senyawa yang mengandung sulfhidril disebut thiol.

C. Molekul

Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan
dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil.
Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan
biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organikdan
biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.

Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas
apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia
dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak
berikatan. Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2),
ataupun terdiri dari unsur-unsurberbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang
berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara
umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.

Ilmu yang mempelajari molekul disebut kimia molekuler ataupun fisika molekuler
bergantung pada fokus kajiannya. Kimia molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur
interaksi antara molekul, manakala fisika molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur
struktur dan sifat-sifat molekul. Dalam prakteknya, perbedaan kedua ilmu tersebut tidaklah jelas
dan saling bertumpang tindih. Dalam ilmu molekuler, sebuah molekul terdiri dari suatu sistem
stabil yang terdiri dari dua atau lebih molekul. Ion poliatomik dapat pula kadang-kadang
dianggap sebagai molekul yang bermuatan. Istilah molekul tak stabil digunakan untuk merujuk
pada spesi-spesi kimia yang sangat reaktif. Sehingga pada molekul terdapat partikel netral yang
terdiri dari 2 atau lebih atom, baik atom sejenis maupun atom yang berbeda.

1. Molekul yang terdiri dari sejenis atom disebut Molekul Unsur

2. Molekul yang terdiri dari atom-atom yang berbeda disebut Molekul Senyawa. Contoh :
H2O; CO2; H2SO4

Kebanyakan molekul sangatlah kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Kekecualian
terdapat pada DNA yang dapat mencapai ukuran makroskopis. Molekul terkecil adalahhidrogen

9
diatomik (H2), dengan keseluruhan molekul sekitar dua kali panjang ikatnya (0.74 Å). Satu
molekul tunggal biasanya tidak dapat dipantau menggunakan cahaya, namun dapat dideteksi
menggunakan mikroskop gaya atom. Molekul dengan ukuran yang sangat besar disebut sebagai
makromolekul atau supermolekul. Jari-jari molekul efektif merupakan ukuran molekul yang
terpantau dalam larutan.

Molekul memiliki geometri yang berbentuk tetap dalam keadaan kesetimbangan. Panjang
ikat dan sudut ikatan akan terus bergetar melalui gerak vibrasi dan rotasi. Rumus kimia dan
struktur molekul merupakan dua faktor penting yang menentukan sifat-sifat suatu senyawa.
Senyawa isomer memiliki rumus kimia yang sama, namun sifat-sifat yang berbeda oleh karena
strukturnya yang berbeda. Stereoisomer adalah salah satu jenis isomer yang memiliki sifat fisika
dan kimia yang sangat mirip namun aktivitas biokimia yang berbeda.Setiap molekul zat memiliki
cirinya masing-masing, yaitu :

1. Ciri khas molekul zat padat

- gaya tarik menarik sangat kuat

- susunannya berdekatan satu sama lain

- letaknya berdekatan

- tidak bisa bergerak bebas

2. Ciri khas molekul zat cair

- gaya tarik menarik tidak begitu kuat

- susunannya tidak beraturan

- letaknya agak renggang

- bergerak bebas berpindah-pindah tempat

3. Ciri khas molekul zat gas

- gaya tarik menarik sangat kecil

- susunannya sangat tidak teratur

- letaknya saling berjauhan

- bergerak sangat bebas

D. Unsur
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan menajdi zat-zat lain yang lebih sederhana
dengan reaksi kimia sederhan dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Unsur merupakan

10
bahan dasar penyusun materi. Sampai saat ini dikenal 112 macam unsur alam dan unsur buatan,
baik berupa unsur logam, maupun unsur nonlogam.

1. Unsur logam seperti besi, misalnya. Tersusun atas atom-atom besi. Sementara unsur
nonlogam seperti belerang, tersusun atas atom-atom belerang.

2. Unsur buatan semisal Eistenium merupakan unsur yang tidak stabil atau bersifat
radioaktif. Unsur-unsur yang terdapat di alam ditemukan dalam keadaan bebas atau
dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain membentuk suatu materi yang sifatnya
berbeda.

3. Unsur-unsur yang ditemukan dalam keadaan bebas di alam misalnya intan, belerang,
emas, dan gas helium.

Dari 109 unsur yang telah di temukan, ada 92 unsur yang terdapat di alam dan 70 unsur
diantaranya adalah logam. Hanya sebagian saja dari logam – logam ini yang dimanfaatkan oleh
manusia secara meluas. Alam Indonesia kaya akan bijih logam yang ada dalam perut bumi
Indonesia. Untuk itu, anda harus mengetahui ilmu dan teknologi untuk mengolahnya.

Logam di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa, bukan unsur bebas. Senyawa
logam terdapat dalam berbagai batuan dalam kerak bumi. Batuan yang mengandung senyawa
logam dalam kadar tinggi disebut Bijih. Senyawa logam yang dikandung bijih disebut mineral.

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia
berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia

Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.

Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk
mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.Unsur Logam yang sudah akrab dengan
kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium
pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita
temui dalam bentuk senyawanya.Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah.

Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur
bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au),

11
karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa
oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au)
disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan
atmosfer.

Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di
alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya,
atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang
dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan
mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

Sifat-sifat unsur kimia

Beberapa kategori dapat diterapkan secara luas terhadap unsur, termasuk memperhatikan
sifat fisik dan kimia mereka secara umum, keadaan materi dalam kondisi yang banyak dijumpai,
titik lebur dan didihnya, massa jenisnya, struktur kristalnya sebagai padatan, dan asal-
usulnya.Beberapa istilah umum digunakan untuk menandai sifat fisik dan kimia umum unsur-
unsur kimia. Pembeda pertama adalah antara logam, yang mudah menghantarkan listrik,
nonlogam, yang tidak menghantarkan listrik, dan sekelompok kecil (metaloid), yang memiliki
sifat di antara keduanya dan sering berperilaku sebagai semikonduktor.

Klasifikasi yang lebih detail sering ditunjukkan melalui penyajian warna dalam tabel
periodik. Sistem ini membatasi istilah "logam" dan "nonlogam" menjadi hanya logam dan
nonlogam tertentu dari sedemikian banyaknya logam dan nonlogam. Versi klasifikasi tabel
periodik yang digunakan di sini meliputi: aktinida, logam alkali, logam alkali tanah, halogen,
lantanida, logam transisi, logam pasca-transisi, metaloid, nonlogam reaktif, dan gas mulia. Pada
sistem ini, logam alkali, logam alkali tanah, dan logam transisi, serta lantanida dan aktinida,
adalah golongan khusus logam dilihat dari sudut pandang yang lebih luas. Sama halnya,
nonlogam reaktif dan gas mulia adalah nonlogam jika dilihat dari perspektif yang lebih luas.
Dalam beberapa penyajian, halogen tidak dibedakan, dengan astatin diidentifikasi sebagai
metaloid dan lainnya diidentifikasi sebagai nonlogam.

1. Keadaan materi

Hal mendasar lainnya yang umum digunakan untuk membedakan unsur kimia adalah wujud
materi (fase) nya, yaitu padat, cair, atau gas, pada temperatur dan tekanan standar (STP).
Sebagian besar unsur berwujud padat pada temperatur konvensional dan tekanan atmosfer,
sementara beberapa berwujud gas. Hanya bromin dan raksa yang berwujud cair pada 0 °C (32

12
°F) dan tekanan atmosfer normal; sesium dan galium berwujud padat pada suhu tersebut, tetapi
meleleh pada suhu, berturut-turut, 28,4 °C (83,1 °F) dan 29,8 °C (85,6 °F).

2. Titik lebur dan titik didih

Titik lebur dan titik didih, biasanya dinyatakan dalam derajat Celsius pada tekanan satu
atmosfer, umumnya digunakan untuk mendefinisikan karakter berbagai unsur. Karakter ini untuk
sebagian besar unsur telah diketahui, namun, untuk beberapa unsur radioaktif yang tersedia
dalam jumlah sangat kecil belum diketahui. Helium tetap berada dalam wujud cair meskipun
pada keadaan nol mutlak pada tekanan atmosfer, sehingga He hanya memiliki titik didih, dan
tidak memiliki titik lebur pada penyajian konvensional.

3. Massa jenis

Massa jenis pada temperatur dan tekanan standar (STP) tertentu seringkali digunakan dalam
menentukan karakter unsur. Massa jenis sering dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik
(g/cm3). Beberapa gas yang pada temperatur pengukuran berwujud gas, massa jenisnya biasanya
dinyatakan untuk wujud gasnya; ketika dicairkan atau dipadatkan, unsur gas memiliki massa
jenis sama dengan unsur lainnya.Ketika suatu unsur memiliki alotrop dengan massa jenis yang
berbeda, salah satu alotrop yang mewakili biasanya dipilih dalam penyajian kesimpulan,
sementara massa jenis untuk masing-masing alotrop dapat dinyatakan di bagian detailnya.
Sebagai contoh, tiga alotrop karbon yang terkenal (karbon amorf, grafit, dan intan) memiliki
massa jenis masing-masing 1,8–2,1; 2,267; dan 3,515 g/cm3.

4. Struktur kristal

Unsur-unsur yang diteliti hingga saat ini sebagai sampel padat memiliki delapan jenis
struktur kristal: kubik, kubik pusat badan, kubik pusat muka, heksagonal, monoklinis,
ortorombis, rombohedral, dan tetragonal. Untuk beberapa unsur transuranium sintetis, sampel
yang tersedia sangat sedikit untuk dapat menentukan struktur kristalnya.

5. Keterjadian dan asalnya di bumi

Unsur kimia dapat juga dikategorikan berdasarkan asal-usulnya di bumi. Sembilan puluh
empat unsur pertama terjadi secara alami, sementara unsur dengan nomor atom lebih 94 hanya
diproduksi secara artifisial sebagai produk sintetis melalui reaksi nuklir buatan.

Dari 94 unsur yang terjadi secara alami, 83 dianggap sebagai primordial dan bersifat stabil
atau radioaktif lemah. Sisanya, 11 unsur yang terjadi secara alami, memiliki waktu paruh yang
terlalu singkat untuk berada di awal Tata Surya, dan oleh karena itu dianggap sebagai unsur fana.
Dari 11 unsur fana tersebut, 5 unsur (polonium, radon, radium, aktinium, dan protaktinium)
umumnya merupakan produk peluruhan dari torium dan uranium. Enam unsur fana yang tersisa
(teknesium, prometium, astatin, fransium, neptunium, dan plutonium) memiliki keterjadian yang

13
sangat langka, sebagai produk moda peluruhan atau proses reaksi nuklir langka yang melibatkan
uranium atau unsur-unsur berat.

Seluruh unsur dengan nomor atom 1 hingga 40 adalah stabil, sementara yang bernomor atom
41 hingga 82 (kecuali teknesium dan prometium) adalah metastabil. Waktu paruh "radionuklida
teoritis" metastabil ini sangat panjang (sekurang-kurangnya 100 juta kali lebih panjang daripada
perkiraan usia alam semesta) sehingga peluruhan radioaktifnya belum dapat dideteksi melalui
eksperimen. Unsur dengan nomor atom 83 hingga 94 bersifat metastabil dari sudut pandang
bahwa peluruhan radioaktifnya dapat dideteksi. Tiga dari unsur ini, bismut (unsur 83), torium
(90), dan uranium (92) memiliki satu atau lebih isotop dengan waktu paruh yang cukup panjang
untuk bertahan sebagai sisa-sisa ledakan nukleosintesis stelar yang menghasilkan unsur berat
sebelum pembentukan tata surya kita. Sebagai contoh, pada lebih dari 1,9×1019 tahun, lebih dari
satu milyar kali lebih lama daripada perkiraan alam semesta. Bismut-209 memiliki waktu paruh
peluruhan alfa terpanjang dari unsur alami lainnya.[9][10] Sebanyak 24 unsur yang sangat berat
(yaitu unsur setelah plutonium, unsur 94) mengalami peluruhan radioaktif dengan waktu paruh
singkat dan tidak dapat menghasilkan produk peluruhan berupa unsur berumur panjang. Oleh
sebab itu mereka sama sekali tidak terjadi secara alami.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gugus fungsi adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa
karbon. Gugus fungsi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stuktur molekul
karena hal ini dapat mempegaruhi sifat kimia dan sifat fisika pada struktur, seperti reaksi, titik
didih,titik leleh, dan sebagainya

Senyawa adalah zat murni yang dapat terurai dengan reaksi kimia biasa membentuk zat-zat
lain yang lebih sederhana. Senyawa merupakan gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat
dalam suatu materi, yang dihasilkan melalu reaksi kimia. Adapun contoh dari senyawa: minyak
bumi, karbohidrat, lemak, protein, kapur, dan banyak lagi yang lainnya.

Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan
dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil.
Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan
biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organikdan
biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.

Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan menajdi zat-zat lain yang lebih sederhana
dengan reaksi kimia sederhan dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir).

15
DAFTAR PUSTAKA

http://baiqjulia.blogspot.com/2014/01/makalah-kimia-unsur-senyawa-nitrogen.html?m=1
http://la-randy.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-unsur.html?m=1

https://kimia08.files.wordpress.com/2012/05/bab-1-gugus-fungsi.pdf

http://kimiadasar.com/alkohol/

https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/senyawa-karbon/eter/

http://kimiadasar.com/eter-pengertian/

https://dwidaryantiscience.wordpress.com/2015/06/12/gugus-fungsi-senyawa-karbon-alkanal-
atau-aldehid/

http://fungsi.web.id/2015/06/aldehid-pengertian-struktur-dan-gugus-fungsi.html

http://kimia-asyik.blogspot.co.id/2011/01/keton-alkanon.html

https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/senyawa-karbon/asam-karboksilat/

https://amaldoft.wordpress.com/2015/11/11/ester-alkil-alkanoat-turunan-alkana/

http://farhanimufida.blogspot.com/2016/06/makalah-biokimia.html?m=1

http://abang-sahar.blogspot.com/2012/11/makalah-molekul.html?m=1

http://abang-sahar.blogspot.com/2012/11/makalah-molekul.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai