Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Syariah (S.H.)
Oleh:
ARIF WIFANDANI
NPM. 1721020331
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2021 M
i
ANALISIS MAQASHID SYARIAH TERHADAP IMPLEMENTASI PASAL
27 AYAT (2) UUD 1945 TENTANG HAK ATAS PEKERJAAN DAN
PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI WARGA NEGARA
(Studi di Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan
Kabupaten Lampung Utara)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Syariah (S.H.)
Oleh:
Arif Wifandani
NPM. 1721020331
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2021 M
i
ABSTRAK
Hak bagi warga negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang
layak merupakan hak dasar yang patut dipenuhi oleh pemerintah sebagai jaminan
terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Terbentuknya Pasal 27
ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,
dimana hal tesebut secara jelas bahwa pemerintah harus menjamin terpenuhinya
hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi seluruh warga negaranya.
Namun dalam implementasi pasal ini tentu masih ada kekurangan yang sering
dikeluhkan masyarakat, terkhusus yang dirasakan sebagian masyarakat menengah
ke bawah yang ada di Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan
Kabupaten Lampung Utara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana implementasi Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 tentang
hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi warga negara di Kelurahan
Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara dan
bagaimana implementasi Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 di
Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung
Utara dalam sudut pandang Maqashid Syariah. Adapun tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait pemenuhan hak warga
negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak di Kelurahan
Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara dan untuk
mengetahui Implementasidari Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 di
Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung
Utara dalam sudut pandang Maqashid Syariah. Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian
data yang terkumpul diolah secara sitematis, selanjutnya dilakukan teknik
menganalisa data yang dilakukan dengan cara analisa kualitatif dengan
pendekatan berfikir induktif sehingga menjadi bentuk karya ilmiah yang baik.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi Pasal
27 ayat (2) Undang-Undang 1945 tentang hak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi warga negara di Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi
Selatan Kabupaten Lampung Utara sudah berjalan dengan baik namun belum
terealisasi secara maksimal berdasarkan tujuan dan fungsi dari Negara Indonesia
sebagaimana tercantum di dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dimana
keadilan sosial dan kesejahteraan umum belum dirasakan oleh seluruh masyarakat
yang ada di Kelurahan Kelapa Tujuh. Hal tersebut memang dipengaruhi beberapa
faktor penghambat seperti pendidikan masyarakat, kondisi lingkungan (geografis),
kondisi sosial politik, kondisi ekonomi masyarakat dan budaya masyarakat itu
sendiri. Dalam pandangan Maqashid Syariah memang implementasi pasal ini
sudah selaras dengan tujuan dasar syariat Islam, namun belum berjalan secara
maksimal untuk mencapai kemaslahatan umat yang di harapkan, karena pada
hakikatnya Maqashid Syariah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan
manusia sebagai hamba Allah di dunia maupun di akhirat.
ii
iii
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Nursiman dan Ibu Nurjanah yang telah
membesarkan, mendidik, menuntun setiap langkahku dengan penuh kasih
sayang, kesabaran dan senantiasa selalu berdoa tulus ikhlas untuk
keberhasilanku. Terkhusus pada ibuku tersayang yang perjuangannya
sangat-sangat menjadi alasan untuk dapat menjadi anak yang dapat
dibanggakan.
2. Adik-adikku tersayang Nurul Azizah Aulia, Hananil Istikaroh, dan Khabil
Nur Arsy yang slalu menjadi penyemangat dan alasan untuk tetap
semangat dalam meraih kesuksesan. Semoga kita semua dapat menjadi
anak yang sukses, berbakti dan dapat membanggakan orang tua kita.
3. Seluruh keluarga besar orang tuaku yang senantiasa mendoakan,
mensupport, dan membantu keluarga kami.
4. Almamater UIN Raden Intan Lampung tercinta.
vi
RIWAYAT HIDUP
Bandar Lampung,..................2021
Yang Membuat,
Arif Wifandani
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
kasih sayang dan ridho-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis
Maqashid Syariah Terhadap Implementasi Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945 Tentang
Hak Atas Pekerjaan dan Penghidupan Yang Layak Bagi Warga Negara” dapat
terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula shalawat beserta salam semoga selalu
tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga,
Strata Satu (S1) pada Jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah
UIN Raden Intan Lampung, serta guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).
ikut serta berperan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Moh Mukri, M.Ag, selaku rektor Universitas Islam
viii
3. Bapak Frenki, M.Si. selaku ketua Jurusan Siyasah.
5. Ibu Dr. Nurnazli, S.H., S.Ag., M,Ag. selaku pembimbing I dan bapak
ini terselesaikan.
skripsi ini.
Semoga Allah memberikan balasan setimpal atas segala amal baik dan
bantuanya yang di berikan kepada penulis, Skripsi ini masih jauh dari
kesempurna, hal ini tidak lain disebabkan karena keterbatasan kemampuan, waktu
dan dana yang dimiliki. Untuk itu kirannya para pembaca dapat memberikan
betapapun kecilnya karya tulis (skripsi) ini dapat menjadi sumbangan yang cukup
ix
Bandar Lampung,....................2021
Arif Wifandani
NPM. 1721020331
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ...........................................................................................1
B. Latar Belakang Masalah ...............................................................................3
C. Alasan Memilih Judul ..................................................................................9
D. Fokus Penelitian .........................................................................................10
E. Rumusan Masalah ......................................................................................10
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................11
G. Signifikansi Penelitian ...............................................................................12
H. Metode Penelitian.......................................................................................12
I. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relavan ................................................17
xi
1. Sejarah Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan
Kabupaten Lampung Utara ..................................................................60
2. Data Umum Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi
Selatan Kabupaten Lampung Utara......................................................60
3. Program Kerja Pemerintah Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan
Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara.....................................65
B. Gambaran Implemestasi Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang
Layak bagi Warga Negara di Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan
Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara ..........................................67
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implemestasi Pasal 27 ayat (2)
UUD 1945 Tentang Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang
Layak bagi Warga Negara di Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan
Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara ..........................................76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................93
B. Rekomendasi .............................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Implementasi Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945 Tentang Hak atas Pekerjaan
maksud dari judul tersebut dan menghindari kesalah pahaman, maka akan
dipertanggung jawabkan.
kesengajaan atau tujuan sedangkan kata Syariah berarti membuat syariat atau
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besaar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2011), 51.
2
Narbuko Cholid, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 31.
1
2
Syariah adalah sebuah gagasan dalam hukum Islam bahwa syariat diturunkan
gagasan ini, tujuan-tujuan ini dapat ditemukan atau disarikan dari sumber
utama hukum islam (yaitu Al-Qur‟an dan sunnah) dan harus senantiasa dijaga
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang mengatur adanya Hak Asasi Manusia
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, Hak adalah segala
sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir
bahkan sebelum lahir. Dalam KBBI hak memiliki pengertian tentang sesuatu
standar kebutuhan seorang pekerja atau buruh lajang yang dapat hidup layak
3
Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), 62.
4
Ali Mutakin, Teori Maqashid Al Syariah dan Hubungannya dengan Metode Istinbath
Hukum, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 19 No. 3 (Bogor; STAI Nurul Iman, 2017), 5.
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besaar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2011), 807.
3
secara fisik dalam satu bulan6. Hal ini pun dapat dikatakan sejahtera,
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
merupakan suatu hak untuk dapat berpartisipasi secara utuh dalam berbagai
pola struktur sosial, politik, dan kehidupam kurtural serta untuk dapat
memperbesarkan ide-ide.
ini adalah Analisis Maqashid Syariah Terhadap Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945
Tentang Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Warga Negara
yang mana akan mengurai terkait implementasi dari adanya Pasal tersebut
bagi warga negara, apakah hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
“inilah hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat
6
Peraturan Presiden No.78 Tahun 2015 tentang pengupahan kebutuhan hidup layak.
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besaar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2011), 1016.
4
pekerjaan pemerintah telah usai tentunya, hal inipun harus didukung dengan
masyarakat yang lebih baik dan layak untuk dinikmati. Adanya pekerjaan
Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945 tidaklah suatu hal yang mudah, dapat kita
adanya lowongan pekerjaan dari berbagai PT, bursa, atau Instansi tertentu
8
Kuntjoro Purbopranto, Hak-Hak Asasi Manusia dan Pancasila, (Jakarta: Gunung Agung,
1997), 19.
5
panjang pendaftaran warga negara untuk dapat bekerja sudah tidak dapat
pegawai yang akan diterima dengan peserta yang mengikuti seleksi tes
berprofesi sebagai petani dengan lahan pertanian dan perkebunan yang luas,
tanam. Dengan hasil penjualan bercocok tanam yang kurang memadai dengan
kebutuhan lainnya, seperti bibit, pupuk, dan biaya lainnya yang relatif tinggi
kemampuan dan pengalaman yang terbatas. Selain itu masih banyak bagi
Faktor dan kondisi ekonomi di dalam negeri yang kurang memihak rakyat
manusia.
9
Pasal 28 huruf i ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.
6
menyebutkan:
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”.10
Islam sebagai agama rahmatan lil „alamin, dimana segala bentuk rahmat
dan rasa kasih sayang Allah Swt serta karunia dan nikmat-Nya senantiasa
diberikan kepada seluruh makhluk di alam semesta ini. Tentunya hal ini
kesejahteraan bagi manusia, dari berbagai hukum dan aturan kehidupan yang
konsep Maqashid Syariah, dimana dalam konsep ini segala bentuk hukum
atau aturan yang dibuat oleh syara‟ atas dasar rujukan atau tujuan tertentu
yang mana agar terciptanya kemaslahatan umat. Menurut Abu Ishaq As-
Kebutuhan Dharuriyat ialah suatu kebutuhan yang harus ada atau kita kenal
dengan kebutuhan primer, menurut Syatibi ada lima kategori dalam konsep
atau lima hal yang sangat penting, diantaranya adalah Agama, Jiwa, Akal,
Keturunan dan Harta.11 Kelima hal itu merupakan maslahah yang tentunya
senantiasa harus dijaga oleh syariat walaupun dengan cara atau jalan yang
10
Pasal 28 Huruf H (1) Undang-Undang Dasar 1945.
11
Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), 63.
7
berbeda-beda, sehingga syariat pun akan meletakan dua sendi dasar yaitu
memelihara harta. Bahkan Allah Swt telah menjamin akan hak manusia untuk
memperoleh rezeki yang cukup agar dapat hidup layak dan dan dapat
berikut:
ّ ض اِ َّْل َعهَٗ ه
ٌّّللاِ ِز ْشقَُٓا َٔيَ ْعهَ ُى ُي ْعتَقَ َّسَْا َٔ ُي ْعت َْٕ َد َعَٓا ۗ ُكم ۤ
ِ ْ۞ َٔ َيا ِي ٍْ َداتَّ ٍح فِٗ ْاْلَز
ٙ ٍٍْ ة ُّي ِثي ٍ فِ ْي ِك هت
Tafsir dari ayat di atas menjelaskan bahwa tidak satu pun makhluk
bergerak dan bernyawa, merayap atau berjalan di muka bumi ini melainkan
diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezeki sesuai dengan fitrah
mengetahui pula tempat penyimpanannya setelah mati, semua itu telah tertulis
dan diatur serapi-rapinya dalam kitab yang nyata, yaitu Lauh Mahfuz, perihal
12
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung: 2009),
421.
8
merupakan bagian dari hak azasi manusia yang melekat bagi diri manusia
dari hidup manusia (sandang, pangan dan lainnya), pekerjaan pun dapat
dan kehidupan yang layak itupun maka dapat tercapailah kesejahteraan sosial
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
menarik untuk diteliti dan dikaji dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul
1945 Tentang Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Warga
Negara.
13
Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
9
Tentang Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Warga
1. Alasan Objektif
a. Bahwa dalam implementasi pasal 27 ayat (2) UUD 1945 ini yang
2. Alasan Subjektif
Implementasi Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 Tentang Hak atas Pekerjaan
b. Pembahasan judul skripsi ini dirasa cukup relavan dengan disiplin ilmu
D. Fokus Penelitian
objek yang diteliti. Apabila fokus dari penelitian telah ditentukan maka
penulisan ini adalah sejauh mana peran pemerintah dalam memenuhi hak
berdasarkan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 dari sudut pandang Maqashid
Lampung Utara.
E. Rumusan Masalah
tentang hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi warga
1. Tujuan Penelitian
Syariah.
2. Manfaat Penelitian
G. Signifikansi Penelitian
Kegunaan Penelitian:
tentang hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi warga
negara.
H. Metode Penelitian
dengan pendekatan induktif, karena dengan metode ini penulis rasa lebih
dimulai dengan fakta atau data-data, konsep teori yang telah teruji kemudian
14
Narbuko Cholid, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 8.
13
disusun menjadi suatu generalisasi dan pada akhirnya ke hal yang khusus.
Undang terkait pemenuhan hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
1. Jenis Penelitian
dilakukan.16
2. Sifat Penelitian
Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 tentang Hak atas Pekerjaan
dan Penghidupan yang Layak bagi Warga Negara yang ada di Kelurahan
3. Sumber Data
diperoleh. Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Data Primer
diteliti, selain itu informan yang dipilih haruslah yang dirasa cukup
yang tepat dan akurat terkait penelitian tentang pemenuhan hak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi warga negara yang ada di
Lampung Utara.
b. Data Sekunder
lainnya seperti Al-Qur‟an, Hadits maupun data lain yang mana cukup
sebagai berikut:
terkait.
a. Populasi
b. Sampel
kesekretariatannya (2 orang).
gambaran yang lengkap terkait keadaan hukum dan kebijkan yang berlaku
memperoleh pengetahuan.
bukanlah suatu hal yang baru, adapun beberapa penelitian serupa yang
bagi warga negara. Hal tersebut memang sampai saat ini masih menjadi
bekerja adalah hak setiap manusia dewasa sebagai upaya menjaga derajat
Indonesia yang sejahtera, adil, makmur, dan merata baik secara materil
aspek perlindungan Hak Asasi Manusia terkhusus bagi para pekerja, hakikat
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara hak dan kewajiban,
dalam hal hubungan industrial yaitu penetapan upah minimum, yang mana
17
Muhamad Ikhsan Khamil, Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan Bagi Penyandang Disabilitas
di Kabupaten Magelang, (Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta:2018).
18
Ario Adrianto, Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Ketenagakerjaan di
Tinjau dari Perspektif Hukum Islam, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar:
2017).
19
kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik
Maksud hidup layak disini yaitu jumlah pendapatan pekerja dari hasil
hari tua. Semua komponen itu harus ada agar seorang pekerja dapat
(satu) bulan.19
secara langsung dan merupakan yang paling berat bagi kebanyakan orang,
tekanan psikologis. Masalah pengangguran dalam hal ini adalah keadaan tak
kehancuran yang sulit dihindarkan, jika hal ini benar-benar terjadi maka
19
Achmad Sielmy, Penerapan Standar Pemenuhan Kebutuhan Hiudp Layak oleh Dewan
Pengupahan Kota Malang (Perspektif Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.13
Tahun 2012 dan MaqashidSyariah). (Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang:2016).
20
kesejahteraan masyarakat.20
penelitian satu dengan yang lain. Karya tulis ini bisa saja menjadi bentuk
kelanjutan dan dapat melengkapi karya-karya tulis yang sudah ada, perbedaan
antar penulisan ini dengan penelitian terdahulu ialah didalam penelitian ini
20
Dewi Indriani, Pengaruh Upah Minimum dan Jumlah Penduduk Trehadap Tingkat
Pengangguran di Provinsi Lampung dalam Perspektif Ekonomi Islam. (Skripsi, Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung: 2019).
BAB II
KAJIAN TEORI
kata, yakni maqashid dan syariah. Maqashid adalah bentuk jama‟ dari
maqashid ysng berarti kesengajaan atau tujuan. Syariah secara bahasa berarti
املواضع حتدر اىل املاء yang berarti jalan menuju sumber air. Yang mana jalan
tersebut dapat pula dikatakan sebagai jalan ke arah sumber pokok kehidupan
yaitu syariat tuhan21. Jadi maqashid syariah mengandung makna tujuan dan
rahasia yang diletakkan Syari„ (Allah) dari setiap hukum yang diturunkan
oleh-Nya.22
umum dan pengertian khusus. Pengertian yang bersifat umum mengacu pada
apa yang dimaksud oleh ayat-ayat hukum atau hadits-hadits hukum, baik
21
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid al-Syariah menurut al-Syatibi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), 6.
