Anda di halaman 1dari 12

ORGANISASI PERGERAKAN MASA

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

DIBUAT

Nama : Heni Silvia Resti


Sindi Veronica Anugrahni
Sinta Hanriani

Kelas : XI IPA 2

Studi : Sejarah Indonesia


1. Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
a. Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk perkumpulan
Gerakan Tiga A pada tanggal 29 Maret 1942.
Semboyan Gerakan Tiga A :
1. Nippon Cahaya Asia
2. Nippon Pelindung Asia
3. Nippon Pemimpin Asia

Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A, bagian propaganda Jepang (sedenbu) telah


menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa Barat yaitu Mr. Syamsuddin sebagai ketu
dengan dibantu beberapa tokoh seperti K. Sultan Pamuncak dan Moh. Saleh.

Jepang berusaha agar perkumpulan ini menjadi wadah propaganda yang efektif
Oleh karena itu, di berbagai daerah dibentuk komite-komite
Sejak bulan Mei 1942, perhimpunan itu mulai diperkenalkan
kepada masyarakat melalui media massa. Di dalam Gerakan
Tiga A juga dibentuk subseksi Islam yang disebut “Persiapan
Persatuan Umat Islam”.Subseksi Islam dipimpin oleh
Abikusno Cokrosuyoso.

Ternyata, sekalipun dengan berbagai upaya, Gerakan Tiga A ini kurang mendapa
simpati dari rakyat.Gerakan Tiga A hanya berumur beberapa bulan saja.Jepang
menilai perhimpunan itu tidak efektif.Bulan Desember 1942 Gerakan Tiga A
dinyatakan gagal.

b. Pusat Tenaga Rakyat


Setelah kegagalan Gerakan Tiga A, Jepang
berusah mengajak tokoh pergerakan nasional untuk
melakukan kerjasama.Jepang kemudian mendirikan
organisasi Pemuda Asia Raya dibawah pimpinan
Sukardjo Wiryopranoto.Organisasi ini dibubarkan
Jepang karena tidak mendapat sambutan rakyat.
Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak seperti awal kedatangannya.Ha
ini mungkin terjadi karena sikap Jepang yang berubah.Jepang mulai melarang
pengibaran bendera Merah Putih dan yang boleh dikibarkan hanya bendera Hanomaru
serta mengganti Lagu Indonesia Raya dengan Lagu Kimigayo.Jepang mula
membiasakan mengganti kata-kata Banzai (selamat datang) dengan Bakero
(bodoh).Masyarakat mulai tidak simpati terhadap Jepang.“Saudara Tua” tidak sepert
yang mereka janjikan.
Sementara perkembangan perang Asia Timur Raya mulai tidak menggembirakan
Kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran telah menimbulkan rasa tidak
percaya diri dari rakyat. Oleh karena itu, Jepang harus segera memulihkan keadaan
Jepang harus dapat bekerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka, yaitu
Sukarno dan Moh. Hatta.Karena Sukarno masih ditahan di Padang oleh pemerintah
Hindia-Belanda, maka segera dibebaskan oleh Jepang.Tanggal 9 Juli 1942 Sukarno
sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh. Hatta.
Jepang berusaha untuk menggerakkan seluruh rakyat melalui tokoh-tokoh
nasionalis. Jepang ingin membentuk organisasi massa yang dapat bekerja untuk
menggerakkan rakyat. Bulan Desember 1942 dibentuk panitia persiapan untuk
membentuk sebuah organisasi massa. Kemudian Sukarno, Hatta, K.H. Mas Mansur
dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru. Gerakan itu diber
namaPusat Tenaga Rakyat (Putera) di bentuk tanggal 16 April 1943.Merek
kemudian disebut empat serangkai.Sebagai ketua panitia adalah Sukarno.Tujuan
Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang
telah dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan
segala potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang
Disamping tugas di bidang propaganda, Putera juga bertugas untuk memperbaik
bidang social ekonomi.
Menurut struktur organisasinya, Putera memiliki pimpinan pusat (empat serangkai
dan pimpinan daerah.Pimpinan daerah dibagi sesuai tingkat daerah, yakni tingkat syu
ken, dan gun.Putera juga mempunyai beberapa penasihat yang berasal dari orang
orang Jepang.Mereka adalah S. Miyoshi, G. Taniguci, Iciro Yamasaki, dan Akiyama.
Putera pada awal berdirinya, cepat mendapat sambutan dari organisasi massa yang
ada. Misalnya dari Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pegawai Pos Menengah
Pegawai Pos Telegraf Telepon, dan Radio,serta Pengurus Besar Istri Indonesi
dibawah pimpinan Maria Ulfah Santoso.Dari kalangan pemuda mendapat sambutan
dari Organisasi Barisan Benteng dan dari pelajar terdapat sambutan dari Organisas
Badan Perantaraan Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia juga bergabung k
dalam Putera.
Putera pun berkembang dan bertambah kuat.Sekalipun di tingkat daerah tidak
berkembang baik, namun Putera telah berhasil mempersiapkan rakyat secara menta
bagi kemerdekaan Indonesia. Melalui rapat-rapat dan media massa, pengaruh Puter
semakin meluas. Perkembangan Putera akhirnya menimbulkan kekhawatiran di pihak
Jepang. Oleh karena, Putera telah dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin nasionali
untuk mempersiapkan kea rah kemerdekaan, tidak digunakan sebagai usah
menggerakkan massa untuk membantu Jepang, maka pada tahun 1944 Puter
dinyatakan bubar oleh Jepang.
c. MIAI dan Masyumi

