Anak-anak maupun orang dewasa bisa saja menjadi korban sexual assault. Laki-laki cisgender,
perempuan cisgender, dan transgender memiliki angka sexual assault yang lebih tinggi daripada orang
dengan heteroseksual. Cisgender yang paling banyak melakukan sexual assault adalah gay dan lesbian.
a. Pada hukuman singkat, penjara untuk jangka waktu tidak lebih dari 6 bulan atau denda
tidak melebihi maksimum undang-undang, atau keduanya b.
b. Pada keyakinan atau dakwaan, penjara untuk jangka waktu tidak lebih dari 10 tahun.
3. PEMERIKSAAN MEDIS
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti pelaku dan pelapor
kekerasan seksual, yang dapat membantu pengadilan untuk mengumpulkan fakta-fakta dari
kasus tsb dan mengidentifikasi serta mengobati cedera atau factor risiko lain (misalnya: infeksi).
Bukti-bukti medis dan sains dapat membantu untuk mengkonfirmasi pernyataan dari pelapor
maupun dari tersangka. Contohnya pada penyerangan genito-anal atau penetrasi, bagian
dimana terdapat jilatan, ciuman, atau gigitan dapat menyisakan DNA pelaku. Terlepas dari
riwayat medisnya, detail tempat, waktu, dan kontak spesifik (ex, penis ke mulut, mulut ke alat
genital, penis ke anus, penis ke vagina, ejakulasi, penetrasi ke vagina/anus/mulut,
ciuman/gigitan/penyedotan/peludahan) yang dilakukan oleh tersangka harus diidentifikasi.
Identifikasi kadar alkohol dan obat juga harus dilakukan untuk dicatat gunanya agar supaya
mengetahui pernyataan korban dan kemampuan untuk mengingat korban relevan/tidak atau
apakah tersangka melakukan drug-facilitated assault.
Selain itu, riwayat operasi, riwayat ginekologi, riwayat menstruasi dan psikiatri juga ditanyakan.
Riwayat hubungan seksual sebelum dan sesudah penyerangan juga ditanyakan.
Pemeriksaan fisik pada korban wanita meliputi, paha, bokong, perineum, area pubis, rambut
pubis, labia mayor, labia minor, klitoris, fourchette posterior, fossa navicularis, vestibula,
hymen, lubang uretra, vagina, serviks.
Pemeriksaan fisik pada laki-laki (baik sbg tersangka maupun korban) meliputi, bokong, paha,
perineum, anus, area perianal, testis, skrotum, dan penis (termasuk, shaft, kelenjar, dan sulkus
coronal).
Cairan biologis (seperti, semen) dapat terdeteksi di dalam mulut s/d 48 jam setelah kontak, 3
hari pada anus, dan 7 hari pada vagina dan endoserviks.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keparahan cedera dalam kasus kekerasan
seksual. Cedera serupa dapat terlihat pada kontak seksual konsensual dan non-konsensual.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan cedera genital adalah
1. usia pelapor
2. jenis aktivitas seksual
3. posisi relatif peserta
4. tingkat keracunan/mabuk salah satu atau kedua peserta.
Insersi konsensual atau upaya memasukkan jari atau jari, penis atau benda lain ke dalam vagina
dapat mengakibatkan memar, lecet dan laserasi pada labia mayora, labia minora, selaput dara
dan fourchette posterior.
Cedera non-genital bahkan yang bersifat minor seringkali dapat menjadi bukti yang sangat
signifikan, terutama jika tidak ada cedera genital, dan menguatkan laporan penyerangan.
Tanda-tanda kontak tumpul (misalnya, pukulan, tendangan), pengekangan (misalnya, ikatan di
sekitar pergelangan tangan atau pergelangan kaki, bekas cengkeraman) dan bekas gigitan adalah
semua contoh cedera non-genital yang terlihat pada pelapor kekerasan seksual
Kadang-kadang tuduhan palsu memang terjadi, analisis karakter dan sifat cedera berdasarkan
laporan yang diberikan sangat penting dalam menentukan apakah mungkin orang tsb melukai
diri sendiri secara sengaja.
Hubungan seks penetrasi anal adalah bagian dari repertoar seksual normal dari banyak
pasangan dari semua orientasi seksual. Hubungan seks anal konsensual dapat (dengan cara yang
sama seperti seks vaginal) bebas rasa sakit dan ketidaknyamanan dan umumnya tidak
meninggalkan sisa luka yang terlihat. Hubungan seks anal non-konsensual jika dilakukan tanpa
paksaan, dengan atau tanpa pelumasan dan tanpa perlawanan fisik pada bagian dari orang yang
ditembus juga tidak meninggalkan bekas luka dan mungkin bebas rasa sakit. Efek obat-obatan
dan alkohol dapat membuat penetrasi lebih mudah.
Kemungkinan rasa sakit atau cedera dalam hubungan seks anal non-konsensual dapat
meningkat apabila:
1. tidak berpengalaman dalam melakukan hubungan seks anal
2. tidak pakai lubricants
3. ada pemaksaan
4. ada perbedaan yang besar antara besaranya penis dan anus
luka yang disebabkan antara lain laserasi, memar dan robek. Dapat sembuh dalam waktu 2
minggu dan tidak berbekas. Kondisi yang menyerupai laserasi, memar dan robek akibat
hubungan seks perianal adalah konstipasi, cacing gelang, hygiene buruk, dan inflammatory
bowel conditions.
Hal ini menjadi tanggung jawab dokter pemeriksa atau profesional kesehatan untuk
memberikan profilaksis pasca-serangan yang tepat terhadap kehamilan, atau HIV atau kondisi
genitourinari lainnya diantisipasi. Konseling atau dukungan psikologis juga harus ditawarkan
untuk mendukung korban. Dukungan proaktif harus ditawarkan dan tindak lanjut harus
diberikan sehingga individu yang rentan tidak memiliki masalah yang terkait dengan serangan
awal yang diperparah dengan perawatan yang buruk atau tidak adanya perawatan di kemudian
hari.
FGM adalah pelanggaran hak asasi anak perempuan dan perempuan. Hal ini diketahui
berbahaya bagi anak perempuan dan perempuan dalam banyak hal. Itu menyakitkan dan
traumatis. FGM dapat menyebabkan beberapa konsekuensi kesehatan langsung dan jangka
panjang.
Jenis-Jenis FGM:
Tipe I: Pengangkatan sebagian atau seluruh klitoris dan/atau kulit khatan (klitoridektomi).
Tipe Ia, pelepasan tudung klitoris atau hanya kulit preputium
Tipe Ib, pengangkatan klitoris dengan kulit preputium
Tipe II: Penghapusan sebagian atau total dari klitoris dan labia minora, dengan atau tanpa
eksisi labia mayora (eksisi).
Tipe Ila, penghapusan hanya labia minora
Tipe IIb, pengangkatan sebagian atau total klitoris dan labia minora
Tipe IIc, sebagian atau pengangkatan total klitoris, labia minora dan labia majora
Tipe III: Penyempitan lubang vagina dengan pembuatan segel penutup dengan memotong dan
menempatkan labia minora dan/atau labia mayora, dengan atau tanpa eksisi klitoris
(infibulasi).
Tipe IIIa, pelepasan dan penempatan labia minora
Tipe IIIb, pelepasan dan penempatan labia mayora
Tipe IV: Semua prosedur berbahaya lainnya pada alat kelamin wanita untuk tujuan non-
medis, misalnya: menusuk, menusuk, menggores, menggores dan membakar.
Di Inggris & Wales, kewajiban pelaporan FGM adalah kewajiban hukum yang diatur dalam FGM
Act 2003 (sebagaimana diubah oleh Serious Crime Act 2015).