Dosen Pengampu :
Atika Hendryani, S.Kom, M.Kes
Disusun Oleh :
Riadi okto
P22040121051
PENDAHULUAN
Audiometri adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang audiolog untuk
mengukur derajat, tipe, dan konfigurasi dari gangguan pendengaran, seperti pada tuli
konduktif dan tuli sensorineural. Prinsip pemeriksaan audiometri adalah dengan
menilai fungsi dari telinga tengah, koklea, dan saraf pendengaran pada otak.
Audiometri nada murni digunakan untuk memeriksa konduksi tulang dan udara.
Audiometri nada murni dan audiometri tutur dilakukan menggunakan audiometer.
Audiometer adalah instrumen elektrik yang memiliki generator nada murni, oscilator
konduksi tulang, attenuator, mikrofon, dan earphone.
Audiometri impedansi mengukur tekanan udara dan mobilitas sistem telinga tengah
dan refleks stapedius. Sementara itu, auditory brainstem response (ABR) mengukur
waktu transmisi neural dari koklea ke batang otak.
Prinsip kerja atau cara kerja alat ini sebenarnya sangat simpel. Yaitu sebuah AFG
(Audio Frequency Generator) dipadukan dengan Penguat (Amplifier) digital yang
dipadukan sedemikian sehingga dapat mengeluarkan suara dengan frekuensi yang
diubah ubah - sekaligus dapat juga disesuaikan intensitasnya (Volume).
B. Blok Diagram
C. Cara Kerja Blok Diagram
Ketika tombol on ditekan maka supplay tegangan akan masuk ke seluruh rangkaian
pada alat. Osilator akan membangkitkan frekuensi dengan keluaran gelombang sinus
dan kotak. Gelombang sinus digunakan untuk mengatur intensitas bunyi (dB)
sedangkan gelombang kotak untuk menghitung nilai frekuensi. Nilai frekuensi diatur
dengan cara memutar resistor variable (potensio). Frekuensi akan dihitung oleh
microcontroller dengan menghitung jumlah counter per detiknya, kemudian
ditampilkan di display. Gelombang sinus akan dikuatkan oleh amplifier kemudian
dihubungkan dengan headphone. Potensio digunakan untuk mengatur intensitas bunyi
yang keluar. Bunyi yang telah keluar berupa nada murni yang akan di teruskan ke
headphone. Supaya bunyi nada tesnya tidak keluar terus menerus, maka ditambahkan
saklar supaya bunyi keluar sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan. Jika pasien
mendengar maka tombol save akan di pencetnya, maka dB dan frekuensi beserta
tanggal tes yang ditertampil di display akan tersimpan pada SD card. Nilai frekuensi
dan desibel yang telah diujikan akan disimpan pada micro sd secara berurutan
berdasarkan nilai frekuensi dan desibel yang diujikan.
1. Periksa tanggal kalibrasi alat terakhir untuk memastikan apakah alat sudah dikalibrasi,
jangka waktu kalibrasi alat ukur berlaku untuk periode 1 (satu) tahun
2. Berikan instruksi yang jelas dan tepat kepada pasien.
3. Pasien perlu mengetahui apa yang harus didengar dan respon apa yang harus
diberikan jika mendengar nada.
4. Lakukan pengenalan nada pada pasien, kemudian pasien diinstruksikan untuk
menekan tombol bila mendengar nada.
5. Pasang head-phone dengan posisi warna merah untuk telinga kanan dan warna biru
untuk telinga kiri.
6. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan, dimulai pada frekuensi 1000 Hz dengan
intensitas 40-50 dB, bila orang yang diperiksa mendengar maka ia akan menekan
tombol sinyal dan petunjuk lampu akan menyala.
7. Turunkan secara bertahap intensitas suara sebesar 10 dB sampai tidak terdengar,
8. Naikkan lagi intensitas suara dengan setiap kenaikan sebesar 5 dB sampai orang yang
diperiksa mendengar lagi.
9. Berikan rangsangan sampal 3 (tiga) kali, bila respon hanya 1 (satu) kali dari 3 (tiga)
kali test, maka naikkan lagi 5 dB dan berikan rangsangan 3 (tiga) kali. Bila telah
didapat respon yang tetap, maka perpaduan antara penurunan dan penambahan
merupakan Batas Ambang Dengar.
10. Catat hasil dalam lembar data pemeriksaan dan pada audio-chart.
11. Untuk pemeriksaan frekuensi berikutnya, mulailah pada tingkat 15 de lebih rendah
dari abang dengar pada frekuensi 1000 Hz. Misalnya bila pada frekuensi 1000 Hz
dimulai intensitas 50 dB, maka pada frekuensi 2000 Hz dimulai dengan intensitas 30-
35 dB.
Lakukan pemeriksaan untuk frekuensi diatas 1000 Hz dengan cara yang sama, dan
terakhir pemeriksaan pada frekuensi 500 Hz.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil audiogram dapat dilihat bahwa semua pasien memiliki penguatan
pendengaran dibawah 25 dB sehingga dapat disimpulkan semua pasien memiliki
tingkat pendengaran yang normal.