Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN MATERI

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA


LAPANGAN (PKL)

Tempat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), yaitu di


Toserba Fajar Ciawigebang yang bertempat di Jl. Ciawigebang No 1, kab.
Kuningan. Waktu pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama
kurang lebih 3 bulan, yang dimulai dari tanggal 12 April 2021 sampai dengan
tanggal 09 Juli 2021. Adapun Kegiatan hariannya terlampir pada jurnal.

Dalam jangka waktu itu pula penulis berusaha mencari dan


mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini. Jam Kerja
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Toserba Fajar Ciawigebang di bagi
menjadi 2 sif yaitu sebagai berikut :

1. SIP PAGI

Hari Masuk Istirahat Pulang Ket


Seni 07.00 12.30- 13.30 16.00
Selasa 07.00 12.30-13.30 16.00
Rabu 07.00 12.30-13.30 16.00
Kamis 07.00 12.30-13.30 16.00
Jumat Libur
Sabtu 07.00 12.30-13.30 16.00
Minggu 07.00 12.30-13.30 16.00

2. SIP SIANG

Hari Masuk Istirahat Pulang Ket


Senin 12.30 15.00-16.00 20.30
Selasa 12.30 15.00-16.00 20.30
Rabu 12.30 15.00-16.00 20.30
Kamis 12.30 15.00-16.00 20.30
Jumat Libur
Sabtu 12.30 15.00-16.00 20.30
Minggu 12.30 15.00-16.00 20.30

3.2 ALAT DAN BAHAN

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik


Kerja Lapangan di Toserba Fajar Ciawigebang adalah sebagai berikut :

1. Shopping Chart, yaitu troli keranjang digunakan untuk wadah barang


belanja.
2. Shopping basket, sebagai tempat belanja yang di tenteng.
3. Rak ware housi, sebagai penyimpanan barang setokan di gudang
4. Rak Gondola / Rak Besi, sebagai tempat memanjang dan
menunjukkan ketersediaan produk kepada konsumen

3.3 PEMBAHASAN
1. Mendisplay produk

Menata barang dagangan dikenal dengan banyak istilah diantaranya yaitu: display,
visual merchandising, merchandiseprestation dan lain sebagainya. Sedangkan
pengertian display menurut para ahli dapat di uraikan sebagai berikut:

Menurut Ngadiman (2008:329), menyatakan bahwa Display adalah tata letak


barang, kerapihan dan keindahan agar terkesan menarik dan mengarahkan
konsumen untuk melihat, mendorong, dan memutuskan untuk membeli.

Dengan demikian display dapat didefinisikan sebagai kegiatan dari satu


perusahaan untuk memajangkan barang dagangan dengan baik dalam ruangan
langsung maupun tak langsung.

A. Jenis-jenis display
Secara umum display dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Window display

Window display adalah pemajangan barang dagangan di etalase atau jendela


kegiatan usaha atau memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu harga,
simbol-simbol, dan sebagainya. Tujuan window display adalah untuk menarik
minat konsumen sekaligus menjaga keamanan barang dagangan.

2) Interior display

Yaitu memajangkan barang dagangan di dalam toko atau di dalam ruangan,


misalnya ditata di lantai, di meja, di rak dan sebagainya. Pada umumnya
konsumen menyenangi interior display karena dapat memberikan kesempatan
lebih banyak untuk melihat, memilih barang yang di senangi oleh konsumen, dan
memberikan keaktifan kepada konsumen. Interior display ini bertujuan untuk:

 Mempromosikan berbagai merchandise yang dapat dipertimbangkan


mengenai warna, harga, trend, dan sebagainya.
 Mengenalkan atau mempertunjukkan ide sebagai informasi barang baru
ataupun produk baru atau mengenalkan barang yang akan datang.
 Sebagai ajang promosi untuk mendapatkan barang yang terbaru dan dapat
di pesan sebelumnya.

B. Eksterior display

Yaitu display yang dilakukan dengan memajang barang-barang di luar toko atau
di luar ruanga, misalnya di pameran, bazar dan sebagainya. Bentuk penataan
promosi semacam ini memerlukan konsentrasi pelayanan konsumen yang lebih
aktractif.

C. Syarat display
 Display harus mampu membuat barang yang dicari mudah di temukan dan
mudah terjangkau.
 Display Harus memperhatikan aspek keamanan bagi keamanan pengelola
toko dari potensi kehilangan maupun keamanan bagi pengunjung.
 Display yang dilakukan oleh peritel harus informative Dan komunikatif,
para ritel dapat memanfaatkan alat-alat bantu seperti standing poster
martelial lainnya.

2. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Menurut Tjipto Atmoko, Standar Operasional Prosedur merupakan suatu
pedoman atau acuan untuk, melaksanakan tugas perkejaan sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, Prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan suatu standar /pendoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok yang
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan.
Dari teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan suatu standar acuan atau pedoman yang berisi
langkah-langkah kerja untuk mendorong sewaktu kelompok dalam
melakukan pekerjaan dan menciptakan tujuan suatu organisasi.
A. Tujuan SOP
SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan dokumen yang
berisi langkah-langkah /sistematika kerja dalam sebuah organisasi.
Tujuan utama dari penyusunan SOP adalah untuk mempermudah
setiap proses kerja dan meminimalisir adanya kesalahan di dalam
proses pengerjaannya. Adapun tujuan dari penyusunan SOP
diantaranya:
1. Agar petugas atau pegawai menjaga konsistensi dan tingkat
kinerja petugas atau pengawai dalam organisasi atau unit
kerja.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan pungsi tiap-tiap
posisi dalam organisasi.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas atau pegawai terkait
4. Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas atau
pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi
lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan,
duplikasi dan inefisiensi.
B. Manfaat SOP
Manfaat yang didapat dengan pembuatan Standar Operasional
Prosedur ini diantaranya:
1. Efisiensi waktu
2. Memudahkan tahap pelayanan
3. Kesungguhan karyawan dalam memberikan pelayanan
4. Dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
pelaksanaan suatu perkerjaan
C. Fungsi SOP
1. Memperlancar tugas petugas atau tim.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan-
penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan
mudah di lacak.
4. Mengarahkan pertugas untuk sama-sama disiplin berkerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
D. Prinsip-prinsip SOP
1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau
perkembangan IPTEK serta peraturan yang berlaku.
3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi pada upaya, disamping tahap-tahapan yang harus
dilalui setiap kegiatan pelayanan.
4. Harus didokumentasikan
3.4 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PRAKTIK KERJA
LAPANGAN (PKL)

1. Faktor Pendukung

Ada beberapa faktor pendukung yang membuat saya selama


melaksanakan kegiatan Prakerin diantaranya.

a. Lingkungan kerja yang bersih dan Rapi

Lingkungan kerja yang bersih membuat saya merasa nyaman dalam


melaksanakan tugas.

b. Karyawan yang baik dan ramah

Karyawan yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan


banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

c. Fasilitas yang memadai

Fasilitas yang memadai dapat membantu saya sehingga kami bisa


mengerjakan tugas dengan cepat

2. Faktor penghambat

Dalam melaksanakan perkejaan pasti ada berbagai hambatan. Begitu pula


dengan saya yang baru mengenal dunia kerja, saya juga mengalami berbagai
hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain:

a. Kurangnya pengalaman

Kami belum begitu berpengalaman sehingga,Perkejaan yang saya


kerjakan kadang tersendat-sendat.

b. Kurangnya keterampilan dan kreativitas siswi

Keterampilan dan kreativitas saya yang masih kurang karena saya


belum terjun ke lapangan kerja.

Anda mungkin juga menyukai