Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ORANG DEWASA DAN LANSIA

DEWASA MEDYA (LANJUTAN)

DOSEN PENGAMPU:
HARMALIS, S.Psi., M.Psi

DISUSUN OLEH :

MALA AULIA

TUSTRI YANTI

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas ini dengan baik dan
tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang mikroorganisme dan penyakit
pemindah sebaran patogen. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah
wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  makalah ini. Oleh
karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini.
Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Sungai penuh, maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................


B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II ISI

A. Kondisi psikologis dewasa madya.............................................................................


B. Kondisi sosial dewasa madya....................................................................................
C. Kondisi pekerjaan dewasa madya..............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam
terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, merupakan
periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Dimana pada usia ini ditandai dengan
berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1999 : 320).
Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu
dan energi, seperti menjalankan rumah tangga, departemen atau perusahaan, memiliki anak dan
mungkin memelihara orangtua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993;
Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz, Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge, 1999).

Selanjutnya usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti, diantaranya adalah
banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional
tentang kerusakan mental dan fisik (Hurlock, 1999 : 320). Dimana individu merasa takut akan
terjadinya perubahanperubahan yang terjadi dalam dirinya terutama fisiknya. Perubahan-
perubahan itu akan berpengaruh terhadap penyesuaian yang harus dilakukan oleh individu
dewasa madya, dimana ia harus menerima bahwa kini kulitnya mulai keriput, timbulnya uban,
terjadinya menopause pada wanita, menurunnya fungsi pendengaran dan penglihatan serta
kondisi kesehatan yang semakin rentang akan timbulnya penyakit. Lalu bagaimana proses yang
dilalui orang dewasa yang mengalami kecacatan dalam dirinya? tentunya hal ini akan semakin
menambah suatu permasalahan yang harus dilewati dalam periode kehidupan.

B. Rumusan masalah

1).apa itu kondisi psikologi dewasa madya?

2).apa itu kondisi sosial dewasa madya?

3).apa itu kondisi pekerjaan dewasa madya?

C. Tujuan Masalah

1).memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen


2).menjelaskan tentang kondisi psikologi dewasa madya

3).menjelaskan kondisi sosial dewasa madya

4).menjelaskan kondisi pekerjaan dewasa madya


BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Psikologis Dewasa Madya
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia
antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani
dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula
diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewsa ini banyak yang mengalami
perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas
tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia
60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia lanjut
dengan usia madya.
Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda menurut tahap
dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dini pada satu batas, dan usia
lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun
tidak pada waktu yang sama ada yang bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada pula
yang bulan oktober. Demikian halnya dengan manusia.
Usia madya pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang paling sulit
dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu tersebut
untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang ditanamkan
pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran
dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik yang diperlukan
pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemungkinan untuk menyesuaikan diri
terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial usia madya.
B. Kondisi Sosial Dewasa Madya
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang
menyangkut pribadi dan sosial antara lain:
Masa dewasa
Madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri
jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupannya
dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhartiannya
terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
Masa dewasa tengah biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa tengah
tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun. Menurut
Hurlock (1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya, yaitu
antara usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya mencakup waktu yang lama dalam
rentang hidup. Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara
mandiri terhadap kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu
menentukan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil
dan matang secara emosinya. dalam California Longitudinal Study, pada waktu individu
berusia 34 sampai 50 tahun, mereka adalah kelompok usia yang paling sehat, paling
tenang, dan paling bisa mengontrol diri, dan juga paling bertanggung jawab
(Levinson&Peskin, 1981 dalam Santrock, 2002).
Faktor-faktor yang Memengaruhi Tindakan penyesuaian Diri dan Sosial dalam upaya
mencapai penyesuaian diri dan sosial, responden melakukan berbagai tindakan, namun
terdapat beberapa hal yang memengaruhi terbentuknya tindakan, antara lain :
1. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan salah satu hal yang memengaruhi aksi responden.
Dukungan keluarga yang diterima responden adalah berupa dukungan emosional
dan finansial. Dukungan emosional ditunjukkan
2. Tindakan yang bersifat eksternal
Tindakan-tindakan yang bersifat eksternal dalam upaya mencapai penyesuaian
diri dan sosial antara lain berbagi cerita dengan keluarga, fokus membantu
keluarga, fokus bekerja, selalu berbuat baik kepada orang lain, dan tidak
melakukan upaya untuk menemukan pasangan.

Kondisi setelah tercapainya penyesuaian diri dan sosial kondisi yang ditunjukkan
responden setelah mencapai penyesuaian diri adalah menerima kondisi lajang saat ini,
serta merasa puas dengan kehidupan yang dijalani saat ini. Di satu sisi, responden juga
menunjukkan kondisi setelah mencapai penyesuaian sosial seperti merasa nyaman berada
di tengah-tengah orang lain, serta menciptakan hubungan saling membantu dengan orang
lain.
1. Penyesuaian diri
Kondisi responden setelah tercapainya penyesuaian diri adalah menerima dan
merasa puas dengan kehidupan lajang saat ini. Responden puas dengan hidup saat
ini karena saat ini tidak mengalami kesulitan finansial, dapat hidup ditengah-
tengah keluarga yang menerima kondisi responden yang melajang, sudah
memiliki pekerjaan, dan sudah dapat melakukan hal-hal baik untuk lingkungan
sekitar, serta dapat berbagi ilmu dengan teman.
2. Penyesuaian sosial
Responden juga menunjukkan kondisi setelah mencapai penyesuaian sosial seperti
merasa nyaman berada di tengah-tengah orang lain, serta menciptakan hubungan
saling membantu dengan orang lain. Perasaan nyaman berada di tengah-tengah
orang lain dapat tercapai karena respon-respon negatif masyarakat telah berkurang
dan menimbulkan perasaan diterima oleh responden. Terciptanya hubungan saling
membantu dengan orang lain dapat tercapai karena tindakan responden untuk
selalu berusaha membantu orang lain mendorong timbal balik positif dari
masyarakat. Responden seringkali merasa terbantu dengan orang lain sehingga
responden merasa tidak perlu khawatir ketika menghadapi kesulitan.

Pada paradigma model yang telah ditampilkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa
proses penyesuaian yang dialami oleh responden dibagi menjadi penyesuaian diri atau
penyesuaian yang bersifat internal individu dan penyesuaian sosial atau penyesuaian yang
bersifat eksternal individu.

C. Kondisi Pekerjaan Dewasa Madya


Kondisi Kerja,bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan
akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus membuat
kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik
terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.
Penyesuaian terhadap pekerjaan pada usisa madya, dapat dinilai dari tingkat
keberhasilan yang dicapai pria dan wanita dalam pekerjaan mereka dan dari tingkat
kepuasan yang diperoleh.
1. Pretasi, pekerja usia madya menikmati tingkat keberhasilannya (mendapat
pendapatan prestise, wewenang dan otonomi yang diharapkan). Masih banyak pula
pekerja lain yang merasa berhasil dalam arti bahwa mereka telah berbuat yang
terbaik dengan kemampuannya tapi menilai gagal karena belum mencapai apa yang
diinginkan di masa muda.
2. Kepuasan, pada usia 60-an biasanya terjadi penurunan kepuasan pada pria,
dikarenakan merasa memiliki kemungkinan yang kecil untuk berprestasi meskipun
sudah bekerja keras. Kepuasan kerja juga menurun.
3. pekerjaannya. Juga mereka menunjukan sikap tidak suka pada pekerja yang lebih
muda. Tidak ada dari faktor tersebut yang menunjang rasa puas terhadap
pekerjannya.
Wanita usia madya mengalami kegagalan mencapai prestasi dan kepuasan kerja.
Ketidakpuasan kerja dapat terjadi oleh berbagai faktor sama halnya dengan pria, tetapi
hal tersebut semakin diintensifkan dengan ketidaksamaan dalam kesempatan untuk
pengembanganh asil. Anggota kelompok minoritas pria maupun wanita mengalami
kekecewaan terhadap pekerjaannya, sedang alasannya samadengan yang dikemukakan
oleh kelompok wanita.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya
dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun,
merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Dimana pada usia
ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1999 : 320).
Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang
menyita waktu dan energi, seperti menjalankan rumah tangga, departemen atau
perusahaan, memiliki anak dan mungkin memelihara orangtua yang sudah uzur atau
memulai karir baru.
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/803/7/10410161%20Bab%202.pdf

http://azizherwitselalu.blogspot.com/2013/02/perkembangan-karir-dewasa-

madya_19.html?m=1

https://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/majalah-ilmiah-informatika/article/

view/81/119

Anda mungkin juga menyukai