Anda di halaman 1dari 6

GALENIKA

BAB I
 
PENDAHULUAN
 
 
1. A.    Latar belakang
           
Istilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan
obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan
galenika.

Jadi, ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara
sederhana yang dibuat dari alam (tumbuan dan hewan).

Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah

Mengolah bagiian tumbuhan yang mengandung obat menjadi simplisia atau  bahan obat lainya.

Setelahmenjadi simplisia obat-obat (bahan obat) tersebut di ambil dan di olah dalam bentuk sediaan (preparat).

1. B.     Tujuan
 
1. Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari zat-zat lain yang  di anggap kurang
bermanfaat
2. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai
1. Untuk memenuhi tugas pelajaran Ilmu Resep
4. Untuk menambah wawasan para siswa-siswi tentang aqua aromatika
5. Untuk mengetahui cara pembuatan aqua aromatika
6. Untuk mengetahui macam-macam aqua aromatika
 

B.  Rumusan Masalah


  Apakah yang dimaksud dengan Aqua Aromatika?
  Apa saja macam-macamAqua Aromatika ?
  Bagaimana tahap-tahap membuat aqua Aromatika?
 
 
 
 
 
 
BAB II
 
TIJAUAN UMUM
 
 
1. A.       Landasan teori
 
1. 1.    Infus (Infusa)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90  C selama 15 menit.
0

Cara Pembuatan

Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas
air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90  C sambil sekali-sekali di aduk. Serkai selagi panas
0

melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang
dikehendaki.
 

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan   infus :


1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya ekstra air
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain
 untuk menambah kelarutan
 untuk menambah kestabilan
 untuk menghilangkan zat-zat yang menyebabkan efek lain.
 

1. Jumlah Simplisia
 · Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras di buat dengan
menggunakan 10 % simplisia.
 · Kecuali untuk simplisia seperti yang tertera di bawah ini, untuk membuat 100 bagian infus, digunakan
sejumlah simplisia seperti tersebut di bawah ini :
 

Kulit kina 6 bagian

Daun digitalis 0,5 bagian

Akar ipeka 0,5 bagian

Daun kumis kucing 0,5 bagian

Sekale kornutum 3 bagian

Daun sena 4 bagian


Temulawak 4 bagian

1. Derajat Halus Simplisia


Yang digunakan untuk infus harus mempunyai deajat halus sebagai berikut :

Akar manis, daun kumis kucing,         


Serbuk (5/8) daun sirih, daun sena

Serbuk (8/10) Dringo, kelembak

Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak, jahe

Serbuk (22/60) Kulit kina, akar ipeka, sekale kornutum

Serbuk (85/120) Daun digitalis

1. Banyaknya Air  Ekstra


Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra 
ini perlu karena simplisia yang kita gunakan pada umumnya dalam keadaan kering.

1. Cara  Menyerkai
 Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang mengandung minyak atsiri,
diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung
lendir tidak boleh diperas.
 Untuk decocta Condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam keadaan panas, akan
mengendap dalam keadaan dingin.
 Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung zat yang dapat
menyebabkan sakit perut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut dalam air dingin.
 Untuk asam jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan diremas dengan air hingga massa seperti
bubur.
 Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu.
 Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya, hendaknya diambil derajat kehalusan suatu bahan
dasar yang keketalannya sama / sediaan galenik dengan bahan yang sama.
 

1. Penambahan Bahan-Bahan Lain


Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan berkhasiat dan pada pembuatan
infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium karbonat 10% dari bobot
simplisia.

 
 

1. Air Aromatik (Aqua Aromatica)


 

Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air. Diantara air aromatika, ada yang
mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau
sebagai pengawet.

Air aromatika harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau empirematic atau bau
lain, tidak berwarna dan tidak berlendir.

 
Cara pembuatan :

1. larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi dalam 60 ml etanol 95%.
2. tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-kuat.
3. tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring.
4. encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
 

Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talc berguna untuk membantu
terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang
dihasilkan jernih.

Selain cara melarutkan seperti yang tertera dalam FI II, buku lain juga mencantumkan aqua aromatik adalah
hasil samping dari pembuatan olea volatilia secara penyulingan sesudah diambil minyak atsirinya.

Aqua aromatik yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri secara destilasi dapat dicegah
pembusukannya dengan cara mendidihkan dalam wadah tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas penangas
air selama 1 jam.

Pemerian aqua aromatika : cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak boleh menyimpang dari bau dan
rasa minyak atsiri asal.

Syarat untuk resep : jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan.

Penyimpanan : dalam wadah terttutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.

Khasiat : zat tambahan.

 
Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu :

1.       Aqua Foeniculi, adalah larutan jenuh minyak adas dalam air. Aqua foeniculi dibuat  dengan melarutkan 4
g oleum foeniculi  dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan air sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan
500 mg talc, kocok, diamkan, saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air.

                 Pemerian, penyimpanan sama seperti aqua aromatik.

                             Syarat untuk resep : seperti aqua aromatik dan sebelum digunakan harus disaring lebih
dahulu.

 
2.                   Aqua Menthae Piperitae = air permen, adalah larutan jenuh minyak permen dalam air.

Cara pembuatan : lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada aqua aromatika dengan menggunakan 2 g
minyak permen.

                 Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.

3.       Aqua Rosae = air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air. Cara pembuatan : larutkan 1 g
minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring. Pada filtrat tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring.

                 Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatika.

Khusus untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan menghablur, jadi disimpan
pada suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum digunakan. Aqua foeniculi bila menghablur harus dipanaskan
pada suhu 25  C dan kemudian dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan harus disaring.
0

BAB III
 
PEMBAHASAN TENTANG AQUA AROMATICA
 
 
 
 Definisi
 
Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air. Diantara air aromatika, ada yang
mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau
sebagai pengawet. 

      Air aromatika harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau empirematic atau bau
lain, tidak berwarna dan tidak berlendir.

 
 Cara pembuatan :
1. Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi dalam 60 ml etanol
95%.
2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-kuat.
3. Tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring.
4. Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
 

Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talc berguna untuk membantu
terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang
dihasilkan jernih. 

Aqua aromatik yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri secara destilasi dapat dicegah
pembusukannya dengan cara mendidihkan dalam wadah tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas penangas
air selama 1 jam.

Pemerian aqua aromatika : cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak boleh menyimpang dari bau dan
rasa minyak atsiri asal.
Syarat untuk resep : jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan.
Penyimpanan : dalam wadah terttutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Khasiat : zat tambahan.

Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu :


1.  Aqua Foeniculi, adalah larutan jenuh minyak adas dalam air
Pemerian, penyimpanan sama seperti aqua aromatik.
Syarat untuk resep : seperti aqua aromatik dan sebelum digunakan harus disaring lebih dahulu.

2. Aqua Menthae Piperitae = air permen, adalah larutan jenuh minyak permen dalam air. 

3. Aqua Rosae = air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air. 
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatika.
Khusus untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan menghablur, jadi disimpan
pada suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum digunakan. Aqua foeniculi bila menghablur harus
dipanaskan pada suhu 25 0C dan kemudian dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan harus disaring.

Anda mungkin juga menyukai