PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn. B No. RM : XXXXXX
Umur : 30 Tahun Pekerjaan : Supir
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan :-
Agama : Islam Tanggal MRS : 20-04-2021
Pendidikan :- Tanggal Pengkajian : 21-04-2021
Alamat :- Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
2. Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan asupan makan berkurang sejak hari 3 yang lalu, napsu makan menurun,
mual muntah saat diberi makan, seperti ada yang mengganjal pada tenggorokkan, terdapat
nyeri epigastrium dan nyeri perut.
c. Imunisasi:
Pasien mengatakan tidak ingat tentang program imunisasi yang dijalankan
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
Tidak Terkaji : Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
TB: 174 cm
BB: 45 kg
IMT: 14,9 (underweight)
Interpretasi : (underweight)
Biomedical sign :
Nilai Kreatinin serum 1,82 (mg/dl), BUN 64 (mg/dl), Albumin 3,3 (gr/dl), Hemoglobin 8,9
(gr/dl), dan Kalium 3,3 (mmol/L)
Interpretasi :
Kadar kreatinin serum dan BUN yang tinggi mengindikasikan adanya kerusakan ginjal.
Ginjal mengalami kegagalan dalam memfiltrasi sehingga akan menyebabkan kondisi
uremia yaitu kondisi dimana kadar ureum di dalam tubuh sangat tinggi sehingga menjadi
racun bagi tubuh. Gejala berupa kelelahan, mual, hilang nafsu makan, rasa logam di mulut
dan kebingungan mental. Pasien mengalami anemia serta hipokalemia.
Clinical Sign :
TD : 130/80 mmHg,
Nadi : 80 x/mnt,
Rr : 20 x/mnt,
S : 36,7 oC
Interpretasi :
Ada masalah/ gangguan pada intake makanan
Interpretasi:
Pasien mengalami masalah BAK/ gangguan eliminasi urine dengan terpasang kateter.
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Status Oksigenasi :
Pasien tidak terpasang alat bantu pernapasan.
Fungsi kardiovaskuler:
Vital sign dalam batas normal, akral hangat, CRT < 2 detik, tidak ada suara jantung
tambahan, turgor normal.
Terapi oksigen :
Pasien tidak menggunakan terapi oksigen
Interpretasi :
Pasien mengalami masalah toileting dikarenakan ketidakmampuan BAK secara normal dan
terpasang kateter.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 6-8 jam. 6-8 jam.
Gangguan tidur
Keadaan bangun Pasien mengatakan tidak ada
tidur masalah pada pola tidur dan
istirahat
Lain-lain Segar tidak lemah dan lesu.
Interpretasi :
Pasien mengatakan saat di rumah masalah kesehatan yang di alami tidak sampai
mengganggu pola tidur dan istirahat pasien.
Interpretasi : Tidak ada masalah pada sistem nilai dan kepercayaan pasien.
Tanda vital:
TD : 130/80 mmHg,
Nadi : 80 x/mnt,
Rr : 20 x/mnt,
S : 36,7 oC
2. Mata
Inspeksi : Bentuk mata simetris, reaksi pupil peka terhadap cahaya, konjungtiva merah
muda, sklera berwarna putih, tidak ada lesi, tidak ada ikterus.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.Telinga
3. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, daun telinga tampak bersih, tidak ada lesi,
tidak ada serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetrsi, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan (epistaksis), jalan napas
paten.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut
Inspeksi : Mulut sedikit kotor dan bau. Bentuk mulut imetris, tidak ada tomatitis, tidak ada
perdarahan gusi, persebaran gigi merata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Inspeksi : Leher pasien terlihat simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran jugularis vena pressure.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
7. Dada
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis, tidak ada pembesaran jugularis vena pressure.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terapa ictus cordis.
Perkusi : Suara redup (+), tidak ada pembesaran jantung.
Auskultasi : S1 dan S2 normal, tidak ada suara jantung tambahan.
Paru
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Suara sonor (+).
Auskultasi : Suara napas vasikuler, tidak ada suara napas tambahan ronchi (-),
wheezing (-).
8. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium dan abdomen (+), tidak ada pembesaran massa.
Perkusi : Suara tympani (+).
10. Ekstremitas
Kekuatan otot ekstremitas atas 5 (D)/5 (S) dan ekstremitas bawah 5 (D)/ 5 (S).
V. Terapi
Pasien mendapatkan terapi KSR 600mg/24jam/oral, zinc 20mg/24jam/oral, neurodex 1
tablet/24jam/oral, asupan tinggi protein.
