Di Susun Oleh :
GURU BK
SEPTA ANDRIANI,S.Pd
Hari : .................................................................................
Tanggal : .................................................................................
SEPTA ANDRIANI,S.Pd
DAFTAR ISI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Proses Penyusunan Angket Kebutuhan Peserta Didik Berdasarkan SKKPD ................. 88
B. Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) Kelas 7 .......................................................... 91
C. Panduan Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) .......................................... 92
PROGRAM TAHUNAN
A. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan
potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang
bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah
merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi
individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling
saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu
peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMP NEGERI
9 LUBUKLINGGAU memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari
sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks.
Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah,
penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir,
dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak
persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang
terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif
seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di
sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya
instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik
di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki
potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat
dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di SMP
NEGERI 9 LUBUKLINGGAU dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa
sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan
kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing.
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana
yang dimiliki, SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang
kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan
intra maupun ekstrakurikuler.
B. DASAR HUKUM
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1
angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah
termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan
dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu
atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang
dimaksud dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan
tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang
dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban
kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang Konseli dan paling banyak 250
dua ratus lima puluh) orang Konseli per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional,
yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang
mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c)
layanan responsif; dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan
konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c) bidang
layanan sosial, (d) bidang layanan karir
9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMP, 2016, Dirjen Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMP ini dapat memfasilitasi guru BK /
Konselor dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan
menindaklanjuti layanan bimbingan dan konseling
B. VISI DAN MISI
” Warga Sekolah Yang Berakhlak Mulia dan Berinovasi dalam IPTEK serta
Berwawasan Lingkungan
Idikator Visi:
Misi
b. Misi
1. Memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik agar memiliki
kepercayaan diri, dapat mengembangkan kecerdasan, berpenampilan,
sopan dan berprilaku baik.
2. Membantu peserta didik agar memiliki kebiasaan belajar yg baik,
memahami konsep belajar sepanjang hayat, memiliki keterampilan
belajar, dan siap menghadapi evaluasi belajar.
3. Membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang berempati,
toleransi, demokrasi dan berkemampuan berkomunikasi dengan baik.
Membantu peserta didik untuk menentukan sekolah lanjutan sesuai
dengan bakat ilmunya.
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
NOMOR JUMLAH
NAMA SISWA L/P %
MASALAH
Urut Kode Induk
1 K1 33 66,0%
2 K8 32 64,0%
3 K4 31 62,0%
4 K18 31 62,0%
5 K12 30 60,0%
6 K14 30 60,0%
7 K17 30 60,0%
8 K3 28 56,0%
9 K23 28 56,0%
10 K5 27 54,0%
11 K6 27 54,0%
12 K11 26 52,0%
13 K15 26 52,0%
14 K20 26 52,0%
15 K2 25 50,0%
16 K7 25 50,0%
17 K9 25 50,0%
18 K21 25 50,0%
19 K28 30 60,0%
20 K10 24 48,0%
21 K22 24 48,0%
22 K26 24 48,0%
23 K13 22 44,0%
24 K16 22 44,0%
25 K25 22 44,0%
26 K19 21 42,0%
27 K24 20 40,0%
28 K27 20 40,0%
Berdasarkan profil kelas dari hasil angket di atas, permasalahan tertinggi terdapat pada
bidang pribadi sebesar 30,38%, diikuti oleh bidang Belajar sebesar 29,56%, bidang
sosial sebesar 29,02% & dan bidang karier sebesar 11,04%. Adapun butir masalah yang
paling tinggi adalah tentang Saya belum banyak tahu tentang dampak dari pacaran oleh 25
konseli, diikuti oleh Saya merasa belum bisa menjadi pribadi yang mandiri sebanyak 24 konseli,
Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara mensikapinya sebanyak 24
orang.
E. RUMUSAN KEBUTUHAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk
prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan
dan konseling. Berikut rumusan tujuannya
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
Memiliki Kesadaran untuk selalu Peserta didik/konseli memiliki Kesadaran untuk
bersyukur pada Tuhan YME selalu bersyukur pada Tuhan YME
Memiliki berprilaku sopan dan santun Peserta didik/konseli memiliki berprilaku sopan dan
dalam kehidupan santun dalam kehidupan
Memahami etika pergaulan teman sebaya Peserta didik/konseli dapat memahami etika
pergaulan teman sebaya
Memilki kesadaran untuk mematuhi tata Peserta didik/konseli memilki kesadaran untuk
tertib di sekolah mematuhi tata tertib di sekolah
Memiliki kesadaran untuk menjauhi Peserta didik/konseli memiliki kesadaran untuk
perbuatan menyontek menjauhi perbuatan menyontek
Dapat mengendalikan ketergantungan Peserta didik/konseli dapat mengendalikan
pada game/games online ketergantungan pada game/games online
Mudah memberi maaf terhadap orang Peserta didik/konseli mampu memberi maaf
lain terhadap orang lain
Memiliki rasa percaya diri Peserta didik/konseli memiliki rasa percaya diri
PRIBADI Dapat mengendalikan emosi Peserta didik/konseli dapat mengendalikan emosi
Mengetahui cara mengeksplorasi bakat Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara
secara mandiri mengeksplorasi bakat secara mandiri
Memiliki kesehatan jasmani dan rohani Peserta didik/konseli memiliki kesehatan jasmani
yang baik dan rohani yang baik
Memiliki keluarga yang harmonis Peserta didik/konseli memiliki keluarga yang
harmonis
Dapat menyelesaikan masalah dengan Peserta didik/konseli dapat menyelesaikan masalah
kekeluargaan dengan kekeluargaan
Dapat menjadi pribadi yang mandiri Peserta didik/konseli dapat menjadi pribadi yang
mandiri
Mengatur waktu penggunaan pada media Peserta didik/konseli dapat mengatur waktu
sosial (medsos) penggunaan pada media sosial (medsos)
Mengendalikan ketergantungan pada Peserta didik/konseli mampu mengendalikan
handhone ketergantungan pada handhone
Merasa nyaman,aman tinggal di rumah Peserta didik/konseli memiliki rasa nyaman,aman
sendiri tinggal di rumah sendiri
Memperoleh perhatian orang tua yang Peserta didik/konseli memperoleh perhatian orang
cukup tua yang cukup
Melakukan 3 kata penting dalam Peserta didik/konseli mampu melakukan 3 kata
pergaulan penting dalam pergaulan
Memiliki pemahaman tentang kenakalan Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang
remaja dan dapat menjauhinya kenakalan remaja dan dapat menjauhinya
Dapat menghargai setiap perbedaan Peserta didik/konseli dapat menghargai setiap
pendapat perbedaan pendapat
Mampu menyelesaikan konflik pribadi Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan konflik
pribadi
Mampu menjaga persahabatan dengan Peserta didik/konseli mampu menjaga
baik persahabatan dengan baik
Memiliki pemahaman dan mampu Peserta didik/konseli memiliki pemahaman dan
melawan tindakan bullying mampu melawan tindakan bullying
Mudah bergaul dengan teman di sekolah Peserta didik/konseli dapat mudah bergaul dengan
teman di sekolah
SOSIAL Memiliki pemahaman terhadap kesehatan Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
produksi terhadap kesehatan produksi
Memahami dampak positif dan negatif Peserta didik/konseli dapat memahami dampak
dari pacaran positif dan negatif dari pacaran
Memiliki keterbukaan dalam Peserta didik/konseli memiliki keterbukaan dalam
membicarakan masalah seks secara positif membicarakan masalah seks secara positif
Memiliki rasa percaya diri bergaul dengan Peserta didik/konseli memiliki rasa percaya diri
lawan jenis bergaul dengan lawan jenis
Memiliki keberanian bertanya dan Peserta didik/konseli memiliki keberanian bertanya
menjawab di kelas dan menjawab di kelas
Memiliki pemahaman terhadap Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
pemanasan global dan mensikapinya terhadap pemanasan global dan mensikapinya
Memiliki pemahaman tentang obat-obat Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang
terlarang dan dapat menjauhinya obat-obat terlarang dan dapat menjauhinya
Mengetahu cara memilih lembaga Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara
bimbingan belajar yang baik memilih lembaga bimbingan belajar yang baik
Memiliki semangat belajar Peserta didik/konseli memiliki semangat belajar
yang tinggi
Mengetahui cara meraih prestasi belajar Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara
disekolah meraih prestasi belajar disekolah
BELAJAR
Memahami gaya belajar dan strategi yang Peserta didik/konseli dapat memahami gaya belajar
sesuai dengannya dan strategi yang sesuai dengannya
Kemudahan dalam memahami pelajaran Peserta didik/konseli memiliki Kemudahan dalam
memahami pelajaran
Memiliki kebiasaan untuk belajar Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan untuk
kelompok dengan baik belajar kelompok dengan baik
Menemupkan cara belajar yang baik dan Peserta didik/konseli dapat menemukan cara
efektif belajar yang baik dan efektif
Memiliki semangat belajar di rumah Peserta didik/konseli memiliki semangat belajar di
sendiri rumah sendiri
Memiliki kesadaran untuk belajar dengan Peserta didik/konseli memiliki kesadaran untuk
disiplin belajar dengan disiplin
Kesadaran orang tua untuk peduli pada Peserta didik/konseli memiliki orang tua yang
KARIR
kegiatan belajar anaknya peduli pada kegiatan belajar anaknya
Mampu membuat peta pikiran (mind Peserta didik/konseli mampu membuat peta pikiran
mapping) untuk meningkatkan prestasi (mind mapping) untuk meningkatkan prestasi
Mengenal macam-macam kecerdasan Peserta didik/konseli dapat mengenal macam-
dalam belajar macam kecerdasan dalam belajar
Memahami cara kerja otak kiri dan otak Peserta didik/konseli dapat memahami cara kerja
kanan otak kiri dan otak kanan
Memiliki sikap hemat Peserta didik/konseli memiliki sikap hemat dalam
hidup
Memiliki kebiasaan menabung Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan menabung
Dapat menyalurkan bakat dan minat Peserta didik/konseli dapat menyalurkan bakat dan
minat
Mengetahui prospek karis setiap mata Peserta didik/konseli dapat mengetahui prospek
pelajaran karis setiap mata pelajaran
Mengetahui jenis-jenis profesi yang ada di Peserta didik/konseli dapat mengetahui jenis-jenis
masyarakat profesi yang ada di masyarakat
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi.
Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik dan
kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan
konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga
dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi
peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa,
orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua
peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1)
administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen,
kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat
evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2)
kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai
dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau
lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam
menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap
muka dan daring.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen
program adalah sebagai berikut :
KOMPONEN JUMLAH PRO PERHITUNGAN
NO NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN
PROGRAM LAYANAN PORSI WAKTU/JAM
1 Layanan 1 Dahsyatnya keutamaan bersyukur
Dasar 2 Sikap sopan santun dalam kehidupan
3 Etika pergaulan dengan teman sebaya
4 Tata tertib sekolah
5 Menyontek, penyebab dan solusinya
6 Dampak game online
7 Membangun rasa peercaya diri
8 Kecerdasan emosi dan pengendalian diri
9 Eksplorasi bakat secara mandiri
10 Menjaga kesehatan
11 Mandiri di usia remaja
12 Dampak handphone medsos
13 Stop bullying
14 Kesehatan reproduksi remaja
15 Dampak pacaran dikalangan remaja
16 Pemanasan global dan dampaknya
17 Bahaya narkoba dan dampaknya
18 Cara memilih lembaga bimbingan belajar yang
baik
19 Motivasi berprestasi
20 Strategi belajar sesuai gaya belajar
21 Belajar Kelompok efektif
22 Cara belajar efektif dan efisien
23 Mind mapping
24 Kecerdasan ganda
25 Cara kerja otak kiri dan otak kanan
2 Layanan 1 Masalah memiliki sikap hemat
Peminatan 2 Masalah memiliki kebiasaan menabung
dan 3 Kemampuan agar dapat menyalurkan bakat
Perencanaan dan minat
Individual 4 Prospek karir setiap mapel
Peserta Didik 5 Mengenal profesi dan prospek karir
3 Layanan 1 Indahnya saling memaafkan
Responsif 2 Menjaga keharmonisan keluarga
3 Menyelesaikan masalah dalm keluarga
4 Mengendalikan ketergantungan pada
handhone
5 Merasa nyaman,aman tinggal di rumah sendiri
6 Memperoleh perhatian orang tua yang cukup
7 Melakukan 3 kata penting dalam pergaulan
8 Memiliki pemahaman tentang kenakalan
remaja dan dapat menjauhinya
9 Dapat menghargai setiap perbedaan pendapat
10 Mampu menyelesaikan konflik pribadi
11 Mampu menjaga persahabatan dengan baik
12 Cara bergaul dengan teman di sekolah
13 Keterbukaan dalam membicarakan masalah
seks secara positif
14 Rasa percaya diri bergaul dengan lawan jenis
15 Berani bertanya dan menjawab di kelas
16 Menumbuhkan semangat belajar
17 Cara mudah memahami pelajaran
18 Menumbuhkan semangat belajar di rumah
sendiri
19 Menumbuhkan kesadaran untuk belajar
dengan disiplin
20 Masalah orang tua untuk peduli pada
kegiatan belajar anaknya
4 Dukungan 1 Pengembangan Jejaring
Sistem 2 Kegiatan Manajemen
3 Pengembangan staf
4 Kunjungan rumah
5 Kolaborasi
6 Pengembangan Profesi Konselor
a. In House Training
b. Pendidikan Lanjut
7 Penelitian dan Pengembangan
JUMLAH JAM
G. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati
terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3)
menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang
berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara
bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang
saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan
mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi
dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan
realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan
hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki - perempuan.
SOSIAL Dapat menghargai setiap Peserta didik/konseli dapat Dapat menghargai setiap
perbedaan pendapat menghargai setiap perbedaan perbedaan pendapat
pendapat
Mampu menyelesaikan Peserta didik/konseli mampu Mampu menyelesaikan
konflik pribadi menyelesaikan konflik pribadi konflik pribadi
Mampu menjaga Peserta didik/konseli mampu Mampu menjaga
persahabatan dengan baik menjaga persahabatan dengan persahabatan dengan baik
baik
Memiliki pemahaman dan Peserta didik/konseli memiliki Stop bullying
mampu melawan tindakan pemahaman dan mampu
bullying melawan tindakan bullying
Mudah bergaul dengan Peserta didik/konseli dapat mudah Cara bergaul dengan teman
teman di sekolah bergaul dengan teman di sekolah di sekolah
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Kesehatan reproduksi
terhadap kesehatan produksi pemahaman terhadap kesehatan remaja
produksi
Memahami dampak positif Peserta didik/konseli dapat Dampak pacaran dikalangan
dan negatif dari pacaran memahami dampak positif dan remaja
negatif dari pacaran
Memiliki keterbukaan dalam Peserta didik/konseli memiliki Keterbukaan dalam
membicarakan masalah seks keterbukaan dalam membicarakan membicarakan masalah seks
secara positif masalah seks secara positif secara positif
Memiliki rasa percaya diri Peserta didik/konseli memiliki rasa Rasa percaya diri bergaul
bergaul dengan lawan jenis percaya diri bergaul dengan lawan dengan lawan jenis
jenis
Memiliki keberanian Peserta didik/konseli memiliki Berani bertanya dan
bertanya dan menjawab di keberanian bertanya dan menjawab di kelas
kelas menjawab di kelas
BELAJAR Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Pemanasan global dan
terhadap pemanasan global pemahaman terhadap pemanasan dampaknya
dan mensikapinya global dan mensikapinya
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari
hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian
Konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas
perkembangan atau standar kompetensi kemandirian Konseli
(c) Komponen layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3)
peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan system
(d) Strategi layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan
komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang
dapat dilaksanakan adalah bimbingan
(e) Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
(f) Materi,
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
(g) Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(h) Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas
kerja dan sebagainya.
(i) Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
(j) Ekuivalensi,
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah
jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING
EKUI
BIDANG KOMPONEN STRATEGI KE EVA
TUJUAN LAYANAN MATERI METODE MEDIA VA
LAYANAN PROGRAM LAYANAN LAS LUASI
LENSI
PRIBADI
Peserta didik/konseli memiliki
Bimbingan Dahsyatnya Slide Power Proses
Kesadaran untuk selalu Dasar VIII Ceramah, Diskusi 2 Jam
Klasikal keutamaan bersyukur Point dan Hasil
bersyukur pada Tuhan YME
Peserta didik/konseli dapat Bimbingan Kecerdasan emosi dan Slide Power Proses
Dasar VIII Ceramah, Diskusi 2 Jam
mengendalikan emosi Klasikal pengendalian diri Point dan Hasil
Disesuaikan
Disesuaikan
Menjaga dengan
Peserta didik/konseli memiliki Konseling dengan Proses
Responsif VIII keharmonisan pendekatan 2 Jam
keluarga yang harmonis Individu pendekatan yang dan Hasil
keluarga yang
digunakan
digunakan
Disesuaikan
Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat Menyelesaikan dengan
Konseling dengan Proses
menyelesaikan masalah dengan Responsif VIII masalah dalm pendekatan 2 Jam
Individu pendekatan yang dan Hasil
kekeluargaan keluarga yang
digunakan
digunakan
Disesuaikan
Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat dengan
Konseling Cara bergaul dengan dengan Proses
mudah bergaul dengan teman di Responsif VIII pendekatan 2 Jam
Individu teman di sekolah pendekatan yang dan Hasil
sekolah yang
digunakan
digunakan
Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki Keterbukaan dalam Disesuaikan
dengan
keterbukaan dalam Konseling membicarakan dengan Proses
Responsif VIII pendekatan 2 Jam
membicarakan masalah seks Individu masalah seks secara pendekatan yang dan Hasil
yang
secara positif positif digunakan
digunakan
Disesuaikan
Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki Rasa percaya diri dengan
Konseling dengan Proses
rasa percaya diri bergaul dengan Responsif VIII bergaul dengan lawan pendekatan 2 Jam
Individu pendekatan yang dan Hasil
lawan jenis jenis yang
digunakan
digunakan
BELAJAR Peserta didik/konseli memiliki Responsif Konseling VIII Berani bertanya dan Disesuaikan Disesuaikan Proses 2 Jam
keberanian bertanya dan Individu menjawab di kelas dengan dengan dan Hasil
menjawab di kelas pendekatan yang pendekatan
digunakan yang
digunakan
Peserta didik/konseli memiliki
pemahaman terhadap Bimbingan Pemanasan global dan Slide Power Proses
Dasar VIII Ceramah, Diskusi 2 Jam
pemanasan global dan Klasikal dampaknya Point dan Hasil
mensikapinya
Peserta didik/konseli memiliki
pemahaman tentang obat-obat Bimbingan Bahaya narkoba dan Slide Power Proses
Dasar VIII Ceramah, Diskusi 2 Jam
terlarang dan dapat Klasikal dampaknya Point dan Hasil
menjauhinya
Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat Disesuaikan
Cara memilih lembaga dengan
mengetahui cara memilih Bimbingan dengan Proses
Dasar VIII bimbingan belajar pendekatan 2 Jam
lembaga bimbingan belajar yang kelompok pendekatan yang dan Hasil
yang baik yang
baik digunakan
digunakan
Disesuaikan
Disesuaikan
dengan
Peserta didik/konseli memiliki Konseling Menumbuhkan dengan Proses
Responsif VIII pendekatan 2 Jam
semangat belajar yang tinggi Individu semangat belajar pendekatan yang dan Hasil
yang
digunakan
digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Responsif Konseling VIII Cara mudah Disesuaikan Disesuaikan Proses 2 Jam
Kemudahan dalam memahami Individu memahami pelajaran dengan dengan dan Hasil
pelajaran pendekatan yang pendekatan
digunakan yang
digunakan
Peserta didik/konseli memiliki
Bimbingan Belajar Kelompok Slide Power Proses
kebiasaan untuk belajar Dasar VIII Ceramah, Diskusi 2 Jam
Klasikal efektif Point dan Hasil
kelompok dengan baik
Disesuaikan
Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki Menumbuhkan dengan
Konseling dengan Proses
semangat belajar di rumah Responsif VIII semangat belajar di pendekatan 2 Jam
Individu pendekatan yang dan Hasil
sendiri rumah sendiri yang
digunakan
digunakan
Disesuaikan
Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki Menumbuhkan dengan
Konseling dengan Proses
kesadaran untuk belajar dengan Responsif VIII kesadaran untuk pendekatan 2 Jam
Individu pendekatan yang dan Hasil
disiplin belajar dengan disiplin yang
digunakan
digunakan
Disesuaikan
Masalah orang tua Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki dengan
Konseling untuk peduli pada dengan Proses
orang tua yang peduli pada Responsif VIII pendekatan 2 Jam
Individu kegiatan belajar pendekatan yang dan Hasil
kegiatan belajar anaknya yang
anaknya digunakan
digunakan
Peserta didik/konseli mampu
membuat peta pikiran (mind Bimbingan Slide Power Proses
Dasar VIII Mind mapping Ceramah, Diskusi 2 Jam
mapping) untuk meningkatkan Klasikal Point dan Hasil
prestasi
1. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi
program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses
dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian
proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung. Fokus penilaian
adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil
pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi oleh peserta didik
yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan
pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi / topik /
masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan
upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
2. PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih
bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah
dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan
kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi
proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada
seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan
dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara
akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data
dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan
ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang
atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap belum
begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling
tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki
atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang cukup
memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta dididk yang
berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat digunakan untuk
pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun
kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung
terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang akan digunakan
dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :
a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :
1) Angket Masalah Konseli / Aplikasi Angket Masalah Konseli
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP
5) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
6) Inventori Tugas Perkembangan
7) _______________________
8) _______________________
9) Catatan Anekdot
b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :
1) Cummulative Record
2) Basis Data Prestasi Akademik
3) Daftar Peserta Didik Asuh
c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :
1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan
Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri atas :
ruang tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi, ruang
dokumentasi (terlampir)
C SARANA PRASARANA
D Total Biaya
PROGRAM SEMESTERAN
Setelah membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun, kemudian
mendistribusikan komponen layanan dan strategi kegiatan dalam porgam semesteran dalam
bentuk yang lebih rinci.
Terdapat beberapa komponen dalam program semeseteran, yaitu :
1. Bulan dan komponen program
2. Layanan Dasar
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema layanan dalam komponen layanan dasar,
seperti bimbingan klasikal dengan tema yang sudah dibuat dalam rencana kegiatan
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema dalam komponen layanan perencanaan
individual misalnya bimbingan klasikal dengan tema memilih sekolah lanjutan di tingkat
SMA/SMK - MA/MAK
4. Layanan Responsif
Berisi strategi layanan dan topik/tema (bila ada) dalam komponen layanan responsif,
misalnya : konseling kelompok dengan tema/topik “3 Kata Penting dalam Pergaulan”
5. Dukungan sistem
Berisis tentang strategi kegiatan dalam dukungan sistem seperti pengembangan jejaring,
kegiatan manajemen dan PKB
Berikut program semesteran dalam bentuk yang lebih rinci, baik semester ganjil maupun
semester genap :
( Dicetak dari Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik yang sudah diisi dan diolah )
A. PROGRAM SEMESTER GANJIL
Berikut program semester ganjil dalam bentuk yang lebih rinci :
Peserta didik/konseli
Mengenal profesi dapat mengetahui
Pemahaman VIII
dan prospek karir jenis-jenis profesi yang
ada di masyarakat
b. Bimbingan Kelompok
Peserta didik/konseli
Cara memilih lembaga dapat mengetahui cara
bimbingan belajar yang Pemahaman memilih lembaga Mei
baik bimbingan belajar yang
V baik VIII
c. Papan Bimbingan
Tips dan Trik Sukses Pemahaman Peserta didik/konseli
Jan-
dalam Pengembangan V V V V dan memperoleh informasi VIII
Jun
diri pencegahan melalui media tulis
Peserta didik/konseli
memperoleh informasi Jan-
d. Pengemb. Media BK V V V V Pemahaman VIII
yang bermanfaat bagi Jun
dirinya
Peserta didik/konseli
Jan-
e. Leafleat V V V V Pemahaman memperoleh informasi VIII
Jun
melalui media cetak
2
LAYANAN RESPONSIF
.
