Anda di halaman 1dari 7

TAHAP KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Nama Mahasiswa : DHENEL GUSFIRNANDOU


NIM : J230215061

I. Identitas Diri Klien


Nama : Tn.K
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : laki-laki

II. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan dirawat:
Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sulit kencing, bila kencing
biasanya sedikit-sedikit (menetes)
2. Keluhan utama:
Klien mengatakan mengeluh sulit kencing
3. Lama keluhan :
Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu
4. Diagnosa Medik: BPH

III.Riwayat kesehatan dahulu


Tidak terkaji
IV. Data Pemeriksaan Penunjang dan Terapi Medis
Tidak terkaji
V. Data Fokus
a. Data Subyektif :
- Pasien mengatakan nyeri
 P: Tn.k mengatakan nyeri bertambah ketika ditekan
 Q: Tn.k mengatakan nyeri tekan
 R: nyeri pada bagian bawah pusar
 S: skala 5
 T: nyeri saat diberi tekanan
- Klien mengatakan sulit kencing
- Pasien mengatakan bila kencing biasanya sedikit-sedikit (menetes).
- Klien mengatakan ia merasa khawatir dengan operasi yang akan dijalaninya
- klien sering menanyakan jam berapa ia akan dioperasi.
b. Data Obyektif :
- klien tampak meringis dan memegang area nyeri
- Klien cemas dengan keadaanya
- Klien sering bertanya-tanya tentang tindakan operasi dan penyakitnya
- TTV:
 TD = 120/80 mmHG
 HR = 80 kali/menit
 RR = 20 kali/menit
 Suhu = 36 derajat celcius.

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: Peningkatan tekanan uretra Retensi urin
1. - Pasien mengatakan
sejak 3 bulan yang
lalu mengeluh sulit
kencing.
- Pasien mengatakan
bila kencing biasanya
sedikit- sedikit
(menetes).

DO:
-

2. DS: Agen pecendera fisiologis Nyeri akut


- Klien mengatakan sulit
kencing
- Klien mengatakan
nyeri
 P: Tn.k mengatakan
nyeri bertambah
ketika ditekan
 Q: Tn.k mengatakan
nyeri tekan
 R: nyeri pada bagian
bawah pusar
 S: skala 5
 T: nyeri saat diberi
tekanan

DO:
- Klien tampak meringis
dan memegang area
nyeri
- TTV:
 TD = 120/80 mmHG
HR = 80 kali/menit
 RR = 20 kali/menit
 Suhu = 36 derajat
celcius.

3 DS: Kurang terpapar informasi Ansietas


- Klien mengatakan ia
merasa khawatir
dengan operasi yang
akan dijalaninya
- klien sering
menanyakan jam
berapa ia akan
dioperasi

DO:
- Klien cemas dengan
keadaanya
- Klien sering bertanya-
tanya tentang tindakan
operasi dan
penyakitnya
- TTV:
 TD = 120/80
mmHG
 HR = 80 kali/menit
 RR = 20 kali/menit
 Suhu = 36 derajat
celcius.

VI.Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Retensi urin b.d. Peningkatan tekanan uretra
2. Nyeri akut b/d agen pecendera fisiologis
3. Ansietas b/d Kurang terpapar informasi
PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO 1 2 3 4 5
DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
Sensasi
1 Retensi urin b/d Setelah dilaukan tindakan Kateterisasi Urin
berkemih √
peningkatan tekanan (I.04148)
meningkat
keperawatan selama 1×24 jam
uretra diharapkkan masalah retensi 1. Periksa kondisi
Desakan
urgensi urin dapat diatasi dengan kriteria pasien (mis.
√ hasil: Kesadaran tanda-
berkemih
menurun Eliminasi Urin (L.04043) tanda vital daerah
Berkemih perineal, distensi
tidak tuntas √ kandung kemih,
menurun inkontinensia
urin,reflex berkemih
2. Siapkan
peralatan,
bahan-bahan
dan ruangan
tindakan
3. Siapkan pasie:
bebaskan
pakaian bawah
dan posisikan
supine
4. Pasang sarung
tangan
5. Bersihkan
daerah perineal
atau preposium
dengan cairan
NaCl atau
aqudes
6. Lakukan insersi katetr
urin dengan
menerapkan prinsip
aseptic
7. Sambungkan kateter
urin dengan urin bag
8. Isi balon dengan NaCl
0,9% sesuai anjuran
Pabrik
9. Fiksasi selang
kateter diatas simpis
atau paha
10.Pastikan kantung urin
ditempatkan lebih
rendah dari kandung
kemih
11.Berikan label waktu
pemasangan
12.Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
1 2 3 4 5 katetr urin
Verbalisasi 13.Anjurkan menarik
khawatir napas saat insersi
aibat 14.selang kateter

kondisi
yang
2 Nyeri akut b/d agen 1 2 3 4 5 Manajemen nyeri (I.08238)
dihadapi
pecendera fisiologis Melaporka 1. Identifikasi
1 2 3 4 5 n nyeri √
Fungsi lokasi,karakteristik,durasi
1 √2 3 4 5 terkontrol frekuensi,kualitas,intensit
berkemih Keluhan
Keluhan √ as nyeri
√ nyeri
nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
Meringis √ Setelah dilaukan tindakan 3. Identifikasi faktor yang
Fungsi keperawatan selama 1×24 jam memperberat dan

berkemih diharapkkan masalah nyeri dapat memperingan nyeri
diatasi dengan kriteria hasil: 4. Fasilitasi istirahat dan
Tingkat nyeri (L.08066) tidur
Kolaborasi pemberian
analgetik
Kontrol nyeri (L.08063)

3 Ansietas b/d Kurang Setelah dilaukan tindakan Reduksi ansietas(I.09314)


terpapar informasi keperawatan selama 1×24 jam 1. Identifikasi saat tingkkat
diharapkkan masalah ansietas ansietas berubah
dapat diatasi dengan kriteria 2. Identifikkasi kemampuan
mengambil keputusan
hasil:
3. Monitor tanda-tanda
Tingkat ansietas(L.09093)
ansietas
4. Ciptaan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
5. Pahami situasi yang
membuat ansietas
6. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
7. Latih tekhnik relaksasi

Terapi relaksasi(I.09326)
1. Identifikasi penurunan
tingat
energi,ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala
lain yang menggangu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi kemampuan
kognitif
3. Monitor respons terhadap
terapi relaksasi
4. Ciptakan lingungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
5. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur tekhnik
relaksasi
6. Jelaskan
tujuan,manfaat,batasan
dan jenis relaksasi yang
tersedia
7.Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
JURNAL YANG TERKAIT
EFEKTIVITAS TEHNIK RELAKSASI NAPAS DALAM DAN DZIKIR
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE
OPERASI BPHDI RSUD dr. RADEN SOEDJATI SOEMODIARDJO
PURWODADI
Oleh
1) 2)
Wahyu Riniasih , KikiNatassia
1)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email; wahyuannur83@gmail.com
2)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email; kikinatassia@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Di dunia jumlah laki-laki dewasa yang menderita BPH adalah sebesar 30
juta jiwa dan secara epidemiologi pada saat usia laki-laki dewasa mencapai 40 tahun,
kemungkinan terkena atau menderita penyakit ini adalah sebesar 40%, dengan
meningkatnya usia 60 hingga 70 tahun persentasenya meningkat menjadi 50%, dan terus
meningkat pada usia diatas 70 tahun menjadi sebesar 90%. Salah satu penatalaksanaan
medis BPH adalah pembedahan. Pembedahan yang ditunggu pelaksanaannya akan
menyebabkan rasa takut dan cemas pada pasien. Rasa cemas ini dapat diatasi dengan terapi
nonfarmakologi, diantaranya tehnik relaksasi nafas dalam dan dzikir.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas tekhnik relaksasi napas dalam dandzikir terhadap
penurunan tingkat kecemasanpada pasien preoperasi BPH
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Pre-Eksperimen dengan rancangan
Pretest-Posttest With Control Group.Pengumpulan data menggunakan kuisioner
kecemasan HRS-A . Jumlah responden 36 orang, dengan Teknik Nonprobability Sampling
yaitu dengan Teknik Accidental. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan uji
pairet t test dan independent t test
Hasil: Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari segi usia, jumlah penderita dominan
pada usia > 40 tahun, pendidikan dominan SD dan pekerjaan dominan sebagai petani. Rata-
rata tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah terapi nafas dalam adalah 32,11
menjadi 20,83 sedangkan rata-rata tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dzikir 32,83
menjadi 27,39.
Simpulan: Ada perbedaan tingkat kecemasan post intervensi antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol dengan nilai signifikasi yang didapat adalah p=0,000 (p<0,05).
Referensi:
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCS1Kep/article/view/86

Anda mungkin juga menyukai