com
BAB I
PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 1/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
1.2 Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang beberapa teori-teori keperawatan
2. Untuk menerapakan Teori Dorothea Orem dan Teori Florence Nightingale dalam
proses keperawatan
3. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari kedua teori
1.3 Manfaat
1. Memahami teori Doronthea Orem dan Florence Nightingale
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan berdasarkan teori Doronthea Orem dan
Florence Nightingale
3. Mengembangkan pengetahuan tentang keilmuan keperawatan.
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 2/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
BAB II
TINJAUAN TEORI
Self care deficit dapat berbentuk komplek atau parsial . Self care defisit komplek
berarti tidak ada kapasitas untuk menemukan satu atau beberapa self care defisit partial
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 3/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
adalah keterbatasan kapasitas untuk menemukan satu atau beberapa self care requisite
melalui therapeutic self care demand.
2.1.3 NURSING SYSTEM
Teori ini merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan
perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem
yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien,dan
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.
Di samping itu, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan
di antaranya :
a) Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensantory System)
Merupakan tindakan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan
ketidakamampuannya dalam memenuhi kebutuhannya secara mandiri sehingga memerlukan
bantuan dalam pergerakan, ambulasi, mobilisasi.
Dilakukan pada pasien yang :
Koma
Sadar : fraktur vertebrae
Pasien yang tidak dapat melakukan penilaian dan keputusan tentang
kebutuhannya sendiri
Pasien RM
b) Sistem Bantuan sebagian ( partially compensatory system )
Merupakan pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada
pasien yang memerlukan bantuan minimal
Contoh : Pasien pasca operasi abdomena butuh bantuan dalam ambulasi, perawatan
luka. Tetapi memiliki kemampuan dalam personal hygiene dan makan.
c) Sistem suportif dan edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri.
Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi
dalam pengaturan kelahiran.
2.2 Model konsep menurut Florence Nightingale
Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan
perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya
awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Florence Nightingale
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 4/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat
dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres,
1986 ).
Nightingale mendefinisikan konsep secara tepat dan tidak memisahkan lingkungan pasien
dalam hal kondisi fisik, emosional dan aspek-aspek sosial. Dia mengasumsikan semua aspek
tersebut termasuk dalam lingkungan. Isu yang spesifik diidentifikasi dan dijadikan landasan
untuk peningkatan dan membenarkan berbagai macam situasi contohnya, lingkungan pada
saat perang dan lingkungan rumah tangga.
Perhatian dia tentang kesehatan tidak hanya pada lingkungan rumah sakit tetapi juga
memperhatikan kondisi rumah pasien. Dia percaya bahwa area kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan.
ekonomi bawah dan pada komunitas yang memiliki keterbatasan akses air bersih.
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 5/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
d. Suhu
Nightingale mendeskripsikan pengukuran temperatur tubuh melalui palpasi
ekstremitas dilakukan untuk mengkaji kehilangan panas, kemudian perawat
menginstruksikan memanipulasi lingkungan untuk memelihara ventilasi dan suhu tubuh
pasien dengan cara penghangatan, membuka jendela dan penempatan posisi pasien di
ruangan. Dalam konsep ini juga perlu dikaji tentang ketenangan lingkungan.
e. Makanan (diet)
Nightingale menginstruksikan perawat tidak hanya mengkaji pemasukan makanan
tetapi juga mengkaji jadwal makan dan pengaruh makanan terhadap pasien. Dia juga percaya
bahwa pasien dengan penyakit kronis dapat mengalami kelaparan, kematian untuk itu
perawat perlu berfikir tentang kebutuhan nutrisi pasien.
f. Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut
perlu dihindarkan karena dapat mengganggu pasien. Torres (1986) mencatat bahwa
Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk
menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara
berpikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan
lingkungannya. Surat Nightingale dan tulisannya tangannya menuntun perawat untuk bekerja
atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan pendidikan.Hal
paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik
keperawatan (marriner – tomey, 1994). Nightingale berpikir dan menggunakan proses
keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai informasi atau
fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
keamanan. Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien sehingga perlu diperhatikan.
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 6/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 7/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
BAB III
TINJAUAN KASUS
Faisal masuk rumah sakit dikarenakan menderita demam berdarah yang sudah sangat
parah. Sebelum masuk ke rumah sakit Faisal mengalami gejala seperti panas tinggi selama 3
hari, ia menduga itu hanya panas biasa dan hanya diberi obat dari apotek. Selama beberapa
hari panas yang dideritanya sempat turun, namun panas tubuhnya naik lagi disertai timbulnya
bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Faisal langsung dilarikan ke rumah sakit oleh orang
tuanya dan didiagnosa dokter menderita demam berdarah. Pada awalnya faisal bisa terkena
demam berdarah dikarenakan kondisi lingkungan tempat tinggalnya sangat tidak sehat. Di
rumahnya, terutama kamarnya dekat dengan selokan yang tersumbat oleh sampah selain itu
ventilasi dan pencahayaan sangat kurang, hal ini membuat suhu di kamarnya menjadi pengap
dan membuat nyamuk terutama nyamuk aedes aegepty dapat berkembang dengan pesat. Hal
ini diperparah dengan kebiasaanya yang tidak pernah merapikan tempat tidurnya sewaktu
bangun tidur. Demam berdarahnya dapat bertambah parah dikarenakan kurang tanggapnya
pihak keluarga saat mengetahui faisal panas tinggi selama tiga hari. Faisal juga mempunyai
pola makan yang tidak teratur ditambah dengan daya tahan tubuh yang lemah karena kurang
istirahat karena ia sibuk dengan organisasi di sekolah. Di rumah sakit Faisal mengalami
ketergantungan sebagian, maksudnya Faisal hanya bisa makan dan tidak bisa menjaga
kebersihan dirinya sendiri. Dengan kata lain Faisal hanya meminta bantuan perawat saat
mandi, itu pun di lakukan di atas ranjang, karena orang yang menderita demam berdarah
dilarang melakukan aktivitas berat, walaupun hanya turun dari ranjang. Karena aktivitas yang
berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh lagi dan membuat tubuhnya panas lagi yang
nantinya akan berakibat fatal terhadap kesehatannya sendiri.
sebagian ini adalah sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Dengan kemampuan
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 8/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
Faisal yang masih mampu memenuhi kebutuhan oksigenasi dan nutrisinya maka Faisal masih
dapat melakukan Self Care. Self Care itu sendiri merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu yang dilaksanakan oleh individu itu sendiri. Dalam kasus ini berarti Faisal telah
melakukan Self Care secara Universal ,dimana aktivitas sehari-hari dikelompokan ke dalam
kebutuhan dasar manusia. Yang dalam hal ini termasuk dalam kebutuhan fisiologis.
3. Ventilation
Pada kamar Faisal juga kurang adanya sirkulasi udara sehingga udara di kamar
Faisal pengap. Dengan itu seharusnya Faisal menambah ventilasi yang dilengkapi
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 9/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
dengan kawat nyamuk sehingga udara di kamarnya menjadi segar tetapi nyamuk tidak
bisa masuk ke dalam kamar.
4. Light
Dengan banyaknya ventilasi di kamar Faisal juga membuat Intensitas cahaya
yang masuk cukup akan mengurangi jumlah nyamuk, karena nyamuk lebih suka
dengan penerangan yang kurang.
5. Bedding
Faisal mempunyai kebiasaan yang tidak baik yaitu tidak pernah menata
kembali tempat tidurnya setelah bangun tidur padahal seharusnya tempat tidur harus
ditata rapi agar tidak menjadi sarang nyamuk, karena nyamuk suka dengan tempat-
tempat yang tidak rapi.
6. Drainage
Saluran air di dekat kamar Faisal yang tersumbat sampah sehingga aliran air
tidak lancar dan akan mengakibatkan genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.
3.3 Proses Keperawatan
Pengkajian
Data Subyektif : pasien gelisah,mual,tidak nafsu makan karena sakit saat
menelan,dan tubuh terasa lemah.
Data Obyektif : perdarahan bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah di
lengan dan kaki,epistaksis,perdarahan gusi dan muntah darah.
Berdasarkan uji Laboratorium yang telah dilakukan oleh Faisal di Rumah Sakit
didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38-40 derajat celsius ).
2. Perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri
punggung pada awal gejala.
3. Tampak bintik- bintik merah ketika diperiksa dengan metoda uji torniquet.
4. Terjadi pembesaran hati ( hepatomegali ).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
10
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 10/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
3
6. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/m dan terjadi peningkatan
hematokrit diatas 20 %.
7. Pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi.
8. Terjadinya melena ( buang air dengan kotoran berupa lendir yang bercampur
darah ).
9. Tampak bintik-bintik merah sebagai bentuk dari pecahnya pembuluh darah.
10. Demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan sakit pada sendi.
Diagnosa
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul,
seperti demam tinggi dan munculnya bintik-bintik merah di kulit. Namun, karena
11
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 11/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
Evaluasi
Dari implementasi tersebut dapat kita evaluasikan sebagai berikut :
Evaluasi Formatif
1. Dengan pemberian infus, pemberian nutrisi pasien menunjukan kondisi yang
mulai membaik ditandai dengan pasien mulai bisa melakukan kegiatan
toiletingnya sendiri
2. Dari pemberian kompres hangat respon yang diberikan oleh pasien adalah mulai
menurunya suhu tubuh pasien dan keadaannya tetap stabil (tidak mengalami
fluktuasi)
3. Setelah dilakukan pengambilan darah, didapatkan kadar trombosit dalam darah
3
mulai meningkat yaitu diatas 100.000/m
Evaluasi Sumatif
Dengan adanya Evaliasi Formatif yang menunjukkan keadaan pasien yang semakin
membaik maka pasien disarankan untuk rawat jalan atau pasien diperbolehkan untuk pulang.
12
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 12/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyakit yang menyerang Faisal banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
kebersihan, ventilasi, suhu pencahayaan, drainase dan lain-lain yang banyak dibahas dalam
teori Florence Nightingale. Jadi dalam pengaplikasian kedua teori ini. Teori Florence
Nightingale yang lebih dominan dibanding teori Dorothea Orem walaupun kedua teori itu
juga saling mempengaruhi terhadap perkembangan kesehatan Faisal. Jika salah satu dari
kedua teori tersebut tidak di terapakan, hal ini tentu akan menggangu kesehatan individu yang
bersangkutan.
Namun segala sesuatu tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan
kedua teori diatas, yaitu teori Florence Nightingale dan teori Dorothea Orem.
Teori Orem lebih mengacu pada kebersihan diri sendiri (Self Care) dan kurang
memperdulikan kebersihan lingkungannya. Sehingga individu cenderung egois karena lebih
mempedulikan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan apakah lingkungan tempat
tinggalnya sudah memenuhi kriteria kebersihan atau tidak.
Sedangkan pada teori Florence Nightingale lebih mengacu pada kebersihan
lingkungan dan kurang memperhatikan kebersihan dirinya sendiri. Hal ini membuat seakan-
akan individu tersebut tidak peduli dengan dirinya sendiri apakah sudah memenuhi kriteria
kebersihan atau belum dan lebih memperhatikan kebersihan lingkungannya.
13
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 13/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan Teori Florence N dan Teori Dorenthea
Orem saling berhubungan dan saling melengkapi. Bila salah satu komponen dari masing-
masing teori tidak terpenuhi maka individu yang menderita sakit akan bertambah parah
sakitnya. Hal tersebut dikarenakan teori Florence N lebih mengacu pada keadaan lingkungan
penderita sedangkan pada teori Doronthea Orem lebih mengacu kepada self care yang kedua
teori tersebut sangat mempengaruhi terhadap kesehatan individu.
Dari kasus diatas juga dapat disimpulkan bahwa teori yang paling dominan adalah
teori Florence Nightingale karena dalam kasus tersebut lebih banyak menekankan tentang
faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan Faisal.
5.2 SARAN
Pada pasien Demam Berdarah disarankan untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri
salah satunya dengan metode self care yang dikemukkan oleh Dorothea Orem. Selain
memperhatikan diri sendiri yang perlu mendapat perhatian khusus juga adalah lingkungan
sekitar kita yang juga berperan penting dalam peyebaran penyakit.
14
http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 14/14