Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zanuba Fahda A

NIM : 7101420035

PENERAPAN 8 AZAS MANAJEMEN LOGISTIK DI PT PERKEBUNAN


NUSANTARA IX (PERSERO) PABRIK GULA GONDANG BARU – CAPER BARU
KLATEN

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman Semusim Pabrik Gula didirikan


pada tahun 1860 oleh NV. Klatenche Cultuur Maatschappij yang berkedudukan di Amsterdam,
Belanda, sedangkan pengelolaanya dilakukan oleh NV. Mirandolle Voute dan Co yang
berkedudukan di Semarang.
Dalam berdirinya Pabrik Gula ini sebenarnya telah melalui proses sejarah yang cukup
panjang. Namun, pada akhirnya pada tahun 1996 PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dapat
kembali beroperasi yang berkantor Pusat di Semarang dan untuk pabrik gula ini
dikelompokkan dalam divisi tanaman semusim yang berkedudukan di Surakarta.
Untuk sekarang ini, PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman Pabrik
Gula Gondang terletak di Desa Gondangwinangun, Kelurahan Plawikan, Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Adapun tujuan dari Pabrik ini adalah untuk
membantu pemerintah mengurangi pengangguran, menyediakan gula untuk masyarakat
sebagai stok nasional, dan membantu petani tebu rakyat.

Analisis 8 Azas Manajemen Logistik


1. Azas Keahlian
Pada proses rekrutmen PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) ini memiliki kualifikasi
pada setiap calon pegawai atau karyawan yang akan bekerja nantinya termasuk pada
pegawai yang akan bekerja di bagian logistik atau gudang. Misalnya saja pada bagian
Administrator bagian gudang yang diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam
mengoperasikan komputer. Karena nantinya Administrator tersebut akan ditugaskan
untuk membuat laporan atau pencatatan terkait dengan pengadaan barang-barang yang
ada di gudang. Selain itu, calon administrator harus memiliki pengalaman bekerja
selama 3 tahun. Untuk benar-benar mengetahui kemampuan calon pekerja, perusahaan
ini pun juga melakukan beberapa tahap seleksi yang terdiri dari tes, teknis, psikotest,
clearing test, screaming test, dan wawancara. Bahkan bagi calon pegawai yang lolos
seleksi, mereka akan disekolahkan di LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan) atau
instansi lain yang sesuai dengan bidang yang diperlukan.

2. Azas Kreativitas
Azas Kreativitas di PT. Perekebunan Nusantara salah satu contohnya telah diterapkan
ketika adanya proses perencanaan barang logistik. Dimana perusahaan ini telah
membagi menjadi 2 perencanaan yaitu perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk perencanaan jangka pendek misalnya perencanaan pembelian barang fast
moving yaitu solar, oli, mur, baut, dan lan-lain. Sedangkan untuk perencanaan jangka
panjang digunakan ketika melakukan pembelian barang slow moving, seperti mesin
disel, pompa, dan lain-lain. Alasan mengapa perusahaan memberlakukan 2
perencanaan tersebut yaitu karena untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
terjadi berkaitan dengan pelaksanaan logistik. Selain itu, dengan perencanaan yang
kreatif dan tepat maka bisa mengurangi uang berhenti atau idle money , sehingga
kebutuhan barang fast moving dapat dipenuhi dan kebutuahan barang slow moving
dapat dihindari serta mempermudah dalam memprediksi besar anggaran yang harus
dikeluarkan.

3. Azaz Ketelitian
Azas ketelittian sangat diperlukan dalam proses manajemen logistik di Perusahaan ini
terutama oleh Kepala Bagian Gudang dan Mandor ketika melaksanakan fungsi
pengendalian. Kepala Bagian Gudang dan Mandor dituntut untuk bisa bertanggung
jawab dan teliti dalam mengawasi keluar masuknya barang, mengecek, dan
mengkrosek stok barang. Sedangkan untuk mandor bertugas untuk pembuatan laporan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Misalnya saja ketika ada ada barang yang rusak
atau hilang, maka kepala bagian harus segera melaporkannya ke bagian pengadaan.
Selain itu dalam melakukan kroscek barang untuk melihat kulaitas dan kuantitasnya itu
harus dilakukan dari pojok ke pojok. Sehingga, dalam hal ini kepala bagian harus
memiliki ketelitian yang tinggi terhadap barang-barang yang ada.

Kemudian, untuk mandor selain harus teliti, bertanggung jawab, ia harus jujur. Karena
mandor memiliki tugas membuat laporan stock opname yang dilakukan 1 tahun sekali
serta pengontrolannya 1 minggu sekali. Laporan tersebut nantinya akan dijadikan dasar
oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

4. Azas Ketertiban dan Kedisiplinan


Berbeda dengan ketiga azas sebelumnya, bahwa pada azas ketertiban dan kedisiplinan
di perusahaan ini sering menglami hambatan. Salah satunya adalah dalam proses
pelaksanaan produksi yang terhambat karena pengiriman tebu terlambat, tidak sesuai
jadwal terbangnya. Pengiriman tebu yang telambat ini diakibatkan oleh kurangnya
tenaga kerja yang mengangkat dan menebang tebu tersebut. Hal ini mengakibatkan
jadwal produksi tidak sesuai dengan yang direncanakan. Untuk mengatasi hal tersebut
seharusnya pihak petani tebu dan pabrik perlu melakukan koordinasi yang efisien dan
efektif terlebih dahulu agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman tebu.

5. Azas Kualitas Pelayanan


Kualitas pelayanan yang ada diperusahaan ini selaras dengan tujuan dari perusahaan ini
yaitu menyediakan gula yang berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat
pada umumnya dan juga adanya sistem informasi data produk yang dapat digunakan
pelanggan untuk cek stok produk, jadwal pengiriman, serta memudahkan dalam
bertransaksi pembayaran. Selain itu, juga ada kepuasan tersendiri bagi petani tebu
karena perusahaan mepercayainya sebagai supplier atau pemasok bahan baku berupa
tebu.
6. Azas Kesempurnaan Watak
Untuk mendukung kesempurnaan watak yang baik pada setiap pegawai, perusahaan
telah menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut. Seperti halnya ketika
proses seleksi, perusahaan telah menyeleksi calon pegawai secara ketat yang sudah
dijamin kejujurannya. Dan jika ada orang yang ketahuan mencuri barang yang ada di
gudang, akan dikenakan sanksi yang di turunkan jabatannya menjadi lebih rendah atau
bisa saja dikeluarkan. Apalagi dalam sistem penyimpanan segel tidak bisa sembarang
orang bisa masuk ke tempat penyimpanan ada di gudang, selain petugas yang
berwenang.

7. Azas Efektivitas
Untuk mencapai efektifitas atau pencapaian tujuan, pengadaan barang dan jasa pabrik
gula ini didasarkan pada memprioritaskan 6 tepat, yaitu tepat kualitas, tepat jumlah,
tepat harga, tepat waktu, tepat tempat dan tepat prosedur. Kedua, mendukung
operasional perusahaan dengan pengadaan barang terus-menerus secara bertahap sesuai
kebutuhan dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Ketiga, mencegah
kerugian yang timbul akibat terjadi persediaan barang yang tidak dapat dimanfaatkan
(slow moving stock), dan yang terakhir mengembangkan kebijakan cara pengadaan
barang dan jasa, sehingga biaya operasional secara efisien mungkin.

8. Azas Efsiensi
PT. Perkebunan Efisiensi dalam pengadaan barang dilakukan dengan metode
pembelian, penyewaan, penukaran, pembuatan, dan perbaikan. Pengadaan itu
dilakukan berdasarkan dari anggaran yang sudah ditetapkan. Misalnya saja dalam
pengadaan tebu selain menanam sendiri juga diperoleh dari para petani. Penukaran
misalnya kepada para petani yang menyedikan bahan baku tebu untuk nantinya
perusahaan tukar dengan gula. Kemudian untuk peralatan lain seperti mesin yang rusak
dan sepertinya masih bisa diperbaiki, maka akan dimodifikasi, sehingga dapat berfungsi
kembali.

“”
DAFTAR PUSTAKA

Harmita, M. (2011) . “ANALISIS MANAJEMEN LOGISTIK DI PT. PERKEBUNAN


NUSANTARA IX (PERSERO) DIVISI TANAMAN SEMUSIM PABRIK GULA
GONDANG BARU-CEPER BARU KLATEN”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Diakses dari
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/23913

Anda mungkin juga menyukai