Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurmala dini

Npm : 2019201037

Prodi : Sarjana kebidanan tingkat 2/semester 3

Defenisi pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasar dari kata dalam bahasa ingris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of phisolophy dijelaskan bahwa defenisi pengetahuan adalahkepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief).

Sedangkan secara terminologiakan dikemukakan beberapa defenisi tentang pengetahuan. Menurut


Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Jadi pengetahuan merupakan
semua milik atau sis pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu.

Ada pun Jenis pengetahuan sebagai berikut:

Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran pengetahuan, maka didalam kehidupan manusia dapat
memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin salam, mengemukakan bahwa
pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 yaitu:

 pengetahuan biasa
 pengetahuan ilmu
 pengetahuan filsafat
 pengetahuan agama

Ada delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia sehingga
menghasilkan suatu pengetahuan manusia yaitu:

1.      Mengamati (observasi)

Pikiran memiliki peran mengamati objek-objek dalam melaksanakan pengamatan terhadap objek,
pikiran haruslah mengandung kesadaran, pengamatan sering kali muncul dari rasa ketertarikan
dalam objek.

2.      Kegiatan menyelidiki (inqures)

Ketertarikan pada objek membuat seseorang mau untuk mempelajari dan menyelidiki objek
tersebut bagaimana obek tersebut ada dan berkembang, manfaat dan objek tersebutminat
seseorang terhadap objek mendorong mereka mau terlibat untuk mememahami dan menyelidiki
objek-objek tersebut.

3.      Tahapan mempercayai objek tersebut (believes)

Setelah mereka mempelajari dan menyelidiki objek yang muncul dalam kesadaran mereka, biasanya
objek tersebut diterima sebagai objek yang tampak sikap percaya biasanya dilawankan dengan
keraguan.
4.      Hasrat (keinginan) dan Desires

Hasrat atau keinginan timbul dari adanya ketertarikan pada kesenangan, kehormatan,
penghormatan, rasa aman dan lain-lain. Hasrat biasanya melibatkan beberapa perasaan puas dan
frustasi dan berbagai responterhadap perasaan tertentu.

5.      Maksud dan Tujuan (intends)

Walaupun seseorang memilikimaksud ketika akan mengobservasi, menyelidiki, mempercayai dan


berhasrat, namun perasaannya belum tentu mau menerima dengan seger, terkadang mereka
enggan atau malas untuk melaksanakannya.

6.      Mengatur (organizes)

Setiap pikiran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang, pikiran mengatur melalui
keadaan yang sudah terjadi, disamping itu pikiran mengatur melalui panggilan untuk memunculkan
objek serta melalui pengingatan dan mendukung penampilan objek-objek.

7.      Proses penyesuaian (adaptasi)

Penyesuaian pikiran-pikiran yang ada sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang


dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan yang tercakup dalam otak dan tubuh. Pikiran
itu berasal dari fisik, biologis, lingkungan dan kultural.

8.      Proses menikmati (Enjoy)

pikiran dapat mendatangkan keasyikan, seseorang yang asyik dalam menekuni suatu persoalan,
maka ia akan menikmati itu dalam pikirannya. Sedangkan unsur-unsur yang dapat membantu
manusia untuk memiliki pengetahuan dalam hidupnya:

1.      Pengalaman

Hal yang pertama dan paling utama yang mendasarkan pengetahuan adalah pengalaman.
Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam diri manusia dalam interaksinya
dengan alam, lingkungan dan kenyataan, termasuk yang ilahi. Pengalaman terbagi menjadi dua:

 pengalaman primer, yaitu pengalaman langsung akan persentuhan indrawi dengan benda-
benda konkret di luar manusia dan peristiwa yang disaksikan sendiri.
 pengalaman sekunder, yaitu pengalaman tak langsung atau reflektif mengenai pengalaman
primer.

2. Ingatan

Pengetahuan manusia juga didasarkan pada ingatan sebagai kelanjutan dari pengalaman. Tanpa
ingatan, pengalaman indrawi tidak akan bertambah menjadi pengetahuan. Ingatan mengandalkan
pengalamanindrawi sebagaisandaran ataupun rujukan. Kita hanya dapat mengingat apa yang
sebelumnya telah kita alami. Kendati ingatan sering sering kabur dan tidak tepat, namun kita dalam
kehidupan sehari-hari selalu mendasarkan pengetahuan kita pada ingatan baik secara teoritis dan
praktis. Ingatan tidak selalu benar dan karenanya tidak selalu merupakan bentuk pengetahuan. Agar
ingatan dapat dijadikan rujukan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya bagi
pengetahuan, setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi yakni: (a) kesaksian, (b) konsisten
  3. Kesaksian

“kesaksian” dimaksudkan untuk penegasan sesuatu sebagai benar oleh seorang saksi kejadian atau
peristiwa, dan diajukan kepada orang lain untuk dipercaya “percaya” dimaksudkan unutuk
menerima sesuatu sebagai benar yang didasarkan pada keyakinan dan kewenangan atau aminan
otoritas orang yang memberi kesaksian.

4.      Minat dan rasa ingin tahu

Tidak semua pengalaman dapat dijadikan pengetahuan atau tidak semua pengalaman berkembang
menjadi pengetahuan. Untuk berkembang menjadi pengetahuan subjek yang mengalami harus
memiliki minat dan rasa ingin tahu. Minat mengarahkan perhatian ke hal-hal yang dialami dan
dianggap penting untuk diperhatikan. Ini berarti bahwa dalam kegiatan mengetahui terdapat unsur
penilaian. Orang akan memperhatikan dan mengetahui apa-apa yang ia anggap bernilai. Dan rasa
ingin tahu mendorong untuk bertanya dan menyelidiki apa yang dialaminya dan menarik minatnya.
Inilah yang membedakan manusia dengan makluk lainnya.

5. Pikiran dan penalaran

Kegiatan pokok pikiran dalam mencari kebenaran dalam pengetahuanadalah penalaran. Dagi
seorang guru, nalar adalah latihan intelektual untuk meningkatkan akal budi anak didik, bagi seorang
advokat, nalar adalah cara membela dan menyaggah kesaksian.

6.      Logika

Logika merupakan alat pengkajian untuk berpikir secara shahih, ada dua cara penarikan kesimpulan,
yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah terkait dengan penarikan kesimpulan
dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penarikan kesimpuln secara
deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme

7.      Bahasa

Di samping logika penalaran juga mengandaikan bahasa. Tanpa bahasa manusia tidak dapat
mengungkapkan pengetahuannya. Dalam eksperimen antara bayi dan anak kera yang lahir secara
bersama waktunya, pada awlnya keduanya berkembang hampir sejajar. Tapi seorang anak mulai bisa
berbahasa, daya nalarnya menjadi amat berkembang dan pengetahuan tentang diri sendiri serta
lingkungannya menjadi jauh melampaui kera keusiaannya.

8.      Kebutuhan hidup manusia

Dalam interaksinya dengan dunia dan lingkungannya manusia membutuhkan pengetahuan. Maka,
kebutuhan manusia juga dapat mendasari dan mendorong manusia untuk mengembangkan
pengetahuannya.

Anda mungkin juga menyukai