BAB II Keperawatan Anak
BAB II Keperawatan Anak
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak
dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial, budaya dan ekonomi dari
masyarakat.
2.1.2. Prinsip-prinsip Keperawatan Anak
Menurut Hidayat (2005), ada prinsip atau dasar dalam keperawatan anak
Pertama, anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang
unik yang berati bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja
sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang
istirahat, tidur dan lain-lain. Dan kebutuhan psikologis, seperti sosial dan
spiritual.
2
kesejahteraan hidup dengan menggunakan prosese keperawatan yang sesuai
dengan aspek moral dan aspek hukum. Keenam, tujuan keperawatan anak
sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual
dalam konteks keluarga dan masyarakat. Ketujuh, pada masa yang akan
Balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil yang
perlu tempat bergantung pada orang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk
terhadap kualitas hidup anak dikemudian hari. Rendahnya daya tahan tubuh
anak dan status gizi yang tidak baik merupakan penyebab utama seringnya
anak menderita suatu penyakit infeksi, seperti diare, walaupun banyak faktor
lain yang berperan seperti lingkungan yang tidak sehat, sosial ekonomi, pola
3
2.2. Konsep Dasar ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini
(ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan
b. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli berserta
organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
4
selama 14 hari dan menjadi pedoman untuk menentukan penyakit tersebut
bersifat akut. Jadi dapat disimpulkan, ISPA adalah suatu infeksi yang dapat
menyerang saluran pernafasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat bersifat
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan. ISPA
dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara. Pada umumnya
carinii. ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap
rokok, asap pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan
bagian bawah kearah dalam, tidak ada gangguan tidur, nafsu makan
Ditandai dengan adanya batuk, pilek, demam, kadang terjadi sesak napas,
dimana frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1
5
tahun adalah > 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun
(suhu tubuh > 38oC), terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, kadang
(Widoyono, 2011).
yang menderita ISPA di rumah menurut (Depkes RI, 2010) antara lain :
Pemberian Kompres
dimana suhu tubuh lebih tinggi dan suhu normal (36,5 – 37,5 0 C),
yaitu 37,50 C atau lebih, pada tubuh anak teraba panas. Upaya
suhu tubuh yang efektif bagi anak yang mengalami demam tinggi.
adalah memakaikan anak dengan baju atau selimut yang tipis seperti
6
katun, karena penggunaan pakaian dan selimut yang tebal akan
banyak dari biasanya terutama jika anak demam atau muntah dan
3) Istirahat tidur
7
dengan air bersih, untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit. 5)
dan mutunya atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP) yang diberikan
secara teratur.
Pada umumnya anak yang sedang sakit hanya bisa makan sedikit,
setiap satu hari selama satu minggu, atau sampai berat badan anak
sedikit tapi sesering mungkin selama anak sakit dan sesudah sembuh.
kekurangan gizi. Hal ini penting untuk anak dengan ISPA yang akan
8
Pengobatan pada ISPA menurut (Depkes RI, 2010) adalah sebagai
berikut:
ampisilin.
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
selama 10 hari.
a. Faktor lingkungan
Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak
9
terjadi pada rumah yang keadaan ventilasinya kurang dan dapur
bayi dan anak balita bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena
Ventilasi rumah
(Maryunani, 2012).
sosial, dan pendidikan memberi korelasi yang tinggi pada faktor ini
(Maryunani, 2012).
Umur anak
pernapasan oleh virus melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak
10
dan tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi pada umur
fisik dan mental pada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir
Status gizi
Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor risiko yang penting
Pada keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang ISPA berat
11
Vitamin A
Status Imunisasi
12
Bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bila
aktivitas manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai
13
2.3.2. Bentuk-bentuk perilaku
A. Bentuk pasif
Bentuk pasif yaitu respon yang terjadi dalam diri seseorang dan
tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain seperti berfikir,
B. Bentuk aktif
nyata.
per ilaku manusia kedalam tiga ranah atau kawasan, yaitu kognitif, afektif,
Pengetahuan (kognitif)
Tingkat Pengetahuan
sosial, pengalaman.
Sikap
emosi yang bersangkutan. Sikap tidak dapat dinilai dengan benar atau
dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu baik jika mendapat hasil 76-
100%, cukup jika mendapat hasil 56-75% , dan kurang jika mendapat
Tingkatan Sikap
tiga.
d) Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala
otomatis, besar, dan tepat dan akan dilakukan kembali tanpa harus
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
dan faktor pendukung lainnya. Menurut (Nursalam, 2017) tindakan dapat diukur
menggunakan kuisioner dengan skala guttman. Hasil kuisioner ini memiliki tiga
tingkatan yaitu tingkat tindakan baik dengan persentase 76-100%, tingkat tindakan
cukup dengan persentase 56-75%, dan tingkat tindakan kurang dengan persentase
<56%.
faktor yaitu:
yang paling dekat dengan anak. Pencegahan penyakit ISPA tidak terlepas
kuesioner adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi
Likert yang berisi pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan
reabilitas.
Tabel 1
No Pernyataan Jawaban/Skor
Positi Negatif
f
1 2 3 4
1 Ya 1 0
2 Tidak 0 1
(Nursalam, 2017)
Tabel 2
Tabel skor untuk jawaban kuisioner skala Likert
if
1 2 3 4
Tabel 3
%
2 56 % - 75 % Cukup
3 <56 % Kuran
g
(Arikunto, 2010)
Faktor perilaku
bayi dan balita dalam hal ini adalah praktik penanganan ISPA di keluarga baik
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi
(Maryunani, 2012).
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita
3) Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu
dan mineral
apakah beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada
untuk menjaga kekebalan tubuh supaya tidak mudah terserang berbagai macam
penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri. Imunisasi DPT salah satunya
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara
yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa
virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (atau suspensi yang
2.3.7. Komplikasi
ISPA yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan:
alveoli sehingga pasien akan sulit bernapas kerena adanya sumbatan jalan
napas oleh penumpukan secret hasil produksi kuman pada rongga paru.
sehingga otak kekurangan oksigen dan terjadi hipoksia pada jaringan otak.
d. Kematian
Penangganan yang lama dan tidak tepat pada pasien ISPA mampu
pasien akan mengalami henti napas dan henti jantung (Widoyono, 2011).
bervariasi. Dari hasil identifikasi komponen minyak atsiri yang diperoleh dari
penyulingan daun kayu putih (M. folium) segar dengan menggunakan GC-MS
diperoleh hasil bahwa minyak kayu putih pada daun tersebut mengandung 32
utama minyak kayu putih dari daun segar, yaitu : α-pinene, Sineol, α-
putih, yaitu sineol sebesar 50% sampai dengan 65%. Dari berbagai macam
dalam minyak kayu putih yang dijadikan penentuan mutu minyak kayu putih.
Sineol merupakan senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang
terdapat dalam minyak atsiri, seperti pada minyak kayu putih. Semakin besar
kandungan bahan sineol maka akan semakin baik mutu minyak kayu putih.
Berikut komposisi utama dan sifat fisiko kimia minyak kayu putih.
antibakteri dengan spektrum luas. Cara kerja keempat senyawa tersebut dalam
menghambat pertumbuhan bakteri yaitu melalui proses terbentuknya dinding
dan E. coli. pada konsentrasi 10% dengan zona hambat terhadap S. aureus
aureus lebih besar dibandingkan E. coli, hal ini menunjukkan bahwa E. coli
lebih sulit untuk dihambat. Bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel
lipopolisakarida.
kesehatan yaitu: dapat digunakan untuk mengobati pilek, sakit kepala, sakit
gigi, tumor; melonggarkan dahak dan dapat juga diterapkan sebagai tonik.
kulit dapat menghindari infeksi karena tungau (scabies) dan infeksi jamur
lain:
a. Aromaterapi
Minyak kayu putih memiliki sifat anti bakteri dan anti mikroba,
sehingga sering digunakan dalam berbagai jenis produk sabun, deodorant,
losion, parfum, seperti manfaat minyak zaitun. Minyak kayu putih
memberikan sensasi hangat pada tubuh serta memiliki aroma lebih
lembut, sehingga memberikan efek menenangkan.
Selain itu, minyak kayu putih merupakan minyak essensial yang
dapat memberikan sensasi aromaterapi, yang dapat digunakan untuk
mengurangi kabut otak, kelesuan, dan meningkatkan konsentrasi. Selain
itu, dapat membantu mengusir kecemasan serta mendorong perasaan
percaya diri.
b. Meredakan gangguan perut
Sensasi hangat yang timbul saat mengoleskan minyak kayu putih di
perut dapat mengurangi gejala perut kembung, masuk angin, sakit perut,
maupun rasa mual.
menurunkan demam.