Terbantunya peserta
1. Konseling Individual Pengentasan didik dalam mengatasi VIII
hambatan/memecahkan
masalah yang dialaminya
Terbantunya
memecahkan masalah
2. Konseling Kelompok Pengentasan VIII
peserta didik melalui
kelompok
Terbantunya
Pemahaman
memberikan informasi
3. Konsultasi dan VIII
yang dibutuhkan oleh
pengentasan
peserta didik
e. Melaksanakan
Bukti fisik pelaksanaan Jan-
administrasi bimbingan VIII
bimbingan dan konseling Jun
dan konsleing
f. Pengembangan Pengembangan diri / Jan-
VIII
keprofesian konselor profesi Jun
SEMESTER
GANJIL - GENAP
PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU
TERAKREDITASI “A” (UNGGULAN)
SMP BERMUTU
Sekolah Standar Nasional (SK. Dirjen Manajemen Dikdasmen No. 2499/C.3/KP/2010)
Jalan Air Tmam Kel. Air Temam Kec. Lubuklinggau Selatan I Telp (0733)452066 Email: admin@smp9llg.sch.id Kota Lubuklingga
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
NURAINUN,S.Pd,M.Pd SEPTA ANDRIANI,S.Pd
NIP 197110081997032004 NIP 199405102020122008
1. Manfaat Bersyukur
Dalam kehidupan kita pasti pernah mangalami hal yang membuat kita bahagia dan kadang
juga malah membuat kita merasa menjalani hidup adalah sebuah penderitaan. Bersyukurlah atas
kehidupan yang telah Allah berikan, kita masih diberi kesempatan untuk hidup bernafas bebas, panca
indra yang sempurna.
a. Hidup dalam keberuntungan : Orang yang hidupnya bersyukur akan selalu berfikir positif didalam
setiap hal yang menimpanya baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan.
b. Hidup dalam kebahagiaan : Orang yang bersyukur akan selalu merasa hidupnya penuh dengan
kecukupan, oleh karena itu mereka selalu merasa bahagia karena yakin bahwa setiap apa yang dia
peroleh itulah yang terbaik.
c. Memiliki wibawa dimata orang lain : Orang yang berbahagia adalah orang yang hidupnya penuh
dengan kebaikan, mereka memiliki wajah yang di hormati dan disayang oleh banyak orang karena
wajah mereka dihiasi oleh wajah penuh syukur
d. Terilihat lebih rupawan : Menurut para pakar psikologi orang yang bersyukur akan memiliki wajah
yang selalu tersenyum menjalani hidup dan orang yang selalu tersenyum itu manambah
kecantikan dan ketampanannya
e. Awet muda dan umur panjang : Orang yang selalu bersyukur memiliki watak yang sabar,
sedangkan orang yang sabar berdampak pada kesehatan dan awet muda karena otot wajah
beraktifitas tidak terlalu banyak dibandingkan dengan orang yang memiliki watak pemarah.
a. Hidup Menderita
Hidup rasanya selalu menjadi beban, iri dengan keberuntungan orang lain, dan enggan untuk berusaha
lebih baik. Meraka yang tidak mau bersyukur hidupnya penuh dengan kesusahan,suka mengeluh dan
menyelahkan takdir.
Penelitian membuktikan orang yang tidak bersyukur selalu memiliki sifat negatif pada diri sendiri
(Pesimis) dan pada orang lain (buruk sangka). Orang yang berfikir negatif lebih banyak mendapat
kesialan dari pada orang yang berfikir Positif.
c. Mudah terserang penyakit
Pemarah, Pengiri dan berfikirnegatif adalah sifat dari orang yang tidak mau bersyukur dengan keadaan
yang dia miliki. Meraka cenderung cuek dengan lingkungan dan diri sendri, akibatnya kekebalan tubuh.
Allah berfirman : "Dan jika kalian manusia mau bersyukur atas nikmat yang telah aku berikan kepada
kalian makaniscaya aku akan menambah nikmat yang telah akuberikan kepada kalian, dan jika kalian
kufur (tidak mau bersyukur) maka ketahuilah niscaya siksa ku itu pedih." ayat itu menjelaskan bahwa
orang yang tidak mau bersyukur atau kufur atas nikmat allah bahwa siksaan yang pedih akan
menimpa pada dirinya kelak ketika di akhirat.
2. Tahap Inti
c. Kegiatan peserta 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
didik 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
d. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang
BK/Konselor berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses
layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan
materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Salah satu upaya untuk membangun budi pekerti yang luhur melalui pendidikana budi pekerti
ialah latihan-latihan bersikap dan berperilaku sopan santun. Latihan bersikap dan bereperilaku sopan
santun ialah bersikap dan berperilaku baik dalam segala hal. Dengan demikian maka manusia akan
dikatakan sebagai orang yang tahu adat, tau dalam ungkapan bahasa jawa disebut” wong sing ngerti
unggah-ungguh lan tata krama’
Banyak cara dapat dilakukan dalam rangka untuk melatih diri bersikap dan berperilaku sopan
santun. Para orang tua kita dahulu memberikan latihan tidak selalu dalam bentuk tindakan nyata,
namun ada kalanya melalui berbagai cerita dongeng, melalui pembacaan syair, puisi, cerita rakyat,
bahkan ada yang dalam bentuk sindiran atau kiasan-kiasan. Pada masyarakat jawa dilakukan pula
dalam bentuk tembang, baik itu tembang macapat atau gending. Salah satu tembang macapat di
dalamnya memberikan gambaran terhadap pribadi yang tahu adat sebagai “ wong sing ngerti unggah-
ungguh lan tata karma ” adalah tembang macapat Dhandhang Gula berikut ini :
Pemicara punika,
Pendek kata, makna dari temabang macapat dhandhang gula diatas memberikan tuntunan
bahwa jiia kita bersikap dan berperilaku baik akan selamat dan sejahtera hidup kita. Dalam
kenyataannya, banyak hal yang harus kita ketahui dan kita laksanakan dalam kaitannya untuk bersikap
dan berperilaku baik, sehinga apabila kita pelajari secara keseluruhan kadang kala dapat menjadikan
diri kita enggan untuk memulainya. Oleh sebab itu, secara garis besar tuntunan bersikap dan
berperilaku yang baik itu dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana.
Perlu dicatat bahwa memulai sesuatu dari hal yang sederhana itu ternyata bukan karena tak
mampu, tetapi semat-mata agar kita mudah mempelajarinya dan malaksanakannya.berikut ini
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memulai belajar dan berperilaku sopan santun itu.
Menghormati sesama
Seseungguhnya keberadaan kita dalam masyarakat sangat tergantung kepada sesama.
Kita akan kelihatan pintar jika ada teman kita yang bodoh, kita akan kelihatan kaya, jika ada
teman kita yang miskin, kita akan kelihatan tampan/cantik jika ada teman kita yang tidak
tampan/cantik. Sehingga karena merekalah kita ini akan dapat mewujudkan eksistensi kita.
keberadaan orang-orang di sekitar kita itu ternyata merupakan peluang agar kita dapat tampil
lebih daripada mereka, baik itu kawan/teman, sahabat, ‘lawan” konflik, “ lawan” kompetisi,
tetangga, dan bentuk-bentuk lain dari kehidupan kemasyarakatan kita. Secara sadar atau tidak,
mereka ternyata berjasa kepada kita, oleh sebab itu adalah suatu kewajiban kita untuk
menghormatinya.
Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan
keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat,
hukum dan lain-lain.
Etika adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara
kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Kita semua manusia disebut sebagai makhluk sosial
dan makhluk individu. Jadi kita semua walaupun mementingkan dan mendahulukan kebutuhan secara
pribadi tetap membutuhkan dan memerlukan orang lain, untuk mengantar ketujuan yang kita
butuhkan. Agar terjadi hubungan yang harmonis kalian perlu pembinaan dari sekarang ini sehingga
nantinya tercipta hubungan yang selaras, serasi dan seimbang jauh dari pertentangan dan
permusuhan yang dinilai dari masyarakat.
Pergaulan remaja adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer
group). Kelompok sebaya ini, di samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
perkembangan remaja sebagai anggota kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif.
Pengaruh negatif itu maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu bisa menjadi racun bagi
perkembangan remaja yaitu apabila pola perilaku para anggotanya tidak dilandasi moral, atau
melecehkan norma agama, seperti : meminum minuman keras, kecanduan obat-obat terlarang ( drug
addiction), kriminalitas, sadisme, pacaran bebas (free love), dan bahkan free sex (samen leven atau
kumpul kebo).
Dilihat dari kajian psikologis, pergaulan itu dipandang sebagai wahana untuk mewujudkan atau
memenuhi kebutuhan insani (manusia), yaitu kebutuhan sosial, seperti :
1. Pergaulan Persahabatan
Pergaulan ini sifat hubungannya hanya sebatas berteman yang didasari adanya kesamaan di
antara mereka, seperti : kesamaan sekolah, agama, hobi, tempat tinggal, pekerjaan, dan latar
belakang status sosial ekonomi.
2. Pergaulan Percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-organ
reproduksi dan postur tubuh. Perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan hasrat libido pada
lawan jenisnya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin romantis, senang berhias diri, menyusun
atau mengarang puisi-puisi cinta, dan senang membaca novel-novel percintaan. Remaja mulai
berminat, atau menaruh perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan lawan
jenisnya.
Keinginan remaja untuk menjalin cinta kasih dengan lawan jenisnya, merupakan fitrah
manusiawi yang tidak mungkin dihilangkan atau dihalang-halangi. Persoalannya adalah
bagaimana agar dalam menyalurkan fitrah cinta kasihnya itu tidak melanggar norma agama atau
adat istiadat.
Ada beberapa cara untuk Membina hubungan yang baik (Pergaulan) dengan sesama teman,antara
lain:
1. Belajar menghargai
Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia orang berpangkat atau tidak, orang
miskin atau kaya, sesama agama atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku, semuanya
ingin dihargai secara proporsional. Namun sayangnya, banyak orang dikalangan kita yang tidak mau
menghargai orang lain. Padahal menghargai orang lain bukan berarti memberikan sesuatu yang besar
nilainya. Misalnya saja menghargai pendapat orang lain. Hal ini sangat penting dilakukan dalam
membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai orang lain, jangan berharap orang lain
akan mau menghargai kita.
2. Belajar menghormati
Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu, janganlah kita menghormati orang lain karena ia
kebetulan punya pangkat atau kedudukan. Kita perlu menghormati orang bahkan orang yang
seumuran dengan kita, bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang baik. Dengan kata
lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara kita.
3. Mempunyai sikap mau mengerti
Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji. Sebab,
orang mempunyai sikap mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran yang harus
ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu dalam membina hubungan yang
baik, sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang lain tanpa pandang bulu. Artinya kita harus
menghindari sikap acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita
7. Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan saling menghormati
satu sama lain.
Hormati saran teman dan dengarkan apa yang sahabat ungkapkan, ambil sisi positifnya sebagai kritik
yang membangun. Kepribadian yang berbeda antara kita dan sahabat, akan dapat menjadi pelengkap
satu sama lain. Tetapi bukan berarti kita harus menceritakan segala hal kepada sahabat.
Diantara beberapa unsur etika yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya itu,
adalah:
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan
yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan
dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah
kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat
atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang
percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Menurut Spencer (2003 ) percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri atau
citra sendiri, termasuk atas kemampuan dirinya yang diwujudkan dalam lingkungan yang semakin
menantang serta percaya pada keputusan dan pendapatnya utnuk mengatasi kegagalan secara
konstruktif.
2. Ciri – ciri Orang yang Mempunyai Rasa Percaya Diri
Apa yang membedakan orang antara yang mempunyai rasa percaya diri dan tidak? Ternyata ada
banyak hal yang membedakan mereka antara lain:
a. Berani Tampil Beda
Orang yang PD adalah sesorang yang hampir pasti memahami dirinya sendiri. Ia mengerti kebutuhan
dirinya, mengerti keterbatasannya, sehingga jadilah ia seorang yang berani tampil beda, tentunya
dalam hal positif.
b. Berani Menerima Tantangan
Bukankah ketika kita belum mencoba, kita belum tahu persis kapankah kesiapan kita? Berani
menerima tantangan berarti berani untuk belajar sesuatu yang baru.
c. Asertif
Asertif berarti tegas, punya pendapat, serta berani berkata tidak. Seseorang yang PD tentu bersikap
tegas, sebab ia berilmu ia tahu kapan saat untuk berkata “ya” dan kapan saat untuk berkata “tidak”.
d. Mandiri
Seorang yang PD adalah seorang yang mandiri. Ia percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya
dalam emngatasi permasalahan.
e. Selalu bereaksi Positif dalam Menghadapi Masalah
Reaksi positif ini misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi permasalahan
hidup.
a. Menjadi pribadi yang tahan banting, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
b. Mampu mengatasi keadaan dengan baik.
c. Mengetahui kemampuan diri sendiri, sehingga mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
d. Memandang semua hal secara optimis.
e. Kualitas kepribadian akan meningkat
f. Mampu mengontrol emosi dengan baik.
g. Hidup akan lebih sistematis.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Menurut KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yg dibawa sejak lahir.
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan atau
keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. S.C. Utami Munandar (1985)
Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan
Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah
diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai
bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang paling kuat di
dalam diri Anda :
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap
orang memiliki.
Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang
memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat khusus ini terbagi lagi menjadi
beberapa macam, diantaranya:
Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra) misalnya
untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.
Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk
laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau
berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta
dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-
alat lainnya.
Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan,
diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk didalamnya
kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional).
Untuk meng-aktual-kan energi potensial itu dibutuhkan pembangkit, pengolahan atau pendeknya
bisa disebut proses aktualisasi. Proses aktualisasi seperti apa saja yang bisa kita lakukan? Berdasarkan
temuan ilmiyah para ahli atau juga pengalaman orang lain yang sudah menemukannya :
Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu mendorong
kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah dipasang semacam
stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang sifatnya
sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang terus menggelora di dalam
diri kita. Supaya hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan
tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou Retton
mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih
sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”
2. Pembuktian diri
Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita
memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira bisa
kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita realisasikan,
semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda belum bisa melihat
hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman Martine Grime.
Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup kita lakukan (menghasilkan kreasi
atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih belum akurat. Terkadang kita hanya merasa
mampu padahal belum tentu kita memiliki kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui
apakah kita sudah memiliki kemampuan atau baru merasa mampu.
3. Perbandingan positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan orang
lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan kelemahannya,
biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik melihat dan melakukan
sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang pernah dilakukan Bruce Lee.
Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah perbandingan
positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang lain, bukan untuk tujuan yang macam-
macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.
4. Pengasahan (Practicing)
Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan studi
terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam. Hasilnya,
mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama ini diyakini.
Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang berprestasi tinggi itu
meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat yang dimiliki sementara
kita bukan seperti mereka.
Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan, ternyata
bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih prestasi
tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor yang paling
banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat, keunggulan atau
kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.
“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi alasan
kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya
jalankan.” (Ted Williams, 1918)
5. Penempatan / penyaluran
Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga kita
perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran kecil,
kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal yang sangat
dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan atau
menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu kita
perbaiki dan kita kembangkan.
Sebagai tambahan, saya ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda.
Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga yang
banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan adanya lima
hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti berikut:
1. Bakat (Talent)
5. Training – diri
Sidney Moon dalam konferensi tahunan kedelapan tentang bakat di Yunani (2002)
menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang itu muncul dan bermanfaat bagi orang itu (ter-aktualkan),
maka ini menuntut tiga hal, yaitu :
2. Kemampuan membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi positif, bergaul di
lingkungan kondusif, dst)
2. Tahap Inti
i. Kegiatan peserta 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
didik 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
j. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang
BK/Konselor berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses
layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan
materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
STOP BULLYING
Pengertian Bulliying
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih
lemah darinya. Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development mendefinisikan
bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan
kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis, mengancam properti, reputasi atau
penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus.Terdapat beberapa
jenis-jenis bullyinhg. Bullying dapat berbentuk tindakan fisik dan verbal yang dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung.
Barbara Coloroso (2006:47-50) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai
berikut:
1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam,
penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual,
terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji
dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah
salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal dari
perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang
lebih lanjut.
2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar,
mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang
milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk
diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.
Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang
paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying secara relasional atau sosial; adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis
melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang
tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek
dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku bullying yang
paling sulit dideteksi dari luar..
4. Bullying elektronik / cyber ; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui
sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS
dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi,
gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.
Sedangkan Untuk melawan pelaku bullying kita dapat mengambil sikap sebagai berikut :
1. Jadilah orang yang percaya diri dan tunjukan ketahanan diri bahwa kita tidak mau mengganggu
dan diganggu.
2. Bersikap tenang saat ada yang mengganggu
jangan biarkan emosi terpancing
3. Jika melihat ada tenman yang menjadi korban, maka tolonglah korban dan laporkan
4. Lakukan perlawanan diikuti dengan berteriak, lari atau tindakan apapun sambil mencari
pertolongan
5. Catatlah tempat, orang-orang yang terlibat dan jenis gangguan yang mereka lakukan, laporkan
pada orang tua, guru atau pihak berwajib.
2. Tahap Inti
k. Kegiatan peserta 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
didik 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
l. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang
BK/Konselor berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses
layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan
materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
MOTIVASI BERPRESTASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan
kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai
pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986)
2. Filosofi Motivasi
a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement)
Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
a. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi
untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
b. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
1. Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan dan
usaha dalam diri (internal)
2. Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external).
Keyakinan inilah yang perlu diluruskan
b. Teori Self – Worth
Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena
prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga
e. Teori Ekspektasi
Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan bagaimana makna
suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :
a. Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu
adalah sesuatu yang sangat penting.
b. Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.
f. Teori Humanistik
a. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar
sifatnya.
b. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya
c. Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai
d. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan
e. Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki
f. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur
g. Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan
g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk Piramid sebagai
berikut
Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses.
Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan
sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan
tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi
bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi.
Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980)
1. Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia
melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang
patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang saku
2. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh
lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau
melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
3. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner
motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:
a. Faktor Individual
Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan faktor
penilaian individu tentang dirinya.
b. Faktor Lingkungan
Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang
turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.
1) Lingkungan Keluarga
Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional
pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.
2) Lingkungan Sosial
Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar
yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu
3) Lingkungan Akademik
Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi
kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,
Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi
Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan
dikembangkan. Berikut ini kiat-kiatnya :
a. Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah,
bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
b. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun
waktu, 2 atau 3 poin seminggu
c. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya
“masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan
bertindak
d. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan
kebiasaan saya yang kurang menguntungkan
Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan
pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat
juga dapat dimanfaatkan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Tujuan dari belajar kelompok adalah untuk mengembangkan cara berpikir kritis dalam
memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi, meninggikan rasa
percaya diri terhadap kemampuan siswa. Selain itu, belajar kelompok juga bertujuan agar siswa dapat
memahami dan menghargai orang lain.
Dengan membentuk kelompok belajar, dapat memotivasi semangat belajar antara teman satu
dengan lainnya.
Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman.
Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
Meringankan tugas yang dberikan karena dikerjakan bersama.
Mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu permasalahan
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan bersosialisasi di luar sekolah.
Belajar lebih menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok.
Meningkatkan kualitas kepribadian, seperti adanya kerja sama, toleransi, berpikir kritis dan
disiplin.
1. Pilih teman yang paling cocok untuk bergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-5 orang.
Dengan anggota yang tidak terlalu banyak diharapkan lebih fokus dalam berdiskusi.
2. Tentukan dan sepakati bersama, kapan, di mana dan apa yang akan dibahas serta apa yang perlu
dipersiapkan untuk keperluan belajar kelompok. Hal ini penting agar semua anggota dapat
mempersiapkan diri akan materi yang akan didiskusikan.
3. Setelah berkumpul secara bergilir tetapkan siapa pimpinan kelompok yang akan mengatur diskusi
dan siapa penulis yang akan mencatat hasil diskusi.
4. Ciptakan suasana belajar yang serius tapi santai.
5. Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama dan batasi ruang
lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
6. Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas. Berikan kesempatan kepada
setiap anggota untuk berpendapat, lalu kaji bersama manakah yang paiing tepat.
7. Bila terdapat persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau tidak ada kesepakatan antar anggota,
tangguhkan saja kemudian minta pendapat guru. Lanjutkan ke persoalan yang lain.
8. Kesimpulan hasil diskusi dicatat penulis, lalu dibagikan kepada anggota kelompok untuk dipelajari
lebih lanjut di rumah masing-masing.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KKB adalah :
a. Pembentukan Kelompok
Kelompok dalam KKB dibentuk atas bimbingan wali kelas, Guru BK atau prakarsa siswa
sendiri. Besarnya anggota KKB 5 sampai 8 orang, apabila KKB terlalu banyak anggotanya
dimungkinkan akan berubah fungsinya menjadi arena gosip.
Selanjutnya rumuskan Aturan, Undang – undang atau Tata Tertib Kelompok. Agar lebih mentereng
point – point aturan itu boleh kamu namakan pasal-pasal. Tetapkan aturan-aturan yang berkaitan
dengan kedisiplinan, kerapian, kerajinan, kesopanan, kekompakan dan motivasi pencapaian prestasi
belajar.
Contoh :
Lengkapi aturan / tata tertib kelompok dengan sanksi bagi pelanggar. Hindari sanksi / hukuman fisik,
rumuskan sanksi yang bersifat kreatif dan mendidik, yang bila sanksi itu diterapkan justru bisa
menambah kekompakan dan keakraban. Contoh : Membawa makanan ringan saat pertemuan
kelompok sebatas kemampuan, membersihkan meja kursi anggota selama 3 hari berturut-turut,
menggantikan kerja piket, mentraktir anggota kelompok sebatas kemampuan, dan lain-lain.
b. Tempat Belajar
Tempat penyelenggaraan KKB, diantaranya :
d. Pengantar Bicara
Secara bergiliran tiap pertemuan KKB diantarkan oleh seorang anggota, untuk membuka
suatu pertemuan dan menyebutkan apa-apa yang akan dibahas agar tujuan KKB tidak menyimpang.
Pembuka pertemuan sekaligus bertindak sebagai ketua saat itu.
e. Waktu Belajar
Waktu pelaksanaan KKB harus dijadwalkan hari dan waktunya / jam berapa. Setiap anggota
harus disiplin mentaati jadwal yang telah disepakati. Lama pelaksanaannya bisa 1,5 jam efektif
ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan digunakan untuk bergurau atau
ngobrol.
f. Cara Pelaksanaan
Berbagai cara untuk membangkitkan KKB diantaranya :
Hal yang sangat berharga dalam KKB yang tersimpan dalam sanubari para anggota setelah
mereka dewasa adalah “kenangan indah” saat aktifitas KKB. Masih tersimpan jelas kesan-kesan
kehidupan remaja pada saat mengadakan KKB dengan kelompoknya yang penuh suka dan suka.
Nama-nama anggota KKB seakan terpatri dalam batin dan menjadi sejarah kehidupan yang sulit
dilupakan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar) Belajar adalah Proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
nilai dan sikap.
R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat
interaksi dengan lingkungan.
Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan
Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga
menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah
laku dan daya penerimaan.
Strategi adalah sebuah cara yang dipakai oleh seseorang dalam melakukan sesuatu smart (cerdik)
Gaya belajar atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan preferensi atau pilihan individu
mengenai cara mengumpulkan informasi, menafsir kan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan
informasi tersebut. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di
sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika Kamu sudah bisa mengenal gaya belajar Kamu yakni
bagaimana Kamu menyerap dan mengolah informasi, maka Kamu akan dapat menjadikan belajar dan
berkomunikasi lebih mudah sesuai dengan gaya belajar Kamu sendiri.
Ada tiga macam gaya belajar, yaitu :
1. Gaya Belajar Visual; yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata sebagai alat untuk
menyerap informasi. Orang-orang visual banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi sendiri.
2. Gaya Belajar Auditorial; yaitu gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat untuk
menyerap informasi yang masuk. Orang-orang auditorial lebih senang informasi itu dia dengarkan dari
orang lain
3. Gaya Belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktik langsung atas apa yang
sedang dipelajari. orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau praktik
langsung.
Lingkungan belajar memberi pengaruh besar pada keberhasilan belajarmu. Karena itu, ciptakanlah suasana
belajar yang nyaman, sehat, dan santai. Lingkungan yang nyaman bersifat subjektif karena terkait dengan
modalitas belajar.
Jika Anda adalah seorang dengan modalitas VISUAL, pengingat-pengingat visual seperti poster, akuarium
atau lukisan akan membuatmu memiliki sikap positif dalam belajar.
Jika Anda memiliki modalitas AUDITORIAL, penggunaan musik untuk belajar atau suasana yang tenang
tanpa suara merupakan syarat mutlak untuk membantu Anda lebih berkonsentrasi.
Jika Anda memiliki modalitas KINESTETIK, biasanya senam ringan diperlukan sebelum belajar. Bahkan,
sekadar melompat-lompat di ruang belajar dapat membantu Anda berkonsentrasi dalam belajar.
Setiap modalitas memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut :
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
NURAINUN,S.Pd,M.Pd SEPTA ANDRIANI,S.Pd
NIP 197110081997032004 NIP 199405102020122008
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan
dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker belajar dapat
didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui penglaman. Dan
menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).
Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang terjadi melalui suatu
tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar. Misalnya: Seorang anak yang ingin
dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh orangtua, merangkak, berdiri,dituntun untuk mulai
melangkah yang pada akhirnya si anak bisa mulai berdiri dan mulai sedikit demi sedikit melangkahkan
kakinya dan kemudian ia mulai dapat berjalan dengan sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami sesuatu dengan baik
maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar akan menghasilkan
perubahan yang bersifat “Intensional (disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.
Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :
1. Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila dikatakan sehat,maka
akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya : siswa kondisi sakit : secara tiba-tiba
terjadi sakit kepala,sakit perut, siswa sedang menjalani perawatan operasi, amandel,jantung,paru-
paru,kecelakaan lalu lintas sejenisnya
2. Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar kurang stabil,maka akan
mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya. Misalnya : Siswa diliputi rasa ketakutan,
kecemasan, adanya konflik-konflik batin, diliputi rasa kekecewaan,serta gangguan psikis lainnya.
3. Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan atau niat tersebut
benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya..Misalnya : Siswa
niat belajar dengan sungguh-sungguh karena belajar/ sekolah itu merupakan suatu kebutuhan diri
sendiri apabila ingin mencapai masa depan yang gemilang. Siswa juga berniat bahwa : “saya harus
menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam sekolah dan karir saya”. “Saya tidak boleh bermalas
malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan ( IQ)
Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang.
Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110) menurut hasil psykhotes),maka ia
disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di sekolah-sekolah umum dengan lancar, selama ia tidak
mengalami gangguan-gangguan lainnya. Demikian juga apabila seseorang mempunyai kecerdasan
dibawah normal, tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar disekolah jika dibanding
dengan seseorang yang berkecerdasan normal.
5. Minat
Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik yang kuat
terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak mempunyai rasa
ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari tentunya aktivitas dan hasil belajar yang dicapai
juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu seseorang terus menerus untuk
belajar mencintai,menyenangi suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya mampu dengan seutuhnya
tertarik yang kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya obyek belajar tersebut, yang pada akhirnya
motivasi belajar semakin meningkat untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
6. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu hasil tertentu /
suatu perbuatan. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu motivasi internal dan motivasi
eksternal. Motivasi Internal adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya ; Belajar
adalah suatu kebutuhan untuk masa depan, dan sejenisnya. Sedangkan motivasi eksterinsik adalah
dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari luar. Misalnya : Hadiah/Reward.
Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya di atas 80. Kedua motivasi tersebut sudah
dilaksanakan baik oleh orangtua,guru atau suatu lembaga. Alangkah baiknya seseorang memiliki
motivasi internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi lingkungan adalah
keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajarnya baik lingkungan personal
maupun lingkungan-lingkungan material (sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu :
4) Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition"
(persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama, anggaplah dia
sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, Anda akan selalu terpacu untuk melakukan
yang terbaik (do your best) di dalam kelas
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
NURAINUN,S.Pd,M.Pd SEPTA ANDRIANI,S.Pd
NIP 197110081997032004 NIP 199405102020122008
Arti dari mata pelajaran adalah: pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar
atau sekolah lanjutan
teori Benjamin S. Bloom tentang tujuan pendidikan (educational objectives). Khususnya tentang
ranah afektif yang terkait dengan hati.
Pertama, marilah kita tetapkan namanya untuk mata pelajaran tentang moralitas, karakter, budi
pekerti. Sebagai perbandingan, mata pelajaran di Malaysia untuk pendidikan karakter menggunakan
nama satu, yakni Pendidikan Islam (untuk Agama, dan selain Islam disebut Pendidikan Karakter). Itu
dulu ketika saya menjadi Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Oleh karena itu, marilah kita
tentukan nama yang satu tentang karakter ini. Akankah kita meniru Malaysia? Meniru yang baik boleh
saja. Pendidikan Islam (toh 85% Islam) untuk seluruh jenjang pendidikan, pendikan dasar, menengah,
dan tinggi. Ini pekerjaan besar, yakni menyusun kurikulum yang bukan “pengetahuan” agama, tapi
pendidikan agama, yang titik beratnya adalah olah hati (afektif), bukan olah otak dan olah raga. Hal ini
sama dengan mata pelajaran Olah Raga dengan ranah olah raga bukan ranah kognitif. Lalu bagaimana
dengan yang beragama selain Islam tentu sesuai dengan agama masing-masing atau dijadikan satu
dengan mata pelajaran Pendidikan Karakter.
Mata pelajaran tentang agama dan atau moral memang agak krusial, karena moralitas bisa merupakan
moralitas agama, moralitas sosial kemasyarakatan, moralitas kesopan, dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, nama mata pelajaran ini perlu didiskusikan lebih lama. Penumbuhan budi pekerti menjadi salah
satu alternatif. Pendidikan moral menjadi alternatif lainnya. Pendidikan agama menjadi alternatif
yang lain lagi. Sudah lama mata pelajaran Pendidikan Agama diajarkan di sekolah, baik negeri maupun
swasta. Baik Sekolah di bawah pembinaan Kemdikbud maupun Kemenag. Sudah lama pula ada mata
pelajaran Budi Pekerti yang penilaiannya dengan cara kuantitatif maupun kualitatif. Bahkan telah
diluncurkan Pendidikan Karakter untuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan karakter
tersebut diluncurkan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010. Dengan demikian, dalam
kurikulum sekolah telah diajarkan beberapa mata pelajaran, yakni Pendidikan Agama sesuai dengan
Agama yang dipeluk, PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewargaan Negara), PKn (Pendidikan
Kewarganegaraan), serta Civics. Di samping itu, dalam kegiatan penataran atau pelatihan, baik di
sekolah maupun di kantor-kantor pemerintah juga dilatihkan P4 (Bahkan nilai-nilai karakter juga sering
disebut dengan Karakter Mulia. Untuk menyatukannya perlu pertimbangan dari berbagai aspek.
Kedua, untuk mata pelajaran yang terkait dengan nasionalisme, cinta tanah air, dan kewargaan
negara, kita jadikan satu mata pelajaran terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Social Studies.
Sedang Sains merupakan fusi mata pelajaran Kimia, Biologi, Fisika, dan sejenisnya. Mata pelajaran ini
bersifat thematic-integrative untuk jenjang pendidikan SD dan SMP yang sebenarnya sejak tahun 1968
telah terjadi fusi mata pelajaran antara beberapa mata pelajaran, yakni geografi, sejarah, ekonomi,
antropologi, civics, dan sejenisnya. Untuk SMA sederajat, integrasi tersebut dapat dilonggarkan,
bahkan harus menjadi mata pelajaran tersendiri, misalnya Civics dengan mata pelajaran sendiri, juga
Sejarah, Ekonomi, Antropologi, dan apa lagi. Itulah sebabnya, penjurusan dapat dimulai sejak SMA.
Ketiga, untuk mata pelajaran yang menekankan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, selama
ini mengandalkan mata pelajaran yang diajarkan di SMA ke atas. Saat ini boleh disesuaikan dengan
kemajuan zaman, integrasi mata pelajaran dapat diberikan mulai SMP. Tetapi perlu pertimbangan
masak-masak apakah thematic-integrative tersebut masih diperlukan untuk jenjang SMP? Seperti ilmu
kimia yang selama ini hanya diberikan secara integrative di SMP, apakah sudah waktunya diberikan
secara mandiri, untuk ilmu kimia, biologi, dan ekonomi di SMP. Untuk SMA sudah harus sudah harus
tunggal.
Kempat, untuk mata pelajaran yang bersifat metodologis, seperti TIK dan bahasa, mata pelajaran
TIK dapat saja diberikan mulai SMP dan SMA dengan prinsip sesuai dengan kebutuhan dan berifat
teknis. Mengapa? Karena ternyata banyak mahasiswa semester I di perguruan tinggi yang masih
gaptek TIK, misalnya belum bisa mengirimkan e-mail dan belum dapat membuka internet. Padahal,
proses pendaftaran mahasiwa, sistem penilaian, bahkan UNBK (ujian nasional berbasis komputer),
updating data kemahasiswaan, semuanya sudah dilakukan secara elektronik.
Kelima, mata pelajaran yang sifatnya spesifik seperti kesenian dengan berbagai ragamnya seperti
teater, baca puisi, olah raga, Pramuka, Paskibra, bahkan olah raga yang sebenarnya sudah masuk
Pendidikan Kesehatan, dan lain-lain yang sifatnya memang dapat disebut single intelligence, lebih baik
dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal, atau ekstra kurikuler. Dengan demikian pelaksanaannya
dapat lebih optimal, dan dilaksanakan secara spesifik. Dengan memasukkan single intelligence ini,
pendekatan pendidikan kita bukan lagi berorientasi memilih salah satu multiple intelligences atau
single intelligence, tapi kedua-duanya.
Keenam, untuk mata pelajaran untuk sekolah-sekolah kejuruan perlu dibahas tersendiri, karena lebih
menekankan ranah psychomotor atau keterampilan. Untuk sekolah kejuruan inilah konsep link and
match dari Menteri Wardiman memang harus diutamakan. Itulah sebabnya, sekolah kejuruan harus
menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri. Jumlah sekolah kejuruan dan umum
memang terkait dengan konsep link and match tersebut. Ingat, saya memiliki kata-kata mutiara bagus,
yakni “peserta didik lebih penting dari mata pelajaran yang akan diajarkan”.
Jenis-jenis mata pelajaran di sekolah yang dapat dikembangkan ke berbagai jenis karier
Ada beberapa mata pelajaran yang diberikan di sekolah yang kelak ketika selesai sekolah dapat
dikembangkan ke arah karier diantaranya :
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Purwadarminta sebagai suatu
kegiatan mencontoh / meniru / mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Cheating
(menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara
sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan bahwa
telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat dari Bower (1964) yang
mendefinisikan “cheating is manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end
(achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya “menyontek” adalah perbuatan
yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan
keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.
Nyontek sering kali dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil paling
bagus tanpa harus bersusah payah. Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa yang sedang
mengerjakan soal ulangan atau ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan
bahan/materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka menyontek pekerjaan
temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal dengan jawaban yang dilihatnya dari
catatan yang sudah dipersiapakan. Catatan ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil
lainnya.
Menurut Nugroho (2008), yang menjadi penyebab munculnya tindakan ”menyontek” bisa dipengaruhi
beberapa hal. Baik yang sifatnya berasal dari dalam (internal) yakni diri sendiri maupun dari luar
(eksternal) misalnya dari guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu sendiri.
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya.
Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah
didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan dengan tidak jujur, biasanya
tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang menganggur setelah lulus karena ilmu yang
diperolehnya selama sekolah didapatkannya dengan cara yang tidak jujur pula. Hannya Tuhan yang
tahu.
Cara Penanggulangan menyontek
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi bahwa ada empat faktor yang menjadi penyebab
menyontek yaitu:
(1) Faktor individual atau pribadi dari penyontek,
(2) Faktor lingkungan atau pengaruh kelompok
(3) Faktor sistem evaluasi dan
(4) Faktor guru/dosen atau penilai.
Berkenaan dengan asas moral di atas, dapat ditegaskan bahwa yang terpenting dalam pendidikan
moral adalah bagaimana menciptakan faktor kondisional yang dapat mengundang dan memfasilitasi
seseorang untuk selalu berbuat secara moral dalam ujian (tidak “menyontek”) maka caranya adalah
mengkondisikan keempat faktor di atas ke arah yang mendukung, yaitu sebagai berikut:
1) Faktor pribadi dari penyontek
(a) Bangkitkan rasa percaya diri
(b) Arahkan self consept mereka ke arah yang lebih proporsional
(c) Biasakan mereka berpikir lebih realistis dan tidak ambisius
2) Faktor Lingkungan dan Kelompok
Ciptakan kesadaran disiplin dan kode etik kelompok yang sarat dengan pertimbangan moral.
Emosi adalah suatu hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa
perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari
atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal
emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan
kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan
dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres. Kecerdasan emosional juga
mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan
kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.
Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk
memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi
inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri sendiri, perasaan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin perlu dicermati karena
kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia membawa dampak yang
buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil survey Daniel Goleman menunjukkan
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami
kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan penurung, lebih
beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak
(impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui proses belajar dan
direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir hingga meninggal. Pertumbuhan dan
perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Menurut Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan seseorang mempunyai EQ
tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
a. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali
perasaan apada waktu perasaan itu terjadi.
b. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap
dengan tepat.
c. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai tujuan,
selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
d. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati terhadap
orang lain.
e. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan perasaan
positif kepada orang lain.
Seseorang yang secara emosi tidak cerdas biasanya :
a. Bersifat agresif.
b. Cenderung berpikir negatif.
c. Malas dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara berlebihan.
d. Lebih mementingkan diri sendiri (egois).
e. Tidak mampu menentukan tujuan.
f. Cepat cemas dan depresi.
g. Menarik diri dari pergaulan.
h. Suka memanfaatkan kelemahan orang lain.
i. Tidak sopan.
j. Kurang percaya diri.
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu. Remaja yang
pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan menerima pengalaman
belajar baru.
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotient (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan,
kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikannya. Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang
membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang
menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi
juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain
melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
a. Mengatasi stress
Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja. Orang
yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan
tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar.
Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh
namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”.
Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau
kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan
emosi penuh dengan perhitungan.
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan cepat kembali
bersemangat apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
d. Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka
hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca buku atau
artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan
emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata
orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain. Memahami
perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Keuntungan dari memahami orang lain adalah
kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi
dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
f. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat
bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag berbeda
dengan dirinya. Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa
tentram dan nyaman berada didekatnya.
2. PENGENDALIAN DIRI
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik
direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri
tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai cara-
cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara-caranya :
Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu
bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap
pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh
pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah,
kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba
kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah
ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita
berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum
bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya
kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral,
dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri? Lakukan cara ketiga!
Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau ”meledak”
karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri
sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa
memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film
dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi
kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran
kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
1) Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering
menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia
sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula mosinya justru akan terus berkobar.
2) Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi
kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game akan
sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
3) Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu sering
bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negative
dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4) Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
2. Tahap Inti
a. Kegiatan peserta 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
didik 2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
b. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang
BK/Konselor berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses
layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan
materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Pengeritan Kemandirian
Pada usia remaja terjadi pertumbuhan yang pesat, maka tampak remaja secara fisik
tubuhnya menjadi besar namun dalam perkembangan psikhisnya masih bersifat kekanak-kanakan.
Karenanya tidak jarang remaja menjadi pemurung, mudah emosional dan tidak mau disebut
sebagai anak lagi, tetapi juga keberatan kalau disebut dewasa. Remaja dikatakan dewasa karena
berkaitan dengan perkembangan kemandirian dan rasa tanggung jawab.
Perkembangan kemandirian merupakan suatu masalah penting sepanjang kehidupan
manusia. Kemandirian dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya memicu
terjadinya perubahan emosional. Perubahan logis yang memberikan pemikiran tentang cara berfikir
yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan
orangtua dan aktifitas individu. Masalah kemandirian menuntut kesiapan individu baik fisik maupun
emosional untuk mengatur, dan melakukan aktifitas atas tanggung tanggung jawabnya sendiri
tanpa menggantungkan diri pada orang lain.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan
inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan,
serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan
sikap otonomi dimana individu relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan
orang lain. Dengan kemampuannya, individu diharapkan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri. Kemandirian mengandung pengertian:
1. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya
sendiri.
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
3. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Robert Havighurt (1972), membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu:
1. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi pada orang lain.
2. Kemandirian ekonomi, yaitu; kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhana ekonomi orang lain.
3. Kemandirian intelektual, yaitu: kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
sedang dihadapi.
4. Kemandirian sosial, yaitu: kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan
tidak tergantung pada aksi orang lain.
Pentingnya Kemandirian Bagi seorang pelajar dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan,
yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh. Berbagai fenomena yang sering
terjadi karena kurangnya kemandirian pelajar, dan sangat perlu perhatian, seperti: perkelaian antar
pelajar, penyalagunaan obat dan alkohol, perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang
sudah mengarah pada tindak kriminal. Dalam konteks proses belajar, fenomena pelajar yang
kurang mandiri dalam belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental pada pendidikan
lanjutan, kebiasaan belajar yang kurang baik( tidak betah belajar lama, atau belajar hanya
menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian).
Beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu mendapat
perhatian, diantaranya adalah:
1. Ketergatungan disiplin pada kontrol luar bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku
seperti itu mengarah pada tidak konsisten, perilaku formalistik, keterpaksaan, sehingga
menghambat etos kerja dan kehidupan yang mapan.
2. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup, yang menunjukkan kemandirian masyarakat
yang masih rendah, karena manusia mandiri adalah manusia yang tidak lepas dari
lingkungannya.
3. Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistis dengan mengorbankan
prinsip, adanya faham segala sesuatu bisa diatur yang berkembang dalam masyarakat. Hal
tersebut menunjukkkan ketidakjujuran dalam berfikir dan bertindak serta kemandirian yang
masih rendah.
Pilihlah dengan cara mencentang ( √ ) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban “ TIDAK” apabila
anda tidak setuju
REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk lebih dapat
mandiri.
PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU
TERAKREDITASI “A” (UNGGULAN)
SMP BERMUTU
Sekolah Standar Nasional (SK. Dirjen Manajemen Dikdasmen No. 2499/C.3/KP/2010)
Jalan Air Tmam Kel. Air Temam Kec. Lubuklinggau Selatan I Telp (0733)452066 Email: admin@smp9llg.sch.id Kota Lubuklingga
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
DAMPAK HANDPHONE
A. Pengertian
Apa itu handphone?Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat
telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed
line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
C. Fungsi Handphone
Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-
nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan
(modernisasi). Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada
kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga
memberikan dampak yang begitu besar terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya
masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Kemajuan teknologi seperti
televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat
kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya,
segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh
remaja.Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan
pola pikir remaja. Mereka banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi,handphone,
ataupun internet. Dan juga secara pengaruh,merekalah yangpaling rentan terkena
pengaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut. Sesungguhnya handphone sangat penting bagi
para remaja, karena dengan handphone tersebut,para remaja bisa lebih mudah dan lancar untuk
berkomunikasi, akan tetapi, akan tetapi ternyata handphonebisa menjadi barang yang
bahaya ketika ternyata handphone tersebut disalahgunakan oleh anak untuk hal-hal yang negative
D. Dampak Handphone
Remaja zaman sekarang sudah banyak yang mempunyai handphone dan tiada hari tanpa
memeganghandphone terasa tidak enak karena handphone dapat di pergunakan sebagai alat
komunikasi, dan sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga.
Handphone pada umumnya digunakan untuk berkomunikasi, tapi banyak juga remaja yang sering
menyalahgunakannya, misalnya untuk melihat hal-hal yang semestinya tidak patut mereka lihat.
E. Cara pencegahan
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa menghindari penyalah gunaan Handphone
1. Menolak ajakan teman untuk menyimpan maupun melihat hal-hal yang meyangkut pornoaksi
dan pornografi.
2. Tidak membawa handphone ke sekolah atau mematikan handphone saat pelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi belajar.
3. Ketika berada dirumah sebaiknya mengatur waktu sebaik-baiknya antara belajar dan
menggunakan handphone.
4. Belajar sebaik mungkin agar tidak sampai menggunakan handphone saat ujian.
5. Menghindari mengakses situs porno atau mendownload konten-konten porno darihandphone.
6. Menggunakan handphone jika diperlukan dan untuk hal-hal yang penting saja.
7. Memperbanyak konten-konten religi pada handphone.
8. Memberi kode pengaman pada handphone jika diperlukan.
INSTRUMEN
PENILAIAN HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Apakah yang dimaksud denganhandphone
2. Sebutkan fungsi handphone
3. Sebutkan dampak positifhandphone
4. Sebutkan dampak negatif handphone
5. Jelaskan cara mencegah ketergantungan pada Handpone
TIDAK
NO PERNYATAAN SETUJU
SETUJU
Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
1.
Dampak Handphone
Setelah menerima materi layanan BK tentang Dampak
2. Handphone, timbul kesadaran sayauntuk penggunaan
Handphone secara bijak
Untuk menjaga perasaan teman yang tidak memiliki
3. Handphone, saya akan menggunakan Handphone
seperlunya saja.
Setelah menerima materi layanan BK tentang Dampak
4. Handphone saya menyadari bahwa saya belum bijak dalam
penggunaan Handpone
Materi layanan BK tentang Dampak Handphone,
5. menyadarkan saya akan pentinya membatasi diri dalam
menggunakan Handphone
C. KETRAMPILAN (ACTION)
Setelah menerima materi layanan BK tentang dampak handphone, buatlahsosiodrama dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Tema : Ketergantungan Handphone
2. Durasi : 10 – 15 menit
3. Naskah diketik 1,5 spasi dengan kertas kwarto/A4, 70 gram
Tugas dikerjakan sesuai kelompoknya dan minggu depan ditampilkan di depan kelas
INSTRUMEN
PENILAIAN PROSES
(Mengacu Pada Laporan Pelaksanaan)
HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan, Sumber,
Bahan dan Alat, Penilaian
B Perolehan Siswa Pasca Layanan
1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
C Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor
5. Peserta didik hadir semua
D Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuaikebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti
adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita
yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama
lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
1. Globalisasi
Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat
berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya
bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti
pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.
2. Membuktikan diri cukup menarik
Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua.
Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu
bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan
bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.
3. Adanya pengaruh kawan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri.
Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Akan tetapi, jika tidak dapat
dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti
juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha
mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi
oleh teman-temannya.
2.Pergaulan Sosial Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit, Pergaulan tambah
meluas, jika pola interaksidalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan
interaksi dengan orang lainnya(saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).Pergaulan tambah
menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (ti dak boleh bergaul
dengan yang lain selain dengan aku).
3.Mengisi Waktu Luang Bisa tambah bervariati s atau justra malah terbatas.Umumnya,
akti vitas pacaran ti dak produkti f (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat
menjadi produktif, jika kegiatan pacarandi isi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun,
memelihara binatang, dan sebagainya.
5.Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus di duga,
jadi pasti banyak terjadi masalah dalamhubungan ini.Jika remaja belum siap punya tujuan dan
komitman yang jelas dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika
tidak mampu mengatasi masalahnya.
6.Kebebasan Pribadi Berkurang. Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu
untuk pribadi menjadi lebihterbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan
dengan pacar.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Nama lainya adalah NAPZA,
merupakan singkatan dari Narkotika Psikotropika dan Zat adiktif. Yang di maksud Narkotika adalah zat
atau obat yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan mengurangi rasa nyeri dan
menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat yang bersifat psikoaktif mempengaruhi susunan syaraf pusat
menyebabkan perubahan pada perilaku dan juga menyebabkan keterhgantungan. Sedangkan bahan
adiktif adalah zat atau obat bukan narkotika atau psikotropika tetapi berpengaruh buruk pada kerja
otak.
Ada berbagai faktor yang melatarbelakangi seseorang mengunakan narkoba. Alasannya berbeda-beda,
namun pada umumnya merupakan interaksi beberapa faktor resiko yang mendukung, yaitu faktor
individu dan lingkungan.
Individu : kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan atau jenuh, rasa ingin tahu
dan ingin mencoba, mengalami depresi atau cemas, atau memiliki persepsi hidup yang tidak
realistis. Mereka percaya bahwa narkoba dapat mengatasi semua persoalan, atau memperoleh
kenikmatan, atau menghilangkan kecemasan, gelisah, takut, dan sebagainya.
Lingkungan : perubahan dalam struktur social, besarnya pengaruh teman , besarnya pengaruh
teman, migrasi dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik
merupakan penyebab bertambahnya adiksi obat di antara orang muda di kota besar seperti
Jakarta. kurangnya pendidikan dan keterampilan (skill) dan , kurangnya penghayatan kehidupan
beragama dalam keluarga mau pun pribadi
JENIS-JENIS NARKOBA
Ganja/ Kanabis
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama
yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara
dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs
Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk
kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang
berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah
dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
Kokain
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain
asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas
yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow,
charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang
mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan
kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain
berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
AMFETAMIN
amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan
tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan
keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan
nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA
(dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara
penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas
alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol kaca yang
dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke
dalam pembuluh darah (intravena).
ALKOHOL
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas
peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat
diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar
alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-
90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh.
Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan
penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu
golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine)
dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput).
Drugs Education
Drug education adalah edukasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, yang di rancang untuk
memberikan pengetahuan tentang narkoba, mengubah sikap terhadap penyalah gunaan
narkoba, serta perilaku menjauhi perbuatan penyalahgunaan narkoba. Contoh :
Drugs Information
Drug information adalah kegiatan dengan memberikan informasi yang benar tentang narkoba dan
pencegahannya, sehingga siswa tidak merasa asing dengan narkoba itu sendiri. Dengan
memberikan informasi tentang narkoba ini akan memungkinkan siswa menerima dan memahami
berbagai pengetahuan tentang narkoba.
Tujuan dari program drug information adalah memberikan bekal pengetahuan yang benar
tentang bahaya narkoba, sehingga siswa memahami dampak negatifnya, dan tidak mudah
tersugesti untuk mencoba narkoba. Contoh : penyuluhan, pemutaran film, testimoni, pemberian
bahan bacaan tentang narkoba
Interventions
intervensi adalah kegiatan campur tangan, dengan landasan sekolah mampu bertindak bijaksana.
Contoh : Razia, Pemeriksaan urine, Pengawasan, Alih tangan kasus pada pihak yang kompeten.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
Pengertian pemanasan global (global warming) banyak didefinisikan para ahli dimana proses,
penyebab, dampak/akibat dan cara mengatasi merupakan hal yang paling penting dalam kajian
seputar pemanasan global. Kita semua tahu dampaknya sangat membahayakan bagi kesehatan bumi
kita dan tentu berdampak bagi seluruh penghuni bumi. Pertama-tama mari kita membahas Pengertian
Pemanasan Global. Secara Umum, Pemanasan Global (Global Warming) adalah peristiwa
meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi.
Menurut berbagai penelitian, pada saat ini suhu di permukaan bumi sudah menunjukkan
peningkatan yang sangat drastis yaitu sekitar 0,6°C yang terjadi dalam satu abad terakhir. Peningkatan
yang terbilang dan terlihat kecil, namun dampak pemanasan global sangat besar bagi Bumi dan
kehidupan di Bumi. Dalam gejala-gejala atau tanda-tanda terjadinya pemanasan global dapat kita
amati dan rasakan. Gejala-gejala pemanasan global adalah pergantian musim yang sulit kita prediksi,
sering terjadinya angin puting beliung, terumbu karang yang memutih, dan banjir dan kekeringan di
wilayah yang tidak biasa mengalaminya.
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai penyebab atau faktor-faktor terjadinya
pemanasan global. Menurut para ahli bahwa pemanasan permukaan Bumi terjadi karena
meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer yang merangkap panas, tidak hanya itu, ada banyak lagi
penyebab terjadinya pemanasan global yang perlu teman-teman ketahui dalam memperbaiki dan
menanggulangi hal tersebut. Penyebab Pemanasan Global adalah sebagai berikut...
Efek Rumah Kaca : efek rumah kaca adalah proses atmosfer menghangatkan planet. efek rumah
kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di
atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke
permukaan Bumi. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi makhluk hidup di Bumi, namun jika
berlebihan berbahaya kehidupan di Bumi karena dapat mempengaruhi dan mengganggu iklim.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca : Gas-gas memiliki sifat yang memerangkap panas, sehingga
panas yang terpantul dari permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke cahaya akibat dari gas
tersebut, gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca. Gas yang paling berperan adalah karbon
dioksida (CO2). penyebab meningkatnya karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar batu
bara, pembakaran minyak bumi, pembakaran gas alam.
Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol : CFC atau Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang
digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, terkhusus pada peralatan
rumah tangga. CFC terdapat pada kulkas dan AC.
Polusi Kendaraan berbahan bakar bensin : Kendaraan memberikan penyebab terbesar dalam
terjadi pemanasan global. Polusi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti motor,
mobil dan kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan gas karbon
dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan penyebab utama terjadinya
pemanasan global karena karbon dioksida adalah gas yang memerangkap panas sehingga tidak
dapat keluar ke angkasa.
Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan : Gas metana menempati urutan
kedua sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari
bahan-bahan organik yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di
persawahan, sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya produksi
hewan ternak maka meningkatnya pula gas metana yang dilepaskan ke permukaan bumi.
Pengrusakan Hutan : Hutan berfungsi dalam menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan
oksigen, jika hutan rusak akibat dari penebangan dan pembakaran, maka yang terjadi adalah
jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan sedikit, dan semakin banyak karbon yang
berkumpul di atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Pemboroson Energi Listrik :Energi listrik sebagian besar kita gunakan adalah hasil pembakaran
dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil pembakaran tersebut menghasilkan
karbon dioksida
Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat : Meningkatnya jumlah kendaraan maka karbon
dioksida pun yang dihasilkan dari kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan tentu saja
menimbulkan pemanasan global.
Pembakaran Sampah Secara Berlebihan : Pembakaran sampah berlebihan yang dilakukan secara
massal akan menyebabkan terjadinya pemanasan global karena dari hasil pembakaran sampah
tersebut adalah gas metana, yang dapat memerangkap panas.
Pemanasan global mempunyai dampak/ akibat yang sangat luas yang tentunya memberikan pengaruh
bagi kehidupan di bumi, terutama kehidupan manusia. Dampak pemanasan global adalah sebagai
berikut...
Apa yang dapat dilakukan Remaja dalam Mengatasi / mengurangi Global Warming
3. Menghemat energi
a. Menghemat pemakaian listrik, seperti mematikan lampu jika tidak dipakai
b. Mempelopori penggunaan energi alternatif seperti penggunaan energi matahari, energi
angin, energi air `
4. Mengolah Sampah
a. Mengolah sampah organik menjadi pupuk
b. Mengolah sampah an organik seperti plastik dll untuk dijadikan barang yang bisa di pakai
kembali
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
teori Benjamin S. Bloom tentang tujuan pendidikan (educational objectives). Khususnya tentang
ranah afektif yang terkait dengan hati.
Pertama, marilah kita tetapkan namanya untuk mata pelajaran tentang moralitas, karakter, budi
pekerti. Sebagai perbandingan, mata pelajaran di Malaysia untuk pendidikan karakter menggunakan
nama satu, yakni Pendidikan Islam (untuk Agama, dan selain Islam disebut Pendidikan Karakter). Itu
dulu ketika saya menjadi Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Oleh karena itu, marilah kita
tentukan nama yang satu tentang karakter ini. Akankah kita meniru Malaysia? Meniru yang baik boleh
saja. Pendidikan Islam (toh 85% Islam) untuk seluruh jenjang pendidikan, pendikan dasar, menengah,
dan tinggi. Ini pekerjaan besar, yakni menyusun kurikulum yang bukan “pengetahuan” agama, tapi
pendidikan agama, yang titik beratnya adalah olah hati (afektif), bukan olah otak dan olah raga. Hal ini
sama dengan mata pelajaran Olah Raga dengan ranah olah raga bukan ranah kognitif. Lalu bagaimana
dengan yang beragama selain Islam tentu sesuai dengan agama masing-masing atau dijadikan satu
dengan mata pelajaran Pendidikan Karakter.
Mata pelajaran tentang agama dan atau moral memang agak krusial, karena moralitas bisa merupakan
moralitas agama, moralitas sosial kemasyarakatan, moralitas kesopan, dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, nama mata pelajaran ini perlu didiskusikan lebih lama. Penumbuhan budi pekerti menjadi salah
satu alternatif. Pendidikan moral menjadi alternatif lainnya. Pendidikan agama menjadi alternatif
yang lain lagi. Sudah lama mata pelajaran Pendidikan Agama diajarkan di sekolah, baik negeri maupun
swasta. Baik Sekolah di bawah pembinaan Kemdikbud maupun Kemenag. Sudah lama pula ada mata
pelajaran Budi Pekerti yang penilaiannya dengan cara kuantitatif maupun kualitatif. Bahkan telah
diluncurkan Pendidikan Karakter untuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan karakter
tersebut diluncurkan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010. Dengan demikian, dalam
kurikulum sekolah telah diajarkan beberapa mata pelajaran, yakni Pendidikan Agama sesuai dengan
Agama yang dipeluk, PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewargaan Negara), PKn (Pendidikan
Kewarganegaraan), serta Civics. Di samping itu, dalam kegiatan penataran atau pelatihan, baik di
sekolah maupun di kantor-kantor pemerintah juga dilatihkan P4 (Bahkan nilai-nilai karakter juga sering
disebut dengan Karakter Mulia. Untuk menyatukannya perlu pertimbangan dari berbagai aspek.
Kedua, untuk mata pelajaran yang terkait dengan nasionalisme, cinta tanah air, dan kewargaan
negara, kita jadikan satu mata pelajaran terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Social Studies.
Sedang Sains merupakan fusi mata pelajaran Kimia, Biologi, Fisika, dan sejenisnya. Mata pelajaran ini
bersifat thematic-integrative untuk jenjang pendidikan SD dan SMP yang sebenarnya sejak tahun 1968
telah terjadi fusi mata pelajaran antara beberapa mata pelajaran, yakni geografi, sejarah, ekonomi,
antropologi, civics, dan sejenisnya. Untuk SMA sederajat, integrasi tersebut dapat dilonggarkan,
bahkan harus menjadi mata pelajaran tersendiri, misalnya Civics dengan mata pelajaran sendiri, juga
Sejarah, Ekonomi, Antropologi, dan apa lagi. Itulah sebabnya, penjurusan dapat dimulai sejak SMA.
Ketiga, untuk mata pelajaran yang menekankan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, selama
ini mengandalkan mata pelajaran yang diajarkan di SMA ke atas. Saat ini boleh disesuaikan dengan
kemajuan zaman, integrasi mata pelajaran dapat diberikan mulai SMP. Tetapi perlu pertimbangan
masak-masak apakah thematic-integrative tersebut masih diperlukan untuk jenjang SMP? Seperti ilmu
kimia yang selama ini hanya diberikan secara integrative di SMP, apakah sudah waktunya diberikan
secara mandiri, untuk ilmu kimia, biologi, dan ekonomi di SMP. Untuk SMA sudah harus sudah harus
tunggal.
Kempat, untuk mata pelajaran yang bersifat metodologis, seperti TIK dan bahasa, mata pelajaran
TIK dapat saja diberikan mulai SMP dan SMA dengan prinsip sesuai dengan kebutuhan dan berifat
teknis. Mengapa? Karena ternyata banyak mahasiswa semester I di perguruan tinggi yang masih
gaptek TIK, misalnya belum bisa mengirimkan e-mail dan belum dapat membuka internet. Padahal,
proses pendaftaran mahasiwa, sistem penilaian, bahkan UNBK (ujian nasional berbasis komputer),
updating data kemahasiswaan, semuanya sudah dilakukan secara elektronik.
Kelima, mata pelajaran yang sifatnya spesifik seperti kesenian dengan berbagai ragamnya seperti
teater, baca puisi, olah raga, Pramuka, Paskibra, bahkan olah raga yang sebenarnya sudah masuk
Pendidikan Kesehatan, dan lain-lain yang sifatnya memang dapat disebut single intelligence, lebih baik
dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal, atau ekstra kurikuler. Dengan demikian pelaksanaannya
dapat lebih optimal, dan dilaksanakan secara spesifik. Dengan memasukkan single intelligence ini,
pendekatan pendidikan kita bukan lagi berorientasi memilih salah satu multiple intelligences atau
single intelligence, tapi kedua-duanya.
Keenam, untuk mata pelajaran untuk sekolah-sekolah kejuruan perlu dibahas tersendiri, karena lebih
menekankan ranah psychomotor atau keterampilan. Untuk sekolah kejuruan inilah konsep link and
match dari Menteri Wardiman memang harus diutamakan. Itulah sebabnya, sekolah kejuruan harus
menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri. Jumlah sekolah kejuruan dan umum
memang terkait dengan konsep link and match tersebut. Ingat, saya memiliki kata-kata mutiara bagus,
yakni “peserta didik lebih penting dari mata pelajaran yang akan diajarkan”.
Jenis-jenis mata pelajaran di sekolah yang dapat dikembangkan ke berbagai jenis karier
Ada beberapa mata pelajaran yang diberikan di sekolah yang kelak ketika selesai sekolah dapat
dikembangkan ke arah karier diantaranya :
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
1. … – 79 Rendah
2. 80 – 89 Di bawah rata-rata
3. 90 – 109 Rata-rata
Otak kita tersusun dari berjuta-juta neuron yang tiap-tiap neuron dipisahkan oleh jarak yang amat tipis,
saat otak mengenal sesuatu yang baru maka akan terjadi lompatan pijaran listrik dari satu neuron ke neuron
yang lain. Semakin sering terjadi pijaran dalam otak maka otak akan semakin terlatih seperti orang yang cerdas
Orang cerdas adalah pengguna kedua otak ,dengan mempelajari bagaimana menggunakan kedua sisi otak
yaitu otak kanan dan otak kiri berarti megembangkan kekuatan otak kita seperti seorang cerdas. Pada
umumnya manusia menggunakan 90% otak kiri dan 10 % otak kanan, padahal kalau kita mau sukses seperti
orang jenius kita harus bisa memberdayakan 50% oatak kanan dan 50% Otak kiri.
Otak kanan dan Otak kiri akan berpengaruh pada keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan
bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif .
1. Otak kiri
a. Logika
Otak kiri berhubungan dengan kemampuan untuk berfikir logis,nyata,
bersifat umum, contohnya :
- Matahari terbit di sebelah timur
- Ada laki-laki ada perempuan
a. Hitungan linear
Otak kiri berhubungan dengan kemampuan melakukan hitungan linear atau hitungan yang berurutan,
contohnya :
- 2-4-6-8 maka 2 bilangan berikutnya adalah ……. ( 10 dan 12)
- Dalam hitungan ini bilangan di tambah secara linear dari bilangan sebelumnya.
c. Urutan bahasa
Otak kiri juga berhubungan dengan kemampuan dalam mengurutkan kata atau bahasa, contohnya:
- Jika kambing makananya rumput maka mobil menggunakan (bensin)
- Ada sendok ada garpu, maka kalau ada amplop harus ada (perangko)
2. Otak kanan
a. Ritme
Otak kanan berhubungan dengan ritme atau irama, contohnya : Setiap arranger pasti berusaha
membuat aransemen musik yang berbeda dengan aransemen musik orang lain, karena jika mereka
membuat aransemen musik yang sama mereka akan dikatan plagiat.
Adanya keharusan membuat aransemen yang berbeda ini akan memacu mereka untuk membuat
irama yang berbeda dalam musiknya, hal ini akan mengembangkan kemampuan otak kanan mereka
b. Kreativitas
Otak kanan berhubungan dengan kemampuan menampilkan kreativitas. Kreativitas bisa Nampak
ketika seseorang selalu mencari cara yang baru yang berbeda dari cara - cara yang dipakai orang-
orang di sekitarnya.
c. Imajinasi
Imajinasi adalah daya khayal, bisa nampak ketika seseorang menciptakan sesuatu yang baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Tetapi bisa juga mengubah karya yang ada di modifikasi menjadi
karya yang baru.
d. Dimensi
Dimensi adalah kemampuan pandang ruang. Orang yang biasa bekerja di bidang yang berhubungan
dengan dimensi seperti arsitek, desain interior perkembangan otang kanannya akan bagus.
e. Holistik
Holistik adalah berfikir secara menyeluruh, artinya setiap orang yang memiliki kemampuan berfikir
holistik, maka dia akan melihat setiap pekerjaan dan persoalan secara menyeluruh. Contoh : ketika
seorang ibu ingin membuat sate ayam, dia menyuruh putrinya belanja keperluannya kepasar. Jika
putrinya membeli daging ayam saja, maka otak kirinya masih dominan. Tetapi jika dia membeli
daging ayam, tusuk sate, kecap, arang dan keperluan lain untuk membuat sate ayam, maka dia sudah
berfikir secara holistik yang berarti otak kanannya sudah berkembang mengimbangi otak kiri
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan otak kanan dan otak kiri diantaranya :
1. Dengan test
2. Misal test bakat atau test kepribadian yang soal-soal testnya sangat
variatif
2. Menggunakan game-game yang bisa meningkatkan kemampuan otak kanan dan otak kiri , baik game
melalui media elektronik maupun game tanpa media yang langsung bisa dimainkan bersama-sama.
2 Tahap Inti
a Kegiatan Peserta Didik - 1. Peserta didik menyimak paparan materi
yang disampaikan Guru BK/Nara sumber
2. Peserta didik menyampaikan pendapat
atau bertanya pada materi yang belum
dipahami
3. Peserta didik diberi kesempatan untuk
menyampaikan pengalamannya berkaitan
dengan OSIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi/slide power point
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN 9 Lubuklinggau Guru BK
2 Tahap Inti/Kerja
a Eksperientasi Guru BK/Konselor memastikan keselarasan antara tujuan yang
( proses/kegiatan yang akan dicapai, metode yang dipilih dengan materi
dialami peserta didik dalam
suatu kegiatan bimbingan
berdasarkan teknis tertentu)
b Refleksi (Pengungkapan Refleksi Identifikasi. Guru BK/Konselor mengidentifikasi
perasaan, pemikiran dan respon anggota kelompok melalui pertanyaan yang
pengalaman tentang apa 1 mengungkap pengalaman peserta tentang apa yang terjadi
yang terjadi dalam pada saat mengikuti kegiatan ( What Happened). Pertanyaan
kegiatan bimbingan) pada refleksi identifikasi mengacu pada pengukuruan
pencapaian apa yang diketahui (pengenalan)
Refleksi Analisis. Guru BK/Konselor mengajak konseli untuk
menganalisis dan memikirkan (think) sebab-sebab mengapa
2
mereka menunjukkan perilaku tertentu dan apa yang akan
dilakukan selanjutnya ( so what)
Refleksi Generalisasi. Guru BK/Konselor mengajak peserta
membuat rencana tindakan untuk memperbaiki perilaku yang
dianggap sebagai kelemahan dirinya ( Plan). Kemudian Guru
BK/Konselor mengajukan pertanyaan tentang rencana
3 tindakan untuk memperbaiki perilaku sebagai tanda peserta
didik memiliki kesadaran untuk berubah (Now What).
Contoh pertanyaan:
rencana apa yang akan dilakukan ?
kapan akan dimulai ?
langkah terdekat apa yang akan dilakukan ?
3 Tahap Pengakhiran (Terminasi)
Menutup kegiatan dan tindak Guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan
lanjut a penguatan terhadap aspek-aspek yang ditemukan oleh
peserta dalam suatu kerja kelompok
1 Nama Konseli :
2 Kelas/Semester :
3 Hari, Tanggal :
4 Pertemuan ke- :
5 Waktu :
6 Tempat :
7 Gejala yang nampak/keluhan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi/slide power point
2. Lembar kerja siswa
Lubuklinggau,
Mengetahui
Kepala SMPN Lubuklinggau Guru BK
1 PRIBADI Landasan Mengenal arti dan Berminat Melakukan berbagai 1 Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan P
Hidup tujuan ibadah mempelajari arti dan kegiatan ibadah dengan karunia dari Tuhan YME
Religius tujuan ibadah kemauan sendiri
2 Saya kadang lupa untuk berprilaku sopan dan P
santun dalam kehidupan
Landasan Mengenal alasan Memahami Bertindak atas 3 Saya merasa belum paham etika yang baik dan P
Perilaku Etis perlunya mentaati keragaman pertimbangan diri benar dalam pergaulan teman sebaya
aturan/norma aturan/patokan terhadap norma yang
berperilaku dalam berperilaku berlaku
dalam konteks
budaya
4 Saya merasa sulit mematuhi tata tertib di P
sekolah
5 Kadang-kadang saya masih suka menyontek P
pada waktu ulangan
6 Waktu saya banyak dihabiskan untuk bermain P
game atau games online
7 Saya sulit meminta maaf jika melakukan P
kesalahan terhadap orang lain
Kematangan Mengenal cara- cara Memahami Mengekspresikan 8 Saya masih merasa belum memiliki rasa percaya P
Emosi mengekspresikan keragaman ekspresi perasaan atas dasar diri
perasaan secara perasaan diri dan pertimbangan
wajar perasaan orasaan kontekstual
orang lain
9 Saya belum tahu cara mengendalikan emosi P
Kematangan Mempelajari norma- Menyadari Bekerja sama dengan 21 Saya sering beda pendapat dengan orang lain S
Hubungan norma pergaulan keragaman latar teman sebaya yang
dengan dengan teman sebaya belakang teman beragam latar
Teman yang beragam latar sebaya yang belakangnya
Sebaya belakangnya mendasari pergaulan
22 Saya sedang mempunyai masalah dengan teman S
di sekolah
23 Saya belum tahu cara untuk menjaga S
persahabatan agar tetap langgeng
24 Saya belum tahu tentang bullying dan cara S
mensikapinya
25 Saya sukar bergaul dengan teman-teman di S
sekolah
Kesadaran Mengenal peran- Menghargai peranan Berinteraksi dengan 26 Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang S
Gender peran sosial sebagai diri dan orang lain lain jenis secara kesehatan reproduksi remaja
laki-laki atau sebagai laki-laki atau kolaboratif dalam
27 Saya belum banyak tahu tentang dampak dari S
perempuan perempuan dalam memerankan peran
pacaran
kehidupan sehari- jenis
hari 28 Saya malu jika membicarakan masalah seks dan S
pacar kepada orang tua
29 Saya merasa malu jika bergaul dengan teman S
yang beda jenis kelamin
3 BELAJAR Kematangan Mempelajari cara- Menyadari adanya Mengambil keputusan 30 Saya merasa takut bertanya atau menjawab di B
Intelektual cara pengambilan resiko dari berdasarkan kelas
keputusan dan pengambilan pertimbangan resiko
pemecahan masalah keputusan yang mungkin terjadi.
4. Jawaban Anda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan sungguh-sungguh.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME
2 Saya kadang lupa untuk berprilaku sopan dan santun dalam kehidupan
3 Saya merasa belum paham etika yang baik dan benar dalam pergaulan teman sebaya
4 Saya merasa sulit mematuhi tata tertib di sekolah
5 Kadang-kadang saya masih suka menyontek pada waktu ulangan
6 Waktu saya banyak dihabiskan untuk bermain game atau games online
7 Saya sulit meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap orang lain
8 Saya masih merasa belum memiliki rasa percaya diri
9 Saya belum tahu cara mengendalikan emosi
10 Saya belum tahu cara melakukan eksplorasi bakat secara mandiri
11 Saya masih sering mengalami sakit / alergi
12 Kondisi keluarga saya sedang tidak harmonis
13 Saya sedang mempunyai masalah dengan anggauta keluarga di rumah
14 Saya merasa belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
15 Saya sering lupa waktu ketika bermain/membuka media sosial (fb, wa, instagram, dll)
16 Saya merasa sulit mengendalikan ketergantungan dengan handphone
17 Saya merasa tidak betah tinggal di rumah sendiri
18 Saya merasa tidak pernah di perhatikan dari orang tua
19 Kata maaf, tolong dan terimakasih kadang lupa saya ucapkan dalam pergaulan
20 Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara mensikapinya
21 Saya sering beda pendapat dengan orang lain
22 Saya sedang mempunyai masalah dengan teman di sekolah
23 Saya belum tahu cara untuk menjaga persahabatan agar tetap langgeng
24 Saya belum tahu tentang bullying dan cara mensikapinya
25 Saya sukar bergaul dengan teman-teman di sekolah
26 Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja
27 Saya belum banyak tahu tentang dampak dari pacaran
28 Saya malu jika membicarakan masalah seks dan pacar kepada orang tua
29 Saya merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis kelamin
30 Saya merasa takut bertanya atau menjawab di kelas
31 Saya belum paham yang harus dilakuan dengan adanya pemanasan global
32 Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat terlarang serta dampaknya
33 Saya belum tahu cara memilih lembaga bimbingan belajar
34 Saya merasa tidak memiliki semangat belajar
35 Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah
36 Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi yang sesuai dengannya
37 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran
38 Saya belum terbiasa belajar bersama atau kelompok
39 Saya merasa belum menenumkan cara belajar yang efektif
40 Saya selalu malas untuk belajar di rumah
41 Saya belajarnya jika akan ada ulangan atau ujian saja
42 Orang tua kurang peduli dengan kegiatan belajar saya
43 Saya belum bisa membuat peta pikiran (mind mapping)
44 Saya belum mengenal tentang macam-macam kecerdasan
45 Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak kanan
46 Saya sering dimarahi orang tua karena boros
47 Saya tidak terbiasa menabung
48 Saya kurang dapat menyalurkan bakat dan minat di sekolah
49 Saya belum tahu tentang prospek karir untuk setiap mapel
50 Saya belum banyak tahu tentang jenis-jenis profesi di masyarakat dan Prospeknya
LAMPIRAN C.
PANDUAN MENGOPERASIKAN APLIKASI AKPD SMP
4. Buka Sheet AKPD dan susun butir angket yang disesuaikan dengan keadaan sekolah.
Ikuti langkah seperti yang ada di file contoh jadi
5. Buka Sheet Angket, dan print out sesuai dengan jumlah konseli
6. Buka Sheet Entry, isikan kode konseli, nomor induk, nama, jenis kelamin dan jumlah
konseli. Isikan hasil angket masalah konseli dengan cara mengisi dengan angka 1 apabila di
jawab YA dan angka 0 untuk jawaban TIDAK
7. Buka Sheet Profil Kelas, urutkan ( diblok /pilih data/Sort/ pilih kolom C/ pilih urutan dari
angka besar/OK). Kalau sudah di urutkan, kita isikan waktu layanan sesuai dengan prioritas.
8. Buka Sheet Profil Konseli, dan urutkan(Sort) seperti profil kelas. Selanjutnya
deskripsikan sesuai hasil profil kelas dan profil konseli
17. Setelah selesai semua, maka tinggal di cetak / print untuk dilampirkan pada program BK,
antara lain :
a. Profil kelas
b. Profil konseli
c. Deskripsi kebutuhan
d. Rumusan tujuan layanan
e. Komponen layanan
f. Pengembangan tema/topic
g. Rencana kegiatan
h. Jadwal kegiatan
i. Program semester ganjil dan genap
j. Rencana pelaksanaan layanan BK ( RPL BK )