DI SUSUN
OLEH KELOMPOK I
NO NAMA NPM
1 Antoneta Kora 12114201190023
2 Catrian Latumeten 12114201190037
3 Peggy Metiary 12114201190090
4 Febelensya Luhukay 12114201190071
5 Melvy Lessy 12114201190178
6 Sisca Patty 12114201190246
7 Poplius Dakdakur 12114201190309
8 Yuni Tanarubun 12114201190295
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa 1. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Peran Perawat
Jiwa bagi pembaca dan juga penulis.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………
1) Pentingnya Perawat Jiwa……………………………………..
2) Keadaan Perawat Jiwa Global dan Indonesia………………….
3) Pertumbuhan Perawat Jiwa di Indonesia…………………….
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………….
C. Manfaat Penulisan……………………………………………………..
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………..
1. Kesimpulan………………………………………………………..
2. Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
4). Pendidik
5). Konseling
6). Kolaborasi
8). Peneliti
Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat
pasien. Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan
pasien, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan teknologi
keperawatan. Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien (Hidayat, 2012). Menurut
Puspita (2014) peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
secarakomprehensif sebagai upaya memberikan kenyamanan dankepuasan
pada pasien, meliputi:
4) Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien
maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun
duka.
ARTIKEL PENELITIAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan
kematian. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan cara terapi
farmakologi dan non farmakologi. Kepatuhan menjalani penatalaksanaan
hipertensi penting untuk dilakukan seperti tidak merokok, minum alkohol,
aktivitas fisik, pengaturan makanan, perawatan penyakit serta pengobatan untuk
menyembuhkan hipertensi. Perawat memiliki peran sebagai edukator untuk
membantu klien dalam mengenal kesehatan. Tujuan penelitian mengetahui
hubungan peran perawat sebagai edukator dengan kepatuhan penatalaksanaan
hipertensi di Puskesmas Tahuna Timur. Desain penelitian adalah kuantitatif
analitik dengan rancangan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 103
respoden. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji Chi-square
dengan derajat kemaknaan (α)=0,05. Hasil didapatkan peran perawat sebagai
edukator dikategorikan baik sebanyak 77 responden (74,8%) dan kurang baik
sebanyak 26 responden (25,2%). Kepatuhan penatalaksanaan hipertensi
dikategorikan patuh sebanyak 97 responden (94,2%) dan tidak patuh sebanyak
6 responden (5,8%). Kesimpulan tidak ada hubungan peran perawat sebagai
edukator dengan kepatuhan penatalaksanaan hipertensi.
BAB III
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi
jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya
emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca
indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita
dan keluarganya(Stuart & Sundeen, 1998).Gangguan jiwa ini perlu
mendapatkan perawatan yang intensif agar berkembang menjadi lebih baik.
Adapunsalah satu peran yang dapat membantu penderita gangguan jiwa
yaitu perawat yang memberikanpelayanan keperawatan profesionaldidasarkan
pada ilmu perilaku. Diberikannya pelayanan kesehatan melalui instalasi seperti
rumah sakit jiwa dapat membantu pasien jiwa sehingga dapat
berkembang.Salah satu instalasi yang menampung pasien dengan gangguan
jiwa.
BAB IV
PENUTUP
1) Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka
keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu
dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa
diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki kompetensi profesional
yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim
kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa yang
berkualitas.
2) Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk
maupun materi yang kami uraikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sharif. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika