Anda di halaman 1dari 20

65

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi
Agar pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab menjadi jelas, tidak
terjadi kesalah pahaman dalam pekerjaan, serta memudahkan pengawasan dan
pertanggungjawaban, maka diperlukan struktur organisasi yang baik. Apotek
KFGM 222 dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan apotek serta membawahi secara
langsung pegawai yang terdapatdi apotek tersebut, dimana terdapat pelaksanaan –
pelaksanaan yang masing – masing memiliki tanggung jawab terhadap persediaan
obat, menyiapkan obat dan memberikan obat terhadap pasien, serta menangani
penjualan resep kredit ataupun tender dengan oerusahaan atau instansi. Di apotek
KF 222 seluruh pegawai berjumlah 8 orang yang terdiri dari :

No Nama Jabatan
1 Denny Sudarno. S. Farm., Apt Apoteker Pengelola Apotek
2 Yetti Nelwida Amd. F Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK)
3 Hesti Tri Utami TTK
4 Chelsy Ananda TTK
5 Ulfa TTK
6 Diana Mustika Sari Juru Racik
7 Agus Sanjaya Umum
8 Buang Office Boy

B. Tugas dan Fungsi Tenaga Kerja Apotek


1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Pimpinan Apotek KF 222 adalah seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Apotek. APA
bertindak sebagai manajer apotek pelayanan yang memiliki kemampuan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi jalannya
apotek.

Tugas Apoteker apotek KF 222 sebagai berikut :


66

a. Apoteker Pengelola Apotek melakukan pengontrolan dan pengawasan


pelayanan kepada pasien.
b. Apoteker Pengelola Apotek melakukan pengontrolan dan mengawasi
kelancaran arus barang yang masuk dan keluar, serta pengadaan barang
untuk apotek, kelancaran resep, penjualan bebas, dan penjualan alat
kesehatan. Mengatur jadwal masuk kerja serta pergantian jadwal masuk
kerja para petugas apotek.
2. Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK)
Apotek KF 222 memiliki TTK yang bertugas sebagai berikut :
a. Mengatur, mengontrol dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis barang yang disusun secara
alfabetis.
b. Menerima resep dan memeriksa keabsahan farmasi lainnya berdasarkan
resep yang diterima.
c. Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya berdasarkan
resep yang diterima.
d. Memberikan harga pada setiap resep dokter yang masuk.
e. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter antara lain
menghitung dosis obat untuk racikan, menimbang bahan, meracik,
mengemas obat dan memberikan etiket.
f. Membuat kuitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya diambil
sebagian atau bila diperlukan pasien.
g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep, dan cara pemakaian.
h. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan obat.
i. Menyerahkan obat dan perbekalan farmasilainnya kepada pasien dan
memberikan penjelasan tentang penggunaan obat atau informasi lain yang
dibutuhkan.
j. Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.
k. Melakukan pelayanan informasi mengenai cara pemakaian obat melalui
penyerahan obat dari TTK kepada pelanggan.
67

l. Melakukan stok opname obat per tiga bulan sekali, berfungsi untuk
mengetahui :
 Jumlah dan jenis obat yang paling banyak diperlukan dan untuk
memudahkan pemesanan.
 Data ini berguna untuk evaluasi apotek.
 Pengecekan kadaluarsa (expired date)

3. Juru Racik
Apotek KF 222 memiliki juru racik yang bertugas sebagai berikut :
a. Membantu TTK dalam menyiapkan obat dan perbekalan farmasi lainnya
seta mengerjakan obat – obatan racikan sesuai dengan sediaan yang diminta
di bawah pengawasan Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK). Membuat obat
– obat racikan standar dibawah pengawasan TTK.
b. Menjaga kebersihan ruangan apotek.
c. Mengantarkan resep atau obat.
d. Membantu stok opname obat.

4. Kasir
Seluruh pegawai apotek KF 222 juga melakukan tugas sebagai kasir yang
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menerima uang dari hasil transaksi tunai dengan teliti.
b. Mencatat semua hasilpenjualan tunai dengan cara memasukkan barang
secara benar di computer mengenai harga dan jumlahnya.
c. Mencatat semua hasil penjualan harian, baik tunai maupun kredit.

Dan juga merangkap sebagai badministrasi keuangan yang bertgas membuat


Laporan Ikthisar Penjualan Harian (LIPH) berdasarkan laporan hasil penjualan
dari kasir, serta menyerahkan LIPH dan Bukti Setoran Kasir (BSK) kepada kasir
besar di BM melalui Bank Mandiri.

C. Kegiatan Apotek
68

Apotek KF 222 merupakan apotek 12 jam. Kegiatan apotek KF 222 dibagi


dalam 2 shift, yaitu shift pagi pukul 08.00 – 15.00 WIB, shift sore pukul 15. 00 –
22.00 WIB.
Kegiatan utama yang dilakukan, meliputi kegiatan teknis kefarmasian dan
kegiatan non teknis kefarmasian.

1. Kegiatan Teknis Kefarmasian


Kegiatan ini meliputi pemesanan barang, penerimaan barang, penyimpanan
barang, penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya, peracikan obat, serta
pengelolaan psikotropika dan narkotika.
a. Pemesanan barang
Pengadaan barang dilakukan berdasarkan buku defekta yang berisikan data
persediaan barang kosong dan stok menipis. Sebelum melakukan pembelian
dilakukan pemeriksaan kembali terhadap kesesuaian antara data pada buku
defekta dengan persediaan barang yang ada untuk menentukan jumlah barang
yang akan dipesan. Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 222 dilakukan
melalui BM di Jl. Kartini dengan system Distribution Center Online (DC) atau
BPBA.
Denga system DC ini kita dapat mengetahui kebutuhan apotek, sehingga
pengiriman barang berdasarkan kebutuhan apotek. Pemesanan ditujukan kepada
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan barang yang dipesan dikirim kegudang BM
kemudian didistribusikan ke masing – masing apotek berdasarkan dengan
kebutuhan apotek tersebut. Selain itu, apotek pelayanan dapat melakukan
permintaan mendesak (by pass) jikaobat atau perbekalan farmasi lainnya
dibutuhkan segera tetapi tidak ada persediaan di gudang BM. Pemesanan
dilakukan menggunakan Bon Pemesanan Barang Apotek (BPBA) yang ditujukan
kepada PBF.
Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
masing – masing apoek pelayanan melalui surat pesanan khusus. Pemilihan PBF
atau distributor berdasarkan pada ketersediaan barang, kualitas barang yang
dikirim dapat dipertanggung jawabkan, besarnya potongan harga (diskon) yang
diberikan, kecepatan pengiriman barang tepat waktu, serta cara pembayaran.
69

Konsinyasi adalah perbekalan farmasi yang dititipkan kepada apotek.


Konsinyasi mempunyai jangka waktu tertentu misalnya : 2 – 3 bulan. Apotek obat
atau perbekalan farmasi tersebut habis terjual maka pihak apotek harus membayar

Dan difakturkan oleh Pedagang Besar Farmasi yang menitipkan obat atau
perbekalan farmasi tersebut.

b. Penerimaan barang

Perbekalan farmasi farmasi yang telah dipesan akan dikirim ke Apotek KF


222 disertai faktur. Petugas pembelian akan mengecek kesesuaian terhadap barang
yang diterima dengan BPBA/SP dan faktur. Jika barang telah sesuai maka faktur
diberi nomor unit penerimaan, ditandatangani oleh penerima, diberi stempel
apotek, dan kemudian didokumentasikan kedalam buku penerimaan barang. Jika
barang tidak sesuai dengan BPBA/SP atau terdapat kerusakan fisik, maka petugas
pembelian akan membuat nota pembelian barang /retur dan mengembalikan
barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan barang yang
sesuai.

c. Penyimpanan barang
Apotek KF 222 melakukan penyimpanan barang diruang peracikan dan di
swalayan farmasi.
 Penyimpanan diruang peracikan
Obat disimpan berdasarkan suhu penyimpanan sediaan, bentuk sediaan
(sediaan padat, setengah padat, dan cair), farmakologi, serta kelompok oat
tertentu (misalnya obat generic, narkitoka dan psikotropika), kemudian obat
disusun secara alfabetis. Sediaan yang disimpan dalam suhu ruang (tablet,
kapsul, salep, krim, gel, infuse, tets mata, tets hidung, tetes telinga, dan
ihaler) disimpan didalam lemari yang terletak dibelakang kasir. Sediaan yang
disimpan pada suhu 20 – 80C (seperti injeksi, serum, vaksin, suppositoria dan
lainnya) disimpan dalam lemari pendingin.
Pemasukan dan penggunaan obat/barang harus diinput ke dalam computer
dan untuk ketelitian dicatat pada kartu stok yang meliputi tanggal
pengisian/pengambilan, nomor dokumennya, jumlah barang yang
70

diisi/diambil, sisa barang, dan paraf petugas yang melakukan pengisian


obat/barang. Setiap TTK bertanggung jawab terhadap lemari penyimpanan
obat yang telah ditetapkan dan stok barang yang ada di lemari.

 Penyimpanan obat bebas dan perbekalan farmasi


Obat – obat bebas dan perbekalan farmasi lainnya yang dapat dibeli secara
bebas disimpan dirak – rak penjualan obat bebas swalayan farmasi dekat
dengan ruang tunggu pasien dan ruang peracikan obat. Pengaturan
penyimpanannnya didasarkan pada bentuk dan jenis sediaan, serta
kegunaannya agar memudahkan pembeli untuk melihat dan memudahkan
petugas dalam mengambil obat/barang yang diinginkan oleh pembeli.

d. Penjualan obat dan perbekalan farmasi


Penjualan yang dilakukan oleh Apotek KF 222 meliputi penjualan tunai
obat dengan resep dokter, penjualan kredit obat dengan resep dokter, dan
Pelayanan Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS).
1) Penjualan tunai obat dengan resep dokter
Penjualan obat dengan resep dilakukan terhadap pelanggan yang langsung
datang ke apotek untuk menembus obat yang dibutuhkan dan dibayar secara
tunai. Prosedur penjualan tunai obat dengan resep dokter adalah sebagai
berikut :
a) Tenaga Tekhnik Kefarmasian melakukan skrining resep yaitu memeriksa
kelengkapan dan keabsahan resep.
b) Bila resep memenuhi persyaratan, TTK akan memeriksa ada atau tidaknya
obat dalam persediaan. Bila obat dalam resep tidak tersdia/stok kosong.,
TTK memberikan informasi mengenai ketersediaan obat tersebut serta
pasien diberikan informasi bahwa yang tersedia adalah obat dengan merk
lain tetapi memiliki kandungan obat dan indikasi yang sama. Bisa juga
apotek KF 222 meminta Bon obat pada apotek KF lainnya.
c) Bila obat yang dibutuhkan tersdia kemudian dilakukan pemberian harga
dan memberitahukannya kepada pasien.
71

d) Setelah pasien setuju segera dilakukan pembayaran atas obat dan


dibuatkan struk pembayaran obat yang di dalamnya terdapat nomor resep
dan disatukan dengan resep aslinya. Nomor resep untuk pasien juga
dibuatkan kemudian diserahkan kepada pasien sebagai alat untuk
pengambilan obat, selain itu juga berfungsi untuk mencegah terjadinya
barang/obat yang tertukar.
e) Inforrmasi pasien akan dicatat di medical record pasien. Bila obat hanya
diambil sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk pengambilan
sisanya. Bagi pasien yang memerlukan kuitansi dapat pula dibuatkan
kuitansi dan salinan resep dibelakang kuitansi tersebut.
f) Selanjutnya obat disiapkan, diberi etiket, diracik (obat untuk racikan) dan
dikemas.
g) Pemeriksaan kembali dilakukan sebelum obat diberikan yang meliputi
nomor resep, nama pasien, kebenaran obat yang meliputi nama obat, jenis
sediaan dosis, jumlah dan etiketnya. Selain itu, pemeriksaan juga
dilakukan terhadap salinan resep sesuai resep aslinya serta kebenaran
kuitansi.
h) Obat diserahkan kepada pasien oleh apotekersesuai dengan nomor resep
yang disertai dengan informasi tentang nama obat, jumlah obat, indikasi
obat, cara pemakaian obat, dan informasi lain yang diperlukan pasien.
i) Lembaran resep asli didokumentasikan berdasarkan nomor urut dan
tanggal resep, serta disimpan sekurang – kurangnya tiga tahun.

2) Penjualan kredit obat dengan resep dokter / BPJS


Penjualan obat dengan resep kredit berdasarkan pada perjanjian kerjasama
yang telah disepakati oleh suatu perusahaan/instansi dengan apotek yang
pembayarannya dilakukan secara kredit melalui penagihan kepada
perusahan tersebut secara berkala. Prosedur pelayanan resep kredit pada
dasarnya sama dengan pelayanan resep tunai, hanya saja pada pelayanan
resep kredit terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut :
a) Setelah resep dokter diterima kelengkapannya, maka tidak dilakukan
penetapan harga dan pembayaran oleh pasien, tetapi obat langsung
72

disiapkan oleh petugas apotek sesuai dengan Daftar Plafon Harga Obat
(DPHO) masing – masing peusahaan/instansi.
b) Penomoran resep dokter yang dibeli secara kredit dibedakan dengan resep
yang dibeli secara tunai.
c) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep yang dibeli secara tunai,
kemudian dikumpulkan dab diberi harga berdasarkan masing – masing
perusahaan/instansi untuk selanjutnya dilakukan penagihan pada saat jatuh
tempo pembayaran yang telah disepakati bersama.

3) Pelayanan upaya pengobatan diiri sendiri (UPDS)


Pelayanan UPDS adalah penjualan obat bebas atau perbekalan farmasi
yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter, seprti OTC (over the counter) baik
obat bebas dan obat bebas terbatas maupun perbekalan farmasi lainnya.
Adapun obat keras yang boleh diberikan kepada pasien yang ingin melakukan
pengobatan sendiri (tanpa resep dokter), yaitu obat 0obatan yang tertera
dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA). Prosedur pelayanan UPDS yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Petugas menerima permintaan barang dari pasien dan langsung
menginformasikan ketersediaan obat.
b) Setelah disetujui oleh pembeli, pembeli langsung membayar sejumlah
uang kekasir.
c) Bagian kasir menerima uang pembayaran dan membuat bukti penyerahan
nota penjualan bebas.
d) Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas diserahkan kepada
pasien.
e. Pengelolaan Narkotika
Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek KF 222 meliputi
pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pelayanan, pelaporan, dan
pemusnahan. Pengelolaan narkotika di apotek itu telah sesuai dengan
ketentuan.
1) Pemesanan Narkotika
73

Pemesanan golongan ini dilakukan dengan surat pesanan tertulis narkotika.


Surat pemesanan narkotika dibuat empat rangkap yang masing – masing
diserahkan ke PBF yang bersangkutan (asli dan salinan) dan 2 lembar sebagai
arsip di apotek dan gudang BM.

2) Penerimaan Narkotika
Narkotika yang akan datang dari PBF harus diterima oleh Apoteker
Pengelola Apotek. Apoteker amenandatangani faktur tersebut setelah
melihat kesesuaian dengan surat pesanan. Pada saat penerimaan dilakukan
pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah serta tanggal kadaluarsa
narkotika yang dipesan.
3) Penyimpanan narkotika
Golongan narkotika di apotek KF 222 disimpan dalam lemari khusus yang
terkunci dan dilengkapi dengan kartu stok.
4) Pelayanan Resep Narkotika
Apotek KF 222 hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan
resep yang dibuat oleh Apotek KF 222 sendiri yang belum diambil sama
sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat
narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
Setiap resep narkotika yang dilayani harus jelas nama pasien, nomor
telepon, dan dilengkapi dengan tanda pengenal pasien (KTP).
5) Pelaporan Narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika di apotek KF 222 dibuat setiap bulan
selambat – lambatnya tanggal 10. Pelaporan narkotika, meliputi laporan
penggunaan sediaan jadi narkotika dan laporan penggunaan bahan baku
narkotika. Laporan dibuat rangkap lima dan ditandatangani oleh APA
dengan mencantumkan nama jelas, alamat apotek, dan stempel apotek
yang kemudian ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung setempat dengan tembusa Balai Besar POM, Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung, PBF Narkotika dan berkas untuk disimpan sebagai
arsip (apotek).
74

f. Pengelolaan Psikotropika
Apotek KF 222 melakukan pengelolaan psikotropika, meliputi pemesanan,
penerimaan, penyimpanan, pelayanan, pelporan, dan pemusnahan.

1) Pemesanan Psikotropika
Pemesanan obat ini dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan
Psikotropika. Setiap lembar SP psikotropika boleh berisikan lebih dari satu
jenis psikotropika. Surat Pemesanan dibuat rangkap 3, yang masing –
masing diserahkan ke PBF yang bersangkutan (asli dan salinan) dan 1
lembar sebagai arsip diapotek.
2) Penyimpanan Psikotropika
Obat – obat yang termasuk golongan psikotropika di Apotek KF 222
disimpan dalam lemari khusus yang terkunci dan dilengkapi dengan dua
rangkap pintu lemari dan kartu stok.
3) Pelayanan Resep Psikotropika
Apotek KF 222 hanya melayani resep psikotropika dari resep asli atau
salinan resep yang dibuat oleh Apotek KF 222 sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian
obat psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh
apotek lain. Setiap resep psikotropika yang dilayani harus jelas nama
pasien, nomor telepon, dan dilengkapi dengan tanda pengenal pasien
(KTP).
4) Pelaporan Psikotropika
Apotek KF 222 membuat pelaporan penggunaan psikotropika dibuat 3
lembar dikirimkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung, PBF setiap 1 bulan sekali. Laporan psikotropika memuat nama
apotek, nama obat, nama distributor, jumlah penerimaan, jumlah
pengeluaran, tujuan pemakaian, dan stok akhir. Laporan ditandatangani
oleh APA, dilengkapi dengan nama dan nomor SIK, serta stempel apotek
dengan tembusan Balai Besar POM, Dinas Kesehatan Kota Bandar
lampung, PBF Psikotropika dan berkas untuk disimpan sebagai arsip.
75

2. Kegiatan Non Tekhnis Kefarmasian


Apotek KF 222 melakukan kegiatan non tekhnis kefarmasian berupa
administrasi harian dalam bentuk pembuatan laporan harian baik penjualan
(LIPH) tunai maupun kredit, serta memasukkan data resep tunai dan resep kredit.
Kegiatan pencatatan dilakukan oleh bagian administrasi dan keuangan di BM Jl.
Kartini. Kegiatan administrasi ditangani oleh beberapa staf administrasi dan
keuangan yang bertanggung jawab kepada supervisor administrasi dan keuangan,
sedangkan kegiatan keuangan ditangani oleh Kasir Besar. Supervisor administrasi
dan keuangan serta Kasir Besar bertanggung jawab langsung kepada pemimpinan
apotek BM Jl. Kartini.
a. Kegiatan Administrasi
Karena pembelian hanya dilakukan oleh Aptek BM, maka dokumen dari
bagian pembelian dibukukan oleh tata usaha di kartu utang sebagai utang
apotek. Untuk penjualan tunai maupun kredit, hasilpenjualan tunaidan kasir
kecil masing – masing aspotek pelayanan diserahkan kekasir besar di BM
untuk dibukukan pada buku kas. Sedangkan untuk penjualan kredit, dari
masing – masing apotek pelayanan hanya menyerahkan kopi kwitansi kepada
bagian administrasi dan dibukukan dikartu piutang. Dalam melaksanakan
tugasnya, Supervisor administrasi dan keuangan dibantu oleh beberapa staf.
b. Kegiatan Keuangan
Kegiatan ini ditangani oleh seorang kasir besar yang bertanggung jawab
lagsung setiap hari, termasuk penerimaan dan pengeluaran uang. Kasir besar
bekerjasama dengan bagian Tata Usaha dalam hal administrasi, pembukuan
dan pelaporan.

4.2 Pembahasan

Apotek adalah suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian


yaitu penyaluran obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi yang sangat
dibutuhkan masyarakat sekaligus membantu pemerintah dalam pengawasan dan
pengendalian obat yang beredar di masyarakat. Apotek yang memiliki dua fungsi
sosial dan fungsi ekonomi, merupakan suatu badan usaha yang harus
76

menghasilkan keuntungan agar kelangsungan operasional dapat berjalan dan juga


berperan sebagai sarana pelayanan kesehatan yang mendukung pemerintah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan sediaan farmasi
yang bermutu dengan harga terjangkau. Dalam pemberian pelayanan kefarmasian,
apotek senantiasa berpegang pada peraturan pemerintah disamping adanya
tanggung jawab moral untuk senantiasa mengutamakan kepentingan sosial dari
pada sekedar memperoleh keuntungan.

Apotek Kimia Farma merupakan Apotek jaringan yang berjumlah 618


Apotek pelayanan dan tersebar di seluruh Indonesia. Dalam konsep baru, Apotek
Kimia Farma bukan lagi terbatas sebagai gerai untuk menjual obat, melainkan
menjadi pusat pelayanan kesehatan yang didukung oleh berbagai aktifitas
penunjang seperti praktik dokter, Klinik, Laboratorium Klinik, Optik dan Health
centre untuk obat-obat tradisional Indonesia seperti herbal medicine. Apotek
Kimia Farma selalu berusahan memberikan pelayanan semaksimal mungkin
kepada masyarakat (non profit oriented). Selain itu, apotek ini juga merupakan
suatu institusi bisnis (profit oriented) karena modal yang ditanam tidaklah sedikit.
Dengan berdirinya Apotek Kimia Farma, diharapkan dapat membantu masyarakat
untuk memperoleh obat-obatan yang dibutuhkan serta dapat lebih berperan dalam
menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
pemberian informasi yang jelas dan benar tentang obat dan penggunaannya serta
perbekalan farmasi lainnya sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi obat
dengan aman, efektif, bermutu dengan harga yang terjangkau.

Apotek Kimia Farma 222 terletak di Jalan gajah Mada Nomor 53 – 55


Kota Baru, Bandar lampung. Lokasi apotek ini sangat strategis sebab besebrangan
dengan RS. Graha HUsada, serta dekat dengan kawasan perumahan, gedung
perkantoran, kafe dan kampus. Apotek Kimia farma 222 juga berada ditepi jalan
besar dua arah dengan halaman yang cukup luas, mudah diakses, dapat dilewati
oleh mobil probadi dan kendaraan umum lain. Selain terdapat beberapa Rumah
Sakit disekitar lokasi, apotek Kimia farma 222 juga terdapat praktek dokter yang
dibuka pada hari kerja, dengan ini jumlah resep yang masuk akan meningkat
77

karena pasien akan langsung menebuskan resepnya setelah selesai berobat dari
dokter.

Desain interior dan eksterior jua perlu diperhatikan dalam pengembangan


apotek sebab hal ini dapat mempengaruhi daya tarik pelanggan untuk datang ke
apotek. Seain itu desain interior dan ekterior juga harus memberikan rasa nyaman
pada pelanggan agar pelanggan betah diapotek dan mampu membuat pelanggan
untuk berkunjung kembali keapotek. Adanya papan nama apotek yang besar
membuat apotek dapat terlihat oleh pengunjung dari segala arah. Adanya halaman
parker yang cukup luas membuat banyak pengunjung yang membawa kendaraan
pribadi dapat parker dengan leluasa. Apotek memiliki pembatas kaca yang tembus
pandang sehingga dalam apotek yang nyaman, bersih dan rapi dapat terlihat oleh
pengunjung dari luar.

Secara umum, sarana yang terdapat di Apotek Kimia Farma 222 sudah
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Apotek, yaitu adanya ruang penerimaan resep, ruang
pelayanan resep dan peracikan, ruang konseling, ruang penyimpanan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta ruang arsip.

Selai itu Apotek Kimia Farma No. 96 disertai dengan fasilitas ruang
tunggu yang nyaman karena dilengkapi dengan fasilitas air conditioner (AC),
majalah tentang kesehatan yang dapat dibaca oleh konsumen selama menunggu
petugas mengerjakan resep, tempat brosur/materi informasi, dan keranjang
sampah.

Sumber daya manusia yang ada di Apotek Kimia Farma 222 telah
memenuhi Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di apotek Kimia Farma
222, APA dibantu oleh tenaga tekhnis kefarmasian (TTK), juru resep dan umum
yang masing – masing bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya.

Pelayanan di Apotek Kimia farma 222 meliputi pelayanan obat OTC


(Over The Counter) dan obat ethical. Obat – obat yang dapat diperoleh tanpa
resep dokter adalah obat OTC. Obat ethical adalah obat yang hanay dapat
78

diperoleh dengan menggunakan resep dokter. Obat OTC terdiri dari obat bebas
dan obat bebas terbatas yang ditempatkan dibagian swalayan apotek dengan
tujuan mempermudah pasien dalam memilih atau menentukan pengobatan yang
terbaik bagi dirinya sendiri. Namun, pembelian obat – obat OTCharus disertai
dengan pelayanan informasi obat oleh apoteker atau TTK kepada pasien agar
tidak terjadi kesalahan pemakaian obat.

Selain itu, swalayan apotek juga menyediakan alat kesehatan seperti kursi
rodaan, kebutuhan – kebutuhan lain diluar obat produk kosmetik, susu, madu dan
lainnya. Akan lebih baik untuk barang yang dipajang di swalayan farmasi
diberikan label harga yang jelas karena masih banyak barang yang tidak memiliki
label harga, sehingga pembeli harus mengecek harga barang kekasir untuk
mengetahui harga barang yang ada di swalayan dan menambah pekerjaan kasir
karena telah berkali – kali mengecek harga yang ditanyakan oleh pelanggan.

Untuk obat – obatan ethical, proses pelayanan esep dilakukan sesuai


dengan standar operasional yang telah ditetapkan oleh PT Kimia Farma Apotek,
terdiri dari enam langkah, yaitu penerimaan, perjanjian, pembayaran, penyiapan
dan peracikan, pemeriksaan akhir, penyerahan obat dan informasi. Idealnya enam
langkah pelayanan resep itu dilakukan oleh petugas yang berbeda, dengan tujuan
untuk mengontrol dan menghindari terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh
petugas dalam pengerjaan dan penyiapan obat. Setiap resep diterima dilakukan
skrining resep yang terdiri dari skrining administrasi, kesesuain farmasetik, dan
kesesuaian aspek klinis. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.

Setelah melalui tahap skrining, jumlah obat, jumlah obat yang diperlukan
dihitung atau ditimbang dengan seksama, ketepatan jumlah obat merupakan hal
yang penting karena mempengaruhi dosis obat yang akan dikonsumsi pasien.
Selanjutnya, obat – obat tersebut disiapkan dan diracik sesuai dengan bentuk
sediaan yang tertera diresep. Pada saat proses peracikan, kebersihan harus
diperhatikan untuk menghindari pencemaran silang atau kontaminasi yang
menimbulkan berbagai kerugian. Pencemaran silang atau kontaminasi dapat
79

membahayakan tenaga kefarmasian yang bersangkutan jika terpapar serbuk yang


diracik, terlebih lagi jika keterpaparan ini berulang terus menerus. Kerugian lainya
yang ditimbulkan adalah dapat menyebabkan efek terapi obat yang dihasilkan
tidak optimal. Untuk menjamin kebersihan pada saat peracikan, tenaga
kefarmasian yang bertugas meracik harus menggunakan alat pelindung diri seperti
masker dan sarung tangan.

Selanjutnya obat yang telah diracik diserahkan oleh Apoteker atau TTK
yang berwenang. Pada tahap ini, Apoteker atau TTK melaksanakan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) dengan atau tanpa permintaan pasien. PIO tersebut meliputi
informasi yang jelas mengenai indikasi/kegunaan obat, dosis dan aturan pakai
obat, lama pemakaian, serta efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan oleh
obat yang mungkin digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
penyalahgunaan dan salah penggunaan obat, meningkatkan kepauhan pasien dan
meningkatkan keberhasilan terapi.

Apotek Kimia Farma 222 juga melengkapi pelayanan informasi obat


secara jelas pada pasien melalui penggunaan plastic pembungkus obat dan etiket,
Dimana pada plastic dan etiket tidak hanya tercantum nama pasien dan cara
pemakaian obat tetapi juga tertulis tanggal kadaluarsa, nama obat dan jumlah obat.

Apotek Kimia Farma 222 juga melaksanakan swamedikasi. Swamedikasi


dilakukan oleh apoteker atau TTK dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama PKPA, swamedikasi melalui
UPDS (upaya pengobatan diri sendiri) di Apotek Kimia Farma 222 telaj
terlaksana cukup baik. Kegiatan swamedikasi yang dilakukan meliputi
memprediksikan penyakit yang diderita oleh pasien, menentukan tindakan dan
rekomendasi obat yang tepat untuk pasien, serta memberikan informasi kepada
pasien.

Kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian dan kemampuan tenaga


kefarmasian dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien menjadi factor
penting dalam pengembangan suatu apotek. Tenaga kefarmasian yang bertugas di
Apotek Kimia Farma 222senantiasa ramah, tersenyum, menyapa pasien, dan
80

menanyakan keperluan pasien sebagai bentuk perhatian akan kebutuhan pasien.


Hal ini penting karena kesan pasien terhadap pelayanan apotek timbul dari apa
yang dilihat, didengar, dan dirasakan pasien. Jika pasien mendapatkan kesan baik
dan puas terhadap pelayanan apotek, maka akan menigkatkan loyalitas pasien
sehingga berdampak pada peningkatan penjualan apotek. Untuk mempermudah
pasien dalam memperoleh obat, Apotek Kimia Farma 22 juga memberikan
layanan antar obat sehingga meningkatkan pelayanan yang diberikan. Apotek
Kimia Farma 222 akan memberikan diskon 2 % jika pasien memiliki kartu
member apotek KF 222.

Apotek Kimia Farma 222 menerapkan system penyimpanan obat yang


dikelompokkan berdasrkan efek farmakologi, obat generic, obat khusus untuk
askes, obat golongan psikotropik, obat golongan narkotik, obat suntik, sediaan
parentral, obat – obat suspense oral atau sirup, obat – obat tetes mata, obat tetes
telinga, hidung dan inhaler, obat topical kemudian kelompok – kelompom obat
tersebut disusun berdasarkan abjad. Masing – masing obat tersebut dimasukkan
dalam kotak yg ditempel dengan label warna yang menandakan tahun kadaluarasa
obat tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pencarian obat sehingga
kecepatan pelayanan lebih maksimal. Namun, obat – obat yang harusdisimpan
dalam kondisi khusus seperti suppositoria, ovula dan insulin disimpan ditempat
dengan suhu yang sesuai.

Masalah yang sering dihadapi di apotek KF 222 diantaranya pada saat jam
sibuk apotek antara jam 11 – 14 siang, jam 19 -21Wib. Pada jam tersebut banyak
pasien yang datang sehingga pelayanan terasa agak lama terutama untuk pasien
dengan resep racikan. Hal ini dikarenakan pasien datang pada waktu yang hampir
bersamaan, untuk mengatasi permasalahan ini, pihak apotek dapat
mengoptimalkan kinerja tiap petugas sehingga keluhan pasien karena terlalu lama
menunggu antrean dapat berkurang.

Penyusunan obat yang ideal diapotek yaitu sesuai dengan prinsip FIFO
(First In First Out) ataupun FEFO (First Expired First Out). Hal ini sesuai dengan
Permenkes no. 35 tahun 2014 bahwa penyusunan obat diapotek sesuai prinsip
FIFO ataupun FEFO. Barang yang datang langsung diletakkan oleh petugas
81

apotek ditempat penyimpanan setelah memperhatikan tanggal kadaluarsanya


ataupun kapan barang tersebut dibeli. Penyimpanan tanpa memperhatikan prinsip
FIFO ataupin FEFO dapat menimbulkan resiko kerugian, karena obat lama dapat
tertumpuk dibagian belakang dan saat terjual ternyata sudah kadaluarsa.

Setiap terjadinya penambahan maupun pengurangan jumlah obat idealnya


harus dicatat dikartu stok. Kartu stok berfungsi untuk memantau ketersediaan
obat. Setiap petugas diberikan tanggung jawab terhadap lemari obat yang telah
ditentukan dan disepakati, serta bertanggug jawab melakukan pemantauan yang
dilakukan setiap hari. Setiap item obat yang masuk maupun keluar dicatat secara
akurat. Hal ini penting untuk menjaga agar stok obat terkontrol dengan baik serta
sesuai antara jumlah fisik obat dengan jumlah pada kartu stok.

Namun hak ini sering dilupakan terutama pada jam – jam sibuk apotek
sehingga banyak ditemui ketidak cocokan antara jumlah fisik barang dan jumlah
pada kartu stok pada saat dilakukan stok opname. Jika kartu stok dapat dicatat
dengan baik maka dapat dijadikan media penelusuran bila terjadi ketidak sesuaian
data stok barang. Dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang manajer,
Apoteker memiliki tanggung jawab dalam halpengelolaan bisnis meliputi
pengelolaan obat, sarana, administrasi, keuangan, ketenagakerjaan dan pemasaran.
Mempertimbangkan fungsi tersebut telah diambil alih oleh Bisnis Manajern (BM),
maka diharapkan dengan penggunaan system ini terjadi efisiensi di dalam kinerja
apotek.

Diapotek Kimia Farma 222, seluruh transaksi penjualan setiap harinya


selalu dicatat dan dibedakan antara pendapatan shift pagi dan pendapatan shift
sore. Pencatatan dilakukan dibuku harian secara rinci dan jelas dalam bentuk
laporan harian, untuk kemudian dibuat laporan bulanannya. Setiap tenaga tekhnis
kefarmasian menjalankan fungsi ganda yaitu fungsi pembelian, fungsi pelayanan
dan administrasi umum yang meliputi pencatatan, pengarsipan, pelaporan
narkotika, psikotropika dan dokumentasi lainnya. Tenaga Tekhnis kefarmasian
dan tekhnisi farmasi Apotek Kimia Farma bertanggung jawab dan berkoordinasi
dengan melaporkan pekerjaannya secara langsung kepada APA.
82

Setiap tahunnya, dari data laporan bulanan akan dilakukan evaluasi


keuangan setiap tahun dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi yag dikerjakan
oleh akuntan untuk kemudian dilaporkan ke pemilik sarana apotek. Dari laporan
tersebut dapat dilakukan analisis apakah administrasi sudah berjalan baik seperti
yang diharapkan dan dapat melihat laba/rugi yang dialami oleh apotek untuk
kemudian dilakukan atau tindak lanjuk dari hasil evaluasi.

Di Apotek Kimia farma 222 sistem perencanaan barang dilakukan


berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan arus perjalanan obat (fast
moving atau slow moving) untuk kemudian dilakukan pengadaan barang.
Pertimbangan dalam pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 222 berdasarkan
kepada jumlah stok barang yang masih tersedia, pemakaian obat dilingkungan
setempat dan perkiraan perputaran sediaan. Pengadaan dilakukan setiap hari
melalui telepon atau secara angsung kepengantar obat (salesman) yang datang ke
apotek kimia farma. Pemesanan obat dilakukan dengan melihat sejarah pembelian
1 – 3 bulan sebelumnya dan yang tercatat dalam buku defecta atau buku
permintan barang kemudian dipindahkan dalam surat pemesanan yang telah
ditandatangani oleh apoteker kemudian diserahkan pada Bsnis Manager (BM)
untuk diajukan pada PBF terkecuali untuk obat psikotropika dan narkotika apotek
langsung memesan dari PBF.Barang yang banyak terjual direncanakan untuk
dilakukan pembelian setidaknya memenuhi 50 % dari periode bulan sebelumnya
untuk kebutuhan satu sampai dua minggu. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penumpukan barang dan pertimbangan efisiensi biaya.

Barang yang sudah dipesan biasanya akan dikirim oleh PBF pada hari itu
juga atau dikirim keesokan harinya tergantung kebijakan dari PBF. Barang
pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu pemeriksaan
kesesuaian antara barang yang datang dengan daftar barang yang dipesan dibuku
pemesanan dan dengan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk, jumlah,
harga satuan, jumlah harga perbarang dan jumlah harga keseluruhan obat yang
tertera di dalam faktur dan tanggal kadaluarsa. Jika obat sudah sesuai, faktur
ditandatangani oleh petugas apotek, dan faktur dikirim kebagian gudang, setelah
itu bagian gudang input ke computer serta dilakukan droping keapotek pemilik
83

barang. Unuk obat golongan non narkotika, pemesanan dapat dilakukan melalui
telepon dan surat pesanan yang dapat diberikan setelah obat datang. Sedangkan
untuk obat golongan narkotika dapat dikirim, begitu juga untuk obat golongan
psikotropika surat pesanan langsung dikirim ke PBF.

Pada saat penerimaan barang, setiap barang yang datang terlebih dahulu
dilakukan pengecekan oleh petugas apotek apakah sama barang yang datang
dengan faktur. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik yaitu dilihat kondisi
kemasan obat, jumlah barang, expired date. Setelah obat diperiksa faktur obat
disimpan untuk dicatat ke buku sebagai hutang dagang. Untuk obat – obat OTC
sebelum dilakukan peyimpanan ke lemari etalase terlebih dahulu diberi label
harga dengan tujuan untuk mempercepat proses pelayanan dan pembayaran
barang oleh pembeli. Sedangkan untuk obat – obat ethical langsung disimpan di
lemari – lemari obat ethical serta dilakukan pencatatan di kartu stok.

Pengembalian barang kepada distributor atau retur dilakukan berdasarkan


ketentuan – ketentuan yang telah disepakati, setiap distributor memiliki ketentuan
return yang berbeda satu dan lainnya. Retur barang dapat berupa penggantian
barang, penggantian uang atau pemotongan tagihan sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati dengan setiap distributor.

Sistem pembayaran kepada distributor dilakukan secara tunai dan kredit.


Untuk sediaan selain narkotika dilakukan secara kredit dengan terlebih dahulu
mengumpulkan faktur – faktur setiap distributor. Sebelum pembayaran dilakukan,
distributor diharuskan menukar faktur terlebih dahulu.
84

Anda mungkin juga menyukai