Mata Kuliah
Dasar Dasar Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing :
Oleh :
NIM. 20067070
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu
keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan
sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah
sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi.
Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah
sistem pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun
bentuknya, akan disebut sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional
System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu
interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional
daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur,
fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang
ingin dicapai. Setiap organisasi yag ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem,
walaupun di setiap organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kestuan yang terdiri
atas komponen – komponen atau elemen – elemen atau unsur – unsur sebagai sumber –
sumber yang meempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling
membantu untuk mencapai suatu hasil (product). Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan
suatu sistem yang terdiri atas komponen – komponen antara lain jaringan daging, otak, urat –
urat, darah, syaraf dan tulang – tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai fungsi
sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda – beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kebulatan atau suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua
komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a. Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi
pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa
belaja perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.
Kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa
yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang
artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di
didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan
masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah
suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di
dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut
Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada
diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode
mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar
tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari
lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979)
menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur
tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.
a. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan
manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap
dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
b. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan
manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada
diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut
campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan
kodratnya secara bebas.
c. Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu
tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh
bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini
tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk
mencapai tujuan.
5. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut
kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari
pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak
membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen
pendidikan yang lain.
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan
adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar
sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium lengkap dengan
alat-alat percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen
pendidikan seperti berikut :
1. Tujuan dan Perioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa
yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya. Contohnya ada tujuan
umum pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional, ada tujuan institusional, yaitu tujuan
lembaga tingkat pendidikan dan tujuan program, seperti S1, S2, S3, ada tujuan kurikuler, yaitu
tujuan setiap suatu mata pelajaran/mata kuliah. Tujuan yang terakhir ini dibagi dua pula,
yaitu tujuan pengajaran (instruksional) umum dan tujuan penganjaran (instruksional khusus).
2. Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan
tingkah laku sesuai sesuai dengan tujuan sistem pendidikan. Contohnya, berapa umurnya,
berapa jumlahnya, bagaimana tingkat perkembangannya, pembawaannya, motivasinya untuk
belajar, dan sosial ekonomi orang tuanya.
1. Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan.
Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita – cita yang merupakan informasi tentang
pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan, contohnya, pemimpin yang
mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laisse – faire
8. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. Contohnya, gedung dan
laboratorium beserta perlengkapannya.
9. Teknologi
Fungsinya mempelancar dan meningkatan hasil guna proses pendidikan. Yang
dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan
berjalan dengan efisien dan efektif. Contohnya, pola komunikasi satu arah, artimya guru
menyampaikan pelajaran dengan bercermah, peserta didik mendengarkan dan mencatat, atau
pola komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara guru dan peserta didik.
Pada pola terakhir ini peserta didik banyak yang mempunyai kesempatan untuk
bertanya, mengajukan pendapat kepada guru, teman – teman yang duduk di kiri – kanannya,
atau antar peserta didik.
Contoh yang lain, teknik yang digunakan guru tidak pernah menggunakan alat bantu belajar,
hanya berceramah.
11. Penilitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
penampilan sistem pendidikan. Contohnya, dulu bangsa Indonesia belum mampu membuat
kapal terbang dan mobil tetapi sekarang bangsa Indonesia sudah pandai. Sebelum tahun 1980
– an, kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan Kredit
Semester (SKS), sekarang hampir seluruh perguruan tinggi telah melakanakannya.