22
Ahmad Raisuni, Naẓariyyah al-Maqaṣid „Inda al-Imam asy-Syaṭibi (Riyadh: Ad-Dar al-
„Alamiyyah li al-Kuttab al-Islamiyyah, cet. 4, 1995), 18.
23
Raisuni, Naẓariyyah. 17.
21
22
dalam seluruh hukumnya atau sebagian besar hukumnya, atau tujuan akhir
dari syari'at dan rahasia-rahasia yang diletakkan oleh syara' pada setiap
hukum-hukumnya.25
dikenal dengan agama samawi memiliki kitab suci sebagai sumber utama
ajarannya yang dikenal dengan al-Quran. Al-Quran sebagai salah satu pokok
ajaran Islam mengandung berbagai ajaran, yang mana para ulama membagi
pengaturan yang terperinci terkait ibadah dan muamalah, dari sekian 6360
24
Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos, 1999), 14.
25
Wahbah al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), 5.
J.N.D. Anderson, Law Reform in the Muslim World, (London, University of London Press,
1976), 309.
26
Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos, 1999), 73.
23
ayat hanya terdapat 368 ayat yang berkaitan tentang aspek-aspek hukum. Hal
prinsip yang terdapat dalam dua sumber ajaran Islam itu dengan
Perlindungan, kedamaian, dan kasih sayang yang lahir dari ajaran dan
27
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung:
2009)341.
24
pengamalan Islam yang baik dan benar. Sebab misi langit yang mereka
ّ ي ُِس ْي ُد ه
ۖ ّللاُ تِ ُك ُى ا ْنيُ ْع َس َٔ َْل ي ُِس ْي ُد تِ ُك ُى ا ْن ُع ْع َس
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu.”(Q.S. Al-Baqarah [2]:185)28
Tafsir dari ayat di atas secara jelas mengatakan bahwa Allah SWT
hamba-Nya untuk berlaku adil dalam ucapan, sikap, tindakan, dan pebuatan
mereka baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Dan Allah
berupa keluarga dekat ataupun jauh, bahkan siapapun. Selain itu, Allah
28
Ibid., 27.
29
Ibid., 204.
25
yaitu hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dalam adat kebiasaan dan
memberikan ajaran dan tuntunan kepada manusia tentang hal-hal yang terkait
berharga darinya.
Dalam Hadits:
sendiri ataupun orang lain, baik itu berupa perkataan atau perbuatan tanpa ada
alasan yang benar, karena jelas bahwa ajaran Islam sangat mementingkan
ِ ب الد
َّ ُِّين ا َىل اهلل احلَنِ ِيفيَّة
ُالس ْم َحة َ ُّ ِّين يُ ْسَر اَ َح
َ الد
“Agama itu adalah mudah, agama yang disenangi Allah adalah
agama yang benar dan mudah” (H.R. Bukhari)31
dalam ajaran agama terdahulu. Dan disitu Nabi menyampaikan bahwa agama
Islam adalah agama yang disenangi Allah SWT dimana membawa kebenaran
yang dimaksud dengan peninggalan disini bukanlah harta ataupun tahta akan
tetapi Sunnah yang menjadi panduan hidup bagi umat muslim. Pernyataan
Rasulullah SAW ini telah dibuktikan oleh sejarah bahwa memang benar,
32
Ibid., 16-17.
27
dalam setiap syariatnya ( baik perintah dan larangannya) agar fatwanya sesuai
dengan tujuan Allah SWT. Agar tidak terjadi hal yang tidak semestinya,
hukum yang ditetapkan itu tidak bertentangan dengan maslahat dan hajat
hukum itu harus memenuhi hajat dan kepentingan manusia baik hajat mereka
ketenagakerjaan.
33
Oni Sahroni dan Adimarwan A.Karim, Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam, (JES:
Jurnal Ekonomi Syariah 2, 2018), 46.
28
kemaslahatan manusia itu sendiri. Dengan demikian, semakin jelas baik secara
bahasa maupun istilah maqashid syariah sangat erat kaitannya dengan maksud
dan tujuan Allah yang terkandung dalam penetapan suatu hukum yang
maupun di akhirat. Oleh karena itu, ketika hamba-Nya dibebani kewajiban (al-
dalam pandangannya, tidak ada satu hukum pun yang ditetapkan syariat tidak
menjadi urgensi dari maqashid syariah dapat dilihat dari dua sudut pandang:
membaginya menjadi empat poin utama. Pertama, tujuan awal syariah adalah
sebagai sesuatu yang harus dipahami. Ketiga, syariah sebagai hukum taklif
34
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid al-Syariah menurut al-Syatibi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), 261.
35
Al-Syathibi, Al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari'ah, (Riyadh: Maktabah al- Riyadh al-
Haditsah, tth. 1997), 75.
29
aspek kedua, berkaitan dengan suatu dimensi pemahaman bahwa syariah bisa
unsur penting. Kelima unsur ini merupakan hal yang sangat fundamental dan
pada salah satu aspek saja akan menimbulkan implikasi negatif yang luar
tersebut, yaitu:
tentunya dalam hukum Islam, karena agama merupakan pedoman hidup bagi
36
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid syariah Menurut Al-Syatibi,(Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1996),70.
37
Arif Wibowo, Maqoshid Asy-Syariah: The Ultimate Objective of Syariah, (Jurnal
Ilmiah, Wonokromo. 2012), 7.
30
untuk meninggalkannya menuju agama atau madzhab lain, dan juga tidak
boleh ditekan untuk berpindah dari keyakinannya untuk masuk dalam agama
Islam. Dasar hak ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Surat Al-
sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan
yang sesat. Oleh karena itu, janganlah kamu menggunakan paksaan dalam
ّٗاض َح هت
َ َُّض ُكهُُّٓ ْى َج ًِ ْيع ًۗا اَفَا َ َْتَ تُ ْك ِسُِ ان َ َُّٔنَ ْٕ َش ۤا َء َزت
ِ ْك َ هْل َي ٍَ َي ٍْ فِٗ ْاْلَز
٠٠ ٍَْ يَ ُك َُْٕ ْٕا ُي ْؤ ِيُِي
38
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung: 2009),
52.
31
iman dari ayat sebelumnya, dalam ayat ini dijelaskan bahwa beriman atau
tidak beriman adalah pilihan bagi setiap manusia, karena jika Tuhan
Islam, karena itu hukum Islam wajib memelihara hak setiap manusia
39
Ibid.,240.
32
bahwa Islam adalah risalah langit yang terakhir, sejak 14 abad yang lalu
Hak paling utama yang diperhatikan dalam Islam adalah hak untuk
hidup. Maka tidaklah mengherankan jika jiwa manusia dalam syariat Allah
membunuh diri sendiri ataupun orang lain, karena jelas bahwa Islam
manusia di dunia dan akhirat. Dengan adanya akal, ayat-ayat perintah dari
40
Ibid.,57.
41
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung: 2009),
102.
33
pemimpin di muka bumi ini, dan dengan adanya akal pun manusia menjadi
sempurna, mulia, dan berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya. Allah SWT
ِ ۞ َٔنَقَ ْد َك َّس ْيَُا تَُِ ْٰٓي ها َد َو َٔ َح ًَ ْه هُُٓ ْى فِٗ ا ْنثَ ِّس َٔا ْنثَحْ ِس َٔ َز َش ْق هُُٓ ْى ِّي ٍَ انطَّي هِّث
ت
ِ ض ْه هُُٓ ْى َع ههٗ َكثِي ٍْس ِّي ًَّ ٍْ َخهَ ْقَُا تَ ْف
١ٓ ࣖ ضي ًْل َّ ََٔف
“Dan Sesungguhnya telah kami muliakan anak cucu Adam, kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.”42
cucu Adam, yaitu golongan manusia pada umumnya dengan tubuh yang
rasanya.
malaikat. Dengan akal, manusia naik menuju alam malaikat yang luhur.
Karena itulah akal menjadi poros pembebanan pada diri setiap manusia.
dimana disitu menggunakan mata hati dan perhatiannya, maka dia akan
42
Ibid., 309.
34
suasana yang penuh dengan rasa kasih sayang, cinta, dan ketenangan.
Manusia pun akan merasakan rasa aman atas harta, jiwa, kehormatan, dan
ditujukan kepadanya, atau segala hal yang bisa menyebabkan rusak dan
selain itu dengan memiliki harta yang melebihi kecukupan sehari-hari kita
manusia tidak akan bisa terpisah darinya. Sebagaimana Firman Allah SWT
43
Djamil, Fathurrahman. Filsafat Hukum Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 56.
44
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung:
2009), 95.
35
Namun amalan-amalan yang kekal lagi saleh yang dilakukan karena Allah
dan sesuai tuntunan agama adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu,
serta lebih baik untuk menjadi harapan yang dapat membawa kepada
religi, dia tidak boleh sampai berdiri sebagai pengahalang antar dirinya
dengan harta. Namun, semua motivasi ini tentunya dibatasi dengan tiga
syarat, yakni harta yang dikumpulkannya harus dengan cara yang halal,
kemudian dipergunakan untuk hal-hal yang baik dan berkah, dan dari harta
dimana dia hidup.Setelah itu, barulah dia dapat menikmati harta tersebut
sesuka hatinya tanpa ada dosa dan hak orang lain didalamnya.
oleh Rasulullah adalah dengan cara usaha/ bekerja yang halal dan
mewaris, maka seseorang pun tidak boleh memakan harta orang lain
dengan cara yang bathil, karena Allah SWT telah berfirman dalam Surat
ٰٓ َّ هيٰٓاَيَُّٓا انَّ ِري ٍَْ ها َيُُ ْٕا َْل تَأْ ُكهُ ْٰٕٓا اَ ْي َٕانَ ُك ْى تَ ْيَُ ُك ْى ِت ْانثَا ِط ِم ِا
ٍْ ْل اَ ٌْ تَ ُك ْٕ ٌَ ِت َجا َزجً َع
ٕ٠ اٌ تِ ُك ْى َز ِح ْي ًًا َ ّللاَ َكّ اض ِّي ُْ ُك ْى ۗۖ َٔ َْل تَ ْقتُهُ ْٰٕٓا اَ َْفُ َع ُك ْى ۗۖ ِا ٌَّ ه ٍ تَ َس
“Wahai orang-orang yang beriman!, janganlah kamu saling
memakan harta sesamu dengan jalan yang bathil (tidak benar) kecuali
36
dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu.”45
diantara sesama manusia dengan jalan kebathilan, yakni jalan yang tidak
dengan cara yang benar dalam perdagangan atas dasar sama suka diantara
mukmin membunuh diri sendiri atau orang lain karena ingin mendapatkan
harta, karena sungguh Allah Maha Penyayang kepada manusia dan hamba-
45
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung: 2009),
102.
46
Muhammad Khalid Mas'ud, Islamic Legal Philosophy: A Studi of Abu Ishaq al-Shatibi's
Life and Thought, terjemahan Ahsin Muhammad, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), 61-62.
37
terhadap perbuatan zina. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al-
dalam neraka.
yakni:
menjadi sendi eksistensi dari kehidupan manusia yang harus ada demi
47
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung: 2009),
309.
48
Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, Terjemahan Khikmawati Cet.5
(Jakarta: Amzah, 2018), 38.
38
utama yakni agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Bila sendi-sendi ini
akan kacau, dan kemaslahatan tidak akan terwujud, baik di dunia maupun
pertama (agama) lebih diutamakan dari sendi kedua (jiwa), sendi kedua
lebih utama dari sendi ketiga (akal), dan begitupun seterusnya sampai
sendi kelima.
dalam hidupnya.
adat dan muamalah. Artinya ialah, seandainya aspek ini tidak terwujud,
Namun, dengan ketiadaan aspek ini akan menimbulkan suatu kondisi yang
4. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Warga Negara
pengertian yang umum kita kenal. Dalam Islam seluruh hak asasi
tidak boleh diabaikan satu sama lain. Oleh karena itu, negara/ pemerintah
ۖ هيٰٓاَيَُّٓا انَُّاضُ اََِّا َخهَ ْق هُ ُك ْى ِّي ٍْ َذ َك ٍس َّٔاُ َْ هثٗ َٔ َج َع ْه هُ ُك ْى ُشع ُْٕتًا َّٔقَثَ ۤا ِى َم نِتَ َعا َزفُ ْٕا
ه
ۖۗ ّللا اَ ْت هقى ُك ْى
ِ ّ ِا ٌَّ اَ ْك َس َي ُك ْى ِعُْ َد
49
Yefrizawati, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum Islam, (Universitas Sumatera
Utara, 2005), 14-15.
50
Eggi Sujana, HAM dalam Perspektif Islam, (Nuansa Madani, Jakarta, 2002), 76.
40
manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni berasal dari
keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa. Semua manusia sama saja
derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku
suku agar ia saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Oleh sebab itu berusahalah untuk
Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun
yang tersembunyi, Maha teliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan
perlindungan terhadap hak asasi setiap manusi. Hal ini misalnya terlihat
dalam perintah Nabi yang mana menyeru untuk memelihara hak-hak setiap
51
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Penerbit Diponegoro, Bandung:
2009), 516.
41
hak setiap manusia, walaupun terhadap orang yang berbeda agama. Saling
mereka karena tentu akibat dari itu kita akan mendapatkan balasannya
kelak di akhirat.
“Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang dari
pada makanan yang dihasilkan dari tangannya sendiri.” (HR. Bukhari)
ِ
ّ َجَرهُ قَ ْب َل أَ ْن ََِي
ُف َعَرقُو ْ أ َْعطُْوا األَجْي َرأ
“Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya.” (HR.
Ibnu Majah)53
52
Muhamad Ikhsan Khamil, Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan Bagi Penyandang
Disabilitas di Kabupaten Magelang,(Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta: 2018), 19.
53
Eggi Sujana, HAM dalam Perspektif Islam, (Nuansa Madani, Jakarta, 2002), 43.
42
pekerjaan ialah:
ditetapkan wajib, maka dari itu setiap orang muslim dituntut untuk bekerja
pekerjaan itu halal dan dalam jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Lalu yang
Ketiga, Islam menetapkan bahwa tiap-tiap pekerjaan itu adalah sebagian dari
bentuk ibadah.54
dan jihad jika sang pekerja dalam pekerjaannya bersikap konsisten terhadap
maksiat dan meraih tujuan yang sangat besar baik untuk dunianya maupun
54
Yefrizawati, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum Islam,(Jurnal Ilmiah,
Universitas Sumatera Utara. 2005), 32-33.
43
berbuat baik dengan tetangga serta saudara muslimnya. Semua bentuk yang
diberkati oleh agama ini hanya dapat terlaksana dengan memiliki harta dan
dalam taklif tuhan dapat berwujud dua bentuk, yaitu: pertama, dalam bentuk
hakiki, yakni manfaat langsung dalam artian kausalitas. Kedua, dalam bentuk
Pada dasarnya hak asasi manusia dalam Islam terpusat pada lima hal pokok
yang terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-
ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu
atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu al-„aql (penghormatan
atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al- nasl (keharusan untuk menjaga
keturunan).56
Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat Islam
dapat terpenuhinya segala hak dan kebutuhan hidup yang layak baik lahir
dunia. hal ini menunjukan bahwa ketiganya merupakan kebutuhan pokok dan
dunia secara keseluruhan, hal itu sebagai kiasan dari pentingnya kebutuhan-
kebutuhan ini.57
kebutuhan pokok berupa pangan, papan dan sandang bagi tiap individu rakyat
57
Yefrizawati, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum Islam,(Jurnal Ilmiah,
Universitas Sumatera Utara. 2005), 39.
45
ketika dari hak untuk memperoleh pekerjaan bagi warga negaranya telah
terpenuhi maka dari situ akan terbuka jalan kemaslahatan yang ada di
harinya baik itu sandang, pangan maupun papan. Bahkan pendidikan pun
lingkungannya.
B. Konsep Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Warga
Negara
Hak atas pekerjaan dan hidup layak merupakan bagian dari hak asasi
manusia, dan setiap orang yang bernaung di suatu Negara dengan menjalankan
harus memenuhinya. Hak atas pekerjaan dapat dikatakan sebuah konsep yang
mengungkapkan bahwa semua orang memiliki hak untuk bekerja atau turut
serta dalam segala kegiatan yang bersifat produktif dan berpenghasilan, dan
mereka tidak boleh di larang untuk melakukan hal tersebut sebagaimana telah
Dapat kita katakan bekerja merupakan bagian dari hak asasi manusia,
hal ini dikarenakan bekerja adalah hal yang sudah melekat pada tubuh manusia.
Bekerja adalah aktivitas tubuh dan karena itu tidak bisa dilepaskan atau
46
yang mandiri. Dikatakan hak untuk bekerja juga merupakan salah satu hak
asasi manusia karena bekerja berkaitan dengan hak atas hidup. Hak atas
pekerjaan ini telah tercantum dalam UUD Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 yang
tersebut dapat bekerja dengan upah/ gaji yang sesuai, dan dengan gaji tersebut
yang adil merupakan hak legal yang harus diterima dan dituntut oleh seorang
pekerja sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Dikatakan
bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya ialah setiap pekerja
berhak untuk dibayar, bahkan setiap orang tidak hanya berhak memperoleh
upah, hakikatnya ia juga berhak memperoleh upah yang adil yaitu upah yang
pada prinsipnya tidaklah boleh ada perlakuan yang berbeda atau diskriminatif
dalam hal pemberian upah kepada seluruh pekerja, dengan kata lain harus
58
Kuntjoro Purbopranto, Hak-Hak Asasi Manusia dan Pancasila, (Jakarta: Gunung Agung,
1997) , 75.
59
Nikolas Wicaksono Prakoso Putro, Tinjauan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian
47
yang cukup dalam hidupnya. Selain daripada itu seseorang dapat dikatakan
membela dirinya. Hak untuk diperlukan secara sama, dimana di dalamnya tidak
jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan.
semacamnya adalah perlakuan yang tidaklah adil.60 Oleh sebab itu seorang
warga negara dikatakan dapat hidup layak adalah ia yang dalam kebutuhan
sandang, pangan, maupun papan dalam hidupnya telah terpenuhi secara adil
Kebutuhan Hidup Layak guna Mewujudkan Upah layak, (Skripsi, Fakultas Ilmu Hukum Program
Studi Ilmu Hukum Univertas Negeri Surakarta, 2015), 69.
60
Enrico Didie Krisnawan, Perlindungan Hukum Terhadap Buruh/Pekerja atas Kerja
Lembur (Skripsi, Universitas Airlangga: 2011), 55.
48
dan sebagainya, dimana mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai
Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 12 Tahun 2006 ayat (1) dan (2)
warga negara Indonesia adalah orang yang berasal dari bangsa Indonesia
asli atau orang yang berasal dari bangsa lain, tetapi ia telah disahkan
identitas yang bernama Kartu Tanda Penduduk (KTP). KTP ini memiliki
Daerah. Selain daripada itu, warga negara Indonesia juga berhak memiliki
Negara.
61
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besaar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2011), 1016.
62
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Pradigma, Yogyakarta.
2012), 118.
49
berikut:
dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
tanah air.
warga negara.63
yaitu:
63
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pradigma,
2012), 120.
50
WNI.
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan
e. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang
WNI.
f. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang
diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu
keberadaannya.
dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
51
bersangkutan.
l. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
mana yang hendak dipergunakannya. Dari segi kelahiran, ada dua asas
kewarganegaraan yang sering dijumpai, yaitu ius soli dan ius sanguinis.
Sedangkan dari segi perkawinan, ada dua asas pula yakni asas kesatuan hukum
3. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Warga Negara
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) merupakan bagian dari
mempunyai peranan dan kedudukan yang sangatlah penting. Maka dari itu,
amanat dari adanya Pasal 27 ayat (2), Pasal 28A dan Pasal 28D ayat (2) UUD
64
Undang-Undang no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
52
1945, karena sepatutnya hak-hak asasi manusia tidak hanya terbatas pada hak-
hak sipil dan politik saja, melainkan juga hak-hak di bidang sosial dan ekonomi
hak atas pekerjaan yang layak sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 23 ayat
(1)” Everyone has the rights to work, to free choice of employment, a just a
ayat (2) Everyone without any discrimination, has the right equal pay for equal
work”.Adanya jaminan negara terhadap hak asasi manusia untuk bekerja dan
revolusi industri 4.0, yang mana hal ini menyebabkan sebagian pekerjaan yang
biasanya dikerjakan oleh manusia akan hilang karena adanya era digitalisasi,
kata lain sebagian pekerjaan yang dulunya menggunakan tenaga kerja manusia
akan digantikan oleh mesin seperti yang terjadi pada industri perbankan sejauh
ini, dimana para karyawan bank harap-harap cemas karena tengah menghadapi
penghormatan, pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia yang tidak bisa
65
Bagir Manan,Membedah UUD 1945, (UB Press, Malang, 2012), 23.
66
Jimly Asshidiqie, Pergumulan Peran Pemerintahan dan Parlemen Dalam Sejarah,
Telaah Perbandingan Konstitusi Berbagai Negara, (UI Press, Jakarta, 1996) ,117.
67
Hendra Suwardana, Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental, (Jurnal JATI UNIK,
Vol. 1, No. 2, April 2018), 103-104.
53
konstitusi yang paling utama menyangkut Pekerjaan adalah Pasal 27 ayat (2)
yang menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
adalah rumusan yang ada sejak awal mula diberlakukannya UUD 1945 sebagai
nafkah yang layak untuk hidup. Lebih lanjut, hak atas pekerjaan tersebut,
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat (in alienable rights)
pada diri manusia dari sejak dalam kandungan, sehingga negara wajib untuk
tersebut.Salah satu hak asasi manusia yaitu hak untuk mempertahankan hidup
68
Agusmidah, Dilematika Hukum Ketenagakerjaan, Tinjauan Politik Hukum, (Sofmedia,
Jakarta, 2011) ,208.
54
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
hak hidup merupakan hak fundamental seseorang (first order intraction) untuk
dilindungi dan dihormati. Hal itupun tentu berlaku bagi semua golongan
kesempatan kerja dalam mencari lapangan kerja karena merupakan hak asasi
manusia sebagaimana termuat dalam Pasal 28D UUD 1945 yang menyatakan
bahwa “setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat mendapat imbalan
69
Muhtaj, Majda El. Dimensi- Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya. (Jakarta: Rajawali Pers. 2013), 114.
70
Agusmidah, Dilematika Hukum Ketenagakerjaan, Tinjauan Politik Hukum, (Sofmedia,
Jakarta, 2011), 133.
71
Rahayu, Devi. Hukum Ketenagakerjaan Teori dan Studi Kasus. (Yogyakarta: New
Elmatera, 2011), 21.
55
bagi setiap orang mendapatkan jaminan kesejahteraan (welfare) bagi diri dan
kerja yang layak bagi kemanusiaan, karena merupakan kewajiban yang harus
hidup layak telah diakui sebagai HAM. dijelaskan dalam Pasal 28 H ayat 1
UUD 1945 menyatakan “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dam mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
menyatakan bahwa hak asasi manusia itu tidak dibagi, diwakilkan, apalagi
72
Agusmidah,Dilematika Hukum Ketenagakerjaan, Tinjauan Politik Hukum, (Sofmedia,
Jakarta, 2011)178-179.
56
kostitutif aspiratif ini mustahil dapat dipenuhi jika hak warga yang berpendapat
dan dilibatkan dalam proses pembangunan tidak dipenuhi karena hak ini
adanya syarat. Dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi :“Tiap-tiap warga
kemanusiaan”. 74
dengan ukuran kriterianya adalah layak bagi kemanusiaan. Isi dam kandungan
pasal ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup dan kehidupan bagi setiap
warga negara secara layak sebagai salah satu tanggung jawab mutlak negara
pengertian bahwa seseorang memiliki hak tetapi dirinya masih harus mencari
73
Theresia Ngutra, pemenuhan hak kesejahteraan sosial bagi masyarakat miskin di kota
makassar, (Jurnal Ilmiah, Universitas Negeri Makassar, 2017), 5.
74
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat (2) Tentang Hak atas Pekerjaan dan
Penghidupan yang Layak bagi Warga Negara.
57
upah yang layak, karena Pekerjaan ini harus sudah disediakan atau disiapkan
dengan angkatan kerja yang ada, sehingga tak ada lagi seseorang yang telah
lulus sekolah, kemudian ia mencari pekerjaan apapun hanya sekedar agar dapat
bertahan hidup karena ini adalah hak warga negara yang telah jelas dijamin
tersedianya rumah dan tempat tinggal bagi mereka yang telah siap dan telah
serta sarana penghidupan sebagai tempat tinggal dan kebutuhan lainnya juga
penghasilan yang layak dan sarana penghidupan yang layak untuk ukuran
kemanusiaan atau dengan kata lain setiap warga Negara Indonesia harus ada
sesuai pasal 26 (1) UUD 1945 yaitu : “Yang menjadi Warga Negara ialah
Asli dan orang bangsa lain yang mengajukan diri menjadi warga negara
asing yang telah diterima bersedia berbakti pada bangsa dan negara Indonesia,
Dengan demikian maka makna pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
adalah Negara secara tegas melindungi hak warga negaranya, baik orang
75
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26ayat (1) Tentang Warga Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Wibowo, Maqoshid Asy Syariah: The Ultimate Objective of Syariah. (Jurnal
Ilmiah, Wonokromo. 2012).
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid al-Syariah menurut al-Syatibi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996).
96
97
Eggi Sujana, HAM dalam Perspektif Islam, (Nuansa Madani, Jakarta, 2002).
Ghofar Shidiq, Teori Maqashid Syariah Dalam Hukum Islam. (Jurnal Ilmiah,
Universitas Islam Sultan Agung. 2009).
Hendra Suwardana, Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental, (Jurnal JATI
UNIK, Vol. 1, No. 2, April 2018).
Muhammad Khalid Mas'ud, Islamic Legal Philosophy: A Studi of Abu Ishaq al-
Shatibi's Life and Thought, terjemahan Ahsin Muhammad, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1996).
Muhtaj, Majda El. Dimensi- Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya. (Jakarta: Rajawali Pers. 2013).
Oni Sahroni dan Adimarwan A.Karim, Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam,
(JES: Jurnal Ekonomi Syariah 2, 2018).
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat (2) Tentang Hak atas Pekerjaan dan
Penghidupan yang Layak bagi Warga Negara.
Yefrizawati, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jurnal Ilmiah,
Universitas Sumatera Utara. 2005).