Anda di halaman 1dari 3

Nama : Avinda Arnis Cahyani

NIM : 24040118120052
Mata Kuliah : Aplikasi Radiasi (Tugas 2)
a. Peran
Peran Fisikawan Medis adalah sebagai pelaksana teknis di bidang pelayanan fisika medik
pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan dan instansi lain.
b. Fungsi
Dalam menjalankan perannya, seorang Fisikawan Medis memiliki fungsi dalam:
1. Menyiapkan alat pelayanan fisika medik.
2. Melakukan pelayanan keselamatan radiasi.
3. Melakukan pelayanan radiodiagnostik/pencitraan medis.
4. Melakukan pelayanan radioterapi.
5. Melakukan pelayanan kedokteran nuklir.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelayanan fisika medik.
7. Membuat karya tulis/karya ilmiah bidang fisika medik.
8. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang fisika medik.
Pelayanan fiisikawan medis dilaksanakan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain dimana
pelayanan yang diberikan berupa pengujian dan kalibrasi besaran parameter fisika radiasi
(pengion dan non pengion) serta imejing kecuali parameter kelistrikan.
Pelayanan Fisika Medik meliputi pelayanan fisika pada:

a. radiologi diagnostik, imejing, dan intervensional;

b. radioterapi, mencakup pelayanan dosimetri, pelayanan simulasi radiasi, pelayanan


teleterapi dan brachyterapi; dan

c. kedokteran nuklir, mencakup pelayanan in vivo diagnostik, in vitro diagnostik dan terapi
internal.

c. TUGAS DAN PERAN FISIKAWAN MEDIK


Fisikawan Medis bertugas melakukan pengendalian parameter fisika pada penggunaan
peralatan kesehatan untuk diagnostic maupun terapi. Tugas dan peran Fisikawan Medis
secara garis besar diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Bidang Radio diagnostik
1. Membuat rancangan ruang/bangunan radiasi.
2. Menyiapkan alat keselamatan kerja terhadap radiasi untuk pencitraan medic meliputi
radiodiagnostik dan kedokteran nuklir.
3. Membuat rencana dan melaksanakan survey radiasi diagnostik, dan melakukan penilaian
rencana kerja survey radiasi bagi tingkat madya.
4. Melakukan tindakan kedaruratan pencitraan radio diagnostik.
5. Melakukan dosimeteri peralatan konvensional, intervensional dan non pengion.
6. Menyiapkan alat dan melaksanakan QA/QC untuk pencitraan medic meliputi radio
diagnostik, kedokteran nuklir, peralatan non pengion dan fasilitas pengolahan film.
7. Melakukan kalibrasi dan pengukuran film badge dan TLD serta menyusun tabel data
eksposi.
8. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat proteksi radiasi.
9. Melakukan penelitian terkait pengembangan radiologi
B. Bidang Kedokeran Nuklir
1. Mendesain ruangan/bangunan radiasi fasilitas kedoteran nuklir.
2. Menyusun rencana survey radiasi, dan penilaian rencana survey bagi tingkat madya.
3. Menyusun analisis kebutuhan peralatan bidang kedokteran nuklir.
4. Melakukan tindakan kedaruratan.
5. Melakukan dosimetri kalibrasi aktivitas radioisotope dan dosimetri menghitung dosis
untuk pasien.
6. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir.
7. Melaksanakan pembinaan teknis dengan tenaga kesehatan lain dan instalasi radiologi lain,
monitoring dan evaluasi pelayanan fisika medik.
8. Melaksanakan pengawasan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi dan sosialisasi budaya
keselamatan kerja terhadap radiasi.
9. Pengelolahan limbah radioaktif.
10. Melakukan penelitian terkait pengembangan kedokteran nuklir.
C. Bidang Radioterapi
1. Memdesain ruangan/bangunan radioterapi.
2. Menyusun/menganalisa kebutuhan alat pelayanan radioterapi.
3. Menyiapkan alat keselamatan kerja dan alat QA/QC radioterapi.
4. Melaksanakan keselamatan radiasi dengan alat ukur radiasi dan melakukan tindakan
kedaruratan radioterapi.
5. Merancang pengolah limbah radiasi.
6. Melakukan perhitungan dosis radiasi dan distribusinya pada radioterapi eksternal dan
brakhiterapi dengan Treatment Planning System (TPS).
7. Melakukan verifikasi data TPS dan data alat.
8. Melakukan QA/QC pesawat LINAC, telegama(Co), peralatan brakhiterapi, pesawat
simulator dan TPS, serta alat ukur radiasi, baik untuk yang harian dan bulanan serta tahunan.
9. Melaksanakan pengukuran/kalibrasi keluaran sumber radiasi. Juga melakukan pengukuran
radiasi output terbuka/wedge/tray untuk seluruh lapangan sinar; melakukan pengukuran PDD
(Percentage depth dose), TMR (tissue maximum ratio), TAR (tissue air ratio), BSF (Back
Scatter Factor), BSC (backs cater collimator), SCP (scater collimator and phantom).
10. Melakukan penelitian terkait pengembangan radioterapi.

Anda mungkin juga menyukai