Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 6: UPAYA

1.
2.
3.
Maharani Puspita
Nevy Velliana
Shaniya Vira L.P
P17212215022
P17212215031
P17212215009
PENCEGAHAN
4.
5.
6.
Diofani Kurnia H.P
Dinda Triyuni. R
Norma Laili
P17212215070
P17212215060
P17212215110
INFEKSI
7. Sonia Zalma. A P17212215043
8. Muhammad Syarwanie P17212215109
9. Rohmatis Sania P17212215027
10. Sisca Nofiyanti S.R P17212215050
11. Mira Talitha Fitriana P17212215104
12. Tiara Anggita Putri P17212215080
13. Khuriyatul Ummah .S P17212215015 DOSEN PEMBIMBING :
14. Nandhea Exza .S P17212215017
15. Irfan Iskandar P17212215089 DR. SRI MUGIANTI, SKP, M.KEP
16. Muhammad Rizky P17212215108
Latar Belakang
Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa cedera, cacat atau
kematian, kerugian harta benda, kerusakan alat-alat atau mesin, dan kerusakan
lingkungan secara luas. Sedangkan, kesehatan kerja merupakan suatu unsur
kesehatan yang sangat berkaitan dengan lingkungan kerja dan pekerjaan, yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi produktivitas dan
efisiensi kerja seseorang (Helga, 2020).
Definisi Infeksi, Hazard Fisik, Radiasi, dan
Kimia
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia. Infeksi
terbanyak menyerang anak di bawah lima tahun adalah infeksi saluran nafas akut yang sebagian
berasal dari komunitas (Community Acquired Pneumoniae) dan sebagian lagi dari rumah sakit
(Hospital Acquired Pneumoniae). Salah satu infeksi yang berasal dari rumah sakit adalah infeksi
nosokomial atau Health Care Associated Infections (HCAIs). Infeksi nosokomial adalah penyakit
infeksi yang pertama muncul dalam waktu antara 48 jam dan empat hari setelah pasien masuk
rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien
keluar dari rumah sakit. Dalam hal ini infeksi tersebut didapat dari rumah sakit tetapi muncul
setelah pulang dari rumah sakit tersebut dan juga bisa di sebabkan oleh infeksi akibat kerja pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan (Nasution S M, 2020).
Hazard Fisik dan Radiasi
Bahaya (Hazzard) adalah suatu suatu kondisi atau tindakan atau potensi yang dapat
menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun lingkungan. Bahaya
(danger) adalah suatu kondisi hazard yang terkespos atau terpapar pada lingkungan sekitar dan
terdapat peluang besar terjadinya kecelakaan / insiden. Identifikasi bahaya guna mengetahui
potensi bahaya dalam setiap pekerjaan dan proses kerja. Identifikasi bahaya dilakukan bersama
pengawas pekerjaan atau petugas K3 (Helga P D, 2020).

Bahaya fisik biasanya berasal dari faktor fisika, seperti kebisingan, getaran, pencahayaan,
radiasi, temperatur, dan tekanan. Sinar X banyak digunakan dalam praktek kedokteran karena
sifat-sifatnya yang begitu banyak, baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi. Sinar-X termasuk
sinar radiasi ionisasi, yaitu radiasi yang ketika melewati matter membentuk partikel bermuatan
positif dan negative (Putri, Sarianoferni, & Wahjuningsih, 2016).
Hazard Kimia
Bahaya kimia umumnya berasal dari bahan-bahan kimia yang ada di tempat kerja. Bahaya kimia dapat
mempengaruhi atau masuk ke dalam tubuh pekerja melalui pernafasan, pencernaan, kontak kulit, atau
tertusuk/tersuntik. Contoh bahaya kimia antara lain: Debu, Asap (smog), Gas, Uap, Fume, Kabut
(mists/aerosol), Bedak/ Tepung (vapors), dan Fiber (Helga P D, 2020).
Resiko dari bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi yang meliputi:
• Desinfektan
• Antiseptik
• Detergen
• Reagen
• Obat-obat sitotoksik
• Gas medis
Upaya Pencegahan Infeksi
Beberapa tindakan umum untuk mencegah penularan infeksi yaitu :

1. Aseptik yaitu suatu tindakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh yang mungkin akan
mengakibatkan infeksi. Tujuannya untuk mengurangi atau menghilangkan sejumlah mikroorganisme yang akan masuk.

2. Antiseptik yaitu cara pencegahan infeksi dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit
dan jaringan tubuh.

3. Dekontaminasi merupakan langkah penting dalam penanganan peralatan, perlengkapan, sarung tangan, dan semua benda
yang terkontaminasi oleh cairan ataupun darah pasien. Contohnya adalah alat-alat kesehatan, dan sarung tangan.

4. Pencucian yaitu tindakan menghilangkan semua kotoran yang kasat mata seperti darah, cairan tubuh, atau setiap benda
asing seperti debu dengan sabun atau diterjen, air dan sikat. Tujuan dari pencucian untuk membantu menurunkan
mikroorganisme yang berada di permukaan benda.

5. Sterilisasi yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme.

6. Desinfeksi merupakan tindakan menghilangkan sebagian besar mikroorganisme penyebab penyakit dari benda.
Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam memutus rantai
infeksi
• Kepatuhan perawat dalam mencuci tangan
Tujuan dari mencuci tangan merupakan suatu unsur pencegahan dalam penularan
infeksi, karena penularan penyakit dapat terjadi ketika orang yang telah terinfeksi
secara tidak sadar tidak mencuci tangan dengan benar kemudian langsung
menyentuh makanan dan makanan tersebut dikonsumsinya maka mikroorganisme
tersebut telah masuk kedalam tubuh.
• Kepatuhan menggunakan APD (alat pelindung diri)
Tujuan penggunaan alat pelindung diri adalah untuk melindungi kulit dan selaput
lendir perawat dari pajanan semua cairan tubuh dari kontak langsung dengan pasien.
macam-macam bahaya fisik-radiasi dan upaya pencegahannya
• Paparan bahan radioaktif
Pada perawat, upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari hazard fisik adalah memakai pakaian pelindung,
pelindung mata, dan sarung tangan.
• Bahaya jatuh
Upaya yang dapat dilakukan adalah tidak membiarkan lantai yang licin; menggunakan tanda peringatan jika lantai basah;
desain tangga yang aman; penggunaan cahaya yang tepat pada tiap ruangan (tidak terlalu terang dan tidak redup).
• Terluka karena benda tajam
Upaya untuk menghindari perawat terluka karena benda tajam adalah dengan mencegah menggunakan benda tajam dan
runcing seperti jarum suntik jika tidak diperlukan, penyimpanan serta pembuangan benda tajam yang baik dan benar
sesuai prosedur.
• Terluka karena benda kaca yang pecah, penggunaan mesin, dan alat.
Dalam mencegah terjadinya kecelakaan perawat akibat terluka karena benda kaca adalah hati-hati di dalam melakukan
tindakan yang berhubungan dengan benda kaca.
• pencahayaan
Untuk pengendalian resiko yaitu gunakan pencahayaan yang baik agar penglihatan bisa melihat dengan jelas pada objek,
untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
Macam-macam Hazard Kimia dan Upaya
Pencegahan
• Obat
Dalam menyiapkan obat kepada pasien, perawat dapat terpapar obat berbahaya. Dalam
mencegah terpaparnya bahan-bahan kimia maupun obat berbahaya, perawat dapat
menggunakan pelindung diri seperti sarung tangan dan masker.
• Bahan Kimia
Potensi bahaya kimia yang teridentifikasi yaitu uap, gas, larutan disinfektan. Hal tersebut
beresiko menimbulkan bahaya keracunan, cedera mata, dan infeksi. Upaya pengendalian
bahaya kimia berupa disinfektan adalah harus memperhatikan tanda-tanda peringatan yang
ada di area kerja untuk mengantisipasi adanya bahaya pada bahan kimia yang tersedia
diruangan tersebut dan perhatikan penggunaan bahan kimia sesuai prosedur.
Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan perlindungan
dan keamanan dari berbagai resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental, maupun emosional
terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat, dan lingkungan. Penggunaan APD lengkap serta
pencahayaan yang bagus dapat dilakukan sebagi upaya untuk mencegah bahaya fisik-radiasi,
mengidentifikasi bahan kimia serta menyediakan penyimpanan, pengendalian penggunaan dan
pengolahan limbah B3 yang tepat dapat dilakukan untuk upaya pencegahan bahaya kimia.
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia, penyebaran
kuman atau infeksi biasanya terjadi saat kuman berpindah dari tangan perawat yang menyentuh
pasien saat sedang melakukan asuhan keperawatan. Kepatuhan mencuci tangan dan memakai
APD dapat dilakukan sebagai upaya untuk memutus rantai infeksi.
Saran
Kepatuhan pencegahan infeksi seperti memakai apd dan mencuci tangan dengan
tepat harus dilakukan agar dapat memutus rantai infeksi dan dianjurkan agar
mengendalikan bahan kimia yang digunakan, pengadaan bahan kimia sesuai
dengan aturan dan pemishan bahan kimia utamanya B3 dengan bahan kimia
lainnya dan pemilihan pembuangan bahan kimia. Tetaap berhati-hati dalam
pemakaian bahan kimia dikarenakan hazard kimia cukup tinggi dan beresiko.

Anda mungkin juga menyukai