DO:
- Palpasi di daerah epigastrium dan
abdomen (+).
2 DS: Cancer Bladder Retensi urin
DO:
Obstruksi
- Pemeriksaan laboratorium hasil
Shinta
kreatinin serum: 1,82 mg/dl dan Refluks Urine
BUN 64 mg/dl.
Resiko hidronephros
- Residu urin mencapai
3000cc/24jam Resiko gangguan
fungsi ginjal
Retensi urine
Iritabilitas
Hematuria
Pemasangan dower
carheter
Resiko infeksi
N TANGGAL
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KETERANGAN
O PERUMUSAN
1 Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen pencedera fisiologis Rabu, 21 April -
(cancer bladder) d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, 2021
gelisah, bersikap protektif, frekuensi nadi meningkat
2 Retensi urine (D.0050) b.d disfungsi neurologis Rabu, 21 April -
(obstruksi sistem perkemihan) d.d distensi kandung kemih 2021
3 Defisit nutisi (D. 0019) b.d ketidakmampuan menelan Rabu, 21 April -
makanan d.d penurunan berat badan lebih dari 10%, 2021
nyeri abdomen, serum albumin turun.
4 Defisit perawatan diri (D.0109) b.d kelemahan d.d tidak Rabu, 21 April -
mampu makan dan pergi ke toilet 2021
5 Resiko infeksi (D.0142) d.d penyakit kronis (Bladder Rabu, 21 April -
cancer), tindakan invasif, peningkatan paparan organisme 2021
pathogen lingkungan.
Terapeutik
3. Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (Relaksasi nafas
dalam)
2 Retensi urine (D.0050) Setelah dilakukan intervensi keperawatan Kateterisasi urine 1.04148
selama 1 X 24 jam, Eliminasi Urine (L.
Observasi :
04034) membaik meningkat dengan kriteri
1. Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, Shinta
hasil:
tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi
1. Distensi kandung kemih menurun
kandung kemih).
2. Sensasi berkemih meningkat
Terapeutik :
2. Siapkan peralatan dan bahan-bahan (urine
bag, foley catheter, jelly, hand scone,
Edukasi :
11. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
3 Defisit nutisi (D. 0019) Setelah dilakukan asuhan selama 3 x 24 jam, Manajemen Nutrisi (I.03119)
defisit nutrisi teratasi dengan kriteria hasil:
Observasi
Status Nutrisi (L.03030) 1. Identifikasi status nutrisi
Shinta
1. Nyeri abdomen menurun ke skala 5 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Fekuensi makan dari memburuk menjadi 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
membaik ke skala 5 nutrient
3. Nafsu makan menurun menjadi membaik 4. Identifikasi perlunya penggunaan selang
ke skala 5 nasogastric
5. Monitor asupan makanan
Berat Badan (L.05038) 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
1. Berat badan yang memburuk menjadi
membaik ke skala 5 Terapeutik
2. Indeks masa tubuh yang memburuk 7. Hentikan pemberian makanan melalui selang
menjadi membaik ke skala 5 nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Nafsu Makan ( L.03024) 8. Ajarkan diet yang diprogramkan
1. Keinginan makan yang memburuk
menjadi membaik ke skala 5 Kolaborasi
2. Asupan nutrisi yang memburuk menjadi 9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
membaik ke skala 5 yang dibutuhkan, jika perlu
4 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan perawatan diri : Makan (1.11351)
(D.0109) selama 1 X 8 jam, maka Perawatan Diri (L.
Observasi
11103) meningkat dengan kriteri hasil: 1. Monitor kemampuan menelan
Shinta
Observasi
1. Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
2. Sediakan alat bantu BAK
3. Bersihka alat bantu BAK setelah digunakan
5 Resiko infeksi (D.0142) Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
selama 1 X 24 jam, Tingkat Infeksi (L.
14137) menurun meningkat dengan kriteri Observasi
Shinta
hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
1. Nyeri Menurun
Terapeutik
2. Kadar sel darah putih membaik
2. Batasi Jumlah pengunjung
3. Berikan perawatan kulit
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
2 Kamis, 22 (2) 1. Memeriksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda- 1. kesadaran : compos
April 2021 tanda vital, daerah perineal, distensi kandung mentis, GCS : 4,5,6, TD : 130/80 mmHg,
08.30 kemih). Nadi : 80 x/mnt, Rr : 20 x/mnt, S : 36,7 oC,
2. Menyiapkan peralatan dan bahan-bahan (urine
urine bag (+),distensi kandung kemih (+).
bag, foley catheter, jelly, hand scone, hipavix,
gunting, kassa, bengkok, bak instrumen, spuit 5 2. Peralatan dan bahan Shinta
cc, aquabides, desinfektan) dan ruangan tindakan telah disiapkan dengan prinsip steril serta di
(pasang tirai atau sketsel). dekatkan di sekitar tempat tidur pasien.
3. Menyiapkan pasien (jelaskan prosedur dan tujuan 3. Menganjurkan
tindakan, bebaskan pakaian bawah dan posisikan
3 Kamis, 22 (3) 1. Identifikasi status nutrisi 1. Kebutuhan nurisi klien tidak terpenuhi :
April 2021 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan terjadi penurunan berat badan drastis, bmi
09.00 3. Idetifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
dibawah normal, mengalami hipoalbumin (3,3
4. Identifikasi perlunya penggunaan selang Shinta
nasogastric g/Dl)
4 Kamis, 22 (4) 1. Memonitor kemampuan menelan 1. Klien nampak masih belum mampu menelan
April 2021 2. Memonitor status hidrasi dan terpasang NGT
11.00 3. Memberikan bantuan saat makan /minum sesuai
2. Keadaan umum klien baik, sadar, mukosa bibir
tingkat kemandirian Shinta
4. Memonitor intergritas kulit pasien tidak kering
5. Menyediakan alat bantu BAK 3. Pearawat memberi asupan nutrisi melalui NGT
6. Membersihkan alat bantu BAK setelah digunakan
4. Kulit klien tampak kmerahan
5. Klien kooperatif saat pendekatan
6. Klien mengatakan nyeri dan kecemasanya
berkurang setelah diberikan terapi nafas dalam
5 Kamis, 22 (5) 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi 1. Tidak terdapat tanda gejala infeksi pada area
April 2021 2. Membatasi Jumlah pengunjung sekitar pemasangan NGT dan kateter.
11.30
3. Memberikan perawatan kulit 2. Jumlah pengunjung hanya anaknya saja
Shinta
4. mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak 3. Klien kooperatif saat dilakukan perawatan kulit
dengan pasien dan lingkungan pasien pada area sekitar pemasangan NGT dan
5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi kateter.
6. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi 1. Mencuci tangan sebelum
7. Mengannjurkan meningkatkan asupan cairan dan sesudah tindakan
2. Klien kooperatif saat
dijelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Klien mengatakan akan
O:
- Klien sudah tampak meringis saat dilakukan palpasi area
epigastrium dan abdomen
- Skala Nyeri 4. TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/mnt, Rr :
20 x/mnt, S : 36,7 oC.
P: Lanjutkan Intervensi
1. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri (Nafas Dalam)
2 Kamis, 22 (2) S:
April - Klien mengatakan terasa kandung kemihnya terasa lebih
2021 lega
12.40 Shinta
- Klien mengatakan seperti ada yang mengganjal pada
kandung kemihnya
O:
- Klien terlihat meringis ketika melakukan insersi kateter
urine
- Compos mentis, GCS : 4,5,6, TD : 130/80 mmHg,
Nadi : 80 x/mnt, Rr : 20 x/mnt, S : 36,7 oC, urine bag (-),
urine merembes ke pampers melalui fistula/ cystostomi
(+), distensi kandung kemih (+).
P: Lanjutkan Intervensi
1. Memeriksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda-tanda
vital, daerah perineal, distensi kandung kemih).
3 Kamis, 22 (3) S:
April - Klien mengatakan menerima asupan nutrisi tinggi protein,
2021
lemak, dan karbohidrat sebanyak 3-5x dalam sehari
12.50 Shinta
O:
- Kadar albumin meningkat : 3,4 (gr/dl)
4 Kamis, 22 (4) S:
April - Klien mengatakan rasa mengganjal di tenggorokan
2021 mulai berkurang, namun masih terpasang selang NGT
13.00 Shinta
- Klien mengatakan ingin mecoba asupan nutrisi per oral
dalam bentuk halus
O:
- Keluarga kooperatif saat diajarkan pemberian asupan
nutrisi melalui selang NGT maupun secara oral dengan
tekstur halus
P: Hentikan Intervensi
5 Kamis, 22 (5) S:
April - Klien mengatakan akan makan lebih banyak
2021 - Klien mengatakan akan minum air putih yang cukup
13.10 Shinta
O:
- Klien kooperatif saat selang kateter dan selang NGT
P:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Batasi jumlah pengunjung
3. berikan perawatan kulit
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 Persatua. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Definisi
Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.