Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jumrana Audiah Df

Nim : 210103502012

Jurusan: Pend. Fisika B

Tugas : Minggu ke 3

1) Deskripsikan tentang Komponen-komponen lingkungan hidup!


Jawab :

Pengertian lingkungan hidup berdasarkan UU lingkungan hidup Nomor 32 tahun 2009


adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Komponen-komponen lingkungan hidup secara garis besar terbagi 2 yaitu komponen
biotik (mahkluk hidup) dan komponen abiotik (lingkungan fisik). Komponen lingkungan
hidup biotik mencakup tumbuhan, hewan dan manusia sedangkan lingkungan fisik antara lain
tanah, air, batuan, iklim dan sebagainya. Komponen biotik adalah komponen lingkungan
yang terdiri atas makhluk hidup, biasanya disebut komponen hidup. Komponen ini dibagi
menjadi dua macam, yakni konsumen atau biasa disebut heterotrof dan pengurai atau
dekomposer. Heterotrof adalah komponen ekosistem yang tidak bisa membuat makanan
sendiri. Tetapi, mengatur ulang dan akhirnya menguraikan bahan organik secara kompleks
yang dibangun oleh autotroph. Dekomposer memiliki peran untuk menguraikan bahan-bahan
organis yang berasal dari organisme yang telah mati. Komponen abiotik ini merupakan
komponen berupa makhluk mati. Sebagian besar komponen ini bervariasi dalam ruang dan
waktu.

2) Analisislah masalah-masalah apa saja yang terjadi di sekita kalian terkait dengan komponen
lingkungan hidup tersebut. Masalah yang diangkat minimal 3 dengan komponen lingkungan
hidup yang berbeda.
Jawab :

 Komponen pertama tentang hewan (Badak Sumatera)

Dari hasil penganalisaan saya terkait tentang tentang komponen lingkungan hidup, yaitu
saya menganalisis tentang kepunahan hewan di Indonesia. seperti yang kita ketahui bahwa
sekarang telah banyak hewan-hewan yang langkah dan hampir punah dikarenakan habitat
atau ekosistem mereka dirusak dan dijadikan lahan pertanian. Salah satu hewan yang hamper
punah saat ini adalah badak Sumatera.badak Sumatera diambang kepunahan. Terjadi
penurunan populasi sebanyak 90 % dalam empat decade terakhir ini. Dalam siaran pers IPB
University, Selasa (2/2), selama ini penyebab kepunahan Badak Sumatera karena perburuan
liar dan kehilangan habitat.

Dan ternyata, tidak hanya dua penyebab itu saja, tetapi ada penyebab lain yang juga
memicu Badak Sumatera terancam punah.yaitu adanya bukti-bukti terbaru yang
mengungkapkan bahwa kegagalan reproduksi ternyata juga memberi andil yang penting
dalam penurunan populasi badak liar.

“Lebih dari 70 persen Badak Sumatra yang diselamatkan dari populasi terisolasi atau
„doomed rhino‟ mengalami abnormalitas organ reproduksi (tumor dan kista) serta gagal
bunting,” papar Dr Muhammad Agil, Pakar Badak IPB University.

Dr Agil lebih lanjut menjelaskan bahwa abnormalitas organ reproduksi ini dikarenakan
oleh “Allee Effect” akibat populasi badak di alam yang sangat kecil sehingga peluang badak
untuk bertemu dan melakukan perkawinan pada waktu yang tepat sangat sulit terjadi.

Faktor-faktor lain adalah badak tidak dapat bunting dalam waktu yang lama. Organ
reproduksi terpapar estrogen dalam waktu lama akibat lama tidak bunting serta gangguan
yang terjadi pada proses perkembangan embrio.

Berdasarkan fakta tersebut, untuk mencegah kepunahan dan memaksimalkan fungsi


individu Badak Sumatra di SRS untuk propagasi maka pengembangan dan aplikasi Assisted
Reproductive Technology (ART) adalah suatu keniscayaan. Yang bertujuan untuk
memaksimalkan pemanfaatan plasma nutfah (sumber genetik) badak-badak tersebut dalam
menghasilkan embrio untuk menjadi anak-anak badak baru.

 Komponen kedua Tentang tumbuhan meranti

Tumbuhan kayu meranti populasinya kian mendekati kepunahan. Meranti yang


merupakan spesies dari famili Dipterocarpaceae masuk dalam penetapan spesies prioritas
konservasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI.

meranti bersamaan dengan tumbuhan lain dalam famili Dipterocarpaceae seperti kayu
kapur, kruing, dan bengkirai menjadi spesies yang paling banyak dimanfaatkan manusia.
Namun, pengeksplorasian besar-besaran terhadap tumbuhan ini membuat populasinya terus
berkurang. kayu-kayu jenis di atas banyak ditanam di dataran rendah. Tumbuhan di kawasan
ini rawan kepunahan karena tak ada payung hukum yang melindunginya. "Jenis tanaman di
dataran rendah memang menghadapi tingkat kepunahan yang sangat tinggi karena tidak ada
payung hukum yang melindungi sehingga bisa digunakan untuk macam-macam.
Meski masuk dalam prioritas dilindungi, ia mengatakan, tak perlu ada kekhawatiran jika
jenis tumbuhan ini tak bisa lagi dimanfaatkan. Pelabelan prioritas konservasi merupakan
upaya sosialisasi bahwa tumbuhan target terancam kehilangan populasi. Kalau sudah begini,
maka harus ada upaya perlindungan dan pengawetan sehingga kita tidak kehilangan
populasinya.

 Komponen ketiga Tentang lingkungan fisik/sungai

Sama-sama kita mengetahui bahwa sungai adalah aliran air permukaan yang berbentuk
memanjang dan mengalir secara terus menerus. Sungai juga memilki manfaat dan penting
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian dan lain
sebagainya. Namun tanpa disadari saat ini sungai telah mencemari lingkungan hidup
dikarenakan banyaknya sampah yang dibuang di sungai, yang menyebabkan kerusakan
lingkungan seperti banjir. Salah satu penyebab utama dari pencemaran sungai adalah
manusia. Rasa empati manusia akan alam sekitar mulai menurun sehingga tidak
mementingkan kelangsungan ekosistem. Dan maka dari itu untuk kelangsungan makhluk
hidup dibutuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan seitar agar terciptanya
kehidupan yang nyaman, baik untuk manusia, tumbuhan dan juga hewan.

Anda mungkin juga menyukai