Anda di halaman 1dari 7

BINA KOMUNIKASI,

PERSEPSIBUNYI DAN IRAMA

Dosen Pengampu :
Dr. Martias Z., S. Pd., M. Pd.

Kelompok 2
Maria Theodora (20003022)
Azila Salsabila (20003052)
Windy Anggriyani (20003099)

Tanda-Tanda Penulisan Hasil Tes

Pengukuran ambang dengar dengan menggunakan audiometri adalah suatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat
listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 Hz dan
dapat diatur intensitasnya dalam satuan dB.

Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ke telinga orang yang diperiksa pendengarannya.
Masing-masing untuk mengukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantaran tulang pada tingkat nilai ambang,
sehingga akan didapatkan kurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengetahui jenis
dan derajat kurang pendengaran seseorang.
Audiometer adalah alat elektronik pembangkit bunyi dalam intensitas dan frekuensi tertentu, yang dipergunakan untuk mengukur
tingkat ambang pendengaran seseorang. Ambang pendengaran ialah bunyi terlemah

Pada audiometer sistem manual, proses pemeriksaan dilakukan dengan cara memilih berbagai intensitas dan frekuensi melalui penekanan tombol
untuk diperdengarkan terhadap pasien menggunakan sepasang earphone, kemudian pasien akan mengacungkan tangan sebagai tanggapan
mendengar bunyi . Seperti diperlihatkan pada Gambar 2.1, ketika pasien mengacungkan tangan sebagai tanggapan mendengar bunyi maka
operator memberi tanda pemeriksaan pada sebuah kartu hasil pemeriksaan yang disebut audiogram.

Pada audiogram terdapat tingakt bunyi dalam intensitas 0 dB – 20 dB dan frekuensi 125 Hz – 8000 Hz Menggunakan audiometer akan dapat
ditentukan tingkat gangguan pendengaran dan tindakan selanjutnya.
Audiogram merupakan hasil pemeriksaan dengan audiometer yang berupacatatan grafis yang diambil dari hasil tes pendengaran
dengan audiometer, yang berisi grafik ambang pendengaran pada berbagai frekuensi terhadap intensitas suara dalam desibel
(dB) (Basharudin J. dan Soetirto I, 2007).
simbol-simbol dan istilah yang akan muncul dalam audiogram ini

Hertz : Standar pengukuran untuk frekuensi suara. Pada audigram biasanya berkisar antara 250 Hz - 8000Hz

Desibel(dB HL) : Standar pengukuran untuk amplitudo atau kekerasan(intensitas) suara. Pada audiogram biasanya berkisar antara 0-110 dB HL

warna merah dan biru : jika yang diperiksa adalah telinga kiri maka titik dan garisnya berwarna biru, sebaliknya jika telinga kanan yang diperiksa
maka titik dan garis berwarna merah.

o dan x : Kedua simbol untuk pemeriksaan hantaran udara (air conduction/AC), o untuk telinga kanan, dan x untuk telinga kiri.

< and > : Kedua simbol untuk pemeriksaan hantaran tulang (bone conduction/BC), < untuk telinga kanan dan > untuk telinga kiri

AC : Air conduction, suara yang dihantarkan melalui udara

BC : Bone conduction, suara yang dihantarkan melalui tulang, pemeriksaan dengan bagian headset khusus yang dipasang di belakang daun telinga.
Cara Membaca Audiogram

Ketika melihat grafik audiogram, akan terlihat dua sumbu:

Sumbu horizontal (sumbu x) mewakili frekuensi (pitch) dari terendah ke


tertinggi. Frekuensi terendah yang diuji biasanya 250 Hertz (Hz), dan
yang tertinggi biasanya 8000 Hz.

Sumbu vertikal (sumbu y) dari audiogram mewakili intensitas (kenyaringan) suara


dalam desibel (dB), dengan level terendah di bagian atas grafik. Meskipun bagian
kiri atas grafik berlabel -10 dB atau 0 dB, itu tidak berarti tidak adanya suara.

Anda mungkin juga menyukai