Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA

API ANTARA BOJONEGORO – SURABAYA PASARTURI

Rusman Prihatanto1, Achmad Wicaksono2, Ludfi Djakfar2


1
Mahasiswa / Program Magister/Teknik Sipil/ Fakultas Teknik/ Universitas Brawijaya
Malang
2
Dosen / Teknik Sipil / Fakultas Teknik/ Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Korespondensi : rusman.tanto@gmail.com

ABSTRAK

Moda transportasi kereta api memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya,
yaitu diantaranya kemampuan dalam mengangkut penumpang dan barang secara massal.Hal ini dapat terlihat
dari semakin meningkatnya moda share angkutan kereta api, baik itu angkutan penumpang maupun angkutan
barang. Sehingga diperlukan evaluasi terhadap kapasitas lintas jalur ganda kereta api. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kapasitas lintas jalur ganda saat ini dan mengetahui kapasitas lintas jalur apabila dilakukan
peningkatan terhadap sarana dan prasarana kereta api.Metode yang digunakan adalah metode analitis
perhitungan kapasitas lintas berdasarkan kondisi sarana dan prasarana kereta api. Hasil analisis didapatkan
nilai kapasitas lintas jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya Pasarturi berkisar antara 136 KA
per hari sampai dengan 242 KA per hari. Level of Service (LoS) termasuk dalam kategori B. Peningkatan
kecepatan kereta apimeningkatkan kapasitas lintas yang cukup signifikan yaitu berkisar 26% hingga 62%.
Bahkan pada petak jalan rel antara Stasiun Tandes – Stasiun Surabaya Pasarturi kapasitas lintas naik hingga
129%. Memperpendek jarak antar stasiun/menambah petak blok,kapasitas lintas naik sebesar 51%-64%.
Dengan mengganti sistem persinyalan kapasitas lintas naik sebesar 18%.

Kata kunci: kapasitas lintas, kereta api, level of service, transportasi

1. PENDAHULUAN evaluasi terhadap kapasitas lintas ganda


Jalur ganda kereta api segmen lintasUtara Jawa segmen Bojonegoro –
Bojonegoro – Surabaya Pasarturi selesai Surabaya Pasarturisaat ini apakah masih
dibangun dan sudah dioperasikan tahun mencukupi untuk menampung frekuensi
2014. Panjang jalur ganda tersebut yaitu kereta api tahun 2030.
105 km. Sedangkan panjang jalur ganda Tabel 1. Prakiraan perjalanan penumpang dan
kereta api dari Jakarta hingga Surabaya barang menggunakan moda kereta api tahun
adalah 727 km. 2030
Target angkutan yang tercantum Perjalanan Perjalanan
dalam Rencana Induk Perkeretaapian Pulau Penumpang Barang
Nasional (RIPNas) Ditjen Perkeretaapian (orang/tahun) (ton/tahun)
Tahun 2011 – 2030di Pulau Jawa pada Jawa 858.500.000 534.000.000
tahun 2030 sebesar 858,5 juta orang/tahun Sumatera 48.000.000 403.000.000
danbarang sebesar 534 juta ton/tahun, Kalimantan 6.000.000 25.000.000
seperti dalam Tabel 1. Sulawesi 15.500.000 27.000.000
Besarnya target angkutan baik itu Papua 1.500.000 6.500.000
angkutan penumpang maupun barang Total 929.500.000 995.500.000
tersebut harus mampu di tampung dalam Sumber : RIPNas Ditjen Perkeretaapian, Kemenhub
jalur ganda kereta api. Sehingga diperlukan
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 127
Maka tujuan dari penelitian ini adalah a. Kapasitas teoritis (theoretical
untuk: capacity): jumlah kereta yang dapat
a. Mengetahui kapasitas lintas jalur berjalan di jalur kereta api selama interval
ganda Bojonegoro – Surabaya waktu tertentu, dengan jadwal yang ketat
Pasarturi saat ini. dan dengan kecepatan konstan serta
b. Mengetahui kapasitas lintas apabila headway minimum yang ideal. Perhitungan
dilakukan peningkatan sarana dan kapasitas teoritis belum memperhitungkan
prasarana kereta api. waktu silang susul kereta api di stasiun dan
perawatan (maintenance) jalur kereta api.
2. TINJAUAN PUSTAKA b. Kapasitas Praktis (practical capacity) :
Kapasitas lintas adalah suatu ukuran kapasitas perencanaan yang sudah
kemampuan untuk memindahkan jumlah memperhitungkan kehilangan waktu akibat
lalu lintas tertentu melalui jalur kereta api silang-susul dan perawatan jalur kereta api.
yang ditentukan dengan seperangkat c. Kapasitas Terpakai (used capacity) :
sumber daya berdasarkan rencana operasi jumlah perjalanan kereta api sesuai dengan
yang telah ditetapkan (Harald Kreuger, Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
1998). Definisi lain kapasitas lintas adalah d. Kapasitas Tersisa (available capacity) :
jumlah slot dalam satuan waktu tertentu kapasitas hasil dari pengurangan kapasitas
dengan mempertimbangkan keragaman praktis dengan kapasitas terpakai.
tiap-tiap slot atau pengembangan lalu lintas
yang telah direncanakan dan asumsi 3. METODE PENELITIAN
kebutuhan waktu perawatan jalur kereta api Lokasi penelitian dilakukan di jalur
(pada suatu simpul, jalur atau bagian dari ganda lintas utara Jawa antara Bojonegoro
jaringan jalur tertentu) sesuai dengan – Surabaya Pasarturi yang meliputi 15
orientasi pasar (UIC Code 406, 2004). stasiun dengan panjang jalur 105 km.
Uned Supriadi (2004) menyebutkan bahwa Lokasi penelitian seperti dalam Gambar 1.
kapasitas lintas merupakan kemampuan Dalam bagan alir penelitian seperti
suatu lintas jalan kereta api untuk dalam Gambar 2, data yang digunakan
menampung operasi perjalanan kereta api dalam penelitian ini meliputi data primer
dalam periode atau kurun waktu 1440 dan sekunder. Data sekunder meliputi data
menit (24 jam) yang dapat dilaksanakan di prasarana dan data sarana kereta api serta
lintas yang bersangkutan. data operasi kereta api. Data primer dalam
Definisi kapasitas lintas yang terakhir penelitian ini yaitu pengamatan waktu
yaitu arus lalu lintas maksimum (kereta api pelayanan sinyal di stasiun.
per satuanwaktu) yang dapat ditampung Data sekunder diperoleh melalui
oleh prasarana kereta api sesuai dengan pengumpulan data dari instansi terkait yaitu
kondisi operasi tertentu (Pachl, 2009). Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa
Kategori kapasitas lintas (M. Abril et Bagian Timur dan PT. KAI (Persero) Daop
al, 2007) yaitu: 8 Surabaya.

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 128
Pucuk
Babat Km. 171+691
Km. 160+373
Sumlaran
Gembong Km. 177+471
Km. 166+429 LAMONGAN Duduk
Km. 188+574 Km. 200+797
BOJONEGORO Bowerno
Km. 124+771 Sumberrejo Km.151+425
Km.139+228

Cerme
Km.210+564
Kapas
Km. 131+272 Kandangan
Km. 220+940
Benowo
Km. 215+801
Tandes SURABAYA
Km. 224+223 PASARTURI
Km. 229+573

Gambar 1. Peta lokasi studi

MULAI

Setelah data-data primer dan sekunder


RUMUSAN MASALAH diperoleh, maka selanjutnya dilakukan
perhitungan kapasitas lintas dengan
STUDI LITERATUR
langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut :
1. Menentukan petak jalan kereta api
PENGUMPULAN DATA
yang akan di hitung.
2. Identifikasi peralatan persinyalan
·
Data Primer
Data waktu pelayanan sinyal di stasiun
3. Menghitung Headway
· Data Survey kuesioner terhadap
Pegawai PT. KAI dan Ditjen
Dalam menghitung headway (H),
Perkeretaapian-Kemenhub
digunakan rumus :
Data Sekunder 𝐇 = 𝐭𝐩 + 𝐭𝐭 + 𝐜 (1)
· Data prasarana : panjang jalur, letak stasiun,
letak peralatan persinyalan, letak wesel, Dimana :
sistem persinyalan
· Data operasi KA : panjang rangkaian kereta, H = selang waktu terpendek antara 2
kecepatan operasi, kecepatan prasarana,
jumlah KA dan jenis KA yang melintas (dua) Kereta Api (KA) yang
berjalan berurutan.
tp = Waktu tempuh KA pada petak
PERHITUNGAN KAPASITAS
LINTAS EKSISTING jalan atau petak blok
tt = Waktu tempuh dari titik tampak
PERHITUNGAN KAPASITAS sinyal muka ke stasiun
LINTAS PREDIKSI TAHUN 2030
c = Waktu pelayanan blok dan sinyal
SIMULASI MODEL
(termasuk wesel)
4. Menghitung Kapasitas Lintas
1440
KESIMPULAN DAN SARAN
K = 1⁄2H x η (2)

SELESAI Dimana :
K = Kapasitas pada petak jalan yang
Gambar 2. Diagram alir penelitian dihitung, atau kapasitas lintas

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 129
apabila nilainya K nya diambil Realisasi kecepatan ini masih jauh di
yang terendah. bawah batas kecepatan maksimum
1440 = Total waktu selama 24 jam (24 x prasarana pada lintas Bojonegoro –
60) Surabaya Pasarturi yaitu sebesar 95
H = Selang waktu minimum antara dua km/jam. Sehingga kecepatan operasi ini
kereta api yang searah, atau selang masih bisa ditingkatkan lagi.
waktu minimum persilangan untuk Pada waktu survey lapangan diketahui
kereta api yang berlawanan arah di bahwa dari 15 (lima belas) stasiun terdapat
jalur tunggal. 2 (dua) stasiun masih menggunakan
½H = Untuk menghitung headway rata- mekanik yaitu Stasiun Pucuk dan
rata di jalur ganda, rumus tersebut Sumlaran, meskipun sinyal elektrik sudah
dibagi dua. sinyalterpasang tetapi belum dioperasikan.
η = Faktor pengali setelah dikurangi Sehingga dalam perhitungan kapasitas
faktor waktu untuk perawatan dan lintas masih akan menggunakan sinyal
waktu karena pola operasi mekanik.
perjalanan kereta api, 60% untuk
jalur tunggal dan 70% untuk jalur b. Data Primer
kembar. Data primer dalam penelitian ini
yaitu lama waktu pelayanan sinyal di
4. HASIL DAN PEMBAHASAN stasiun.Dari hasil pengamatan di ketahui
a. Data Sekunder bahwa waktu pelayanan sinyal untuk jenis
Data sekunder meliputi data sinyal elektrik adalah 38 sampai dengan 43
prasarana dan data operasi kereta api. Data detik. Sedangkan untuk sinyal mekanik,
prasarana termasuk layout stasiun, panjang lama waktu pelayanan sinyal berkisar
jalur kereta api, stasiunkereta api dan antara 101 detik sampai dengan 102 detik.
lokasinya, sistem persinyalan yang
digunakan, letak sinyal muka, letak sinyal 4.1 Kapasitas Lintas Eksisting
masuk dan sinyal keluar, letak wesel-wesel Setelah data-data prasarana dan
ujung, jumlah jalur di stasiun, kecepatan operasi kereta api didapatan, langkah
maksimum prasarana. Data operasi kereta selanjutnya adalah menghitung kapasitas
api yang meliputi jumlah kereta api yang lintaseksisting jalur ganda kereta api antara
melintas baik itu kereta barang maupun Bojonegoro – Surabaya Pasarturi. Dari
kereta penumpang, kecepatan operasi, hasil perhitungan didapatkan kapasitas
grafik perjalanan kereta api (Gapeka). Data lintas eksisting jalur ganda kereta api
sekunder selengkapnya seperti dalam seperti dalam Tabel 3.
Tabel 2.Dari data sekunder, diketahui Dari perhitungan di dapatkan
bahwa kecepatan kereta api terbesar yaitu kapasitas lintas terbesar yaitu pada petak
pada petak jalan rel antara Stasiun Kapas – jalan rel antara Stasiun Kandangan –
Sumberrejo yaitu sebesar 70 km/jam dan Stasiun Tandes, yaitu sebesar 242 KA/hari
kecepatan terendah pada peta jalan rel dan petak jalan rel dengan kapasitas
antara Stasiun Tandes – Surabaya Pasarturi terkecil yaitu antara Stasiun Lamongan –
sebesar 37 km/jam. Stasiun Duduk yaitu sebesar 136KA/hari.

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 130
Tabel 2. Data prasarana kereta api di wilayah studi

Sistem Lokasi Sinyal Wesel


No. Stasiun Persinyal Sinyal Sinyal Sinyal Wesel Wesel
an Muka Masuk Keluar Muka Belakang
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
1 Bojonegoro Mekanik
124+771 122+46 123+46 124+877 123+684 125+412
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
2 Kapas Mekanik
131+272 129+451 130+451 131+491 130+611 131+585
Km.139 Km. Km. Km. Km. Km.
3 Sumberrejo Mekanik
+228 137+418 138+623 139+405 138+788 139+815
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
4 Bowerno Mekanik
151+425 149+632 150+632 151+694 150+792 151+838
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
5 Babat Mekanik
160+373 158+019 159+019 160+608 159+179 161+173
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
6 Gembong Mekanik
166+429 164+616 165+821 166+702 165+976 166+876
Km.171 Km. Km. Km. Km. Km.
7 Pucuk Mekanik
+691 170+151 171+151 171+961 171+311 172+181
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
8 Sumlaran Mekanik
177+471 176+351 176+851 177+655 177+206 177+653
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
9 Lamongan Mekanik
188+574 186+423 187+423 188+871 187+793 189+052
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
10 Duduk Mekanik
200+797 199+144 200+144 200+924 200+304 201+091
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
11 Cerme Mekanik
210+564 208+460 209+460 210+772 209+620 210+918
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
12 Benowo Mekanik
215+801 214+313 215+313 216+057 215+473 216+421
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
13 Kandangan Mekanik
220+940 219+039 220+042 221+299 220+407 221+668
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
14 Tandes Mekanik
224+223 223+070 223+670 224+373 223+830 224+441
Km. Km. Km. Km. Km. Km.
15 Surabayapasarturi Mekanik
229+573 227+690 228+690 229+642 229+049 229+799
Sumber : Ditjen KA dan PT. KAIDaop 8 SBY

Tabel 3. Kapasitas lintas eksisting jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya Pasarturi
KAPASITAS LINTAS HARIAN (KA) Utilisasi Volume/ Level of
NO. PETAK JALAN/BLOK TEORI PRAKT TER TERS Jalur Capaity Service
TIS IS PAKAI ISA KA (%) Ratio (LoS)
1 Bojonegoro - Kapas 427 194 50 144 26% 0.26 B
2 Kapas - Sumberrejo 402 200 50 150 25% 0.25 B
3 Sumberrejo - Bowerno 294 144 50 94 35% 0.35 B
4 Bowerno - Babat 368 175 50 125 29% 0.29 B
5 Babat - Gembong 433 190 50 140 26% 0.26 B
6 Gembong - Pucuk 432 223 50 173 22% 0.22 B
7 Pucuk - Sumlaran 420 214 50 164 23% 0.23 B
8 Sumlaran - Lamongan 338 157 50 107 32% 0.32 B
9 Lamongan - Duduk 290 136 50 86 37% 0.37 B
10 Duduk - Cerme 353 164 50 114 30% 0.30 B
11 Cerme - Benowo 501 227 50 177 22% 0.22 B
12 Benowo - Kandangan 524 232 50 182 22% 0.22 B
13 Kandangan - Tandes 607 242 50 192 21% 0.21 B
14 Tandes - Surabayapasarturi 557 156 50 106 32% 0.32 B
Sumber : Hasil Analisa, 2016

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 131
Prosentase utilisasi terbesar yaitu diperkirakan sebesar 15% dari jumlah
petak jalan antara Stasiun Lamongan – frekuensi tersebut melintas di jalur ganda
Stasiun Duduk yaitu sebesar 37% dengan lintas Utara Jawa antara Bojonegoro –
V/C rasio 0,37. Sedangkan utilisasi terkecil Surabaya Pasarturi, maka terdapat 131
yaitu pada petak jalan antara Stasiun frekuensi kereta barang per hari. Sehingga
Kandangan – Stasiun Tandes yaitu sebesar total frekuensi kereta penumpang dan
21% dengan V/C rasio 0,21. Level of barang yaitu sebesar 191 kereta
Service (LoS) pada jalur ganda antara perhari.Dari hasil perhitungan tersebut,
Bojonegoro – Surabaya Pasarturi semuanya diketahui bahwa frekuensi kereta api tahun
B. 2030 sudah mendekati bahkan melewati
Sehingga dari perhitungan tersebut kapasitas lintas saat ini sehingga diperlukan
diketahui bahwa kapasitas lintas pada saat upaya untuk meningkatkan kapasitasnya
ini masih mencukupi dalam menampung kembali.
frekuensi kereta api yang melintas.
4.3 Simulasi Kapasitas Lintas
4.2 Kapasitas Lintas Rencana Tahun Untuk meningkatkan kapasitas lintas
2030 dilakukan dengan cara meningkatkan
Dalam Rencana Induk Perkeretaapian kecepatan kereta api, memperpendek jarak
Nasional (RIPNas) Ditjen Perkeretaapian antar stasiun/menambah petak blok, dan
Tahun 2011 – 2030, disebutkan bahwa mengganti sistem persinyalan.
target angkutan di Pulau Jawa pada tahun Dari simulasi didapatkan hasil sebagai
2030 adalah sebesar 858,5 juta orang/tahun berikut :
dan barang sebesar 534 juta ton/tahun. a. Simulasi dengan meningkatkan
Untuk kereta penumpang, dari jumlah kecepatan kereta api.
penumpang tersebut, diperkirakan 25% Untuk meningkatkan kapasitas lintas,
merupakan penumpang kereta api jarak dilakukan dengan memperependek jarak
jauh. Rata-rata penumpang dalam satu antar stasiun/menambah petak blok antara
kereta diasumsikan sebanyak 65 orang dan stasiun. Hasil simulasi kapasitas lintas
jumlah kereta dalam satu rangkaian simulasi 2 seperti dalam Tabel 5.
sebanyak 15 kereta, maka didapatkan b. Simulasi dengan mengganti sistem
frekuensi kereta api dalam satu hari persinyalan.
sebanyak 605 kereta. Apabila dari jumlah Sistem persinyalan yang digunakan saat ini
tersebut diasumsikan hanya 10% yang adalah sistem persinyalan elektrik tertutup
melintas di jalur ganda lintas Utara Jawa dan persinyalan mekanik. Untuk
maka terdapat sebanyak 60 kereta tiap hari. meningkatkan kapasitas lintas dapat
Untuk kereta barang, total target dilakukan dengan mengganti sistem
angkutan pada tahun 2030 yaitu sebesar persinyalan menjadi sistem persinyalan
534.000.000 ton/tahun. Dengan asumsi elektrik terbuka sehingga waktu pelayanan
panjang satu rangkaian kereta barang 30 sinyal menjadi lebih cepat. Kapasitas lintas
gerbong dengan berat total 1.680 ton, maka hasil simulasi 3 seperti dalam Tabel 6.
terdapat 871 kereta barang per hari. Jika

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 132
Tabel 4. Kapasitas lintas hasil simulasi 1

KAPASITAS KAPASITAS LINTAS


LINTAS HARIAN (KA/HARI) KENAIKAN
NO. PETAK JALAN/BLOK HARIAN KAPASITAS
PRAKT TERPA TERSIS
EKSISTING LINTAS (%)
IS KAI A
(KA/HARI)
1 Bojonegoro - Kapas 194 273 191 82 41%
2 Kapas - Sumberrejo 200 258 191 67 29%
3 Sumberrejo - Bowerno 144 188 191 -3 31%
4 Bowerno - Babat 175 236 191 45 35%
5 Babat - Gembong 190 278 191 87 46%
6 Gembong - Pucuk 223 281 191 90 26%
7 Pucuk - Sumlaran 214 273 191 82 28%
8 Sumlaran - Lamongan 157 216 191 25 38%
9 Lamongan - Duduk 136 185 191 -6 36%
10 Duduk - Cerme 164 226 191 35 38%
11 Cerme - Benowo 227 322 191 131 42%
12 Benowo - Kandangan 232 337 191 146 45%
13 Kandangan - Tandes 242 391 191 200 62%
14 Tandes - Surabayapasarturi 156 358 191 167 129%
Sumber : Hasil Analisa, 2016

Tabel 5. Kapasitas lintas hasil simulasi 2


KAPASITAS LINTAS KENAIK
KAPASITAS
HARIAN (KA/HARI) AN
JARAK LINTAS
KAPASIT
NO. PETAK JALAN/BLOK PETAK HARIAN
PRAKT TER TERS AS
(Km) EKSIS TING
IS PAKAI ISA LINTAS
(KA/HARI)
(%)
1 Bojonegoro - Kapas 6.501 194 194 191 3 0%
2 Kapas - Sumberrejo 3.978 200 301 191 110 51%
3 Sumberrejo - Bowerno 6.099 144 230 191 39 60%
4 Bowerno - Babat 4.474 175 268 191 77 53%
5 Babat - Gembong 6.056 190 190 191 -1 0%
6 Gembong - Pucuk 5.262 223 223 191 32 0%
7 Pucuk - Sumlaran 5.780 214 214 191 23 0%
8 Sumlaran - Lamongan 5.552 157 258 191 67 64%
9 Lamongan - Duduk 6.111 136 216 191 25 59%
10 Duduk - Cerme 4.884 164 257 191 66 57%
11 Cerme - Benowo 5.237 227 227 191 36 0%
12 Benowo - Kandangan 5.139 232 232 191 41 0%
13 Kandangan - Tandes 3.283 242 242 191 51 0%
14 Tandes - Surabayapasarturi 5.350 156 156 191 -35 0%

Sumber : Hasil Analisa, 2016

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 133
Tabel 6. Kapasitas lintas hasil simulasi 3
KAPASITAS KAPASITAS LINTAS
KENAIKAN
LINTAS HARIAN (KA/HARI)
KAPASITA
NO. PETAK JALAN/BLOK HARIAN
PRAK TER TERS S LINTAS
EKSISTING
TIS PAKAI ISA (%)
(KA/HARI)
1 Bojonegoro - Kapas 194 202 191 11 4%
2 Kapas - Sumberrejo 200 208 191 17 4%
3 Sumberrejo - Bowerno 144 149 191 -42 3%
4 Bowerno - Babat 175 182 191 -9 4%
5 Babat - Gembong 190 198 191 7 4%
6 Gembong - Pucuk 223 264 191 73 18%
7 Pucuk - Sumlaran 214 253 191 62 18%
8 Sumlaran - Lamongan 157 162 191 -29 3%
9 Lamongan - Duduk 136 140 191 -51 3%
10 Duduk - Cerme 164 170 191 -21 4%
11 Cerme - Benowo 227 238 191 47 5%
12 Benowo - Kandangan 232 244 191 53 5%
13 Kandangan - Tandes 242 256 191 65 6%
14 Tandes - Surabayapasarturi 156 162 191 -29 4%
Sumber : Hasil Analisa, 2016

5. KESIMPULAN DAN SARAN diprediksi akan terjadi kenaikan


5.1 Kesimpulan angkutan baik itu kereta penumpang dan
Dari hasil analisa data dan barang. Pada tahun 2030 tersebut
pembahasan, dapat disimpulkan sebagai diperkirakan frekuensi kereta api
berikut : penumpang dan barang yang melintasi
a. Kapasitas lintas (praktis) eksisting jalur jalur ganda lintas Utara Jawa segmen
ganda lintas utara Jawa antara Bojonegoro – Surabaya Pasarturi
Bojonegoro – Surabaya Pasarturi masih sebanyak 191 KA/hari. Apabila
cukup besar, dengan nilai kapasitas ibandingkan dengan kapasitas lintas saat
terkecil yaitu pada petak jalan rel antara ini yang berkisar antara 136 sampai
Stasiun Lamongan – Stasiun Duduk dengan 242 KA/hari, maka kapasitas
yaitu sebesar 136 KA/hari. lintas beberapa petak jalan kereta api
Sedangkan petak jalan dengan kapasitas sudah tidak mampu menampung
lintas terbesar yaitu antara Stasiun frekuensi kereta api, sehingga
Kandangan – Stasiun Tandes yaitu diperlukan upaya untuk meningkatkan
sebesar 242 KA/hari. Kapasitas terpakai kapasitas lintas pada antara Bojonegoro
pada jalur ganda antara Bojonegoro – – Surabaya Pasarturi.
Surabaya Pasarturi yaitu sebesar 50 c. Dari hasil simulasi utnuk meningkatkan
KA/hari. Volume Capacity Ratio (V/C kapasitas lintas, dengan meningkatkan
rasio) jalur kereta api tersebut berkisar kecepatan operasional kereta api
antara 0,21 – 0,37 dengan Level of menjadi 92 km/jam, kapasitas lintas
Service (LoS) B. Dengan kapasitas lintas mengalami kenaikan yang cukup
sebesar 136 sampai dengan 242 signifikan, yaitu berkisar antara 26%
KA/hari, jalur ganda tesebut masih hingga 62%. Bahkan pada petak jalan rel
mencukupi untuk menampung frekuensi antara Stasiun Tandes – Stasiun
sebesar 50 KA/hari. Surabaya Pasarturi kapasitas lintas naik
b. Sesuai dengan RIPNas Ditjen hingga 129%. Simulasi dengan
Perkeretaapian, pada tahun 2030 memperpendek jarak antar

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 134
stasiun/menambah petak blok, terdapat b. Untuk penelitian selanjutnya perlu
kenaikan kapasitas lintas sebesar 51%- dilakukan perhitungan kapasitas stasiun,
64%. Sedangkan dengan mengganti karena dalam penelitian ini tidak
sistem persinyalan, kenaikan kapasitas memperhitungkan kapasitas stasiun.
lintas terbesar dari stasiun yang masih
menggunakan sistem persinyalan 6. DAFTAR PUSTAKA
mekanik, yaitu sebesar 18%. Anonim. (2007). Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 Tentang Perkeretaapian. Kementerian
Perhubungan.
5.2 Saran Anonim. (2011). Rencana Induk Perkeretaapian
Adapun saran – saran yang disampaikan Nasional. Kementerian Perhubungan
dalam penelitian ini antara lain : Anonim. (2012). Peraturan Menteri Perhubungan
a. Mempertahankan dan meningkatkan Nomor PM. 60 tahun 2012 Tentang
Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
kinerja operasional jalur ganda sehingga Kementerian Perhubungan.
kapasitas lintas dapat dipergunakan M. Abril, F. Barber, L. Ingolotti, M.A. Salido, P.
secara optimal. Apabila kapasitas lintas Tormos, A. Lova. (2007). An Assessment of
sudah mendekati kritis, untuk Railway Capacity. Transportation Research.
meningkatkannya kembali dilakukan Pachl, J. (2009). Railway Operation and Control
Second Edition. VTD Rail Publishing.
dengan urutan meningkatkan kecepatan Supriadi, U. (2008). Kapasitas Lintas dan
operasi kereta api, memperpendek jarak Permasalahannya.
antar stasiun/menambah petak blok dan Wibowo, Ari (2015). Evaluasi Kinerja Waktu
mengganti sistem persinyalan. Tempuh Kereta Api Segmen Bojonegoro-
Kandangan
UIC. (2004). UIC Code 406 R.

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 135

Anda mungkin juga menyukai