Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL BOOK REVIEW

PEDAGOGIK OLAHRAGA

OLEH:

ABDIYANTO KURNIAWAN ZAI

(6192121006)

PKO A 2019

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan Critical Book Review ini tepat pada waktunya, dan tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pedagogi Olahraga yang telah
membimbing penulis.
CBR ini dibuat sebagai pemenuhan 6 tugas dalam mata kuliahPedagogi Olahraga. Penulis
berharap agar CBR ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan pembaca maupun
penulis.
Penulis menyadari bahwa CBR ini jauh dari sempurna dalam pengaturan tulisan atau isi
dari CBR, oleh karena itu penulis berharap saran dari pembaca dapat menjadi dukungan untuk
membuatnya lebih baik dalam proyek CBR berikutnya. Terimakasih atas perhatiannya.

Medan, 19 Oktober 2020

Abdiyanto Kurniawan Zai


Identitas Buku

Judul : Sports and Physical Education From a Pedagogical perspective: a Golden


Opportunity

Penulis : Prof. Dr. Nicolette H.M.J. Schipper-van veldhoven

Penerbit : daM, Deventer

Tahun Terbit : 2016

ISBN : 978 90 71902 23 9

Jumlah Halaman : 86 Halaman


BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia. Karena
dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang.
Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat
pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar
mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas. Oleh
sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar.
Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku
peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses
belajar mengajar di kelas. Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat
seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era
globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu
guru sendiri, pemerintah dan orang tua.   

B. Tujuan
1. Agar dapat memahami apa saja peran guru pada siswa
2. Agar dapat menjadi guru yang professional
3. Untuk mengetahui bagaimana membimbing anak agar berprestasi
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pedagogi olahraga
BAB III

RINGKASAN BUKU

Ringkasan Buku Bab 3

BAB 3. Olahraga Dari Perspektif Pedagogis

Aku tidak bisa mengajarkan siapapun. Saya hanya bisa membuat mereka berpikir (Socrates)

Pedagogi Olahraga

Istilah pedagogi mengacu pada praktik pendidikan. Fokusnya pada tindakan. Ilmu
mmpelajari pendidikan, tahapan dalam pengembangan, dan juga hubungan anatara anak dan
lingkungannya. Dari perspektif yang lebih luas, pedagogi merujuk untuk praktik mendidik anak
anak dengan tujuan untuk menjadi diberdayakan.

3.Dalam buku “Grondslagen Van de wetenschappelijke pedagogiek” sebuah elaborasi luas


diberikan tentang pemikiran teoritis dan empiris-analitis lama dan baru dalam pedagogis ilmu.
Disini, hubungannya dibuat lebih luas dengan pragtisme, dimana manusia dianggap sebagai
makhluk acting, dimana dimensi social, interaksi dan komunikasi memainkan peran penting.
Perbedaan dari pendidikan dalam arti sempit dan pendidikan dalam arti luas. Dalam pendidikan
arti sempit, untuk arti sempit memberikan pengaruhnya untuk membiarkan anak itu berprestasi
dan bertujuan untuk melayani kepentingan anak. Dalam pendidikan arti luas, semua jenis
pengaruh yang tidak disengaja aktif dalam lingkungan, yang mungkin memiliki dampak yang
besar pada perkembangan anak. Dalam hal ini pendidikan terjadi karena sosialisasi. Dalam
konteks olahraga, Buisman (2004) mengacu pada pendidikan melalui olahraga dan pendidikan
dalam olahraga masing masing.

Istilah pedagogi olahraga diperkenalkan pada tahun tujuh puluhan dan digunakan dalam belanda
dan jerman (crum,1986; Dietrich, & Landau, 1990; Haag, 1989). Istilah Olahraga juga lebih luas
didefenisikan dalam konteks eropa, dan sering mencakup pendidikan jasmani juga, atau
digunakan sebagai sinonim. Mengikuti tradisi belanda/eropa, kami menggunakan istilah sport
pedagogy dalam arti luasnya. Pedagogi olahraga dapat digambarkan sebagai ilmu yang
sehubungan dengan cara dimana orang dewasa mendidik orang muda dalam kaitannya dengan
olahraga dan pendidikan jasmani, pentingnya olahraga dan pendidikan jasmani untuk
pengembangan pribadi dan hubungan antara individu muda dan lingkungan olahraga dan
fisiknya.

Misi pedagogi

Misi pedagogi secara tradisional adalah tugas utama sekolah. Dengan dalam konteks ini,
misi pedagogis adalah tentang partisipasi dengan cara yang otonom, dapat diterima secara
social, dengan tujuan pendidikan kawarganegaraan. Tindakan pedagogis bertujuan untuk
pengembangan kapasitas anak muda untuk (belajar cara) membuat mandiri pilihan, untuk
mengembangkan nilai nilai atau untuk tampil sebagai warga Negara (onstenk,2005,hal.10). atau
sebagai langeveld (1979) sudah murujuk pada tujuan pendidikan penentuan nasib sendiri dan
partisipasi konstruktif dalam masyarakat. Dengan demikian, inti dari misi pedagogis terletak
pada dukungan perkembangan pribadi dan social anak anak dan remaja, dengan tujuan otonomi
dan penentuan nasib sendiri. Dalam hal ini, pendidikan dalam olahraga mengacu pada
pendidikan yang tepat untuk tampil sebagai atlet, sebagai murid dalam pelatihan, pertandingan,
dan pelajarn pendidikan jasmani. Olahraga adalah sering dianggap sebagai lingkungan
pendidikan ketiga, selain keluarga dan sekolah.

Iklim Pedagogis

Iklim pedagogis mengacu pada cara dari mana niat itu berasal guru/tutor utnuk
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pengembangan orang muda diwujudkan dalam
kontak anatara guru/tutor dan orang muda dan konstitusi lingkungan tempat mereka berdua
beroperasi. Istilah pedagogis atau dari mana kerangka teori konsep iklim pedagogis adalah
dipertimbangkan:

 Misalnya, dalam pendidikan dasar (stevens,2005) juga dalam beberapa program


pendidikan jasmani, iklim ini membentuk dasar dalam prinsip prinsip kebutuhan dasar
psikologis murid atau atlet. Kompetensi dan kebutuhan akan otonomi harus dipenuhi di
Indonesia kelas/atlet dapat belajar dan mengembangkan. Dalam teori kejuruan, fokusnya
adalah pada proses dan atau pencapaian tujuan individu (peningkatan individu-
berorientasi penguasaan iklim), sehubungan dengan penelitian telah menunjukkan bahwa
iklim yang berorrientasi pada penguasaan menghasilkan hasil yang lebih tinggi, motivasi
dan ;perilaku etis atlet.
 Dalam program pendidikan lainnya, seseorang mengambil konsep ‘a caring iklim’,
diciptakan oleh pelatih olahraga remaja sebagai titik awal , dimana lingkungan mengarah
pada rasa aman, undangan, dukungan, penghargaan dan rasa hormat. Penelitian
menunjukkan bahwa iklim kepedulian meningkat menghasilkan lebih banyak
kesenangan, komitmen dan kepedulian terhadap pemain tim dan pelatih.
 Konsisten dengan teori pengembangan pemuda positif, iklim berorientasi pembangunan
bertujuan pada proses perilaku sistematis perubahan moral seorang atlet muda sebagai
dari hubungan antara atlet dan lingkungan olahraganya dimana dia berada aktif. Dalam
teori ini, 8 karakteristik dijelaskan yang dapat berkontribusi pada pengembangan iklim
berorientasi.

