Anda di halaman 1dari 8

Tugas Perkuliahan 7

Mata Kuliah
Dasar Dasar Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing :

Dra. Zulminiati, M.Pd.

Oleh :

Yoan Alfarezy Indra

NIM. 20067070

Program Studi Pendidikan Tekhnik Mesin


Fakultas Tekhnik
Universitas Negri Padang
2020
Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Bar., Kec. Padang Utara, Kota Padang,
Sumatera Barat 25171
A.    Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu
keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan
sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah
sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem  organisasi.
Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah
sistem  pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun
bentuknya, akan disebut sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional
System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu
interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional
daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur,
fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang
ingin dicapai. Setiap organisasi yag ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem,
walaupun di setiap organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kestuan yang terdiri
atas komponen – komponen atau elemen – elemen atau unsur – unsur sebagai sumber –
sumber yang meempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling
membantu untuk mencapai suatu hasil (product). Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan
suatu sistem yang terdiri atas komponen – komponen antara lain jaringan daging, otak, urat –
urat, darah, syaraf dan tulang – tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai fungsi
sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda – beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kebulatan atau suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua
komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

a.       Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi
pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa
belaja perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.

b.       Fungsi – fungsi


Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi
yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya suatu lembaga
pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.

c.        Komponen – komponen


Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai
tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi khusus, misalnya
komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor, administrator, petugas – petugas
lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi, slide, film). Masing – masing komponen
diatas menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan.
Komponen diatas disebut juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada
setiap kegiatan instruksional.

d.       Interaksi atau saling hubungan


Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen – komponen instruksional tadi
saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.

e.        Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan


Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan keterpaduan
antara berbagai komposer instruksional dengna melaksanakan pengembangan sistem
instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

f.         Proses transformasi


Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu
proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).

g.       Umpan balik untuk koreksi


Untuk mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan fungsi
kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar
pertimbangan untuk melaksanakan perubahan – perubahan, penentuan, perbaiakan, atau
penyesuaian – penyesuain agar masing – masing berprestasi tinggi.

h.       Daerah batasan dan lingkungan


Antara suatu sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan terjadi
interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan tertentu. Suatu
sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar (suprasitem).

Kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa
yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang
artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di
didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan
masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem  adalah
suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di
dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut
Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada
diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode
mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar
tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari
lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979)
menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur
tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.

B.     Komponen – Komponen Pendidikan


Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Masing-masing
komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi
struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.  Komponen-komponen yang memungkinkan
terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik terdiri dari 7 komponen,
yaitu :
1. Tujuan Pendidikan
2. Peserta Didik
3. Pendidik
4. Metode Pendidikan
5. Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
6. Lingkungan Pendidikan
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.
1.        Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan.
Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan
terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang
normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah,
norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem
norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu.
Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku
pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2.         Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan
konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi
pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari
anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga
didalamnya orang dewasa.
3.       Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa
jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada
pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu
yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua
sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang
termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut
a. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa,
sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan hidup
yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu
termasuk cita-cita untuk mendidik.

b.   Orang Tua


Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam
lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang
berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan
keluarga mereka.
Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada
orang yang memikirkantentang pendidikan.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung
mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu
kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan
pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang
terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan
emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang
berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan
memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.   Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin
dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin
keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat
kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.       Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan
dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu :

a. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan
manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap
dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
b. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan
manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada
diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut
campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan
kodratnya secara bebas.
c.       Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu
tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh
bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini
tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk
mencapai tujuan.
5.         Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut
kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari
pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6.       Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak
membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen
pendidikan yang lain.   
7.       Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan
adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar
sehingga  tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium  lengkap dengan
alat-alat percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen
pendidikan seperti berikut :
1.   Tujuan dan Perioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa
yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya. Contohnya ada tujuan
umum pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional, ada tujuan institusional, yaitu tujuan
lembaga tingkat pendidikan dan tujuan program, seperti S1, S2, S3, ada tujuan kurikuler, yaitu
tujuan setiap suatu mata pelajaran/mata kuliah. Tujuan yang terakhir ini dibagi dua pula,
yaitu tujuan pengajaran (instruksional) umum dan tujuan penganjaran (instruksional khusus).
2. Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan
tingkah laku sesuai sesuai dengan tujuan sistem pendidikan. Contohnya, berapa umurnya,
berapa jumlahnya, bagaimana tingkat perkembangannya, pembawaannya, motivasinya untuk
belajar, dan sosial ekonomi orang tuanya.
1.      Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan.
Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita – cita yang merupakan informasi tentang
pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan, contohnya, pemimpin yang
mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laisse – faire

2.       Struktur dan Jadwal Waktu


Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan. Contohnya, pembagian waktu
ujian. Wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah kerja nyata, kegiatan belajar mengajar
dan program pengalaman.  

5.       Isi dan Bahan Pengajaran


Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus
dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan – kegiatan dalam proses
pendidikan. Contohnya, isi bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran atau mata kuliah, dan
untuk pengalaman lapangan.

6.       Guru dan Pelaksana


Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk
peserta didik. Contohnya, pengalaman dalam mengajar, status resminya guru yang sudah
diangkat atau tenaga sukarela dan tingkatan pendidikannya.

7.       Alat Bantu Belajar


Fungsinya untuk memungkikan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan
lebih bervariasi. Contohnya film, buku, papan tulis, peta.

8.       Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. Contohnya, gedung dan
laboratorium beserta perlengkapannya.

9.       Teknologi
Fungsinya mempelancar dan meningkatan hasil guna proses pendidikan. Yang
dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan
berjalan dengan efisien dan efektif. Contohnya, pola komunikasi satu arah, artimya guru
menyampaikan pelajaran dengan bercermah, peserta didik mendengarkan dan mencatat, atau
pola komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara guru dan peserta didik.
Pada pola terakhir ini peserta didik banyak yang mempunyai kesempatan untuk
bertanya, mengajukan pendapat kepada guru, teman – teman yang duduk di kiri – kanannya,
atau antar peserta didik.
Contoh yang lain, teknik yang digunakan guru tidak pernah menggunakan alat bantu belajar,
hanya berceramah.

10.   Pengasan Mutu


Fungsinya membina peraturan – peraturan dan standar pendidikan. Contohnya,
peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian, dan
penilaian.

11.   Penilitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
penampilan sistem pendidikan. Contohnya, dulu bangsa Indonesia belum mampu membuat
kapal terbang dan mobil tetapi sekarang bangsa Indonesia sudah pandai. Sebelum tahun 1980
– an, kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan Kredit
Semester (SKS), sekarang hampir seluruh perguruan tinggi telah melakanakannya. 

     12.       Biaya


Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingka
efesiensi pendidikan. Contohnya, sekarang biaya pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara keluarga, pemeritah dan masyarakat. 
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, H.Fuad.2010.Dasar – Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Izzahoetd. 2011. Komponen – Komponen
Pendidikan. http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html
Pendidikan, Seputar. 2013. Pengertian Sistem
Pendidikan. http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-sistem-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai