Anda di halaman 1dari 14

5/17/2018 konsul1-slidepdf.

com

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam dunia keperawatan banyak teori-teori yang mendasari dan mengaplikasikan
beberapa pelaksanaan proses keperawatan. Salah satunya adalah teori Dorothe Orem dan
Florence Nightingale. Dari teori Orem dapat diaplikasikan bahwa proses keperawatan
dimulai dari diri sendiri atau Self Care. Dalam bentuk pelayanan keperawatan yang
dipandang sehingga pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan konsep sehat sakit.
Sedangkan teori Florence Nightingale lebih mengaplikasikan proses keperawatan itu
terhadap lingkungan. Dari konsep tersebut teori ini mempunyai fokus asuhan keperawatan
dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses yang merupakan upaya
awal untuk pemecahan masalah. Konsep lingkungan pada teori Nightingale lebih berorientasi
pada pemberian oksigen,ventilasi,pencahayaan,kebisingan,nutrisi,kebersihan,kelembapan dan
lain-lain.
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan secara mandiri untuk mengatur
kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem membagi bentuk teori Self Care
menjadi tiga bagian,yaitu Self Care, Self Care Defisit, dan  Nursing System. Kesimpulan dari
teori Orem adalah pada dasarnya manusia dapat merawat diri sendiri secara mandiri.
Prinsip yang dipegang oleh Florence Nightingale itu sendiri juga memegang peranan
penting baik dari segi eksternal maupun hal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme serta kemampuan dalam hal-hal yang menyebabkan terjadinya
penyakit,kecelakaan dan kematian. Nightingale hanya menggunakan istilah agar bisa
menggambarkan secara detail konsep tentang ventilasi,suhu,pencahayaan,diet dan kebisingan
yang merupakan komponen lingkungan. Nightingale menspesifikasikan komponen tersebut
agar dapat membaca situasi di berbagai kondisi.

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 1/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

1.2 Tujuan
1.  Untuk menambah pengetahuan tentang beberapa teori-teori keperawatan
2.  Untuk menerapakan Teori Dorothea Orem dan Teori Florence Nightingale dalam
proses keperawatan
3.  Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari kedua teori

1.3 Manfaat
1.  Memahami teori Doronthea Orem dan Florence Nightingale
2.  Mengembangkan pelayanan kesehatan berdasarkan teori Doronthea Orem dan
Florence Nightingale
3.  Mengembangkan pengetahuan tentang keilmuan keperawatan.

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 2/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

BAB II
TINJAUAN TEORI

Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk 


menguraikan dan menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan
dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan. Pandangan
model konsep teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan
diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup
pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat
beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan,
yang memiliki keyakinan yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan
dan keterampilan yang ada. Beberapa model konsep keperawatan tersebut antara lain:

2.1 Model konsep menurut Dorothea Orem


Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan model Self Care
memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan
tujuan mempertahankan kehidupan,kesehatan,kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan
sakit. Orem membagi bentuk-bentuk Self Care menjadi :
2.1.1 SELF CARE 
Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang
mempunyai kekuatan untuk dikembangkan, atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki
agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan
berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan self care digunakan untuk 
mengontrol atau meregulator factor internal dan eksternal yang mempengaruhi aktivitas
seseorang untuk berfungsi dan mengembangkan proses yang berkontribusi terhadap
kesejahteraannya.
2.1.2 SELF CARE DEFISIT 
Sel care deficit merupakan hubungan antara self care agency dan therapeutic self care
demand dari individu  –  individu yang kemampuan self carenya terbatas atau tidak dapat
memenuhi semua komponen therapeutic self care demand.

Self care deficit dapat berbentuk komplek atau parsial . Self care defisit komplek 
berarti tidak ada kapasitas untuk menemukan satu atau beberapa self care defisit partial

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 3/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

adalah keterbatasan kapasitas untuk menemukan satu atau beberapa self care requisite
melalui therapeutic self care demand.
2.1.3 NURSING SYSTEM 
Teori ini merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan
perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem
yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien,dan
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.
Di samping itu, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan
di antaranya :
a)  Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensantory System)
Merupakan tindakan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan
ketidakamampuannya dalam memenuhi kebutuhannya secara mandiri sehingga memerlukan
bantuan dalam pergerakan, ambulasi, mobilisasi.
Dilakukan pada pasien yang :
  Koma
  Sadar : fraktur vertebrae
  Pasien yang tidak dapat melakukan penilaian dan keputusan tentang
kebutuhannya sendiri
  Pasien RM
b)  Sistem Bantuan sebagian ( partially compensatory system )
Merupakan pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada
pasien yang memerlukan bantuan minimal
Contoh : Pasien pasca operasi abdomena butuh bantuan dalam ambulasi, perawatan
luka. Tetapi memiliki kemampuan dalam personal hygiene dan makan.
c)  Sistem suportif dan edukatif 
Merupakan sistem bantuan yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri.
Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi
dalam pengaturan kelahiran.
2.2 Model konsep menurut Florence Nightingale
Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan

perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya
awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Florence Nightingale

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 4/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat
dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres,
1986 ).
Nightingale mendefinisikan konsep secara tepat dan tidak memisahkan lingkungan pasien
dalam hal kondisi fisik, emosional dan aspek-aspek sosial. Dia mengasumsikan semua aspek 
tersebut termasuk dalam lingkungan. Isu yang spesifik diidentifikasi dan dijadikan landasan
untuk peningkatan dan membenarkan berbagai macam situasi contohnya, lingkungan pada
saat perang dan lingkungan rumah tangga.
Perhatian dia tentang kesehatan tidak hanya pada lingkungan rumah sakit tetapi juga
memperhatikan kondisi rumah pasien. Dia percaya bahwa area kesehatan diperlukan untuk 
meningkatkan pelayanan keperawatan.

Florence Nightingale mengungkapkan 5 komponen penting kesehatan lingkungan yaitu :


a.  Ventilasi
Ventilasi merupakan perhatian yang paling besar dari teori nightingale. Dasarnya adalah
ventilasi merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi
sumber penyakit dan dapat juga sebagai pemulihan penyakit.
b. Pencahayaan
Konsep pencahayaan juga penting dalam teori Nightingale, dia mengidentifikasi secara
langsung bahwa sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurut dia pencahayaan
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari
sinar matahari, perawat diinstruksikan untuk mengkondisikan agar pasien terpapar dengan
sinar matahari.
c.  Kebersihan
Kebersihan merupakan komponen penting yang lain dari teori lingkungan Florence
Nightingale. Lingkungan yang kotor seperti lantai, karpet, dinding dan sprei tempat tidur
merupakan sumber infeksi karena banyak mengandung mikroorganisme. Untuk mencegah
terjadinya kontaminasi dari lingkungan dia menganjurkan agar pasien mandi secara teratur,
demikian juga dengan perawat harus mandi secara teratur, mengganti baju dan mencuci
tangan secara teratur. Konsep ini tidak hanya untuk perawatan individual pasien tetapi juga
merupakan hal penting dalam meningkatkan status kesehatan bagi masyarakat miskin kelas

ekonomi bawah dan pada komunitas yang memiliki keterbatasan akses air bersih.

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 5/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

d. Suhu
Nightingale mendeskripsikan pengukuran temperatur tubuh melalui palpasi
ekstremitas dilakukan untuk mengkaji kehilangan panas, kemudian perawat
menginstruksikan memanipulasi lingkungan untuk memelihara ventilasi dan suhu tubuh
pasien dengan cara penghangatan, membuka jendela dan penempatan posisi pasien di
ruangan. Dalam konsep ini juga perlu dikaji tentang ketenangan lingkungan.
e. Makanan (diet)
Nightingale menginstruksikan perawat tidak hanya mengkaji pemasukan makanan
tetapi juga mengkaji jadwal makan dan pengaruh makanan terhadap pasien. Dia juga percaya
bahwa pasien dengan penyakit kronis dapat mengalami kelaparan, kematian untuk itu
perawat perlu berfikir tentang kebutuhan nutrisi pasien.
f. Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut
perlu dihindarkan karena dapat mengganggu pasien. Torres (1986) mencatat bahwa
Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk 
menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara
berpikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan
lingkungannya. Surat Nightingale dan tulisannya tangannya menuntun perawat untuk bekerja
atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan pendidikan.Hal
paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik 
keperawatan (marriner  –  tomey, 1994). Nightingale berpikir dan menggunakan proses
keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai informasi atau
fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
keamanan. Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik 
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien sehingga perlu diperhatikan.

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 6/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

Teori Nightingale memandang pasien dari segi lingkungan yang berbeda-beda,yaitu :


  Lingkungan fisik 
  Psikologis
  Sosial
  Individu dalam usaha perbaikannya saat menghadapi penyakit.
  Keperawatan adalah kondisi terbaik individu dalam mempengaruhi
lingkungan.
  Sehat atau Sakit merupakan proses perbaikan untuk kesehatan.
  Masyarakat atau lingkungan untuk mempengaruhi perkembangan kehidupan
individu.

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 7/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

BAB III
TINJAUAN KASUS

Faisal masuk rumah sakit dikarenakan menderita demam berdarah yang sudah sangat
parah. Sebelum masuk ke rumah sakit Faisal mengalami gejala seperti panas tinggi selama 3
hari, ia menduga itu hanya panas biasa dan hanya diberi obat dari apotek. Selama beberapa
hari panas yang dideritanya sempat turun, namun panas tubuhnya naik lagi disertai timbulnya
bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Faisal langsung dilarikan ke rumah sakit oleh orang
tuanya dan didiagnosa dokter menderita demam berdarah. Pada awalnya faisal bisa terkena
demam berdarah dikarenakan kondisi lingkungan tempat tinggalnya sangat tidak sehat. Di
rumahnya, terutama kamarnya dekat dengan selokan yang tersumbat oleh sampah selain itu
ventilasi dan pencahayaan sangat kurang, hal ini membuat suhu di kamarnya menjadi pengap
dan membuat nyamuk terutama nyamuk aedes aegepty dapat berkembang dengan pesat. Hal
ini diperparah dengan kebiasaanya yang tidak pernah merapikan tempat tidurnya sewaktu
bangun tidur. Demam berdarahnya dapat bertambah parah dikarenakan kurang tanggapnya
pihak keluarga saat mengetahui faisal panas tinggi selama tiga hari. Faisal juga mempunyai
pola makan yang tidak teratur ditambah dengan daya tahan tubuh yang lemah karena kurang
istirahat karena ia sibuk dengan organisasi di sekolah. Di rumah sakit Faisal mengalami
ketergantungan sebagian, maksudnya Faisal hanya bisa makan dan tidak bisa menjaga
kebersihan dirinya sendiri. Dengan kata lain Faisal hanya meminta bantuan perawat saat
mandi, itu pun di lakukan di atas ranjang, karena orang yang menderita demam berdarah
dilarang melakukan aktivitas berat, walaupun hanya turun dari ranjang. Karena aktivitas yang
berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh lagi dan membuat tubuhnya panas lagi yang
nantinya akan berakibat fatal terhadap kesehatannya sendiri.

3.1 Aplikasi Kasus menurut Teori Doronthea Orem


Saat di Rumah Sakit Faisal tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari (ADL) selain
dengan bantuan perawat. Dia hanya bisa makan tetapi kesulitan dalam melakukan kegiatan
yang behubungan dengan kebersihan dirinya sendiri seperti mandi,gosok gigi,dan cuci
tangan. Akan tetapi Faisal masih dapat memenuhi kebutuhan dasarnya seperti Oksigenasi dan
nutrisi. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa Faisal menganut sistem
ketergantungan sebagian (Partially Compensatory System). Dimana sistem ketergantungan

sebagian ini adalah sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Dengan kemampuan

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 8/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

Faisal yang masih mampu memenuhi kebutuhan oksigenasi dan nutrisinya maka Faisal masih
dapat melakukan Self Care. Self Care itu sendiri merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu yang dilaksanakan oleh individu itu sendiri. Dalam kasus ini berarti Faisal telah
melakukan Self Care secara Universal ,dimana aktivitas sehari-hari dikelompokan ke dalam
kebutuhan dasar manusia. Yang dalam hal ini termasuk dalam kebutuhan fisiologis.

3.2 Aplikasi Kasus Menurut Teori Florence Nightingale


Aplikasi Teori Lingkungan:
1.  Cleanliness
Pada kasus Faisal kurang memperhatikan kebersihan lingkungan terbukti Faisal
membiarkan sampah yang berada di selokan dekat kamarnya tetap menyumbat aliran
air sehingga nyamuk yang berkembang biak di selokan tersebut masuk dan bersarang
di kamarnya dan menyerang tubuhnya.
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai contoh:
• Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
• Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
• Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
• Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan
lain sebagainya.
2.  Kimiawi
Faisal juga tidak pernah memikirkan bagaimana caranya membasmi nyamuk 
yang bersarang di selokan depan kamarnya. Padahal jika diteliti lagi masih banyak 
cara untuk menanggulangi nyamuk aeedes aegepty, di antaranya :
• Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
• Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

3. Ventilation

Pada kamar Faisal juga kurang adanya sirkulasi udara sehingga udara di kamar
Faisal pengap. Dengan itu seharusnya Faisal menambah ventilasi yang dilengkapi

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 9/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

dengan kawat nyamuk sehingga udara di kamarnya menjadi segar tetapi nyamuk tidak 
bisa masuk ke dalam kamar.

4. Light
Dengan banyaknya ventilasi di kamar Faisal juga membuat Intensitas cahaya
yang masuk cukup akan mengurangi jumlah nyamuk, karena nyamuk lebih suka
dengan penerangan yang kurang.

5. Bedding
Faisal mempunyai kebiasaan yang tidak baik yaitu tidak pernah menata
kembali tempat tidurnya setelah bangun tidur padahal seharusnya tempat tidur harus
ditata rapi agar tidak menjadi sarang nyamuk, karena nyamuk suka dengan tempat-
tempat yang tidak rapi.

6. Drainage
Saluran air di dekat kamar Faisal yang tersumbat sampah sehingga aliran air
tidak lancar dan akan mengakibatkan genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.

3.3 Proses Keperawatan
  Pengkajian
Data Subyektif : pasien gelisah,mual,tidak nafsu makan karena sakit saat
menelan,dan tubuh terasa lemah.
Data Obyektif : perdarahan bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah di
lengan dan kaki,epistaksis,perdarahan gusi dan muntah darah.
Berdasarkan uji Laboratorium yang telah dilakukan oleh Faisal di Rumah Sakit
didapatkan hasil sebagai berikut :
1.  Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38-40 derajat celsius ).
2.  Perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri
punggung pada awal gejala.
3.  Tampak bintik- bintik merah ketika diperiksa dengan metoda uji torniquet.
4.  Terjadi pembesaran hati ( hepatomegali ).
5.  Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

10

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 10/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com


6.  Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/m dan terjadi peningkatan

hematokrit diatas 20 %.
7.  Pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi.

8.  Terjadinya melena ( buang air dengan kotoran berupa lendir yang bercampur
darah ).
9.  Tampak bintik-bintik merah sebagai bentuk dari pecahnya pembuluh darah.
10. Demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan sakit pada sendi.
  Diagnosa
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul,
seperti demam tinggi dan munculnya bintik-bintik merah di kulit. Namun, karena

gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit


malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya pekerja medis atau
dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien
untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk 
mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai
 
uji laboratorium. Beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi
untuk mengetahui ada tidaknya antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien,
menghitung titer antibodi terhadap virus dengue, dan penghitungan sel darah
lengkap (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit). Selain itu, uji
laboratorium lain yang dapat dilakukan adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji elisa,
dan reaksi berantai polimerasi reverse transcriptase untuk mendeteksi
antigen,antibodi, atau asam nukleat spesifik terhadap virus dengue. Uji-uji
tersebut dapat memakan waktu beberapa hari.  
  Implementasi
Dari kasus yang Faisal alami,kita dapat melakukan tindakan sebagai berikut :
1.  Pemberian Infus dan beri makan sesuai dengan kebutuhan.
2.  Observasi tanda vital tiap tiga jam sekali.
3.  Pengambilan darah untuk memantau kadar Trombosit dalam darah tiap jam-
 jam tertentu.
4.  Melakukan kompres hangat yang bertujuan mempercepat terjadinya
penguapan sehingga mempercepat turunnya suhu tubuh.

11

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 11/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

  Evaluasi
Dari implementasi tersebut dapat kita evaluasikan sebagai berikut :
  Evaluasi Formatif 
 
1. Dengan pemberian infus, pemberian nutrisi pasien menunjukan kondisi yang
mulai membaik ditandai dengan pasien mulai bisa melakukan kegiatan
toiletingnya sendiri
2.  Dari pemberian kompres hangat respon yang diberikan oleh pasien adalah mulai
menurunya suhu tubuh pasien dan keadaannya tetap stabil (tidak mengalami
fluktuasi)
3.  Setelah dilakukan pengambilan darah, didapatkan kadar trombosit dalam darah
3
mulai meningkat yaitu diatas 100.000/m  
  Evaluasi Sumatif 
Dengan adanya Evaliasi Formatif yang menunjukkan keadaan pasien yang semakin
membaik maka pasien disarankan untuk rawat jalan atau pasien diperbolehkan untuk pulang.

12

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 12/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

BAB IV
PEMBAHASAN

Penyakit yang menyerang Faisal banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
kebersihan, ventilasi, suhu pencahayaan, drainase dan lain-lain yang banyak dibahas dalam
teori Florence Nightingale. Jadi dalam pengaplikasian kedua teori ini. Teori Florence
Nightingale yang lebih dominan dibanding teori Dorothea Orem walaupun kedua teori itu
 juga saling mempengaruhi terhadap perkembangan kesehatan Faisal. Jika salah satu dari
kedua teori tersebut tidak di terapakan, hal ini tentu akan menggangu kesehatan individu yang
bersangkutan.
Namun segala sesuatu tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan
kedua teori diatas, yaitu teori Florence Nightingale dan teori Dorothea Orem.
Teori Orem lebih mengacu pada kebersihan diri sendiri (Self Care) dan kurang
memperdulikan kebersihan lingkungannya. Sehingga individu cenderung egois karena lebih
mempedulikan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan apakah lingkungan tempat
tinggalnya sudah memenuhi kriteria kebersihan atau tidak.
Sedangkan pada teori Florence Nightingale lebih mengacu pada kebersihan
lingkungan dan kurang memperhatikan kebersihan dirinya sendiri. Hal ini membuat seakan-
akan individu tersebut tidak peduli dengan dirinya sendiri apakah sudah memenuhi kriteria
kebersihan atau belum dan lebih memperhatikan kebersihan lingkungannya.

13

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 13/14
5/17/2018 konsul1-slidepdf.com

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan Teori Florence N dan Teori Dorenthea
Orem saling berhubungan dan saling melengkapi. Bila salah satu komponen dari masing-
masing teori tidak terpenuhi maka individu yang menderita sakit akan bertambah parah
sakitnya. Hal tersebut dikarenakan teori Florence N lebih mengacu pada keadaan lingkungan
penderita sedangkan pada teori Doronthea Orem lebih mengacu kepada self care yang kedua
teori tersebut sangat mempengaruhi terhadap kesehatan individu.
Dari kasus diatas juga dapat disimpulkan bahwa teori yang paling dominan adalah
teori Florence Nightingale karena dalam kasus tersebut lebih banyak menekankan tentang
faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan Faisal.
5.2 SARAN
Pada pasien Demam Berdarah disarankan untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri
salah satunya dengan metode self care yang dikemukkan oleh Dorothea Orem. Selain
memperhatikan diri sendiri yang perlu mendapat perhatian khusus juga adalah lingkungan
sekitar kita yang juga berperan penting dalam peyebaran penyakit.

14

http://slidepdf.com/reader/full/konsul-1 14/14

Anda mungkin juga menyukai