Mengenai iklim pedagogis, kita dapat membedakan sejumlah aspek dalam hal ini:

 Untuk kepentingan individu muda: buisman (2002), sejalan dengan langeveld (1979),
menunjukkan bahwa olahraga dari perspektif pedagogis digunakan untuk kepentingan
individu muda. Dalam hal ini, pendidik adalah penganjur individu muda. Kepentingan
individu muda akan menang dalam iklim pedagogis. Tujuannya untuk membantu
individu muda menjadi dewasa dan menemukan metodenya sendiri dalam hal ini
(Buisman, 2004). Individu muda tampil dalam berbagai konteks social, diantaranya
olahraga, dan aktif berinteraksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang memainkan
peran dalam konteks tertentu.
 Hubungan pedagogis: hubungan antara pendidik dan individu yang berpendidikan sangat
penting untuk menciptakan iklim pedagogis. Dalam hubungan ini, pendidik harus
memberikan respons yang memadai terhadap keinginan dan kebutuhan dari individu yang
berpendidikan. Penting untuk menyadari hal itu selalu mentransfer nilai dan norma,
secara sadar atau tidak sadar antara lain, ini ada hubungannya dengan gaya pendidikan/
kepemimpinan yang digunakan dan dipengaruhi oleh pendidik , suasana moral yang
diungkapkan oleh pendidik.
 Menyenangkan: demikian menyenangkan merupakan factor penentu penting dari
partisipasi olahraga. Kesenangan juga merupakan alat pendidikan yang penting. Otak
berkinerja lebih baik ‘keadaan emosi positif’ berkat apa yang disebut ‘kesenangan
hormone’. Berarti bahwa hasil belajar yang optimal tidak mungkin ketika anak anak
rasakan ‘tidak aman’.
 Bloem en van der torn (2008) menunjukkan bahwa pengalaman sukses dan dukungan
social adalah penting untuk memikat menyenangkan. Defenisi secara umum, dapat
disimpulkan bahwa iklim pedagogis aman belajar iklim dimana kesenangan berlaku,
diciptakan oleh pengalaman nyata kesuksesan, hubungan yang baik antara pelatih dan
atlet yang didasarkan pada rasa saling menghormati. Dalam hal ini, buisman (2004)
mengacu pada aspek perawatan. Pedulu individu muda, karena dia tidak tahu miliknya
batas belum , dalam hal mana pendidik mendukung individu muda dalam melindungi
batasannya. Pada tahun 2014, orang tua ditambahkan ke program veilig sportklimaat
(VSK), iklim olaahraga aman sebagai audiens target baru (lihat romijn, van kalmthout, &
breedveld, 2015). Pencegahan yang baik dan kebijakan represif berkenaan dengan
perilaku yang diinginkan dapat mendukung hal ini.
BAB IV

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

A. Kelebihan Buku
Buku nya menarik karena ada didalam buku ada gambar sehingga pembaca tidak cepat
merasa bosan membaca buku dan sebagian kalimat mudah dipahami.

B. Kelemahan Buku
Didalam buku banyak kata yang sulit dipahami, penjelasan didalam buku kurang lengkap
dan identitas bukunya juga kurang lengkap.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dan pembahasan diatas dapat dismpulkan dengan permasalahan yang digunakan, dalam
pelatihan untuk anak usia dini berhubungan dengan cara efektif pelatihan untuk kelompok
atlet usia dini. Dalam pendidikan arti sempit, untuk arti sempit memberikan pengaruhnya
untuk membiarkan anak itu berprestasi dan bertujuan untuk melayani kepentingan anak.
Dalam pendidikan arti luas, semua jenis pengaruh yang tidak disengaja aktif dalam
lingkungan, yang mungkin memiliki dampak yang besar pada perkembangan anak. Adapun 2
macam dari pedagogi yaitu: misi pedagogis adalah tentang partisipasi dengan cara yang
otonom, dapat diterima secara social, dengan tujuan pendidikan kawarganegaraan dan Arti
dari iklim pedagogis dapat disimpulkan bahwa iklim pedagogis aman belajar iklim dimana
kesenangan berlaku, diciptakan oleh pengalaman nyata kesuksesan, hubungan yang baik
antara pelatih dan atlet yang didasarkan pada rasa saling menghormati.

B. Saran
Kami berharap jika terdapat kesalahan dalam penulisan pembaca berkenan memberikan
kritik dan saran.sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai