Menurut (Wahid, 2013) pola fungsi kesehatan pada fraktur femur sebagai berikut : a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Biasanya partisipan akan mengalami perubahan atau gangguan pada personal hygiene, misalnya kebiasaan mandi terganggu karena geraknya terbatas, rasa tidak nyaman, ganti pakaian, BAB dan BAK memerlukan bantuan oranglain, merasa takut akan mengalami kecacatan dan merasa cemas dalam menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulang karena kurangnya pengetahuan b. Pola nutrisi Pasien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang dan biasanya pada partisipan yang mengalami fraktur bisa mengalami penurunan nafsu makan bisa juga tidak ada perubahan c. Pola eliminasi Untuk kasus fraktur femur biasanya tidak ada gangguan pada eliminasi, tetapi walaupun begitu perlu juga kaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi kepekatannya, warna, bau dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak d. Pola istirahat dan tidur Semua pasien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur pasien. Selain itu juga pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan , kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur e. Pola aktivitas Biasanya pada pasien fraktur femur timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang lain f. Pola hubungan dan peran Pasien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karna klien harus menjalani rawat inap g. Pola persepsi dan konsep diri Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakkuatan akan kecacatan akan frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah h. Pola sensori dan kognitif Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedangkan pada indera yang lain tidak timbul gangguan. Begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur i. Pola reproduksi seksual Dampak pada pasien fraktur femur, yaitu pasien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak, lama perkawinannya j. Pola penanggulangan stress Pada pasien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidaktakutan timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif k. Pola tata nilai dan kepercayaan Untuk pasien fraktur femur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien