Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TUNAS SILIWANGI

ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)


Vol.5 | No.1 | April 2019
PEMBELAJARAN CALISTUNG (MEMBACA, MENULIS,
BERHITUNG) DENGAN RESIKO TERJADINYA STRESS
AKADEMIK PADA ANAK USIA DINI
1
Ghina Wulansuci, 2Euis Kurniati
1
PG PAUD Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi
2
PG PAUD Universitas Pendidikan Indonesia
1
ginawulansuci12@gmail.com, 2euiskurniati@upi.edu

Abstract
This study aims to determine whether calistung (reading, writing, arithmetic) has the risk of
academic stress in early childhood. the research conducted is research using a qualitative
approach using the case study method. there were subjects in this study namely teachers from
three kindergartens in Banjaran district, interviews and observations are used for the data
collection process, besides that the data analysis used in this study is to use data analysis
Grounded Theory.
keywords: Reading, Writing, Arithmetic, Academic Stress, Early Childhood

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah calistung (membaca, menulis, berhitung)
memiliki resiko terjadinya stress akademik anak usia dini. penelitian yang dilakukan adalah
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.
terdapat subjek dalam penelitian ini yaitu guru dari tiga TK sekecamatan Banjaran,
wawancara dan observasi digunakan untuk proses pengumpulan data, selain itu analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data Grounded Theory.

Kata Kunci : Membaca, Menulis, Berhitung, Stress Akademik, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN dalam penelitiannya bahwa calistung memiliki


Persoalan membaca, menulis, dan berhitung atau dampak positif dan negatif. Dampak positif anak-
calistung memang merupakan fenomena anak menguasai kemampuan baca tulis hitung
tersendiri. Kini menjadi semakin hangat lebih dini atau cepat, sehingga lebih mudah
dibicarakan para orang tua yang memiliki anak menyesuaikan pada saat mengikuti proses
usia pra sekolah, mereka khawatir anak-anaknya pembelajaran di sekolah masing-masing. Dampak
tidak mampu mengikuti pelajaran disekolahnya negatif pembelajaran calistung yang tidak
nanti jika sedari awal tidak dibekali keterampilan mempertimbangkan kondisi psikis anak usia dini
membaca, menulis, dan berhitung. Hal tersebut akan berdampak secara psikis, misalkan anak
membuat para orang tua akhirnya sedikit mengalami kejenuhan atau bosan dalam belajar,
memaksa anaknya untuk belajar calistung. masa bermain mereka tereduksi dengan padatnya
Meskipun Pratiwi (2015) menyatakan “Anak usia jadwal belajar mereka secara formal. Pada
dini yang sudah menguasai calistung akan lebih pembelajaran calistung yang tidak menggunakan
untuk menempuh jenjang pendidikan di SD” hal metode untuk anak usia dini, cenderung
tersebut tidak akan menjadi sesuatu hal yang menghilangkan konteks belajar pada anak usia
positif jika pemberian calistungnya diberikan dini.
secara terburu-buru atau dipaksa sehingga tidak
memperhatikan kondisi mental dan Dampak negatif dari pembelajaran calistung di
perkembangan anak. Istiyani (2013) menyatakan atas memiliki kesamaan dengan pengertian dari

38
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
stress akademik. (Desmita, 2012; Anitei et al, penelitian dilakukan pada setting lingkungan
2015) mengatakan bahwa “stress akademik belajar berlangsung seperti biasa, sehinga kondisi
merupakan kondisi stress perasaan tidak nyaman natural sebagai salah satu syarat penelitian studi
yang dialami siswa akibat adanya tuntutan kasus dapat terpenuhi.
sekolah yang dinilai menekan sehingga memicu
terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan Proses pengumpulan data sama halnya dengan
perubahan tingkah laku, serta dapat pengumpulan data penelitian kualitataif lainnya
mempengaruhi prestasi belajar.” Pendapat yaitu wawancara atau observasi umum sehingga
tersebut dapat disimpulkan bahwa stress kita tidak membatasi pandangan partisispan, dan
akademik yaitu suatu keadaan atau kondisi tidak menggunakan instrument orang lain dengan
berupa gangguan fisik, mental atau emosional mendapatkan informasi tertutup, melainkan kita
yang disebabkan ketidak sesuaian antara tuntutan mengumpulkan data dengan beberapa pertanyaan
lingkungan dengan kemampuan yang dimiliki open-ended (terbuka) yang kita rancang
siswa. (Moleong, 2007).

Berdasarkan pengertian dari stress akademik, Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki kesamaan dengan dampak negatif dari yaitu menggunakan analisis data Grounded
pembelajaran calsitung. Meskipun dampak Theory. Menerapkan teknik analisis Grounded
negatif dari pembelajaran calistung yang Theory pada studi kasus dapat menghasilkan
dilakukan secara berlebihan dan tidak kesimpulan dan generalisasi berdasarkan data
berdasarkan prinsip pembelajaran dan aturan yang melimpah ruah ( Lehmann, 2010). Dalam
sudah diketahui resikonya, namun dampak dari penelitian ini teknik untuk menguji Validitas
pembelajaran calistung terhadap stress akademik (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan)
belum banyak di bahas. Berdasarkan hal tersebut, dintaranya dengan melakukan triangulasi.
penulis menimbang perlu secara khusus mengkaji
pembelajaran calistung antara resiko stress HASIL DAN PEMBAHASAN
akademik pada anak usia dini. A. Seleksi Masuk Sekolah Dasar Anak
Dituntut Bisa Calistung (Membaca,
METODE PENELITIAN Menulis, Berhitung)
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan Fakta Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
tentang calistung antara resiko terjadinya stress berdasarkan pengalaman yang mereka temui, para
akademik pada pendidikan anak usia dini. guru memandang bahwa lingkungan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mempengaruhi dalam kegiatan pendidikan anak
dengan metode studi kasus. (Alwasilah, 2015; usia dini. Salah satunya terungkap dalam kutipan
Creswell, 2015; Abidin, 2011) berpendapat wawancara berikut
bahwa: “Studi kasus merupakan sebuah “Pandangan ibu mengenai stress akademik,
pendekatan yang dapat mengungkap secara rinci tuntutan masyarakat yang harus bisa calistung,
fenomena atau situasi dari unit analisis yang baca nulis ngitung, terus euu kadang kadang-
berupa individu, kelompok individu atau entitas kadang si anak dibandingkan antara si A dengan
lain atas dasar informasi yang dikumpulkan di B. Ketiga euuu, kadang-kadang mamahnya
secara sistematis”. suka gini, ih kenapa ya anak saya belum bisa
baca?, ih kenapa ya anak saya belum bisa
Subjek penelitaian ini yaitu beberpa guru ngitung?.”
sekecamatan, setting penelitian ini dilakukan di (Wawancara dengan Ibu Leni; Rabu, 21 Maret
lingkungan sekolah di mana partisipan bekerja, 2018)
dan di salah satu sekolah lain namun satu
kecamatan, penentuan setting lokasi penelitian Dari pernyataan tersebut, lingkungan seperti
dilakukan memberikan kenyamanan bagi para orang tua dan guru memiliki harapan terhadap
partisipan. Khusus untuk keperluan observasi, keberhasilan pendidikan anak usia dini. partisipan

39
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
lain pun berpandangan serupa, berikut kutipan secara pelan pelan, dan far langsung menulis
wawancaranya. hurufnya, dan terkadang far menanyakan seperti
“Taah, ia tuntutan orang tua kan mau ke SD, apa hurufnya dan penelitipun memberi tahunya
tuntutan orang tua supaya anak bisa baca, nulis, dengan kode seperti lengkung lurus. Far pun
ngitung. Soalnya kan sekarang pelajaran SD kelas akhirnya bisa mengikuti meskipun terlihat
satu teh emang berat. Ya begitulah…jadi kayanya lambat.”
teh dituntut sama orang tuanya harus bisa ini, (Observasi Ibu Jihan; Senin, 16 April 2018)
harus bisa itu.
(Wawancara dengan Ibu Riska; Sabtu, 5 Mei Larson (2006) mengungkapkan “Stress akademik
2018) terjadi pada saat menghadapi tantangan,
tantangan-tantangan ini termasuk bergaul dengan
Tuntutan yang diberikan terkadang dapat menjadi teman baru, dan menghadapi tekanan”. Kutipan
beban bagi anak, sehingga tak jarang anak tersebut memberi pelajaran bahwa apa yang akan
meluapkan emosi negatifnya. (Elias, 2011) kita lakukan dan berikan kepada anak, dapat
berpendapat “Sebagian besar sumber stress siswa mempertimbangkan terlebih dahulu dan memilih
berasal dari masalah akademik “. Hal tersebut mana yang seharusnya diberikan ataupun yang
senada dengan pendapat (Shahmohammadi, tidak. Tuntutan yang diberikan terkadang kurang
2011) yang menyatakan “Stress di bidang memperhatikan aturan seharusnya yang sesuai
akademik pada anak muncul ketika harapan untuk dengan kemampuan dan perkembangan anak. Hal
meraih prestasi akademik meningkat, baik dari tersebut terungkap dalam kutipan wawancara
orang tua, guru ataupun teman sebaya. Harapan berikut ini.
tersebut seringkali tidak sesuai dengan “Ya kan model nulis kata, beberapa kata
kemampuan yang mereka miliki” Hal tersebut sebanyak satu halaman, atau nulis tulisan
terungkap di percakapan peneliti dengan salah sambung, kan sebenarnya belum waktunya kan,
satu partisipan berikut. euuu terus model berhitung oge kan tatambahan
“Cigana dirumah juga anak teh udah dituntut tos ku angka jumlah angkana udah besar dan
terus belajar terus katambah di sekolah juga harus carana kepinggir kawas SD, atukan belum
belajar lagi, jadi we anak teh males bisa jadi itu usianya kan sebetulna mah, kan harusnya mah ku
teh stress” benda atau media lain. Ya da sebenarnya males
(Wawancara dengan Ibu Linda; Sabtu, 10 Maret paling hoream mengajarkan penjumlahan ke anak
2018) teh, tapi da kumaha tetep aja lama-kelamaan mah
kita teh kepaksa.”
Senada dengan hasil wawancara Ibu Linda, (Wawancara dengan Ibu Linda; Sabtu, 10 Maret
penelitipun menemukan hal yang dirasa 2018).
merupakan luapan emosi negatif, ketika
pelaksanaan calistung berlangsung. Berikut Konsep calistung yang menjadikan berbagai
kutipannya. pihak terkadang berbeda pemahaman mengenai
“pada saat mendikte, bu jihan terlihat sangat penyampaian calistung yang benar dan sesuai
cepat, ketika menyebutkan setiap hurufnya, dengan perkembangan anak. Hasan (2013)
sehingga terdapat beberapa anak yang berpendapat “Memang tidak ada salahnya
ketinggalan. Sampai sampai adj berbicara “buuuu memperkenalkan calistung pada anak, hal ini
bentar jangan cepet cepet, tungguin”(adj bisa boleh boleh saja asalkan orang tua maupun guru
mengikuti meskipun tertinggal karena adj sudah mampu melihat kemampuan dan minat anak.”
mengenal huruf). Far terlihat muka memelas dan Jika calistung diberikan sesuai dengan peraturan
memanggil peneliti, bahkan ketika peneliti dan perkembangan, mungkin tidak akan terlalu
sedang fokus ke anak yang lain, far menghampiri berdampak negatif kepada anak. Sanders &
peneliti dan memegang tangan peneliti dan Fallon (2017) berpendapat “Kesulitan akademik
mengajak peneliti untuk meminta bantuan, bu didefinisikan sebagai ketidak mampuan belajar,
gimana, kemudian peneliti menuju far dan menerima program pendidikan khusus atau
membantunya menyebutkan hurufnya satu satu kesulitan belajar, juga memiliki kebutuhan

40
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
khusus yang berkaitan dengan pendidikan atau calistung berpotensi munculnya stress akademik
masalah perilaku di sekolah.” Berikut pandangan pada anak usia dini.
salah satu partisipan berikut ini.
“Ketika anak sudah melaksanakan tugas, kadang Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanan oleh
anak bisa jerit-jeritan, terus lari-larian sehingga Pratiwi, E (2015) hasil penelitiannya menunjukan
tidak terkendali. Nah itu merupakan luapan emosi bahwa “Apabila pembelajaan calistung yang
anak, yang disebut stress karena mereka banyak terburu-buru dan tidak sesuai dengan dunianya
mengerjakan tugas yang membebani otaknya.” maka akan menjadi pemberontakan, merasakan
(Wawancara dengan Ibu Yunia; Kamis, 8 Maret kejenuhan dan kebosanan belajar, ketidaksiapan
2018). anak untuk memasuki dan mengikuti kegiatan di
SD berdampak pada gangguan berkomunikasi,
“Sumber yang paling umum dari stress akademik gangguan pengendalian emosi, stress, depresi dan
adalah beban kerja akademik, takut akan situasi gangguan perilaku lainnya pada masa usia remaja
yang belum dikatahui, dan kurang terampil” hingga dewasa.” Berdasarkan hal tersebut maka
(Yilmas, 2016). Sedangkan Gunbayi (2009) sekiranya calistung tidak dipaksakan diberikan
berpendapat “Stress akademik suatu kondisi kepada anak usia dini, tetapi hanya pengenalan
dinamis di mana orang tersebut dihadapkan huruf, angka, dengan konsep yang sederhana, dan
dengan kesempatan, kendala, atau permintaan, secara bertahap.
atau tuntutan yang ditempatkan pada dirinya”.
Berpijak pada pendapat tersebut bahwa memang B. Reorientasi Tujuan Pembelajaran:
jika calistung diberikan secara berlebihan, akan Akademik Vs Karakter
berdampak negatif kepada anak. seperti halnya Keberhasilan akademis menggambarkan
yang terlihat pada kutipan observasi berikut ini. perubahan perilaku dan perkembangan individu
“Untuk mendikte huruf, anak-anak terlihat dari psikomotorik dan afektif (Erdogdu, 2006).
merasa kesulitan, terutama rb, rd, nd, kn, gi, rw, Teori yang ada terkadang berbeda dengan
ar, anak-anak tersebut terlihat kesulitan, sehingga kenyataan yang ada, berdasarkan hasil observasi
guru membimbingnya lebih ekstra. Pada saat itu dan wawancara menunjukan hal seperti berikut
rd terlihat kebingungan dan menangis, karena ini.
guru membimbing beberapa anak yang tidak bisa, “Kebanyakan termasuk disekolah kita yang
sehingga rd belum sempat terbimbing dan rd dinamakan berhasil itu anak dapat meniru huruf,
terlihat menangis karena belum bisa.” angka, atau tulisan anak, anak dapat membaca,
(Observasi Ibu Wawat dan Ibu Linda; Kamis, 12 anak dapat menulis, nah itu yang diharapkan oleh
April 2018). guru itu seperti itu.”
(wawancara dengan ibu jihan; Rabu, 21 Maret
Misra (2004) menyatakan “menekankan kesulitan 2018).
dalam belajar, pada kasus yang berat dapat
menyebabkan putus sekolah, karena siswa tidak Keberhasilan akademik seperti anak dapat
dapat menggunakan semua kemampuan mental membaca, menulis berhitung sekarang menjadi
mereka dan belajar bagaimana untuk mengambil fokus utama lingkungan menentukan
konten emosional mereka.” Dari beberapa keberhasilan pembelajaran anak usia dini.
pandangan para partisipan dan beberapa teori “Sukses umumnya berarti “Sukses Akademik”
yang mendukung, tuntutan calistung kepada anak ketika disebutkan dalam pendidikan” (Erturgut &
usia dini memiliki peran terhadap munculnya Ramazan, 2010). Hal tersebut jika pada jenjang
stress akademik pada anak usia dini. Banyaknya pendidikan lebih tinggi, sedangkan yang
tuntutan yang diberikan kepada anak, dan dimaksud dalam penelitian ini yaitu pendidikan
penerapan calistung yang tidak sesuai dengan anak usia dini (PAUD). PAUD adalah suatu
aturan memberikan potensi munculnya stress proses yang berkesinambungan antara belajar dan
akademik pada anak usia dini. maka jika melihat perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan
beberapa hasil penelitian bahwa tuntutan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses

41
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
belajar dan perkembangan selanjutnya. (Suyadi & disiapkan oleh para pendidik , baik orang tua,
Ulfah, 2013) menyatakan bahwa “anak yang pada guru, pengasuh, ataupun orang dewasa lain yang
masa usia dininya mendapat rangsangan yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki
cukup dalam mengembangkan kedua belah kesempatan untuk mengembangkan seluruh
otaknya (otak kanan dan otak kiri) akan potensinya. Abidin (2009) mengatakan bahwa
memperoleh kesiapan yang menyeluruh untuk potensi yang dimaksud dalam pendidikan anak
belajar dengan sukses/berhasil pada saat usia dini meliputi aspek moral dan nilai-nilai
memasuki SD”. Hal tersebut senada dengan agama, sosial, emosional, dan kemandirian,
pendapat partisipan berikut. kemampuan berbahasa, kognitif, fisik / motorik,
“ ya jadi faktoryna itu keluarga, bahwa anak itu dan seni. Berikut kutipan salah satu partisipan
dituntut untuk mampu dan sagala bisa, berikut ini.
mengabaikan sikap atau prilakunya, jadi “Tuntutan supaya anak itu di sekolahkan ke
karakternya. Jadi sedangkan anak belum taman kanak-kanak itu orang tua menuntutnya teh
mentalnya, tapi tanpa dibimbing mah mentalna pintarnya teh dalam bidang akademik . kadang-
harus bagaimana anak jadi beban. jadi TK kan kadang
seharusnya mempersiapkan dulu anak, mengesampingkan...euuuu...perilaku....ya....prilak
seandainya mental sosialnya si anak sudah siap unya.....atau karakternya.mengesampingkan itu,
enjoy di kelas pasti akademik juga tercapai atau yang penting anak itu pinter baca nulis ngitung.
euu tidak akan stress, karena sudah siap Padahal di TK itukan bukan itu yang dimaksud,
mentalnya. “ tetapi anak sudah paham atau sudah bisa
(Wawancara dengan Bu Jihan; Rabu, 21 Maret mengikuti pembelajaran tanpa merengek, tanpa
2018) dibantu orang tua tanpa euuu rungsinglah
ninglahnya, dengan enjoy juga anak itu sudah
Merujuk pada pendapat partisipan di atas bahwa berhasil.”
pendidikan anak usia dini hendaknya tidak (Wawancara dengan Ibu Jihan, Rabu, 21 Maret
menjejali anak dengan hafalan (termasuk 2018)
membaca, menulis, dan berhitung; calistung),
tetapi mengembangkan kecerdasanya. Kunci Pendapat Ibu Jihan di atas senada dengan salah
kecerdasan anak adalah kematangan emosi, satu artisipan lain, berikut kutipan
bukan pada kemampuan kognisi karena serabut wawancaranya.
otak kognisi pada anak belum terbentuk atau “Kan anak usia dinimah masih dalam apasih
belum tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, namanyateh apasih masih dalam emosi ya bu ya,
ukuran kecerdasan anak bukan pada kemampuan kalo misalkan dalam akademik, akademik
kognitif (calistung), melainkan pada kematangan misalkan dalam pelajaran, nih misalkan dituntut
emosi, begitupun yang dikatakan oleh partisipan nilai harus rengking ke satu rengking kedua
berikut ini. rengking ke tiga,kalo anak-anak usia dinimah
“Da anak TK yang seharusnya ditekankan adalah masih euu masih tk relative bersosialisasi
karakter sabenernya, bukan baca tulis ngitung, mungkin ya.”
kalua kata bapak siapa saya lupa lagiitu namana (wawancara dengan ibu Lena; Senin, 7 Mei 2018)
pemerkosaan, anak dituntut harus bisa baca dan
berhitung.” Anak pintar dalam bidang akademik menjadi
(Percakapan Observasi Ibu Wawat Dengan Ibu salah satu tolak ukur keberhasilan anak dalam
Yunia; pendidikan terutama dalam pendidikan anak usia
Kamis 12 April 2018) dini, orang tua merasa bangga jika anaknya pada
usia dini terutama TK telah pandai membaca,
Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan anak menulis dan berhitung, dan sebenarnya hal
usia dini diberikan pada anak agar dapat tersebut menjadi sesuatu hal yang keliru (Rasyid,
berkembang secara optimal. Mengingat Mansyur, Suratno, 2012).
pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa
penyediaan lingkungan yang kondusif harus KESIMPULAN

42
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
Calistung memiliki peran terhadap terjadinya Gunbayi, I. (2009). Academic staff’s perceptions
stress akademik pada anak usia dini. Calsitung on stressors originating frominterpersonal
memang diperbolehkan di ajarkan kepada anak relations at work setting: a case study.
usia dini, akan tetapi hal tersebut harus World Conference on Educational Sciences
berdasakan aturan yang ada. Jika penerapan . Procedia Social and Behavioral Sciences 1
calistung dilakukan secara terburu-buru dan (2009) 50–60. doi:10.1016/j.sbspro.2009.
menggunakan metode yang salah maka stress 01.013
akademik ini beresiko terjadi kepada anak usia Hasan, M. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini.
dini. Tuntutan masuk sekolah dasar anak bisa Jogjakarta: DIVA Press
Istiyani, D. (2013). Model Pembelajaran
calistung dan mengesampingkan pengembangan
karakter menjadikan stress akademik ini beresiko Membaca Menulis Menghitung (calistung)
terjadi kepada anak. Pada Anak Usia Dini di Kabupaten
Pekalongan. Jurnal Penelitian. Vol. 10, No.
DAFTAR PUSTAKA 1 (2013) 1-18. STAIN Pekalongan
Larson, E. A. (2006). Stress in the lives of college
Abidin, Y. (2009). Bermain. Bandung: Rizki women: “lots to do and not much time.
Press Journal of adolescent research, 2 (16), 579-
Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan Dalam 606. DOI.10.1007/s10643-009-0361-9.
Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD. Lehmann, H. (2010). Research Method:
Bandung: RIZQI PRESS Grounded Theory for Descriptive And
Alwasilah, A. (2008). Pokoknya Kualitatif. Exploratory Case Studies The Dynamics of
Jakarta: Pustaka Jaya International Information Systems:
Anitei,M et al. (2015). Differences in Academic Anatomy of a Grounded Theory
Specialization regarding Stressor Investigation (pp. 53-65). Bostom, MA:
Perception, Coping and Stress Effects Springer US
Perception in Young Students. Procedia - Misra, R. & Castillo, L. (2004). Academic Stress
Social and Behavioral Sciences 203 ( 2015 among College Students: Comparison of
) 433 – 437.doi: American and International Students.
10.1016/j.sbspro.2015.08.320 International Journal of Stress
Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan, Management, 11, 132-14 doi:
Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Evaluasi 10.1016/j.sbspro.2013. 08.803
Riset Kualitatif Dan Kuantitatif (Edisi Moleong, L, J. (2007). Metodologi Penelitian
Kelima). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan RosdaKarya
Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya Pratiwi, E. (2015). Pembelajaran Calistung Pada
Elias. (2011). Stress and academic achievement Anak Usia Dini Antara Manfaat Akademik
students. Journal Of Social And Behavioral Dan Resiko Menghambat Kecerdasan
Sciences. 29, 646655 Mental Anak. Prosiding Seminar Nasional
Erdogdu, Y.M. (2006). Relatoonships between Pendidikan. FKIP Universitas
creatovoty, teacher behavoours and Muhamadiyah Ponorogo: Yogyakarta
academoc success, Journal of Social Shahmohammadi. (2011). Students coping with
Science, 5(17). pp. 95-106. stress at hight school level particulary at
Erturgut, P & Ramazan. (2010). Stress and 11th & 12th grade. Jurnal social and
academic self esteem in primaryschool behavioral sciences. 30, 395-401
children who applied to the hospital: A Sanders, J. Fallon, B. (2017). Child welfare
research in pediatric hospitals in Turkey. involvement and academic diviculties:
Procedia Social and Behavioral Sciences 2 Characteristics of children, families, and
(2010) 1200–1204. households involved with child welfare and
doi:10.1016/j.sbspro.2010.03.172 experiencing academic difficulties. Social
and Behavioral Sciences, 86 (2017) 98-109.

43
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2018.0 Suyadi & ulfah, m. (2013). Konsep Dasar PAUD.
1.024 Bandung: PT . REMAJA ROSDAKARYA

44

Anda mungkin juga menyukai