Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan - kebijakan Brakhiterapi yang dituangkan dalam permenkes no 1427 tahun 2006

1. Brakhiterapi umumnya dilakukan bersama-sama dengan radiasi eksterna


2. Pelayanan Brakhiterapi dengan menggunakan sumber Ir-192, termasuk pelayanan brakhiterapi
intrakaviter, implantasi intraluminer dan cetakan pada berbagai jenis keganasan.
3. Pelayanan Brakhiterapi dengan menggunakan sumber Ce-137 dan Co60 termasuk pelayanan
brakhiterapi intrakaviter kanker mulut rahim dan kanker endometrium
4. Brakhiterapi intrakaviter,: dilakukan untuk kanker serviks uteri, kanker endometrium (korpus
uteri), kanker nasofaring dan kanker lainnya untuk kanker serviks uteri dan kanker
endometrium dilakukan dalam anestesi lokal (anestesi spinal, subdunal) atau anestesi umum
untuk kanker nasofaring dilakukan dalam anestesi topikal (semprot) atau anestesi umum
5. Brakhiterapi interstitiel / implantasi: dilakukan untuk kanker serviks dengan residu tumor di
parainetrium , kanker vagina, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker otot, dan kanker kulit
dilakukan dengan anestesi lokal atau anestesi umum
6. Brakhiterapi intraluminer
- dilakukan untuk kanker paru, kanker esofagus
- dilakukan dengan anestesi umum
- Dilakukan dengan anestesi lokal atau anestesi umum
- dilakukan untuk kanker paru, kanker esophagus dilakukan dengan anestesi umum dilakukan
dengan bantuan oleh klinisi (dokter paru dokter atau penyakit dalam) endoskopi sebagai
"bimbingan",
7. Setiap tindakan brakhiterapi yang dilakukan dalam narkose, perlu persetujuan dari Dokter
Spesialis Kardiologi dan Dokter Spesialis Anestesi.
8. Tindakan brakhiterapi ovoid tidak memerlukan narkose
9. Pemasangan aplikator yang dilaksanakan oleh dokter diruang aplikasi yang steril / semisteril
10. Fototerapi diiaksanakan dengan C-arm atau pesawat Simulator Orthogonal untuk kepentingan
dosis dan dokumentasi.
11. Perhitungan distribusi dosis berdasarkan ICRU 50.
12. Fisikawan medik bertanggung jawab atas pelaksanaan diasi

Brakhiterapi

a) Pemeriksaan dan Preskripsi


harus ditulis pada kertas preskripsi yang telah disediakan khusus untuk keperluan brakhiterapi.
Untuk beberapa teknik terapi brakhiterapi, preskripsi ditulis sebelum sumber dimasukkan,
namun dalam kasus brakhiterapi lain preskripsi dapat ditulis setelah sumber masukan.
b) Pemasukan aplikator atau kateter dan preparasi sumber
 Prosedur pemasukan aplikator atau kateter merupakan tanggung jawab SMF.
 Prosedur persiapan sumber dan kalibrasi peralatan harus ditentukan terlebih dahulu,
dilakukan oleh fisikawan medis atau yang ditunjuknya
 Bila menggunakan aplikasi manual, harus ada prosedur yang aman dan efisien untuk
mendapatkan sumber daya yang tidak dipakai kedalam lokasi penyimpanan.
 Radiografi pasien ortogonal dengan sumber dummy dilakukan untuk Mengetahui ketepatan
dan susunan implanBrakhiterapi serta menentukan lokasi distribusi dosis
Brakhiterapi laju dosis tinggi (High Dose Rate = HDR) (2 12 Gy / Jam)
Pengembangan peralatan brakhiterapi laju dosis tinggi harus mempertimbangkan manfaat dan
risiko yang ditimbulkannya, mengingat brakhiterapi laju dosis tinggi mempunyai potensi risiko
tinggi. Karena itu diperlukan bahasa dan kehati - hatian yang sangat tinggi. Disyaratkan pada
staf yang cukup dan terlatih baik (ahli onkologi radiasi, ahli fisika, perawat kesehatan, dsb).
Selanjutnya, peningkatan jumlah pasien harus mengikuti pu! A dengan peningkatan jumlah staf.
Prosedur pelatihan kedaruratan harus melatih waktu tanggapan yang singkat (menit) pada
tindakan darurat tanpa harus menunggu kehadiran dokter atau ahli fisika. Untuk kepentingan
pengamanan dan kualitas, semua peralatan harus sesuai dengan dokumen dari Badan
Pemerintah dan garansi pabrik. Perbaikan hanya boleh dilakukan oleh pabrik yang peduli
dengan tenaga yang sudah terlatih (personel terlatih dan bersertifikat). 2.b.1. Pemilihan
Fasilitas Brakhiterapi laju dosis tinggi / HDR Fasilitas brakhiterapi membutuhkan: • Ruang
aplikasi atau operasi rawat jalan. • Peralatan radiografi. Ruang terapi. Ruang perencanaan.

Ada 3 pilihan fasilitas brakhiterapi laju dosis tinggi / HDR, tergantung dari dana yang tersedia:
a) Memanfaatkan ruang terapi dan peralatan simulator yang sudah ada. Kerugian:
b) • Dibutuhkan transportasi pasien.
c) Imobilisasi aplikator tidak terganggu. b) Ruang terapi jadi satu dengan ruang aplikasi dan ruang radiografi
ditempat lain. Kerugian: masih dibutuhkan transportasi pasien c) Fasilitas brakhiterapi terpadu. Ruangan
dilengkapi untuk aplikasi, radiografi dan terapi. Pilihan ini sangat efisien tanpa transportasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai