Tentang :
“Audiogram”
Dosen Pengampu :
Dr. Martias Z., S. Pd., M. Pd.
Oleh :
Azila Salsabila
Windy Anggriyani
Maria Theodora
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat
serta karunianya saya diberikesehatan dan juga kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama ini. Tidak lupa pula
shalawat dan salam dicurahkan terhadap junjungan kita nabi
besar, Nabi.Muhammad SAW.karena berkatnya saya dan kita semua dapat hidup dijaman
yang penuh akan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pada makalah yang berjudul “Audiogram.” dapat diselesaikana dengan tepat waktu
karena bantuan dari berbagai pihak. Namun dengan itu penulis membutuhkan bantuan kepada
para pembaca untuk memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini. Karena
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat banyak kesalahan.
Dengan ini saya mengucapkan terimakasih dan mohon.maaf apabila terdapat kata yang tidak
sesuai.
Hanya itu yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah Bina Komunikasi Persepsi
Bunyi dan Irama ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ke telinga
orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk mengukur ketajaman
pendengaran melalui hantaran udara dan hantaran tulang pada tingkat nilai ambang, sehingga
akan didapatkan kurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini
kita dapat mengetahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang.
1.3 Tujuan
Memahami mengenai cara membaca audiogram
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
pendengaran dikelompokkan pada beberapa intensitas, yaitu tuli ringan (30 dB – 40 dB), tuli
sedang (40 dB – 60 dB), tuli berat (60 dB – 90 dB), dan tuli sangat berat lebih dari 90 dB.
Sedangkan intensitas ambang pendengaran normal adalah 0 dB – 30 dB.
Keterangan :
1. Gunakan tinta merah untuk telinga kanan, dan tinta biru untuk telinga kiri
4
Kiri =
6. Hantaran udara (AC) dihubungkan dengan garis lurus ( ) dengan
menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri.
7. Hantaran tulang (BC) dihubungkan dengan garis putus-putus ( - - - - - -) dengan
menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri.
Namun, dalam pembacaan secara medis tentunya tidak sesederhana itu, terdapat berbagai
hal yang harus diperhatikan dan dihitung agar hasil diagnosis objektif. Sebelum masuk dalam
pembacaan audiogram secara medis, mari kita simak terlebih dahulu simbol-simbol dan
istilah yang akan muncul dalam audiogram ini (Schaette and McAlpine, 2011).
warna merah dan biru : jika yang diperiksa adalah telinga kiri maka titik dan garisnya
berwarna biru, sebaliknya jika telinga kanan yang diperiksa maka titik dan garis berwarna
merah.
< and > : Kedua simbol untuk pemeriksaan hantaran tulang (bone
conduction/BC), < untuk telinga kanan dan > untuk telinga kiri
5
Sumbu horizontal (sumbu x) mewakili frekuensi (pitch) dari terendah ke tertinggi. Frekuensi
terendah yang diuji biasanya 250 Hertz (Hz), dan yang tertinggi biasanya 8000 Hz. Anda
dapat memikirkan sumbu frekuensi seperti tombol pada piano di mana suara menjadi lebih
tinggi ketika Anda maju dari kiri ke kanan. Sebagian besar ucapan berada dalam kisaran 250
hingga 6000 Hz , dengan suara vokal di antara frekuensi terendah dan konsonan seperti S, F,
SH, CH, H, TH, T dan K terdengar di antara frekuensi tertinggi.
Jenis kurang pendengaran dapat diamati melalui audiogram didapatkan dengan melihat nilai
ambang dengar hantaran udara (AC) dan hantaran tulang (BC) yang dihubungkan dengan
garis. 1) Normal Pendengaran normal apabila grafik BC berimpit dengan grafik AC serta AC
dan BC sama atau kurang dari 25 dB.
6
2) Tuli Konduktif (CHL) Tuli konduktif terjadi jika hantaran tulang lebih baik dari hantaran
udara. Tuli konduktif dapat teridentifikasi dengan penurunan grafik AC lebih dari 25 dB dan
BC normal atau kurang dari 25 dB. Pada CHL, AB gap didapatkan ≥ 10 – 15 dB.
3) Tuli Sensorineural (SNHL) Tuli sensorineural didapatkan apabila hantaran udara lebih
baik dari hantaran tulang. Tuli sensorineural dapat diidentifikasi apabila grafik AC dan BC
saling berimpit dan lebih dari 25 dB.
7
4) Tuli Campuran (MHL) Tuli campuran terjadi apabila grafik BC turun lebih dari 25 dB dan
AC turun lebih besar dari BC.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audiometer adalah alat elektronik pembangkit bunyi dalam intensitas dan frekuensi
tertentu, yang dipergunakan untuk mengukur tingkat ambang pendengaran seseorang.
Ambang pendengaran ialah bunyi terlemah. Pada audiometer sistem manual, proses
pemeriksaan dilakukan dengan cara memilih berbagai intensitas dan frekuensi melalui
penekanan tombol untuk diperdengarkan terhadap pasien menggunakan sepasang earphone,
kemudian pasien akan mengacungkan tangan sebagai tanggapan mendengar bunyi.
Audiogram merupakan hasil pemeriksaan dengan audiometer yang berupacatatan grafis yang
diambil dari hasil tes pendengaran dengan audiometer, yang berisi grafik ambang
pendengaran pada berbagai frekuensi terhadap intensitas suara dalam desibel (dB).
8
DAFTAR RUJUKAN
Basharudin J. dan Soetirto I (2007) Ajaran Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala Leher. 6th edn. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
iv