344 829 1 PB
344 829 1 PB
Korespondensi : rusman.tanto@gmail.com
ABSTRAK
Moda transportasi kereta api memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya,
yaitu diantaranya kemampuan dalam mengangkut penumpang dan barang secara massal.Hal ini dapat terlihat
dari semakin meningkatnya moda share angkutan kereta api, baik itu angkutan penumpang maupun angkutan
barang. Sehingga diperlukan evaluasi terhadap kapasitas lintas jalur ganda kereta api. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kapasitas lintas jalur ganda saat ini dan mengetahui kapasitas lintas jalur apabila dilakukan
peningkatan terhadap sarana dan prasarana kereta api.Metode yang digunakan adalah metode analitis
perhitungan kapasitas lintas berdasarkan kondisi sarana dan prasarana kereta api. Hasil analisis didapatkan
nilai kapasitas lintas jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya Pasarturi berkisar antara 136 KA
per hari sampai dengan 242 KA per hari. Level of Service (LoS) termasuk dalam kategori B. Peningkatan
kecepatan kereta apimeningkatkan kapasitas lintas yang cukup signifikan yaitu berkisar 26% hingga 62%.
Bahkan pada petak jalan rel antara Stasiun Tandes – Stasiun Surabaya Pasarturi kapasitas lintas naik hingga
129%. Memperpendek jarak antar stasiun/menambah petak blok,kapasitas lintas naik sebesar 51%-64%.
Dengan mengganti sistem persinyalan kapasitas lintas naik sebesar 18%.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 128
Pucuk
Babat Km. 171+691
Km. 160+373
Sumlaran
Gembong Km. 177+471
Km. 166+429 LAMONGAN Duduk
Km. 188+574 Km. 200+797
BOJONEGORO Bowerno
Km. 124+771 Sumberrejo Km.151+425
Km.139+228
Cerme
Km.210+564
Kapas
Km. 131+272 Kandangan
Km. 220+940
Benowo
Km. 215+801
Tandes SURABAYA
Km. 224+223 PASARTURI
Km. 229+573
MULAI
SELESAI Dimana :
K = Kapasitas pada petak jalan yang
Gambar 2. Diagram alir penelitian dihitung, atau kapasitas lintas
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 129
apabila nilainya K nya diambil Realisasi kecepatan ini masih jauh di
yang terendah. bawah batas kecepatan maksimum
1440 = Total waktu selama 24 jam (24 x prasarana pada lintas Bojonegoro –
60) Surabaya Pasarturi yaitu sebesar 95
H = Selang waktu minimum antara dua km/jam. Sehingga kecepatan operasi ini
kereta api yang searah, atau selang masih bisa ditingkatkan lagi.
waktu minimum persilangan untuk Pada waktu survey lapangan diketahui
kereta api yang berlawanan arah di bahwa dari 15 (lima belas) stasiun terdapat
jalur tunggal. 2 (dua) stasiun masih menggunakan
½H = Untuk menghitung headway rata- mekanik yaitu Stasiun Pucuk dan
rata di jalur ganda, rumus tersebut Sumlaran, meskipun sinyal elektrik sudah
dibagi dua. sinyalterpasang tetapi belum dioperasikan.
η = Faktor pengali setelah dikurangi Sehingga dalam perhitungan kapasitas
faktor waktu untuk perawatan dan lintas masih akan menggunakan sinyal
waktu karena pola operasi mekanik.
perjalanan kereta api, 60% untuk
jalur tunggal dan 70% untuk jalur b. Data Primer
kembar. Data primer dalam penelitian ini
yaitu lama waktu pelayanan sinyal di
4. HASIL DAN PEMBAHASAN stasiun.Dari hasil pengamatan di ketahui
a. Data Sekunder bahwa waktu pelayanan sinyal untuk jenis
Data sekunder meliputi data sinyal elektrik adalah 38 sampai dengan 43
prasarana dan data operasi kereta api. Data detik. Sedangkan untuk sinyal mekanik,
prasarana termasuk layout stasiun, panjang lama waktu pelayanan sinyal berkisar
jalur kereta api, stasiunkereta api dan antara 101 detik sampai dengan 102 detik.
lokasinya, sistem persinyalan yang
digunakan, letak sinyal muka, letak sinyal 4.1 Kapasitas Lintas Eksisting
masuk dan sinyal keluar, letak wesel-wesel Setelah data-data prasarana dan
ujung, jumlah jalur di stasiun, kecepatan operasi kereta api didapatan, langkah
maksimum prasarana. Data operasi kereta selanjutnya adalah menghitung kapasitas
api yang meliputi jumlah kereta api yang lintaseksisting jalur ganda kereta api antara
melintas baik itu kereta barang maupun Bojonegoro – Surabaya Pasarturi. Dari
kereta penumpang, kecepatan operasi, hasil perhitungan didapatkan kapasitas
grafik perjalanan kereta api (Gapeka). Data lintas eksisting jalur ganda kereta api
sekunder selengkapnya seperti dalam seperti dalam Tabel 3.
Tabel 2.Dari data sekunder, diketahui Dari perhitungan di dapatkan
bahwa kecepatan kereta api terbesar yaitu kapasitas lintas terbesar yaitu pada petak
pada petak jalan rel antara Stasiun Kapas – jalan rel antara Stasiun Kandangan –
Sumberrejo yaitu sebesar 70 km/jam dan Stasiun Tandes, yaitu sebesar 242 KA/hari
kecepatan terendah pada peta jalan rel dan petak jalan rel dengan kapasitas
antara Stasiun Tandes – Surabaya Pasarturi terkecil yaitu antara Stasiun Lamongan –
sebesar 37 km/jam. Stasiun Duduk yaitu sebesar 136KA/hari.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 130
Tabel 2. Data prasarana kereta api di wilayah studi
Tabel 3. Kapasitas lintas eksisting jalur ganda kereta api antara Bojonegoro – Surabaya Pasarturi
KAPASITAS LINTAS HARIAN (KA) Utilisasi Volume/ Level of
NO. PETAK JALAN/BLOK TEORI PRAKT TER TERS Jalur Capaity Service
TIS IS PAKAI ISA KA (%) Ratio (LoS)
1 Bojonegoro - Kapas 427 194 50 144 26% 0.26 B
2 Kapas - Sumberrejo 402 200 50 150 25% 0.25 B
3 Sumberrejo - Bowerno 294 144 50 94 35% 0.35 B
4 Bowerno - Babat 368 175 50 125 29% 0.29 B
5 Babat - Gembong 433 190 50 140 26% 0.26 B
6 Gembong - Pucuk 432 223 50 173 22% 0.22 B
7 Pucuk - Sumlaran 420 214 50 164 23% 0.23 B
8 Sumlaran - Lamongan 338 157 50 107 32% 0.32 B
9 Lamongan - Duduk 290 136 50 86 37% 0.37 B
10 Duduk - Cerme 353 164 50 114 30% 0.30 B
11 Cerme - Benowo 501 227 50 177 22% 0.22 B
12 Benowo - Kandangan 524 232 50 182 22% 0.22 B
13 Kandangan - Tandes 607 242 50 192 21% 0.21 B
14 Tandes - Surabayapasarturi 557 156 50 106 32% 0.32 B
Sumber : Hasil Analisa, 2016
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 131
Prosentase utilisasi terbesar yaitu diperkirakan sebesar 15% dari jumlah
petak jalan antara Stasiun Lamongan – frekuensi tersebut melintas di jalur ganda
Stasiun Duduk yaitu sebesar 37% dengan lintas Utara Jawa antara Bojonegoro –
V/C rasio 0,37. Sedangkan utilisasi terkecil Surabaya Pasarturi, maka terdapat 131
yaitu pada petak jalan antara Stasiun frekuensi kereta barang per hari. Sehingga
Kandangan – Stasiun Tandes yaitu sebesar total frekuensi kereta penumpang dan
21% dengan V/C rasio 0,21. Level of barang yaitu sebesar 191 kereta
Service (LoS) pada jalur ganda antara perhari.Dari hasil perhitungan tersebut,
Bojonegoro – Surabaya Pasarturi semuanya diketahui bahwa frekuensi kereta api tahun
B. 2030 sudah mendekati bahkan melewati
Sehingga dari perhitungan tersebut kapasitas lintas saat ini sehingga diperlukan
diketahui bahwa kapasitas lintas pada saat upaya untuk meningkatkan kapasitasnya
ini masih mencukupi dalam menampung kembali.
frekuensi kereta api yang melintas.
4.3 Simulasi Kapasitas Lintas
4.2 Kapasitas Lintas Rencana Tahun Untuk meningkatkan kapasitas lintas
2030 dilakukan dengan cara meningkatkan
Dalam Rencana Induk Perkeretaapian kecepatan kereta api, memperpendek jarak
Nasional (RIPNas) Ditjen Perkeretaapian antar stasiun/menambah petak blok, dan
Tahun 2011 – 2030, disebutkan bahwa mengganti sistem persinyalan.
target angkutan di Pulau Jawa pada tahun Dari simulasi didapatkan hasil sebagai
2030 adalah sebesar 858,5 juta orang/tahun berikut :
dan barang sebesar 534 juta ton/tahun. a. Simulasi dengan meningkatkan
Untuk kereta penumpang, dari jumlah kecepatan kereta api.
penumpang tersebut, diperkirakan 25% Untuk meningkatkan kapasitas lintas,
merupakan penumpang kereta api jarak dilakukan dengan memperependek jarak
jauh. Rata-rata penumpang dalam satu antar stasiun/menambah petak blok antara
kereta diasumsikan sebanyak 65 orang dan stasiun. Hasil simulasi kapasitas lintas
jumlah kereta dalam satu rangkaian simulasi 2 seperti dalam Tabel 5.
sebanyak 15 kereta, maka didapatkan b. Simulasi dengan mengganti sistem
frekuensi kereta api dalam satu hari persinyalan.
sebanyak 605 kereta. Apabila dari jumlah Sistem persinyalan yang digunakan saat ini
tersebut diasumsikan hanya 10% yang adalah sistem persinyalan elektrik tertutup
melintas di jalur ganda lintas Utara Jawa dan persinyalan mekanik. Untuk
maka terdapat sebanyak 60 kereta tiap hari. meningkatkan kapasitas lintas dapat
Untuk kereta barang, total target dilakukan dengan mengganti sistem
angkutan pada tahun 2030 yaitu sebesar persinyalan menjadi sistem persinyalan
534.000.000 ton/tahun. Dengan asumsi elektrik terbuka sehingga waktu pelayanan
panjang satu rangkaian kereta barang 30 sinyal menjadi lebih cepat. Kapasitas lintas
gerbong dengan berat total 1.680 ton, maka hasil simulasi 3 seperti dalam Tabel 6.
terdapat 871 kereta barang per hari. Jika
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 132
Tabel 4. Kapasitas lintas hasil simulasi 1
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 133
Tabel 6. Kapasitas lintas hasil simulasi 3
KAPASITAS KAPASITAS LINTAS
KENAIKAN
LINTAS HARIAN (KA/HARI)
KAPASITA
NO. PETAK JALAN/BLOK HARIAN
PRAK TER TERS S LINTAS
EKSISTING
TIS PAKAI ISA (%)
(KA/HARI)
1 Bojonegoro - Kapas 194 202 191 11 4%
2 Kapas - Sumberrejo 200 208 191 17 4%
3 Sumberrejo - Bowerno 144 149 191 -42 3%
4 Bowerno - Babat 175 182 191 -9 4%
5 Babat - Gembong 190 198 191 7 4%
6 Gembong - Pucuk 223 264 191 73 18%
7 Pucuk - Sumlaran 214 253 191 62 18%
8 Sumlaran - Lamongan 157 162 191 -29 3%
9 Lamongan - Duduk 136 140 191 -51 3%
10 Duduk - Cerme 164 170 191 -21 4%
11 Cerme - Benowo 227 238 191 47 5%
12 Benowo - Kandangan 232 244 191 53 5%
13 Kandangan - Tandes 242 256 191 65 6%
14 Tandes - Surabayapasarturi 156 162 191 -29 4%
Sumber : Hasil Analisa, 2016
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 134
stasiun/menambah petak blok, terdapat b. Untuk penelitian selanjutnya perlu
kenaikan kapasitas lintas sebesar 51%- dilakukan perhitungan kapasitas stasiun,
64%. Sedangkan dengan mengganti karena dalam penelitian ini tidak
sistem persinyalan, kenaikan kapasitas memperhitungkan kapasitas stasiun.
lintas terbesar dari stasiun yang masih
menggunakan sistem persinyalan 6. DAFTAR PUSTAKA
mekanik, yaitu sebesar 18%. Anonim. (2007). Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 Tentang Perkeretaapian. Kementerian
Perhubungan.
5.2 Saran Anonim. (2011). Rencana Induk Perkeretaapian
Adapun saran – saran yang disampaikan Nasional. Kementerian Perhubungan
dalam penelitian ini antara lain : Anonim. (2012). Peraturan Menteri Perhubungan
a. Mempertahankan dan meningkatkan Nomor PM. 60 tahun 2012 Tentang
Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
kinerja operasional jalur ganda sehingga Kementerian Perhubungan.
kapasitas lintas dapat dipergunakan M. Abril, F. Barber, L. Ingolotti, M.A. Salido, P.
secara optimal. Apabila kapasitas lintas Tormos, A. Lova. (2007). An Assessment of
sudah mendekati kritis, untuk Railway Capacity. Transportation Research.
meningkatkannya kembali dilakukan Pachl, J. (2009). Railway Operation and Control
Second Edition. VTD Rail Publishing.
dengan urutan meningkatkan kecepatan Supriadi, U. (2008). Kapasitas Lintas dan
operasi kereta api, memperpendek jarak Permasalahannya.
antar stasiun/menambah petak blok dan Wibowo, Ari (2015). Evaluasi Kinerja Waktu
mengganti sistem persinyalan. Tempuh Kereta Api Segmen Bojonegoro-
Kandangan
UIC. (2004). UIC Code 406 R.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.2 – 2016 ISSN 1978 - 5658 135