Berkaitan dengan itu juga, Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru menjelaskan bahwa guru harus mempunyai 4 kompetensi,
dua diantaranya adalah kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendetail yang berfungsi untuk membimbing peserta didiknya dalam memenuhi standar kompetensi. Salah satunya contohnya, yaitu guru diharapkan dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan pembelajaran. Sedangkan kompetensi sosial yaitu seorang guru atau pendidik harus bisa berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali dan masyarakat sekitar. Salah satu contohnya guru diharapkan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ITC) secara fungsional sebagai alat komunikasi dan pengembangan diri. Dalam hal ini tentu tidak berlebihan jika seorang pendidik atau guru memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan pembelajaran (Trianto, 2011:54). Namun dalam memanfaatkan hal tersebut pendidik atau guru membutuhkan suatu media sebagai salah satu sumber belajar peserta didik atau siswa. Dalam proses belajar dan pembelajaran, media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2015:204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah semua bahan dan peralatan yang terdiri dari buku, koran, radio, televisi, internet ataupun sejenisnya yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2016:19) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar- pembelajaran dapat meningkatkan minat dan semangat belajar peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan bahkan dapat mempengaruhi psikologis peserta didik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagaimana yang disebutkan dalam Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi merupakan mata pelajaran yang mengkaji aspek pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Seperti yang telah disebutkan dalam Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang penting untuk dipelajari bagi generasi penerus bangsa kita karena mata pelajaran PKn merupakan unsur utama pembentukan warga negara. Pendidikan Kewarganegaraan juga sudah diterapkan sejak sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Dalam proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan tidak apabila didalamnya terjadi interaksi yang baik antara pendidik dengan peserta didik, interaksi antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya, dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, dapat menggali dan meningkatkan potensi peserta didik serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selama saya bekerja mengajar di SMPN 11 Lubuklinggau sebagai guru PPKn mengamati siswa dalam proses pembelajaran mendapatkan nilai rendah dan kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas juga belum baik. Maka dari itu saya berinisiatif untuk membuat media pembelajaran yang menarik, yaitu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dengan menggunakan media pembelajaran Komik sebagai media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengurangi pandangan siswa terhadap mata pelajaran yang dianggap membosankan, karena materinya terlalu banyak, dan terpaku pada pembelajaran 3M (menulis, mencatat, mendengarkan), sehingga siswa semangat untuk belajar. Komik dapat menjadi variasi media dalam proses pembelajaran. Karakter peserta didik yang masih pada tahapan remaja awal memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dengan membaca komik peserta didik akan merasa tertarik pada materi yang ada di dalamnya dan secara tidak langsung materi tersebut akan di ingat dengan mudah, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat lebih meningkat.
Kepribadian seorang guru professional sangat dibutuhkan dalam
berlansungnya kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Hal senada dikemukakan Pujiyana (2012: 129), mengemukakan bahwa dalam perspektif global seorang guru yang profesional harus memiliki 4 kemampuan dasar, yaitu: a) Kemampuan untuk berkomunikasi, yaitu suatu kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. b) Kemampuan berkolaborasi, yaitu suatu kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak terkait dalam meningkatkan mutu pembelajaran. c) Kemampuan teknologi, kemampuan teknologi ini adalah suatu kemampuan dalam menggunakan perangkat teknologi informasi dalam pembelajaran. d) Kemampuan untuk mengevaluasi, berupa suatu kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap pencapaian hasil belajar siswa.