Setelah Jepang berkuasa di Indonesia, semua partai politik


yang pernah berkembang sebelumnya dilarang.Akan tetapi, MIA
(Majelis Islam A’la Indonesia) yang lahir pada tahun 1937 itu
kemudian diizinkan berkembang. Hal itu bertujuan untuk memika
hati orang islam yang merupakan warga mayoritas di Indonesia. MIAI merupakan
organisasi yang sangat penting waktu itu.
1. Tujuan yang dikembangkan MIAI, antara lain sebagai berikut :
a) Membangun umat Islam yang mampu menciptakan perdamaian dan
kesejahteraan rakyat.
b) Membantu Jepang dan bekerja untuk Asia Raya.
2. Program-program MIAI, antara lain :
a) Mendirikan Universitas Islam
b) Membentuk baitulmal
MIAI berkembang pesat ke berbagai daerah.Dengan adanya baitulmal, MIAI menjad
makin kuat.Sikap politiknya sebagai organisasi perjuangan makin jelas.Tokoh uma
Islam di MIAI mulai berani menanyakan nasib Indonesia dibawah pendudukan
Jepang.Para pemimpin Islam dengan tegas menolak
melakukan seikerei (membungkukan badan seperti orang Islam rukuk, tetapi untuk
menghormati kaisar Jepang).Para pemimpin Islam juga menentang larangan
penggunaan bahasa Arab karena tidak sesuai dengan harapan Jepang, pada tanggal 24
Oktober 1943, MIAI dibubarkan.Jepang kemudian mengizinkan berdirinya parta
baru, yakni Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).Ketua Masyumi saat itu
adalah Hasyim Asyari dan wakilnya adalah Kyai Haji Mas Mansyur dan Wachid
Hasyim. Masyumi juga cepat berkembang.Di setiap karesidenan didirikan caban
Masyumi.
Masyumi pada zaman pendudukan Jepang belum menjadi partai namun merupakan
federasi dari empat organisasi Islam yang diizinkan pada masa itu, yaitu Nahdlatu
Ulama (NU), Muhammadiyah,Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam
Indonesia. Setelah menjadi partai, Masyumi mendirikan surat kabar harian Abadi pad
tahun 1947.
Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi massa Islam yang sanga
berperan dalam pembentukan Masyumi. Tokoh NU, KH Hasyim Asy'arie, terpilih
sebagai pimpinan tertinggi Masyumi pada saat itu. Tokoh-tokoh NU lainnya banyak
yang duduk dalam kepengurusan Masyumi dan karenanya keterlibatan NU dalam
masalah politik menjadi sulit dihindari.
Nahdlatul Ulama kemudian ke luar dari Masyumi melalui sura
keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada tanggal 5 April 1952 akiba
adanya pergesekan politik di antara kaum intelektual Masyumi yang ingin
melokalisasi para kiai NU pada persoalan agama saja.

Hubungan antara Muhammadiyah dengan Masyumi pun mengalami pasang-suru


secara politis dan sempat merenggang pada Pemilu 1955. Muhammadiyah pun
melepaskan keanggotaan istimewanya pada Masyumi menjelang pembubaran
Masyumi pada tahun 1960.

Masyumi pada akhirnya dibubarkan oleh Presiden Soekarno pad


tahun 1960 dikarenakan tokoh-tokohnya dicurigai terlibat dalam gerakan
pemberontakan dari dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

d. Jawa Hokokai
Jenderal Kumakichi Harada membentuk
organisasi baru yang disebut Jawa Hokokaipad
tanggal 1 Januari 1944.Berbeda dengan Putera
didalam organisasi Jawa Hokokai ini pimpinan
langsung dipegang oleh Gunseikan (Pimpinan
Panglima Perang di Jawa).Ir. Sukarno diangkat sebagai penasihat.
Bidang kegiatan Jawa Hokokai adalah guru, kewanitaan dan kesenian. Tuga
Jawa Hokokai adalah mengerahkan tenaga rakyat secara paksa untuk mengumpulkan
padi, permata, besi tua, serta menanam jarak untuk kepentingan perang.
Dari segi kepentingan Jepang, Jawa Hokokai telah menjalankan tugas pengerahan
tenaga dan pengumpulan hasil bumi.Kalau dilihat dari segi kepentingan perjuangan
bangsa Indonesia peran Jawa Hokokai agak terbatas. Namun, bagaimanapun juga Ir
Sukarno yang duduk sebagai penasihat tetap berupaya membantu perjuangan
rakyatnya.Apalagi setelah dibentuk Barisan Pelopor (bagian Jawa Hokokai), par
pemimpin kita melalui pidato-pidatonya membakar semangat rakyat.
2. Organisasi-organisasi Militer dan Semimiliter
a. Pengerahan Tenaga Pemuda
Kelompok pemuda memegang peranan penting di Indonesia.Menurut penilaian
Jepang, pemuda yang tinggal di pedesaan, belum terpengaruh oleh buday
barat.Mereka secara fisik kuat, semangat, dan pemberani.Maka perlu dikerahkan
untuk membantu posisi Jepang dalam menghadapi perang.Dari pertimbangan itu
maka para pemuda dijadikan sasaran utama bagi propaganda Jepang. Dengan
“Gerakan 3A” serta semboyan Jepang, Indonesia sama saja, Jepang saudara tua
tampaknya cukup menarik bagi kalangan pemuda. Pernyataan Jepang tentang
persamaan dinilai sebagai suatu perubahan keadaan di masa Belanda yang begitu
diskriminatif.
Sebelum secara resmi Jepang membentuk organisasi semimiliter, Jepang telah
melatih para pemuda agar disiplin, punya semangat juang tinggi (seishin), dan berjiw
ksatria (bushido) yang tinggi. Salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai tersebu
adalah dengan pendidikan (baik umum maupun khusus). Pendidikan umum sepert
sekolah rakyat dan sekolah menengah.Pendidikan khusus adalah latihan-latihan yang
diadakan oleh Jepang, antara lain BPAR (Bina Pemuda Asia Raya) untuk
menanamkan semangat Jepang dan diadakan di Jakarta.Kemudian di daerah-daerah
dibentuk Komite Penginsyafan Pemuda, yang anggotanya terdiri atas unsure-unsu
kepanduan.
BPAR tingkat pusat diresmikan tanggal 11 Juni 1942 dengan pimpinan dr
Slamet Sudibyo dan S.A. Saleh. Program latihan di BPAR diadakan dalam jangk
waktu tiga bulan dan jumlah peserta tidak dibatasi.
Selain BPAR Jepang juga membentuk San A Seinen Kutensho dibawah
Gerakan Tiga A, yang diprakarsai H. Shimuzu dan Wakabayashi. Latihanny
diadakan satu setengah bulan dan bersifat khusus, yakni ditujukan kepada par
pemuda yang sudah pernah aktif dalam organisasi.Latihannya berkaitan dengan
kedisiplinan, semangat, memasak, merawat rumah, berkebun, dan diajarkan bahas
Jepang.
Meskipun telah dibentukSan A Seinen Kutensho, perkumpulan kepanduan jug
masih diadakan, misalnya “Perkemahan Kepanduan Indonesia” yamg diadakan d
Jakarta. Gerakan kepanduan merupakan wadah yang cukup baik untuk membina kade
yang penuh semangat dan tidak disiplin.
b. Organisasi Semimiliter
1) Seinendan
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14
22 tahun.Pada awalnya, anggota Seinendan 3.500 orang pemuda dari seluruh
Jawa.Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk mendidik dan melatih par
pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan
kekuatan sendiri. Bagi Jwpang, untuk mendapatkan tenaga cadangan gun
memperkuat usaha mencapai kemenangan dalam perang Asia Timur Raya
perlu diadakannya pengerahan kekuatan pemuda. Oleh karena itu, Jepang
melatih para pemuda atau para remaja melalui organisasi Seinendan.Dalam ha
ini Seinendan difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan gari
belakang.
Pengkordinasian kegiatan Seinendan ini diserahkan kepada pengusah
setempat.Misalnya di daerah tingkat syu, ketuanya syucokan sendiri. Begitu
juga daerah ken, ketuanya kenco sendiri dan seterusnya. Untuk memperbanyak
jumlah Seinendan, Jepang juga menggerakkan Seinendan bagian putri yang
disebut Josyi Seinendan.Sampai pada masa akhir pendudukan Jepang, jumlah
Seinendan itu mencapai sekitar 500.000 pemuda. Tokoh-tokoh Indonesia yang
pernah menjadi anggota Seinendan antara lain Sukarni dan Latif Hendraningrat
2) Keibodan
Keibodan (Korps Kewaspadaan) merupakan organisasi semimiliter yang
anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun.Ketentuan utam
untuk dapat masuk Keibodan adalah mereka yang berbadan sehat dan
berkelakuan baik.Apabila dilihat dari usianya, para anggota keibodan sudah
lebih matang dan siap untuk membantu Jepang dalam keamanan dan
ketertiban.Pembentukan keibodan ini memang dimaksudkan untuk membantu
tugas polisi, misalnya menjaga lalu lintas dan pengamanan desa.Untuk itu
anggota keibodan juga dilatih kemiliteran.Pembina Keibodan adalah
Departemen Kepolisian (Keimubu) dan di daerah syu (shu) dibina oleh Bagian
Kepolisian (Keisatsubu).Di kalangan orang-orang Cina juga dibentuk Keibodan
yang dinamakan Kakyo Keibotai.
Organisasi Seinendan dan keibodan dibentuk di daerah-daerah seluruh
Indonesia, meskipun namanya berbeda-beda.Jumlah anggota Seinendan
diperkirakan mencapai dua juta orang dan keibodan mencapai sekitar satu jut
amggota.
3) Barisan Pelopor
Pada pertengahan tahun diadakan rapat Chuo-Sang-In (Dewan Pertimbangan
Pusat). Salah satu keputusan rapat tersebut adalah merumuskan cara untuk
menumbuhkan ke insyafan dan kesadaran yang mendalam dikalangan rakya
untuk memenuhi kewajiban dan membangun persaudaraan untuk seluruh rakya
dalam rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan musuh. Sebaga
wujud kongkret dari kesimpulan rapat tersebut, tanggal 1 November 1944
Jepang membentuk Barisan Pelopor.Melalui organisasi ini diharapkan adany
kesadaran rakyat untuk berkembang sehingga siap untuk membantu Jepang
dalam mempertahankan Indonesia.Pemimpinnya adalah seorang nasionalis
yaitu Ir. Soekarno yang dibantu oleh R.P. Suroso, Otto Iskandardinata, dan
Buntaran Martoatmojo.
Barisan Pelopor berkembang di perkotaan.Organisasi ini mengadakan
pelatihan militer bagi para pemuda, meskipun hanya menggunakan peralatan
yang sederhana. Mereka juga dilatih untuk menggerakkan massa, memperkua
pertahanan, dan hal- hal lain yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.
Barisan Pelopor dibawah naungan Jawa Hokokai, anggotanya mencapa
60.000 orang.Di dalam Barisan Pelopor ini dibentuk Barisan Pelopor Istimew
yang anggotanya dipilih dari asrama-asrama pemuda yang terkenal. Anggot
Barisan Pelopor Istimewa berjumlah 100 orang, diantaranya ada Supeno, D.N
Aidit, Johar Nur, dan Asmara Hadi. Ketua Barisan Pelopor Istimewa adalah
Sudiro. Dengan adanya Barisan Pelopor ini, semangat nasionalisme dan ras
persaudaraan di lingkungan rakyat Indonesia menjadi berkobar.
4) Hizbullah
Hizbullah adalah organisasi Politik dan Paramiliter dar
kelompok Islam Syiah didirikan pada tahun 1982 yang berbasis di Libanon
mempunyai pengaruh besar dalam politik Libanon dengan memberikan
pelayanan sosial, mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, membuka daerah
pertanian serta perlayanan lainnya untuk ribuan warga Shia'a Libanon da
dianggap sebagai cermin gerakan perlawanan di bagian besar dunia Arab dan
Muslim dunia. Namun, kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris oleh
Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia.
Pada tanggal 15 Desember 1944, di Indonesia berdiri pasukan sukarelawan
pemuda Islam yang dinamakan Hizbullah (tentara Allah) yang dalam istilah
Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai. Hizbullah mempunyai tuga
pkok, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program, antara lain :
 melatih diri, jasmani maupun rohani dengan segiat-giatnya.

 membantu tentara Dai Nippon.


 menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh.
 menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.
2. Sebagai pemuda Islam dengan tugas dan program, antara lain : menyiarkan
agama Islam, memimpin umat Islam agar taat menjalankan agama Islam, dan
membela agama dan umat Islam Indonesia.
3. Organisasi Militer
a. Heiho

Heiho (pasukan pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung


ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun
Angkatan Laut. Syarat untuk menjadi heiho, yaitu :

1. Berumur 18-25 tahun


2. Berbadan sehat
3. Berkelakuan baik
4. Berpendidikan minimal SD
Kegiatan heiho, yaitu :
1. Membangun kubu-kubu pertahanan
2. Menjaga kamp tahanan
3. Membantu tentara Jepang di medan perang.

Sebagai contoh banyak anggota heiho yang


ikut perang melawan tentara Serikat di Kalimantan
Irian, dan sampai ke Birma.
Kesatuan Heiho merupakan bagian integra
dari pasukan Jepang.Mereka sudah dibagi bag
menurut kompi dan dimasukkan ke kesatuan Heiho
menurut daerahnya. Di Jawa menjadi bagian
Tentara ke-16 dan di Sumatra menjadi Tentara ke-25
Sejak berdiri sampai akhir pendudukan Jepang, diperkirakan jumlah anggota Heiho
mencapai sekitar 42.000 orang dan sebagian besar sekitar 25.000 berasal dar
Jawa.Namun dari sekian banyak anggota Heiho tak seorangpun berpangkat perwir
karena pangkat perwira hanya untuk orang Jepang.
b. Peta

Jepang berusaha agar Indonesia dapat dipertahankan dari serangan Sekutu.Heih


sebagai pasukan yang terintegrasi dengan pasukan Jepang masih dipandang belum
memadai.Jepang masih berusaha agar ada pasukan yang secara konkre
mempertahankan Indonesia. Oleh karena itu, Jepang membentuk pasukan untuk
mempertahankan tanah air Indonesia yang disebut Pasukan Pembela Tanah Air (Peta)
Peta adalah organisasi militer.Karen
itu, para anggota Peta juga mendapatkan
latihan kemiliteran.Mula-mula yang
ditugasi untuk melatih anggota Pet
adalah seksi khusus dari bagian intelijen
yang disebut Tokubetsu Han,sebelum ad
perintah pembentukan Peta, bagian Tokuhetsu Han sudah melatih para pemud
Indonesia untuk tugas intelijen yang dipimpin oleh Yanagawa.
Latihan ini kemudian berkembang secara sistematis dan
terprogram.Penyelenggaraannya berada di dalam Seinen Dojo (Panti Latihan Pemuda
yang terletak di Tangerang.Mula-mula anggota yang dilatih hanya 40 orang dar
seluruh Jawa. Pada akhir latihan angkatan ke-2 di Seinen Dojo, keluar perintah dar
Panglima tentara Jepang Letnan Jenderal Kumaikici Harada untuk membentuk
Tentara “Pembela Tanah Air”(Peta). Gatot Mangkuprojo lalu diminta untuk
mengajukan rencana pembentukan organisasi Tentara Pembela Tanah Air. Akhirnya
pada tanggal 3 Oktober 1943 secara resmi berdirilah Peta, berdasarkan peraturan
pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seinendan, nomor 44. Berdirinya Pet
ternyata mendapat sambutan hangat di kalangan pemuda.Banyak di antara par
pemuda yang tergabung dalam Seinendan mendaftarkan diri menjadi anggota Peta.

Peta sudah mengenal adanya pangkat yang berbeda-beda dalam organisasi, yaitu:

1. daidanco (komandan batalion) dipilih dari kalangan tokoh-tokoh masyaraka


atau orang-orang yang terkemuka, misalnya pegawai pemerintah, pemimpin
agama, politikus, dan penegak hukum
2. cudanco (komandan kompi) dari mereka yang sudah bekerja, tetapi pangkatny
masih rendah, misalnya guru-guru sekolah
3. shodanco (komandan peleton) dipilih dari kalangan pelajar sekolah lanjutan
4. bundanco (komandan regu) Pemuda yang bernah bersekolah dasar
5. giyuhei (prajurit sukarela) dipilih dari para pemuda yang belum pernah
bersekolah tingkat dasar.
Untuk mencapai tingkat perwira Peta, para anggota harus mengikuti pendidikan
khusus. Pertama kali pendidikan itu dilaksanakan di Bogor dalam lembaga pelatihan
yang diberi nama Korps Latihan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air d
Jawa (Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyoikutai). Setelah itu mereka ditempatkan d
berbagai daidan (batalion) yang tersebar di Jawa, Madura, dan Bali.Menurut struktu
organisasi kemiliteran, Peta tidak secara resmi ditempatkan pada struktur organisas
tentara Jepang, hal ini memang berbeda dengan Heiho.Peta dimaksudkan sebaga
pasukan gerilya yang membantu melawan apabila sewaktu-waktu terjadi serangan dar
pihak musuh. Jelasnya, Peta bertugas membela dan mempertahankan tanah ai
Indonesia dari serangan Sekutu. Dalam kedudukannya di struktur oraganisasi milite
Jepang, Peta memiliki kedudukan yang lebih bebas/fleksibel dan dalam ha
kepangkatan ada orang Indonesia yang sampai mencapai perwira. Oleh karena itu
banyak di antara berbagai lapisan masyarakat yang tertarik untuk menjadi anggot
Peta.Sampai akhir pendudukan Jepang, anggota Peta ada sekitar 37.000 orang di Jaw
dan sekitar 20.000 orang di Sumatra. Di Sumatra namanya lebih terkenal dengan
Giyugun (prajurit-prajurit sukarela). Orang-orang Peta inilah yang akan banyak
berperan di bidang ketentaraan di masa-masa berikutnya. Beberapa tokoh terkenal d
dalam Peta, antara lain Supriyadi dan Sudirman.

Dengan terbentuknya PETA membuat para anggotanya kecewa karena Jepang


yang selalu berjanji untuk membuat masa depan yang lebih cerah, tinggi namun hany
membuat rakyat Indonesia hanya menderita. Dengan kondisi ini kemudian terjad
pemberontakan pada 14 februari 1945 dengan di pimpin oleh Supriyadi.Namun pad
tanggal 18 agustus 1945, tentara Daidan Jepang untuk menyerah dengan memberikan
senjata, dan esoknya Jepang meninggalkan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai