Anda di halaman 1dari 3

KASUS DAN ANALISA ETIK

DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

TUGAS INDIVIDU
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Paliatif
yang dibina oleh Ibu Tri Nataliswati., S.Kep., M.Kep

Oleh:

Norma Laili
(P17212215110)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
2021
1. CONTOH KASUS
Ny. F berusia 37 tahun seorang ibu rumah tangga, mempunyai 1 orang anak yang
berumur 5 tahun, dan suami Ny.F bekerja sebagai kuli bangunan. Saat ini Ny. F dirawat di
ruang kandungan RS sejak 3 hari yang lalu karena menderita kanker rahim stadium III, dan
dokter akan merencanakan pasien harus dioperasi pengangkatan rahim, karena tidak ada
tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan
operasi Ny. F.
Pasien hanya diam dan tampak cemas dan bingung dengan rencana operasi yang
akan dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalkan ruangan, dokter memberitahu perawat jika
Ny. F atau keluarganya bertanya, dokter mengatakan jika operasi adalah jalan terakhir dan
jangan menjelaskan tentang apapun tunggu saya yang akan menjelaskannya. Menjelang hari
operasinya pasien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang merawatnya, yaitu:
“apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti? karena kami masih ingin punya
anak”. “apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan “apakah operasi saya
bisa diundur dulu suster? Saya belum siap tapi saya tidak mau mati saya masih mau melihat
anak saya tumbuh”. Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab
secara singkat, “ibu kan sudah diberitahu dokter kalu jalan terakhirnya ibu harus oprasi”.
Sehari sebelum operasi pasien berunding dengan suaminya dan memutuskan
menolak operasi dengan alasan, pasien dan suami masih ingin punya anak lagi. Sehingga
perawat yang bertugas memberikan surat pernyataan kepada suami Ny. F atas penolakan
dilakukannya terhadap oprasi Ny. F.

2. ETIKA KEPERAWATAN PALIATIF


a. Beneficence (Berbuat Baik)
Menurut saya kasus di atas memberikan kebaikan untuk pasien karena dokter telah
menyarankan Ny. F untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan kanker Rahim
untuk kebaikan pasien agar keadaannya tidak semakin memburuk.
b. Non-maleficence (Tidak Merugikan)
Menurut saya pada kasus di atas terlihat diawal pada saat penegakan diagnosa dokter
menyarankan pasien untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan kanker rahim.
Saran yang dilakukan oleh dokter hanyalah untuk mempertahankan hidup pasien bukan
untuk merugikan.
c. Veracity (Kejujuran)
Menurut saya dari kasus di atas tindakan dokter yang memberitahu diagnosa medis
pasien bahwa Ny. F menderita kanker rahim stadium III dan tidak ada hal yang ditutup-
tutupi berhubungan dengan diagnosa pasien karena pasien memiliki hak untuk
mengetahui informasi yang jujur dan jelas. Hal yang dilakukan dokter sudah benar
dimana memberitahu kondisi sebenarnya yang terjadi kepada pasien akan memberikan
kesempatan pasien untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya yang akan
diambil.
d. Autonomy (Kebebasan)
Pada kasus di atas Ny. F dan suaminya tidak langsung percaya dengan penyakit yang
dideritanya. Dengan hal ini, perawat harus memberikan surat pernyataan bahwa pasien
telah mengajukan penolakan atas tidak dilakukannya tindakan operasi terhadap Ny. F
dan sebagai tenaga kesehatan wajib menghormati keputusan yang diambil pasien dan
keluarga mengenai hak pasien yaitu dengan tidak menentang kehendak pasien.
e. Justice (Keadilan)
Pada kasus di atas terlihat bahwa perawat atau petugas kesehatan memberikan
pelayanan kepada pasien diperlakukan dengan adil dalam mendapatkan perawatan
dengan tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan hal yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai