Anda di halaman 1dari 15

MASA DEWASA MADYA

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas Pada


Mata kuliah Psikologi Perkembangan

Di Susun Oleh :
Tasya Firnandya Kamila
Nim:2207015030

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA
1444H/2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya


kepada pihak-pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah ini, diantaranya :

1. Ibu/Bapak Dosen Pengampu Mata Kuliah.

2. Teman-teman Mahasiswa dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan,maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik positif yang bersifat
membangun sehingga makalah ini bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kelompok kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

(PENYUSUN)

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
A. Pengertian Masa Dewasa Madya..........................................................................................3
B. Aspek Perkembangan Emosi Pada Masa Desawa Madya......................................................4
C. Perkembangan Aspek Fisik Pada Masa Dewasa Madya.........................................................7
D. Tanda-tanda Yng Jelas Usia Madya......................................................................................12
BAB II PENUTUPAN..........................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................14

ii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Dewasa Madya


Pada umunya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa
usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi
penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun
dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat
daripada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya
kecenderungan untuk pensiun pada usia enam puluhan sengaja atau pun tidak
sengaja usia enam puluhan tahun dianggap sebagai garis batas antara usia madya
dengan usia lanjut, jadi batasnya bukan 65 tahun.1

Oleh karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang
kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam dua sub bagian,
yaitu : usia madya dini yang membentang dari usia 40 hingga 50 tahun dan usia
madya lanjut yang berbentang antara 50 sampai 60 tahun. Selama usia madya
lanjut, perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal
menjadi lebih keliatan.

Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan berbeda


menurut tahap dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dari masa
dewasa dini pada satu batas, dan usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah
kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun tidak pada waktu yang sama, ada
yang pada bulan Juli dan ada pula yag pada bulan Oktober. Demikian juga halnya
dengan manusia.

Usia madya, pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa


yang paling sulit dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya
individu-individu tersebut berusaha untuk menyesuaikan diri hasilnya akan
tergantung pada dasar-dasar yang ditanamkan pada tahap awal kehidupan,
khusunya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan sosial dari
masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik,yang diperlukan pada masa-masa

1
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (jakarta: Erlangga, 1980), hlm. 320.

3
4

dewasa, memberikan berbagai kemudian untuk menyesuaikan diri terhadap


berbagai peran baru dan harapan sosial usia madya

Masalah-masalah tertentu yang timbul dalam penyesuaian diri merupakan


ciri dari usia madya pada kebudayaan masa kini. Beberapa dari masalah tersebut
lebih sulit lagi bagi pria, dan beberapa lainnya lebih sulit bagi wanita. Masalah
utama yang harus dipecahkan dan disesuaikan secara memuaskan selama usia
madya mencakup apa saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan selama periode
ini.2

B. Aspek Perkembangan Emosi Pada Masa Desawa Madya


Dalam banyak hal, periode dewasa madya adalah waktu timbulnya tekanan
emosional. Bernice Nengeartein (Callhoun dan Acocella, l990) mengatakan bahwa
peroiode ini merupakan suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Meskipun bagi orang lain ada kalanya periode ini justru
merupakan permulaan kemunduran, namun bagi Erik Erikson (Callhoun dan
Acocella, l990) dalam periode ini individu memiliki antara kearifan dan
penyerapan pribadi. Kearifan yang dimaksud adalah kapasitas untuk
mengembangkan perhatian terhadap orang lain atau masyarakat sekitar. Orang yang
gagal mengembangkan kapasitas kearifan ini mungkin menjadi semakin terserap
pada diri mereka sendiri seperti larut dalam kehidupan duniawi dan bendawi saja.
Teori Erikson ini berpijak pada kenyataan yang dia sinyalir bahwa dalam setiap
tingkat kehidupan selalu dicirikan dengan pilihan-pilihan antara 2 pendekatan
terhadap kehidupan, satu positif dan satunya negatif. Tampaknya tengah baya
merupakan salah satu waktu dalam hidup seseorang dimana banyak terjadi
peristiwa besar yang memaksanya untuk mengadakan penataan kembali. Penataan
kembali itu kiranya terjadi karena adanya beberapa perubahan besar dalam hal
fisiologis, psikologis, seksual dan perubahan-perubahan sosial yang menyertai
ketiga perubahan itu.3

Ada beberapa bahaya personal bagi orang berusia madya dalam


menyesuaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru. Dari itu semua, ada tujuh
macam yang dianggap umum dan serius.

2
Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis, Pengantar Psikologi untuk Kebidanan, (Jakarta:
Kharisma Putra Utama, 2010), hlm. 195
3
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/07/makalah-perkembangan-pada-masa-dewasa/
5

 Diterimanya Kepercayaan Tradisional


Diterimanya kepercayaan tradisional tentang ciri-ciri usia madya
mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perubahan perilaku
fisik yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Seseorang yang
mengalami menopause misalnya, seiring disebut sebagai “masa krisis”
(critical period), kepercayaan seperti ini dapat menambah rasa takut yang
tidak menentu, seperti dikatakan oleh Parker.
 Idealisasi anak muda
Banyak orang usia madya khususnya kaum pria secara konstan menentang
pengelompokan usia dalam pola perilaku umum. Seorang pria mungkin
akan menolak untuk patuh mengikuti resep dokter tentang diet atau akan
menolak untuk membatasi kegiatan walaupun dengan alasan kesehatan.
Seperti anak yang menjelang usia akil baliq, mereka juga tidak mau dibatasi
perilakunya. Begitu juga orang yang berusia madya, mereka juga tidak mau
dibatasi perilaku dan perilakunya, tetapi masing-masing dari contoh tersebut
mempunyai alasan yang berbeda. Sikap pemberontak seperti itu berasal dari
pengenalan terhadap nilai bahwa masyarakat mengikat anak muda dan
karena itu mereka menentang terhadap setiap bentuk pembatasan, ini berarti
mereka sedang tumbuh menjadi lebih tua. Kondisi yang seperti ini
menyebabkan mereka yang berusia madya menderita biasa atau lebih serius.
 Perubahan peran
Merubah peran bukanlah masalah yang mudah, terutama setelah seseorang
telah memainkan peran tertentu selama periode waktu yang relatif lama dan
telah belajar memperoleh kepuasan dari peran tersebut. Lebih lanjut, dapat
dikatakan bahwa terlalu berhasil dalam suatu peran nampaknya dapat
mengakibatkan kekakuan sehingga proses penyesuaian terhadap peran lain
akan menjadi sulit.

 Perubahan keinginan dan minat


Bahaya besar dalam penyesuaian diri seseorang pada masa usia madya
timbul karena ia mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya
sesuai dengan tingkat ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta
6

memburuknya tigkat kesehatan fisik. Mereka mau tidak mau harus mencoba
untuk mencari dan mengembangkan keinginan baru sebagai pengganti
keinginan lama yang biasa dilakukan, atau jauh hari sebelum masa madya
tiba mereka telah mengembangkan keinginan baru tersebut yang cukup
menarik sehingga dapat membebaskannya dari perasaan tertekan dan tidak
enak karena kehilangan keinginan yang biasanya dilakukan. Apabila hal ini
tidak dilakukan, mereka akan merasa bosan dan bingung karena mereka
tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan waktu yang begitu banyak.
Seperti seorang dewasa yang menjadi bosan pada waktu mereka harus
mencari berbagai kegiatan dan keinginan untuk mengisi waktu yang begitu
banyak.
 Simbol status
Pada umumnya wanita semakin tua semakin tertarik pada simbol status
yang dapat membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial, apabila keluarga
tidak berusaha untuk mencapai atau memiliki simbol yang diinginkan.
Dalam kasus seperti ini, ada tiga reaksi umum sebagai bagian dari wanita
yang sangat membutuhkan simbol tersebut. Pertama, dia akan mengeluh
dan mengomeli suaminya yang tidak dapat menyediakan cukup uang untuk
memperoleh status tersebut. Kedua, dia akan bersikap boros dan
menjerumuskan keluarganya dengan melakukan utang. Ketiga, dia bisa juga
berbuat sesuatu dengan bekerja misalnya agar mempunyai cukup uang demi
mencukupi kebutuhannya. Semua pola respon tersebut merupakan tanda
betapa besar keinginan seseorang untuk memperoleh simbol status. Sikap
seperti ini dapat menimbulakn percekcokan dengan keluarga, terutama
perilaku yang ketiga tadi yang menjadikan banyak pria menjawab dan
bersikap tidak menyenangkan. Karena ia sadar hal itu tidak mungkin ia
peroleh.
 Aspirasi yang tidak realistis
Orang berusia madya yang mepunyai keinginan yang tidak realistis tentang
apa yang ingin dicapai menghadapi masalah yang serius dalam proses
penyesuaian diri dan sosial, apabila kelak ia menyadari bahwa ia tidak bisa
mencapai tujuan tersebut. Sikap tidak realistis ini sering merupakan faktor
bawaan sejak masa remaja. Bahaya ini merupakan efek langsung bagi pria,
7

sedang bagi wanita merupakan efek tidak langsung apabila suaminya atau
tidak mampu untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
 Perubahan keperibadian
Sehubungan dengan hilangnya keperkasaan menyebabkan sejumlah orang
usia madya berperilaku hampir sama dengan orang berusia muda yang
sedang menunjukkan kejantanannya. periode ini bisa menjadi periode yang
berbahaya bagi pria-pria, dimana ia masih mempunyai istri namun terlibat
juga dalam urusan cinta dengan perempuan lain.4

C. Perkembangan Aspek Fisik Pada Masa Dewasa Madya


Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan
fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini.
Dalam pembahasan berikut akan diuraikan beberapa gejala penting dari
perkembangan fisik yang terjadi selama masa dewasa.

Salah satu dari sekian banyak penyesuaian yang sulit yang pria dan wanita
berusia madya harus lakukan adalah dalam mengubah penampilan. Mereka harus
benar-benar menyadari bahwa fisiknya sudah tidak mampu berfungsi lagi sama
seperti sediakala pada saat mereka kuat dan bahkan beberapa organ-organ tertentu
tubuh yang vital sudah lemah. Mereka yang berusia madya harus dapat menerima
kenyataan bahwa kemampuan mereproduksi sudah berkurang atau akan berakhir,
dan mungkin bahkan mereka akan kehilangan dorongan seks serta daya tarik sosial.
Seperti anak-anak puber yang pada masa kanak-kanaknya berurusan tentang akan
jadi apa mereka dan bagaimana penampilannya bila mereka sudah besar kelak dan
siapa yang kemudian menyesuaikan diri sehingga realitas penampilan mereka bila
tidak bertumbuh sesuai dengan harapan mereka, demikian juga orang berusia
madya harus mengesankan diri terhadap perubahan-perubahan yang tidak mereka
sukai dan yang menandai tibanya usia tua mereka.

Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya


kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diitensifkan
lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal
yang muncul bersama pada tahun-tahun selanjutnya. Perubahan fisik yang

4
http://hijricahayailmu.blogspot.com/2010/12/ilmu-pskologi.html
8

terpenting, yang terhadapnya orang berusia madya harus menyesuaikan diri dibahas
di bawah ini.5

 Perubahan Penampilan
Seperti telah diketahui, sejak masa remaja dini, penampilan seseorang
memegang peranan yang sangat pnting terutama dalam penilaian sosial,
sambutan sosial, dan kepemimpinan. Mereka yang berusia madya,
memberontak terhadap penilaian status tersebut yang mereka takuti ketika
penampilan mereka menurun.
Bagi pria, terdapat kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang-orang
yang lebih muda, lebih kuat, dan lebih energik, yang lebih cenderung untuk
menilai kemampuanya dalam mempertahankan pekerjaannya dalam
kaitannya dengan penampilan. Baik bagi pria maupun wanita, selalu
terdapat ketakutan bahwa penampilan usia madya mereka akan
menghambat kemampuan untuk mempertahankan pasangan mereka
(suami/istri), ataupun mengurangi daya tarik terhadap lawan jenisnya.
Sebagai kebiasaan umum, kaum pria pada budaya kita memperlihatkan
tanda-tanda ketuaan lebih cepat dari pada wanita. Hal ini mugkin dapat
dijelaskan oleh kenyataan, bahwa kaum wanita yang menyadari seberapa
jauh daya tariknya terhadap kaum pria bergantung pada penampilan fisik
sehingga secara daya tarik tersebut hilang oleh adanya tanda-tanda
mencapai usia madya.
Tanda-tanda menua juga cenderung menjadi lebih jelas di kalangan
kelompok-kelompok sosial-ekonomis dari pada kelompok lainnya. Pada
umunya, pria dan wanita dari kelompok sosial-ekonomis yang lebih tinggi
nampak lebih muda dari usia yang sebenarnya, sedangkan mereka yang
berasal dari kelompok sosial-ekonomi yang lebih rendah nampak lebih tua
dari pada usia yang sebenarnya. Hal ini mungkin sebagian dijelaskan oleh
kenyataan bahwa mereka yang dari kelompok lebih beruntung kurang
bekerja, mengeluarkan lebih sedikit energi dan lebih banyak makan dari
pada mereka yang harus mencari hidup dengan tangan yang kasar. Lebih
jauh lagi, mereka yang berasal dari kelompok yang kurang beruntung tidak

5
Elizabeth B. Hurlock, Opcit.hlm. 326.
9

mampu menambah dan mendapatkan ala kecantikan dan pakaian yang


bagus yang menutupi tanda-tanda ketuaan mereka.
 Perubahan dalam kemampuan indera
Deteorisasi bertahap dari kemampuan indera mulai pada usia madya.
Perubahan yang paling merepotkan dan nampak terdapat pada mata dan
telinga. Perubahan fungsional dan generatif pada mata berakibat
mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketajaman
mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak dan tumor.
Kebanyakan orang yang berusia madya menderita presbiopi atau kesulitan
melihat sesuatu dari jarak jauh, yaitu kehilangan berangsur-angsur
akomodasi lensa mata sebagai akibat dari menurunya elastisitas lensa mata.
Antara umur 40-50 tahuanan daya akomodasi lensa mata biasanya tidak
mampu untuk melihat dengan jarak dekat sehingga yang bersangkutan
terpaksa harus memakai kaca mata.
Kemampuan mendengar ternyata juga melemah pada usia sekitar 40 tahun,
akibatnya mereka yang berusia madya selalu harus mendengarkan sesuatu
secara berlebihan sungguh-sungguh dari pada yang mereka lakukan pada
masa lalu. Mula-mula kepekaan terhadap nada tinggi menjadi berkurang,
kemudian diikuti dengan menurunnya secara drastis sesuai dengan
meningkatnya usia. Oleh karena kehilangan pendengeran, maka mereka
yang berusia madya mulai berbicara dengan keras dan sering monoton.
Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat sentivitas terhadap nada
tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini, terdapat
perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki biasanya kehilangan sensivitasnya
terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan perempuan. Perbedaan jenis
kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman laki-laki
terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari, seperti pertambangan,
perbengkelan dan sebagainya.
 Perubahan pada keberfungsian fisiologis
Perubahan-perubahan pada tubuh bagian luar terjadi berbarengan dengan
perubahan-perubahan pada organ-organ dalam tubuh dan keberfungsiannya.
Perubahan ini, pada sebagian besar bagian tubuh, langsung atau tidak
langsung diakibatkan perubahan jaringan tubuh. Seperti gelang karet yang
10

tua, dinding saluran arteri menjadi rapuh dengan bertambahnya usia.


Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesulitan sirkulasi. Meningkatnya
tekanan darah, khususnya pada orang gemuk dapat menyebabkan
komplikasi jantung.
Fungsi kelenjar tubuh menjadi lembam. Pori-pori dan kelenjar-kelenjar
pada kulit yang membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih pelan,
sehingga bau badan bertambah. Berbagai kelenjar yang dihubungkan
dengan proses pencernaan berfungsi lebih lambat, sehingga mengalami
masalah karena pencernaan menjadi lebih sering bekerja.
Kesulitan makin bertambah karena banyak orang usia madya menggunakan
gigi palsu, yang justru menambah kesulitan mengunyah. Selain itu,
beberapa orang usia madya memperbaiki kebiasaan makan mereka sesuai
dengan semakin lambannya kegiatan mereka. Keadaan ini kelihatannya
menambah keterbatasan fungsi sistem penurunan. Akibatnya konstipasi
sering terjadi pada orang usia madya.
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang.
Tetapi, perkembangbiakan koneksi neural (neural conection), khusunya
bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang.
Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa tetap
aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih
banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian
pada tahun-tahun berikutnya.
Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sitem saraf
menghilang. Menurut hasil sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu
mencapai 50% selama tahun-tahun masa dewasa. Tetepi, penelitian lain
memperkirakan bahwa kehilangan itu lebih sedikit. Bagaimana pun juga,
menurut Santrock (1995), diperkirakan bahwa hingga 5 sampai 10% dari
neuron kita berhenti tumbuh sampai kita berusia 70 tahun. Setelah itu,
hilangnya neuron akan semakin cepat.6
 Perubahan pada kesehatan
sia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan
memburuknya kesehatan. Di mulai pada usia pertengahan empat-puluh

6
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Rosda, 2005) , hlm. 237.
11

tahunan terdapat peningkatan ketidakmampuan dan ketidakabsahan yang


berlangsung dengan cepat dan seterusnya.
Masalah kesehatan secara umum pada usia madya mencakup
kecenderungan untuk mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot,
kepekaan kulit, pusing-pusing biasa, sakit pada lambung (konstipasi, asam
lambung dan sendawa), kehilangan selera makan, serta insomnia.
Bagaimana usia madya mempengaruhi kesehatan individu, tergantung pada
banyak faktor, seperti faktor keturunan, riwayat kesehatan masa lampau,
tekanan emosi dalam hidup, dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan
pola hidup untuk mengubah kondisi jasmani. Misalnya, orang yang agresif
dan ambisi mungkin dapat mengelak dari permasalahan kesehatan selama
masa dewasa dini, akan tetapi setelah berusia empat puluh tahun mereka
tampaknya lebih banyak yang mengalami serangan jantung dari pada
mereka yang relatif santai dan melakukan sedikit pekerjaan.7
 Perubahan Seksual
Sejauh ini, penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun
wanita pada usia madya terdapat pada perubahan-perubahan pada
kemampuan seksual mereka. Wanita memasuki masa menopause, atau
perubahan hidup, dimana masa menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan
kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami masa klimakterik
pria.8
Menopause dan klimakterik, keduanya diliputi dengan misteri bagi
kebanyakan pria dan wanita. Dan disini terdapat berbagai kepercayaan
tradisional, yang membuat orang semakin merasa takut dalam memasuki
masa tersebut dalam kehidupan mereka ketika wanita perubahan-perubahan
fisik ini terjadi. Masa-masa ketika wanita mengalami menopause ini sering
disebut dengan masa kritis.

D. Tanda-tanda Yng Jelas Usia Madya


a) Berat Badan Bertambah
Selama usia madya lemak mengumpulkan terutama sekitar perut dan paha.
b) Berkurangnya Rambut dan Beruban

7
Elizabeth B. Hurlock,Opcit, hlm. 328
8
Ibid,hlm. 329
12

Rambut pada pria yang berusia madya mulai jarang, menipis, dan terjadi
kebotakan pada bagian atas kepala. Rambut di hidung, telinga, dan bulu mata
menjadi lebih kaku, sedangkan rambut pada wajah tumbuh lebih lambat dan
kurang subur. Rambut wanita semakin tipis dan rambut di atas bibir atas dan
dagu bertambah banyak. Baik rambut pria maupun rambut wanita mulai
memutih menjelang usia lima puluh tahuan, dan beberapa orang sudah beruban
sebelum berusia madya.
c) Perubahan Pada Kulit
Kulit pada wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan keriput.
Kulit dibagian bawah mata menggembung seperti kantong, dan lingkaran hitam
di bagian ini menjadi lebih permanen dan jelas. Warna merah kebiruan sering
muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
d) Tubuh Menjadi Gemuk
Bahu seringkali berbentuk bulat, dan terjadi penggemukan seluruh tubuh yang
membuat perut keliahatan menonjol sehingga seseorang keliahatan lebih
pendek.
e) Masalah Persendian
Beberapa orang berusia madya mempunyai masalah pada persendian, tungkai
dan lengan, yang membuat mereka sulit berjalan dan memegang benda yang
jarang sekali ditemukan pada orang-orang muda.
f) Perubahan Gigi
Gigi menjadi kuning dan harus lebih sering diganti, sebagian atau seluruhnya
dengan gigi palsu
g) Perubahan Pada Mata
Mata kelihatan kurang bersinar daripada ketika mereka masih muda, dan
cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpukdi sudut mata.

BAB II
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa
usia antara 40 sampai 60 tahun, masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental, penurunan kekuatan fisik dan diikuti oleh
penurunan daya ingat.
13

Perkembangan yang terjadi pada masa dewasa madya dari aspek fisik
diantaranya, terjadinya perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kemampuan
indera, perubahan pada keberfungsian fisiologis, perubahan pada kesehatan dan
perubahan pada seksual.

Orang percaya bahwa proses kognitif-belajar, memori, dan intelegensi


mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia. Uraian berikut
akan mengetengahkan beberapa perubahan penting dalam proses kognitif yang terjadi
pada masa dewasa dan usia tua: pemikiran perkembangan postformal, perkembangan
memori dan perkembangan intelegensi.

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas
dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Penyesuaian sosial pada
setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah sejauh mana seseorang
dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Kedua adalah sejauh mana seseorang memainkan salah satu peran penting dalam
mengembangkan tugas seseorang selama usia madya untuk mencapai tanggung jawab
sebagai warga Negara dan tanggung jawab sosial.

Dalam banyak hal, periode dewasa madya adalah waktu timbulnya tekanan
emosional. Bernice Nengeartein (Callhoun dan Acocella, l990) mengatakan bahwa
peroiode ini merupakan suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA

B. Hurlock Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980


Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013
http://hijricahayailmu.blogspot.com/2010/12/ilmu-pskologi.html
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/07/makalah-perkembangan-pada-masa-
dewasa/
Zan Pieter, Heri, Namora Lumongga Lubis, Pengantar Psikologi untuk Kebidanaan,
Jakarta: Prenada Media Group, 2010

14

Anda mungkin juga menyukai